Konichiwa! saya Kumalasari! semoga kalian suka Fanfic yang saya publish juga di Blog saya ini yaa!
HAPPY READING!
STORY 1 : Misi dan Persahabatan
Mentari pagi mewarnai langit biru yang cerah di Musim Semi yang menghangatkan seluruh makhluk hidup di Negeri Sakura ini. Bunga bermekaran, angin yang berhembus perlahan dan air yang mengalir tenang di sungai menambah suasana Musim Semi yang tenang. Termasuk juga di salah satu Akademi terkenal di seluruh Jepang yang berada di Tokyo itu.
Akademi Shirogane. Akademi yang berisikan Siswa-siswi yang memiliki kemampuan ajaib yang unik dan alami. SHIELD. Itulah sebutan anak-anak yang memiliki kemampuan itu. Tapi masih ada dua macam lagi anak-anak yang Akademi itu ajari agar mereka bisa mengendalikan kemampuan ajaib mereka.
Penyihir. Ada Penyihir yang menggunakan sihir-sihir yang hanya untuk melindungi diri mereka sendiri atau orang lain, yaitu Penyihir Perak, juga Penyihir hitam yang menggunakan sihir-sihir mereka untuk kebaikan atau kejahatan tergantung dari Penyihir itu sendiri.
Lalu, satu macam lagi? Yaitu… JIWA SEJATI
Sosok istimewa yang hanya dimiliki oleh seorang anak dari keluarga yang terpilih. Dan Jiwa Sejati itu hanya muncul 100 tahun sekali, juga sosok istimewa yang tidak hanya terlahir sebagai Shield, tapi juga bisa jadi sebagai Penyihir.
Dan sekarang anak laki-laki yang memiliki status itu sedang duduk di bawah pohon sakura yang bermekaran di taman belakang sambil menulis sesuatu di buku notes biru langitnya. Mata biru lautnya masih terus asik memandang tulisannya, tanpa menyadari bahwa akan terjadi sesuatu padanya nanti.
"Kuudoo!" teriakan lantang dari seseorang yang dikenalnya nyaris saja membuat dia kehilangan pendengarannya. Wajar karena orang itu berteriak tepat di samping anak itu, Kudo Shinichi.
Shinichi menoleh ke sampingnya dan memandang anak yang sangat mirip dengannya –rambut acak-acakan anak itu yang membedakan- nyengir memandangnya. Sesaat kemudian, Shinichi memandang datar anak itu. "Kaito, kau ini bisa tidak sih berhenti membuat keributan dengan teriakanmu yang lantang itu? Berisik!" omel Shinichi datar.
"Haha, kamu ingat pepatah di Akademi ini? Kekuatan seseorang mencerminkan pribadinya. Aku ini 'kan Thunder shield makanya aku selalu bicara dengan lantang." Jawab anak itu – Kuroba Kaito- dengan entengnya. "Lagian jangan marahi aku saja. Marahi juga duo sejoli yang lagi asik bertarung gaje disana." Kaito menunjuk dua orang –yang satu berambut pirang dengan kemampuan Anginnya dan yang satunya yang berkulit gelap dan dengan kemampuan Api merah marunnya yang berkobar.
Shinichi memandang arah yang ditunjuk Kaito dan menganga memandang dua sahabatnya yang lain –Hattori Heiji yang berdarah Samurai dan Hakuba Saguru yang berdarah orang London asli- membuat kekacauan yang gaje. Walau sudah biasa, tapi Shinichi masih tetap tidak bisa meredam emosinya. Sehingga tanpa pandang bulu, dengan kekuatannya sebagai Weather Shield, membuat angina yang kencang dan menceburkan mereka ke sungai kecil di dekat mereka.
Tawa Kaito meledak seketika saat itu, melihat dua temannya bingung sendiri dan basah kuyup. Saguru yang menyadari penyebab dari hal itu dan mendengar tawa Kaito menoleh ke arah Shinichi dan memandangnya kesal
"Kudo kun! Nani wa shite iru no desuka!?" Tanya Saguru kesal, sambil mengeringkan pakaiannya dengan angin.
"Wah, parah kau Kudo. Kenapa seenaknya bikin kami basah kuyup begini sih!?" protes Heiji menimpali.
Shinichi berdiri sambil mengantongi notesnya dan memandang datar mereka. "Biar! Itu hukuman buat orang yang suka bikin rebut di Akademi! Lagian, kalian ini kenapa sih? Tiap hari selalu saja begitu. Apa tidak ada kerjaan yang lain?"
Saguru dan Heiji saling pandang. Lalu dengan wajah sebal, mereka bebarengan memalingkan muka. Kaito Cuma tertawa pelan. Sedangkan Shinichi menghela nafas panjang.
"Aaah, sudahlah! Terserah deh apa mau kalian." Shinichi mengambil kembali notesnya dan menulis sesuatu di sana.
Kaito memandangnya heran. Dia sedikit mendekati Shinichi. "Kudo, apa yang kau tulis disitu? Tiap hari kau selalu saja menulis sesuatu."
Shinichi memandang Kaito, Heiji dan Saguru yang ikut penasaran. Sekejap dia tersenyum sedih, lalu senyum itu hilang diganti dengan sebuah senyum usil. "Bukan catatan penting. Cuma catatan yang kutulis tentang 'cara menundukkan ketiga sahabat baikku yang merepotkan'"
Kaito, Heiji dan Saguru serentak melongo kaget dan memekik kesal. "KUDOO!"
Shinichi hanya tertawa jahil mendengar protesan dari ketiga sahabat baiknya. Walaupun sejujurnya, ada sesuatu yang selalu membuat tubuh Shinichi terasa aneh. Perasaan tak enak yang selalu menjalar di tubuhnya setiap kali dia merasa senang.
"Lho?, ternyata sudah jam 2 siang ya?" celetuk Saguru tiba-tiba, sambil memandang jam rantai perak kesayangannya.
Heiji dan Kaito bengong seketika. Pantas saja mereka merasa letih, ternyata karena mereka belum makan siang. "Hakuba, kau mestinya ngomong daritadi. Kami sudah kelewat lapar tahu!" omel Heiji, merutuki nasibnya yang punya sahabat baik yang kurang peka.
"Sudahlah. Kalau begitu aku pergi dulu." Pamit Shinichi, sudah mengambil ancang-ancang untuk meninggalkan mereka.
"Kudo! Kau mau kemana?!" Tanya Kaito setengah berteriak.
"Menemui Kurouma-sama! Aku sudah janji pada Kepsek aneh itu untuk menemuinya jam 2!"
Kaito, Heiji dan Saguru hanya bisa memandang kepergian Shinichi. Sebenarnya walau kurang peka, Saguru menyadari sesuatu yang 'aneh' pada Shinichi. Tapi dia tepis prasangka itu, setelah teru-terusan melihat sikap Shinichi yang tidak aneh.
"Hei, pergi ke Kantin yuk. Sudah lapar sekali…" ajak Kaito lesu, perutnya mulai meronta-ronta minta diisi.
"Haaii! Ayo Hakuba!" seru Heiji semangat, dia menarik lengan Saguru dan pergi dari taman itu.
"Sumimasen." Pintu bercat emas besar di buka perlahan oleh Shinichi. Di depannya terdapat dua orang yang sudah menunggu Shinichi di ruangan luas –Ruang Kepala Sekolah- itu.
Seorang pria bertopeng hitam duduk santai sambil bertopang dagu di Meja Kerjanya, bersama dengan wanita cantik berambut pendek stroberi berjas lab yang setia berdiri di sampingnya. "Wah, akhirnya datang juga. Aku punya misi yang menarik untukmu dan teman-temanku." Jelas Kepala Sekolah –Kurouma-sama-
Shinichi mengangkat sebelah alisnya, minta penjelasan lebih. "Misi untukku dan ketiga sahabatku itu? Misi apa?" tanyanya bingung.
Kurouma-sama dan Miyano Shiho –wanita berjas lab itu- saling pandang. Kurouma-sama mengalihkan pandangannya dan Shiho mrmrlototinya kesal, pertanda jika dia yang harus menjelaskan.
"Begini, ini adalah sebuah misi yang juga akan melibatkan anak dari Kelas Penyihir Perak, karena misi ini sangat membutuhkan itu. Jadi sebelum kukatakan apa misinya, kamu setuju bila anak tersebut ikut?" Shiho menjelaskan, dengan ikut melempar sebuah pertanyaan.
Shinichi terdiam. Jujur, dia memang sangat ragu dengan adanya Siswa dari Kelas Penyihir Perak sebagai rekan. Tentu saja karena ketiga sahabatnya pasti menolak tegas hal itu. Faktanya, Penyihir dan Shield itu selalu berbeda pendapat sehingga menimbulkan kekacauan.
"Kalau kamu ragu," Kurouma-sama angkat bicara. "Kamu bisa buat keputusan sendiri. Jangan terlalu peduli dengan teman-temanmu."
Shinichi terdiam, kaget karena Kurouma-sama mengerti isi pikirannya. Lalu, dia bicara. "Baiklah. Aku terima misi ini."
Kurouma-sama tersenyum. Ia memandang Shiho dan Shiho mengangguk paham. Dia mengepalkan tangannya lalu melepaskan lagi kepalan tangan itu, mengeluarkan beberapa burung-burung perak mungil yang langsung terbang keluar. 5 menit kemudian, Heiji, Saguru, Kaito dan seorang anak berkacamata muncul. Mereka kaget dengan berpindah tempatnya mereka.
"Baiklah, langsung saja kukatakan. Misi kalian adalah menjaga seorang Miko dari Fuyuna dan melindunginya dari ancaman Penyihir Perak."
"Hooi Matte Kudasai! Kenapa tiba-tiba begitu?! Lalu siapa pula anak itu?!" Tanya Heiji sewot, sambil menunjuk-nunjuk si anak berkacamata.
"Anak dari Kelas Penyihir Perak, Hondou Eisuke. Kalian tidak boleh protes karena ini misi penting. Lagipula, Kudo-kun sudah setuju dengan terlibatnya anak itu." Jawab Shiho enteng.
Saguru, Heiji dan Kaito memandang Shinichi datar.
"Apa? Mereka bilang aku boleh memutuskan. Jadi kurasa tak masalah 'kan?" Tanya Shinichi.
"Emm, jadi tugas kami Cuma itu?" Tanya Eisuke.
"Ya. Kusarankan kalau beberapa diantara kalian ada yang menjaga Miko dan ada yang memburu Penyihir Perak itu." Jawab Kurouma-sama.
"Ta, tapi…"
"Tidak usah tapi-tapi! Ayo kita pergi sekarang!" Shinichi langsung menarik Kaito dan Eisuke keluar dari ruangan itu, disusul Heiji dan Saguru.
Setelah kepergian mereka, Shiho bertanya pada Kurouma-sama. "Apa maksud anda mengirim mereka untuk misi seperti ini?"
Kurouma-sama tersenyum. Dia membuka sebuah Liontin Perak dan memandang sebuah foto kenangan disana. "Aku Cuma ingin tahu seberapa besar kekuatan persahabatan mereka dan rasa toleransi mereka, kok."
Sejujurnya Shiho masih ingin bertanya lagi. Tapi melihat keyakinan Kurouma-sama, dia mengangguk dan tersenyum. Satu Jiwa Sejati, 3 Shield dan satu Penyihir Perak. Benar-benar Persahabatan yang unik.
To Be Continue
