"I don't know"

Disclaimer : Masashi kishimoto-sensei

Genre : Romance

Suara ramai akibat ketidakhadiran guru di kelas juga ternyata terjadi di kelas unggulan ini, kelas akselerasi. Setelah melewati 8 hari penuh siksaan karena ujian semester, siswa dan siswi kelas itu pun bergembira. Namun, jangan harap mereka dapat merasakan liburan setelah ujian, karena memang tak pernah ada liburan bagi kelas ini. Maklumlah kelas khusus. Mereka hanya diberi kelonggaran selama 4 hari untuk lepas dari buku, itu pun jika mereka tidak terkena remidi.

Tawaran dari guru matematika mereka, Iruka-sensei segera disambut meriah oleh seisi kelas. Tawaran untuk melewatkan jam pelajarannya dan membiarkankan hari itu jam kosong. Semua siswa segera kembali melakukan aktivitas yang mereka lakukan sebelum Iruka-semsei dating. Ada yang sibuk dengan laptopnya, ada yang asyik mengobrol dengan temannya, ada yang pacaran, dan ada juga yang dengan tenang membaca novel atau komik di kelas.

Tampak seorang gadis beranbut indigo panjang sedang asyik membaca koim yang ia pinjam dari temennya. Ia terlalu sibuk membaca sehingga tak menyadari kehebohan di kelasnya. Ia mendengar teriakan teman sekelasnya yang menyemangati salah satu siswa untuk menyatakan perasaannya. Ia menoleh dengan wajah penuh tanda Tanya pada temannya, gadis berambut pink.

"Sakura, ada rebut-ribut apa?" tanyanya ingin tahu.

"Sudahlah tak usah dipikirkan. Lanjutkan saja membacamu itu." jawab Sakura santai.

Gadis itu pun kembali larut dalam kegiatannya. Tiba-tiba kegiatannya itu terganggu oleh panggilan seseorang.

"Hinata, en… " ucap salah satu siswa di kelas itu.

"Ya, ada apa Kiba?"

"Itu…. Mmm…. Maukah kau jadi pacarku?"

Hinata shock. Tentu saja. Mana ada yang tak kaget ditembak dalam kels seperti ini?. Hinata segera sadar dan menjawab. "Maaf Kiba, aku hanya menganggapmu sebagai teman. Maaf ya. Tapi kita tetap berteman kan? Hinata tampak khawatir ia tak bisa nerteman lagi dengan Kiba.

"Ya tak papa. Kita tetap berteman." Ucap Kiba dengan senyum yang dipaksakan. Ia pum segera keluar kelas untuk menenangkan pikirannya.

Hinata kembali berkutat dengan komiknya tanpa peduli reaksi teman-temannya. Semuanya kaget. Hinata langsung menolak Kiba tanpa pertimbangan apapun. Meski mereka telah mengira hal itu akan terjadi, mereka tetap saja kaget. Setelah sadar dari kagetnya, mereka pum kembali melanjutkan aktifitas masing-masing.

OOOOOOOOOOOOOO

Ternyata sampai jam ke-5 pun masih jam kosong. Mungkin guru-guru juga ingin istirahat. Padahal guru satu ini, Kurenai-sensei terkenal rajin. Suasana kelas masih ramai. Keadaan masih sama seperti sebelumnya.

Sakura yang tengah asyik membaca komik di computer kelas merasa terganggu oleh kehadiran siswa berambur kuning jabrik disampingnya. Tujuan siswa itu adalah memanfaatkan computer untuk main game kesukaannya. Tapi jelas saja tidak diperbolehkan Sakura.

"Apa yang kau lakukan disini Naruto?" tanya Sakura ketus.

"Tentu saja pinjam kompinya Sakura." jawab Naruto.

"Ga. aku duluan yang pake."

"Bentar."

"Ga mau"

Naruto pun mengalah dan meninggalkan Sakura yang kembali sibuk membaca komik. Hinata yang melihat kejadian itu hanya tersenyum. Tak lama Naruto kembali ke tempat Sakura dan kembali diusir oleh Sakura.

Naruto mengambil alih mouse dan mulai membuka gamenya. Sakura jelas marah-marah tapi Naruto tak peduli. Sakura akhirnya pergi ke tempat duduknya, disamping Hinata. "Sabar." Hanya itu yang dikatakan Hinata.

Tiba-tiba ada guru yang masuk. Rupanya sudah saatnya pelajaran tambahan. Semua siswa tampak kecewa dan malas mengikuti pelajaran. Mereka hanya menghela nafas.

Setelah pelajaran berakhir, Sakura segera menuju computer kelas dan menyalakannya. Ia tak mau komputernya dipakai Naruto. Seperti sebelumnya mereka berebut computer. Lagi. Tiba-tiba listrik mati, otomatis komputernya juga mati. Nereka menghela napas. Percuma rebutan.

Sakura berniat untuk pulang saja daripada di kelas. Naruto yang melihat hal itu segera berteriak "Cepet pulang sana." Sakura yang mendengarnya segera meninju bahu Naruto. Naruto hanya tertawa. Dan Sakura segera pulang setelah pamitan pada Hinata.

Hinata yang daritadi melihat tingkah kedua orang itu hanya tersenyum dan tertawa kecil. Tapi dalam hatinya ia merasa agak sesak dan iri pada Sakura yang mudah bergaul. Sedangkan ia tipe gadis pemalu dan pendiam. Sahabat laki-lakinya pun lebih dekat dengan Sakura daripada Hinata sendiri. Sasuke, laki-laki yang pernah ia kagumi pun lebih sering berbicara dengan Sakura. Sekarang Naruto juga. Padahal saat JHK Sasuke dan Naruto cukup dekat dengannya. Ia lebib memilih kembali ke masa JHK daripada di SHK yang membuatnya sesak .

Ia ingin menangis. Ia pun segera keluar kelas dan berjalan menuju rumahnya. Ia ingin ada seseorang yang menemaninya. Sahabat-sahabatnya tak da yang mengerti tentangnya. Selalu sendiri. Hanya itu yang ia rasakan.