Take You Home
Rated: T
Length: Oneshoot
Cast: Kim Jongin x Do Kyungsoo
Bertambah seiring jalannya cerita
Summary: Do Kyungsoo, dalam sekejap wanita itu telah menyandang marga Kim yang terhormat dan menjadi ibu dari anak yang bukan berasal dari rahimnya. Dan tentu saja pernikahan itu digelar agar aib busuk 'mereka' tak tercium oleh satupun kaum yang sederajat dengan 'mereka'.
Warning! New author, GS, tulisan amburadul, sorry for typo
•
•
•
•
•
Prolog
"Aku mengirimmu kesana untuk mengelola cabang perusahaan yang baru. Bukan untuk meniduri wanita dan melahirkan generasimu yang baru"
Kedua pria beda usia pemilik mata tajam itu saling menatap dengan tatapan berbeda. Yang tertua menatap dengan tatapan geram dan yang termuda menatap dengan tatapan datar, ia tak menganggapi perkataan mencela si pria tua yang ditujukan padanya.
"Jangan kasar didepan cucu-mu, ayah" Ucapnya.
Ia lebih memilih memberikan helusan lembut pada wajah bayi dalam gendongannya.
Tindakannya itu menghasilkan geraman keras dari pria tua yang ia panggil ayah. "Aku tidak ingin mati sebelum menghadiri pernikahan putraku satu-satunya. Tapi kini kau membawa bayi kehadapan ku. Apa kau ingin aku segera meninggalkan dunia ini?" Erangnya frustasi. Ia menaruh jarinya didahi, mencoba menghilangkan denyutan dengan pijatan kecil. Ia mendengar kehebohan diluar ruanganya bersatu dengan suara hentakan keras hak sepatu pada lantai yang hampir retak.
Pintu ruangan pemilik KIMS Corp itu terbuka dengan suara keras. Memperlihatkan sosok wanita paruh baya yang masih berpenampilan modis dan anggun. Sepasang kaki mulus terawatnya ia langkangkan menuju pria termuda diruangan.
"Kim Jongin" Wanita itu setengah berteriak menahan luapan emosinya yang bisa meledak kapan saja.
"Oh, lihat. Nenekmu datang mengunjungi" Tak terpengaruh aura hitam yang dihasilkan wanita paruh baya dihadapannya itu, Jongin sedikit menarik tangan bayi digendongannya, melambaikannya pada si nenek.
"Jangan main-main dengan ku, anak kurang ajar" Pukulan ia layangkan pada anak kurang ajarnya itu.
Jongin berbalik menghindar agar bayi digendongannya tidak terkena pukulan.
"Kau merusak semuanya. Wanita mana yang mau menikah denganmu dan membesaran bayi dari rahim wanita jalang yang kau setubuhi?" Kim Sooyoung menghentikan pukulannya. "Aku lebih malu lagi menghadapi kenalan-kenalan kita jika mereka mengetahui masalah ini" Kali ini wajahnya terlihat seribu kali lebih khawatir. Adalah mimpi buruk baginya jika masalah ini terengar oleh telinga-telinga yang haus akan gosip.
"Kenapa kau dengan bodohnya membawa bayi itu bersamamu? Kau harusnya meninggalkannya bersama wanita jalang itu"
"Sekali lagi jangan menyebutnya wanita jalang, dia bahkan lebih terhormat dari sekelompok penggosip murahan itu" Marah Jongin. "Apa yang harus aku lakukan? Ikut mengubur bayi yang tidak tau apa-apa ini kedalam tanah bersama ibunya?"
Perkataan si pria muda sontak membungkam kedua pasangan Kim itu. Kim Donghae keluar dari mejanya melangkah menuju Jongin. "Jadi dia meninggal karna melahirkan bayi ini?" Tanyanya penasaran. Jongin membalasnya dengan anggukan.
"Tapi kau bisa saja meninggalkannya dipanti asuhan. Mereka akan membesarkan bayi ini" Kata Sooyoung frustasi dengan sikap anaknya yang sok mulia itu.
"Aku tidak bisa membiarkan orang asing membesarkan bayi ini, oke? Kalian tidak perlu repot, aku sendiri yang akan membesarkan dan mengurusnya" Tolak Jongin. Tak bisa membayangkan bagaimana orang lain akan bisa membesarkan bayi ini.
"Baiklah jika kau tidak ingin bayi ini dibesarkan orang asing. Tapi tentunya wanita itu punya kerabat. Kenapa tidak kau tinggalkan bayi ini bersama kerabatnya? Kau beri saja mereka uang sebanyak yang mereka mau"
"Jangan berdebat lagi dengan ku, ibu. Wanita itu hidup sendiri tanpa orang lain. Sekarang diamlah, jangan membuatnya terbangun" Jongin meninggalkan keduanya menuju sofa ditengah ruangan.
"Sifat kerasnya menurun dari mu. Entah bagaimana aku harus menghadapinya" Sooyoung memijit pelan kepalanya.
"Tapi dia tumbuh dirahim mu. Salahkan dirimu yang terlalu acuh dan kasar saat mengandungnya dan membuat sifat itu mendarah daging padanya" Keduanya berdebat, menyalahkan satu sama lain. Sooyoung menatap tajam Donghae yang malah menyalahkan dirinya. Dia pikir siapa yang membuatnya mengandung Jongin?
"Jangan menatap ku seperti itu. Pikirkan bagaimana kita harus mengatasi ini"
"Tentu saja aku memikirkannya. Apa kau kira aku akan diam saja? Bila perlu aku akan merebut paksa bayi itu dan menyerahannya ke panti asuhan didaerah terpencil agar Jongin tidak bisa menemukan bayi itu lagi"
Perdebatan mereka terhenti saat salah satu orang kepercayaan Donghae memasuki ruangan. Ia tampak menyampaikan sesuatu yang penting dengan suara nyaris berbisik. Donghae tampak terkejut, "Kapan kejadiannya?"
"Semalam, tuan. Tepatnya pukul 22.15 malam"
"Baiklah. Siapkan karangan bunga dan antar kesana"
"Akan saya lakukan, tuan" Ucapnya kemudian meninggalkan ruangan.
Dengan penuh rasa penasaran, Sooyoung mendekat dan bertanya apa yang terjadi.
"Seorang teman lama ku meninggal" Jawabnya. Ia melirik Jongin yang tampak sibuk dengan ponsel miliknya. Menempatkan si bayi yang tertidur disampingnya. Kembali menatap Sooyoung, ia berucap, "Sayang sekali, padahal kami telah merencanakan pertemuan Jongin dengan putrinya".
Sooyoung tampak terkejut, "Apa? Kau merencanakan itu tanpa sepengetahuan ku? Kau berencana mengambil alih tugas ku?" Kesalnya. Mencarikan pasangan untuk Jongin adalah tugas utama Sooyoung sebagai ibu. Dan sekarang Donghae berencana untuk mengambil alih tugasnya sedangkan suaminya itu tidak mengetahui bagaimana menantu yang sempurna dibanding dirinya.
"Sebenarnya aku tidak berniat begitu. Tapi dia memang memiliki seorang putri yang cantik sehingga membuatku berpikir untuk mengenalkannya dengan Jongin"
"Apa pekerjaan temanmu?"
"Dia seorang dokter. Dia tidak bekerja dirumah sakit besar, ia lebih memilih membuka kliniknya sendiri. Putrinya juga mempelajari bidang yang sama, tahun lalu ia menyelesaikan pendidikan keperawatannya. Tapi sayang, kliniknya hancur karna hantaman truk yang lepas kendali semalam" Gurat kepedihan tampak jelas menghiasi wajah Donghae. Tidak ada yang tau kapan, siapa, dan bagaimana Tuhan merenggut nyawa makhluknya. Kemarin ia baru saja bertemu Kyuhyun setelah 34 tahun tidak bertemu dan sekarang mereka benar-benar tidak akan bertemu lagi.
Sooyoung entah bagaimana juga ikut merasakan kesedihan yang dirasakan suaminya. Sorot mata Donghae menjelaskan bahwa temannya itu benar-benar berharga untuknya. Ia medekat dan memberikan pelukan hangat. Membisikan kalimat penenang yang seketika membuat Donghae tampak lebih baik.
"Istri dan putrinya pasti merasa sangat kehilangan. Tidakkah sebaiknya kita datang dan menenangkan mereka?"
"Istrinya sudah lebih dulu meninggal. Lima tahun lalu karna penyakit kronis yang sulit untuk disembuhkan. Yang aku pikirkan saat ini hanya putrinya, mereka hidup jauh dari kerabat dan putrinya adalah anak satu-satunya"
Sooyoung mengerti bagaimana sulitnya menerima kepergian orang terkasih untuk kedua kalinya. Dan ia merasa sangat prihatin bagaimana putri dari teman suaminya harus menanggung semuanya sendirian.
Tapi tunggu.
Tiba-tiba otak cerdasnya memunculkan ide luar biasa.
Dengan wajah berseri-seri ia menatap Donghae, "Bagaimana jika kita tetap menjalankan rencana mu dan teman lama mu itu, sayang?" Ia melirik Jongin, bejaga-jaga agar ia tidak mendengarkan pembicaraan penting ini. "Kita akan jadikan wanita itu menantu kita" Bisiknya.
"APA-"
Sooyoung segera menbekap mulut Donghae, ia melihat Jongin melirik kearah mereka, Sooyoung mengeluarkan tawa canggung. Jongin tampak tak peduli dan kembali fokus pada ponselnya, sesekali mengecek bayi disampingnya.
"Jangan keras-keras" Desisnya. Melepas bekapan pada mulut Donghae, Sooyoung melangkah lebih dekat.
"Apa kau sudah tidak waras? Jongin sudah tidak perjaka lagi dan bahkan ia berhasil menghasilkan bayi dengan wanita asing. Aku tidak akan membiarkan putri Kyuhyun menerima cobaan yang lebih berat" Tolak Donghae mentah-mentah.
"Apa salahnya dengan tidak perjaka? Kau bahkan sudah tidur dengan puluhan wanita sebelum menikahi aku"
"Tapi aku tidak menghasilkan anak dari mereka"
"Tidak ada bedanya menghasilkan anak atau tidak. Putra ku sangat tampan, dia berpendidikan, dia mapan, semua wanita akan menyerahkan harga dirinya hanya untuk berkencan dengan putraku. Putri temanmu itu akan beruntung menjadi istri dari seorang Kim Jongin" Sooyoung bergitu menggebu-gebu membanggakan putra sempurnanya itu.
Donghae tampak berpikir keras sebelum ia menghela nafas kasar. "Aku harap ia benar-benar akan beruntung menjadi istri Jongin".
Sooyoung senang luar biasa. Donghae menyetujui rencananya. Sekarang yang harus ia pikirkan adalah bagaimana caranya agar wanita itu mau menikah dengan Jongin.
TBC/END?
Haiii~ New Author disini^^
Aku datang lagi dengan fanfic baru nih, hehe^^
Jangan khawatir, fanfic sebelumnya tetap aku lanjut kok, mungkin dalam minggu ini atau minggu depan. Maaf karna terlalu lama gak update chap baru dan malah datang bawa fanfic baru. Huhu maafkan dirikuu T^T
Tapi sebelumnya, gimana nih? Ada yang penasaran gak? Bakal di lanjut atau udahan aja? Aku mau tau dari review teman-teman yang baca, jadi mohon di review yaa^^
Thank you so much guys *kiss *hug
26.06.17
DRP
