"Do Kyungsoo. Kau tahu siapa gadis yang sedang kukejar saat ini?"
"A-aku tidak tahu." Jawab Kyungsoo sambil menundukkan kepalanya.
"Baiklah, aku akan memberitahumu." Orang itu mendekatkan wajahnya pada wajah gadis mungil yang sedang menunduk malu. Bingung harus melakukan apa.
"Dia adalah…" orang itu semakin mendekatkan wajahnya pada wajah Kyungsoo.
"Luhan." Lanjut orang itu. Hidungnya bersentuhan dengan hidung gadis putih itu.
"Lalu apa hubungannya denganku, Jongin?" Tanya gadis itu sambil menutup matanya. Menahan rasa malunya. Ia tidak pernah berada pada jarak sedekat ini dengan lelaki.
"Tentu saja ini berhubungan denganmu, bodoh!" bentaknya kasar.
Kyungsoo tersentak kaget. Ia diam membisu, tak berani mengeluarkan suara dari bibirnya.
"Kau adalah sahabat dari orang yang disukai oleh Luhan." Orang itu berbicara lagi. Kali ini nadanya tidak sekasar tadi.
"M-maksudmu Sehun?" Kyungsoo bertanya dengan sangat pelan. Suaranya hamper tak terdengar.
"Ya. Kau harus membantuku menyingkirkan Sehun dari Luhan. Kalau tidak, kau akan tahu sendiri akibatnya."
Orang itu pergi. Meninggalkan Kyungsoo yang masih terpaku pada tempatnya.
0-0-0-0-0
Your Smile.
A Kaisoo Fanfiction.
I don't own anything but the storyline.
Genderswitch.
Don't like don't read. As simple as that.
0-0-0-0-0
"Hei Kyungsoo! Kau ini mengapa melamun terus sih daritadi? Makananmu belum dimakan pula. Ada apa denganmu, Kyung?" Baekhyun mengerutkan kening sambil menatap sahabatnya heran.
"Hah? Ada apa Baek?"Tanya Kyungsoo yang baru saja tersadar dari lamunannya.
"Kau melamun terus. Ada apa Kyungsoo?" Tanya Baekhyun dengan lembut. Baekhyun memang gadis yang cerewet. Sifatnya memang agak kekanakkan, tetapi kadang ia bisa juga bersifat keibuan. Apalagi jika menyangkut sahabatnya.
"Tidak ada apa-apa Baekhyun… Aku rasa aku hanya lelah karena tadi ulangan matematika." Jawab Kyungsoo. Tentu saja alasannya bukan itu.
"Hahh… Kau ini mengelak terus Kyungsoo. Ulangan matematika itu pasti tidak ada apa-apanya untukmu yang memiliki otak sepintar itu. Katakan padaku, sebenarnya ada apa?" Baekhyun menatap sahabatnya dengan pandangan khawatir.
Kyungsoo hanya diam dan tersenyum pada Baekhyun.
Baekhyun mengerti apa arti senyum itu, "Yasudahlah, kalau memang tidak mau bercerita."
"Maafkan aku Baekhyun…" kata Kyungsoo merasa tidak enak.
"Lebih baik kau habiskan makananmu Kyungsoo." Seorang lelaki tampan menghampiri meja mereka berdua.
"Kris Oppa?" Baekhyun kaget mendapati Kris, duduk tepat di sampingnya.
"Halo Baek. Mengapa temanmu tidak menyentuh makanannya?" Kris menatap Kyungsoo dari sudut matanya.
"Entahlah… Tidak biasanya Kyungsoo seperti ini. Tapi ia tidak mau menceritakan apapun padaku."
"Kau harus makan Kyungsoo. Aku tahu kau tidak pernah sarapan. Pasti sekarang tubuhmu memerlukan tenaga yang cukup, meskipun kau tidak ingin makan. Cepat habiskan makananmu." Kris menyuruh Kyungsoo dengan tegas.
"Baiklah Oppa… akan kuhabiskan." Kyungsoo mengalah dan mulai memakan makanannya yang sudah agak dingin.
Kris, Kyungsoo, dan Sehun sudah bersahabat sejak kecil, karena rumah mereka berdekatan. Sedangkan Baekhyun, baru mengenal mereka ketika sekolah menengah, karena ia baru pindah dari luar kota.
Meskipun Kris setahun lebih tua dibanding mereka, Kris tetap bersahabat dengan mereka seolah tidak ada perbedaan apa-apa. Justru karena ia lebih tua, ia dapat menjaga sahabat-sahabatnya.
"Ngomong-ngomong, ke mana Sehun?" Kris menanyakan keberadaan sahabatnya yang tidak hadir di situ.
"Tadi pagi ibunya mengabariku, katanya Sehun demam tinggi karena kehujanan kemarin. Jadi ia tidak masuk sekolah hari ini." Baekhyun menjawab sambil menguncir rambut panjangnya.
"Untuk apa menguncir rambutmu, Baekhyun?" Lelaki yang duduk di sebelahnya itu tiba-tiba bertanya.
"Eoh? Memamngnya kenapa Oppa?" Baekhyun kebingungan dengan pertanyaan Kris.
"Menurutku kau sangat cantik dengan rambut yang terurai." Kris menatapnya lembut.
"B-benarkah?" Terdapat rona merah yang terlihat jelas di wajah cantik Baekhyun.
Kris hanyamengangguk.
"Ehm. Aku ke toilet dulu ya." Kyungsoo berdiri dan segera pergi dari meja tersebut. Meninggalkan kedua orang yang sibuk dengan dunianya sendiri.
"Kapan sih mereka akan mengutarakan perasaan mereka masing-masing? Dasar pabo, pura-pura tidak tahu perasaan sendiri." Gerutu Kyungsoo sambil tertawa sendiri.
Hal itu selalu ada dalam pikiran Kyungsoo. Ia sudah tau dari lama bahwa Baekhyun dan Kris menyukai satu sama lain. ia ingin kedua sahabatnya itu segera bersatu. Mereka sangat cocok untuk satu sama lain. Kyungsoo yakin pasti Sehun juga berpendapat sama dengannya.
Ngomong-ngomong soal Sehun…
"Hhhh…" Kyungsoo menghela nafasnya panjang.
'Apa yang harus aku lakukan? Sehun adalah sahabatku dari kecil. Aku sangat menyayanginya. Ia sudah kuanggap seperti adikku sendiri. Dan ia juga sangat bahagia jika sedang bersama Luhan. Aku rasa Luhan juga menyukai Sehun. Aku bisa lihat dari cara gadis itu menatap sahabatku.'
Kyungsoo terhenyak dalam pikirannya.
'Tapi aku takut akan ancaman orang itu… Apa yang akan ia lakukan jika aku tidak mengabulkan permintaannya?'
"Do Kyungsoo."
DEG.
Kyungsoo kaget mendengar suara itu. Ia pun menolehkan kepalanya.
Kim Jongin.
Orang yang mengancamnya kemarin.
"Kau masih ingat bukan tentang perkataanku yang kemarin?" suara baritone nya terdengar lagi.
'Ugh kenapa aku memilih toilet ini sih. Sudah tahu toilet ini jarang digunakan orang.' Piker Kyungsoo. Sungguh ia menyesal.
"Y-ya, tentu saja aku masih ingat." Kyungsoo menjawabnya pelan.
"Mengapa suaramu pelan sekali sih, Kyungsoo? Dan mengapa kau selalu meunduk jika berbicara denganku? Kau takut?"
Jongin melangkahkan kakinya. Dekat. Semakin dekat dengan tempat Kyungsoo berdiri.
"Coba lihat aku Kyungsoo. Kau tak perlu takut." Jongin meraih dagu Kyungsoo dan menatap mata bulat gadis itu.
"A-aku… aku bukannya takut, Jongin. Aku hanya bingung harus berbuat apa." Kyungsoo langsung mengalihkan pandangannya ke lantai.
"Oh, begitu?" Ucap Jongin. Tangannya masih memegang dagu gadis mungil itu.
Kyungsoo tidak dapat membalas apa-apa. Selalu begini. Ia selalu kehabisan kata-kata.
Jongin masih terus menatap matanya. Dan Kyungsoo selalu berusaha mengalihkan pandangannya agar tidak bertemu dengan tatapan mata Jongin.
"Ada dua alasan mengapa seorang gadis tidak berani menatap mata seorang lelaki, Do Kyungsoo." Jongin berkata sambil menelusuri wajah putih Kyungsoo dengan jarinya.
"Yang pertama," Jongin mengelus pipi halus Kyungsoo, "Gadis itu membenci lelaki tersebut."
"Atau yang kedua," Jongin menyentuh sudut bibir Kyungsoo dengan lembut dan berbisik pada telinganya, "Gadis itu, menyukai lelaki tersebut."
Kyungsoo merasa jantungnya berhenti berdetak ketika Jongin berkata, "Aku rasa kau menyukaiku, Do Kyungsoo. Benar kan?"
Kyungsoo melepaskan tangan Jongin yang masih berada di sudut bibirnya.
"Aku tidak menyukaimu, Kim Jongin." Ucap Kyungsoo. Tetapi lagi-lagi, suaranya sangat pelan.
"Kau menyukaiku, Do Kyungsoo. Aku tahu itu. Dan firasatku tak pernah salah." Kim Jongin berkata sambil mengeluarkan seringainya yang dapat membuat pingsan seluruh gadis di sekolah.
0-0-0-0-0
"SEHUUUN!" Kyungsoo membuka pintu kamar Sehun.
"Hai Kyung! Bawa makanan tidak?" Tanya Sehun yang sedang terbaring di kasurnya.
"Yang kau pikirkan itu makanan terus Sehun! Coba pikirkan hal lain! Kau ketinggalan ulangan matematika tadi." Kyungsoo menarik sebuah kursi dan duduk di dekat kasur Sehun.
"Beri tahu aku soalnya ya? Yaa?" Sehun memohon pada sahabatnya itu.
"Tidak."
"Please?" Sehun menatap sahabatnya dengan pandangan memelas.
Kyungsoo menggelengkan kepalanya dengan tegas.
"Kyungsoo, kau harus tahu, kau adalah makhluk tercantik yang ada di muka bumi ini. Aku yakin para bidadari di surga pun kalah cantiknya denganmu, Kyungsoo."
"Hei! Aku tidak akan pernah termakan rayuanmu Oh Sehun! Memangnya kau piker aku itu Luhan yang dengan mudahnya terjebak oleh kata-kata manis dari bibirmu." Kyungsoo terkekeh.
"Tapi yang aku katakan pada Luhan itu semuanya tulus Kyung." Kata Sehun.
"HEI! Jadi maksudmu aku ini tidak cantik?"
"Hmmm, bagaimana ya? Cantik sih, tapi kau itu galak Kyung. Aku heran kenapa kau sangat cerewet jika sedang bersamaku, tetapi bersama orang lain tidak. Kau juga jadi suka berteriak jika ada di dekatku."
"Entahlah, berarti ada yang salah pada dirimu." Jawab Kyungsoo sambil mencibirkan bibirnya.
"Enak saja! Eh, kemana Kris Hyung dan Baekhyun?" Tanya Sehun heran.
"Aku tidak melihatnya tadi. Sepulang sekolah aku langsung pulang karena ingin menjengukmu, Sehun."
"Wah! Jangan-jangan mereka berkencan!" kata Sehun senang.
"Bisa jadi!"
"Aku rasa aku akan mengajak Luhan berkencan dalam waktu dekat ini Kyung. Aku benar-benar menyukainya… Aku akan segera menjadikannya milikku." Sehun berkata sambil tersenyum tenang.
Baru kali ini Kyungsoo melihat tatapan mata Sehun yang begitu bersungguh-sungguh. Kyungsoo rasa ia harus menjaga kebahagiaan sahabatnya tersebut.
Hahhh, ia jadi teringat lagi pada lelaki itu. Kim Jongin.
Playboy, atau apapun itu yang orang-orang sebut. Yang jelas, ia sangat suka mempermainkan hati para gadis, dan juga berganti-ganti pasangan setiap bulannya.
Dengan wajah yang tampan, harta yang melimpah, kulit tan yang seksi, dan bibir yang membuat setiap gadis ingin menciumnya, tentu saja ia dengan gampangnya meluluhkan hati semua gadis.
Termasuk Do Kyungsoo.
a/n: hahahaha ini cerita macam apa ini o.O maaf yaa jelek hehe. lanjut gak nih? review yaah makasih banyak lohh yg udah baca :)
-Tatiana12
