We'd Fight For You

Cast: Suho/Chanyeol/Sehun/EXO [OT9]

Genre: Hurt/Friendship

Summary:

Aku akan berhenti disini demi kalian dan mimpi kalian. Dan juga demi para penggemar kita.
Aku mencintai kalian dan terimakasih atas cinta kalian.
Aku berhenti bukan karena aku menyerah.
Tetapi biarkan aku melindungi kalian semua untuk terakhir kalinya.
We are always one… Saranghaja EXO, EXO L… I Love You…

Pagi itu, di sebuah kamar yang ber-catkan warna putih bersih terdapat dua buah kasur, duduk seorang pria jangkung namun kurus di salah satu kasurnya. Dia duduk sambil membaca sebuah buku bersampul cokelat dan terdapat tulisan yang terlihat tidak asing baginya.

Terlihat dari wajahnya, tulisan tersebut bukanlah tulisan yang berisikan puisi yang indah atau lagu yang indah. Tulisan itu sepertinya sangat menusuk hatinya. Matanya Nampak berkaca-kaca dan memerah menahan tangis setiap membaca setiap kata, setiap kalimat, dan setiap baris dari sang penulis.

Buku tersebut adalah sebuah buku diary dari orang yang sangat dia kenal. Bahkan sangat ia sayang seperti hyung kandungnya sendiri. Orang yang sudah bersama dengannya lebih dari 7 tahun. Orang yang selalu melindunginya sejak ia pertama kali menginjakkan kaki di SM Ent hingga tadi malam saat ia akan tidur. Saat ia melihat orang tersebut tersenyum kepadanya sambil menyenandungkan sebait lullaby sebelum mimpi menjemputnya ke dunia alam sadarnya. Dan tanpa ia sadari itu adalah hal detik terakhir ia melihat orang tersebut sebelum pagi ini orang itu menghilang.

Pluk…

Buku itu terjatuh dari kedua tangannya setelah ia membaca kalimat terakhir yang tertulis di atas kertasnya.

Dia langsung berlari keluar dari kamar yang telah ia bagi selama tiga tahun dengan hyungnya tersebut.

Drap… Drap… Drap…

"K-kyungsoo hyung… Minseokie hyung… h-hyungdeul…"

Ia berhenti di ruang TV sambil terus memanggil semua hyung-nya. Saat salah seorang hyung-nya keluar dari dapur dan menghampirinya, ia tidak lagi dapat membendung air matanya dan ia langsung memeluk tubuh hyung mungilnya tersebut.

"Ada apa Sehunie?" Kyungsoo adalah orang pertama yang menghampirinya, menghampiri Sehun, magnae-nya yang berteriak memanggil mereka semua dari ruang TV.

Member lain berhamburan keluar dari ruangan masing-masing saat mendengar suara teriakan Sehun yang tidak terdengar seperti biasanya.

"Hiks… hiks…" Bukannya menjawab pertanyaan Kyungsoo, ia malah menangis dan mengeratkan pelukannya ketubuh Kyungsoo yang lebih pendek darinya.

Air matanya membasahi bahu sempit kyungsoo yang terlapisi kaos putih. Kyungsoo yang bingung hanya dapat mengusap punggung kurus magnaenya tersebut sambil terus bertanya lirih. "Ada apa sebenarnya, Sehunie?"

Minseok yang paling tua diantara mereka, akhirnya menghampiri Kyungsoo dan Sehun. Ia mengusap lengan kurus Sehun dan melepaskan pelukan Sehun dari Kyungsoo dengan lembut dan menuntun tubuh Sehun yang jauh lebih tingginya menuju sofa hitam yang ada di tengah ruangan tersebut.

Dia menyandarkan kepala Sehun kepada bahunya yang lebih kekar dari bahu Sehun dan terus mengusap lengan kiri dan sisi kiri kepala Sehun.

"Ada apa sebenarnya Sehunie? Kenapa kamu berteriak dipagi hari seperti ini dan menangis? Apa Junmyeon memarahi mu?" Semua akhirnya menyadari jika tidak ada Junmyeon, leader mereka di antara mereka saat ini.

Padahal biasanya, Junmyeon akan menjadi orang pertama yang menghampiri membernya yang terlibat masalah atau berteriak memanggil mereka seperti Sehun saat ini.

Mendengar nama Junmyeon disebut oleh Minseok, Sehun menegakkan kepalanya dan menatap Minseok dengan matanya yang penuh air mata.

"Junmyeon hyung, tidak ada di kamarnya" Ucapnya dengan bibir dan suara yang bergetar.

Minseok mengerenyitkan dahinya. "Junmyeon tidak ada di kamar kalian? Apa dia sudah bangun?"

Chanyeol yang kini sudah duduk di lantai dihadapan Sehun dan Minseok bersama Baekhyun, Jongdae, dan Jongin, menggelengkan kepalanya seperti tidak percaya. "Tidak mungkin Junmyeonie hyung sudah bangun. Ini terlalu pagi untuknya bangun" Ujarnya dengan suara beratnya. Dan diaminin dengan anggukan Baekhyun dan Jongdae.

"Junmyeon hyung pergi… Dan dia tidak membawa handphone, dompet, ataupun jumpernya. Padahal di luar sedang turun salju" Lanjut Sehun yang kini sudah lebih dapat mengontrol emosinya. "Kita harus mencarinya hyung. Perasaanku tidak enak. Sepertinya ia hanya memakai hoodienya yang tipis"

"Mungkin dia hanya sedang keluar mencari udara segar. Belakangan ini dia sangat sibuk untuk comeback winter kita kan" Ujar Kyungsoo mencoba menenangkan Sehun.

Namun Sehun Nampak makin panic. "Tidak… Ia tidak keluar mencari angin. Dia pergi hyung… Dia meninggalkan kita semua…"

"Apa maksudmu?" Tanya Jongin yang sedari tadi hanya diam.

Sehun tidak langsung menjawab. Namun ia berdiri dan berjalan dengan langkah yang cepat kembali ke kamarnya. Semua menatapnya aneh. Namun tidak lama kemudian, Sehun keluar dan kembali ketengah-tengah mereka sambil membawa sebuah buku yang tadi ia baca.

"Jongdae hyung coba baca ini" Ia menyerahkan buku yang telah ia buka dihalamnya yang tadi.

Jongdae hanya dapat mengerenyit bingung namun tetap menuruti permintaan Sehun.

"Semuanya… Maafkan aku…" Jongdae mulai membacanya dan semua menyimak dengan seksama.

Dia menarik napas sebentar setelah memahami beberapa bait yang ia yakini bukan merupakan sesuatu yang bagus isinya untuk dibacakan.

Dan ia mulai kembali melanjutkannya setelah sekilas menatap semua teman-temannya.

"Aku bukanlah pemimpin yang baik untuk kalian.
Aku telah gagal melindungi kalian semua.
Aku gagal menjadi guardian untuk kalian.
Aku gagal menjaga EXO dan kalian.

Aku hanya orang lemah…
Aku cengeng…
Aku hanya dapat membiarkan kalian terluka.
Aku tidak dapat menjaga kalian agar tetap sehat dan gembira.

Aku tidak mampu menjaga keutuhan kelompok kita.
Aku membiarkan ketiga saudara kita meninggalkan kita.
Aku membuat mereka pergi karena ketidak mampuanku melindungi kalian.
Aku membiarkan mereka terluka dan tersiksa.

Maafkan aku… Maafkan kelemahanku…
Aku tidak dapat melanjutkan ini semua.
Aku tidak dapat membiarkan kalian terus terluka karena ketidak becusanku.
Aku harus berhenti dari semua ini.
Dari mimpiku... Demi mimpi EXO, mimpi kalian semua.

Kalian berhak mendapatkan pemimpin yang lebih baik daripada aku.
Kalian berhak menemukan seseorang yang lebih baik daripada aku.
Kalian berhak melanjutkan mimpi kalian bersama orang yang dapat mewujudkannya.
Dan orang itu bukan aku…

Aku pergi…

Aku akan pergi meninggalkan kalian.
Bukan karena aku lelah atau muak dengan ini semua.
Bukan karena aku menyerah.
Tetapi ini demi kalian. Ini demi mimpi kalian semua.
Hanya ini yang dapat aku lakukan untuk terakhir kali untuk melindungi kalian.

Terimakasih untuk cinta kalian.
Terimakasih untuk tawa yang telah kalian bagikan kepadaku.
Terimakasih untuk kenangan indah yang tak akan bisa aku lupakan.
Terimakasih telah mengajariku tentang semangat dan mimpi.

Aku mencintai kalian…
Aku mencintai EXO-L…

Tolong sampaikan maaf ku untuk EXO-L
Juga untuk Kris, Luhan, dan Tao…

We are always one… Saranghaja…

I Love You…"

Setelah Jongdae selesai membaca kalimat terakhir tersebut, mereka semua terdiam. Hanya terdengar sesenggukan lirih dari mereka semua. Mereka semua menangis. Mereka bersedih. Mereka tidak menyangka, Junmyeon yang selama ini selalu menyemangati mereka saat mereka terjatuh dan lelah, yang selalu membela kesalahan mereka, selalu menjaga mereka, dan selalu tersenyum lembut atas semua kenakalan mereka, pergi begitu saja meninggalkan mereka semua.

"Kita harus mencarinya…" Suara berat Chanyeol memecahkan keheningan tersebut.

Baekhyun mengangguk dan menghapus airmatanya. "Iya… Kita harus mencarinya. Kita tidak boleh membiarkannya pergi"

"Aku hanya ingin Junmyeon hyung menjadi pemimpinku. Bukan yang lain. Kita harus mencegahnya meninggalkan kita" Sehun berdiri dan semua pun berdiri.

Drrrrttt…

Tiba-tiba Handphone Minseok bergetar dan semua memandang kearahnya. Mereka semua berharap itu merupakan telpon dari Junmyeon. Minseok langsung merogoh kantong celana panjang hitamnya dan menggeser tombol hijaunya tanpa melihat ID penelponnya terlebih dahulu.

"Junmyeon…" Serunya.

Namun wajahnya berubah keruh saat tau yang menelponnya ternyata bukan Junmyeon.

"Yixing… Ada apa?" Tanyanya dengan lembut.

"Junmyeon memberimu pesan singkat? Apa katanya?" Semua menatap Minseok. Minseok yang mengerti maksud teman-temannya, langsung me-loud speaker HPnya.

"Junmyeon tadi pagi memberiku pesan tetapi aku baru sempat membukanya sekarang" Suara lembut Yixing terdengar dari seberang sana.

"Dia hanya bilang Maaf… Terimakasih… dan Aku menyayangimu. Dan ia berpesan agar aku tidak sakit, jangan lupa makan dan minum vitamin. Juga jangan lupa kembali ke-dorm" Yixing terdiam sebentar. "Tetapi saat aku akan menelponya untuk menanyakan maksudnya. HPnya tak dapat dihubungin. Dan aku menghubungimu, hyung. Ada apa sebenarnya?" Tanya Yixing.

Minseok menghela napas pelan. "Junmyeon menghilang, Xing" Ujarnya lirih.

"Apa maksudmu, hyung?" Terdengar suara bergetar dan khawatir dari Yixing.

"Ia menghilang. Dia bilang dia ingin pergi. Ia pergi meninggalkan kita. Tanpa membawa baju, dompet, ataupun HPnya" Tangan Minseok bergetar menahan emosinya. "Kami baru akan mencarinya"

"Kenapa ia ingin pergi? Kenapa Junmyeon ingin meninggalkan kita? Hyung… Teman-teman… tolong cari dia. Tolong tahan dia pergi. Dia tidak boleh pergi. Aku baru akan pulang dan merayakan natal bersama kalian. Aku ingin berkumpul lagi bersama kalian saat malam natal, hyung" Ujar Yixing. Terdengar suara sesenggukan Yixing yang menunjukkan ia telah menangis diseberang sana.

"Iyaa, Xing. Kami akan mencarinya dan membawanya pulang. Kita akan bersama saat malam natal nanti. Kami berjanji" Ujar Minseok lembut untuk menenangkan Yixing.

Yixing mencoba mengatur napasnya. "Maafkan aku hyung. Aku tidak bisa membantu kalian. Aku ingin segera pulang sekarang untuk mencarinya. Tetapi aku tidak bisa. Maafkan aku, hyung. Maafkan aku…"

"Bekerja lah yang baik disana, Xing. Turuti permintaan Junmyeon. Kami akan selalu mengabarimu tentang semua perkembangan Junmyeon disini. Jangan terlalu khawatir dan membuatmu tidak fokus. Junmyeon akan merasa semakin bersalah nanti"

"Iyaa hyung… Aku akan mencoba sebaik mungkin disini demi EXO, demi kita semua, dan demi Junmyeon. Aku tidak akan mengecewakan kalian dan EXO-L"

"Aku akan menutup telponnya sekarang. Kami akan mencarinya sebelum salju turun semakin lebat dan ia masih berada diluar dengan cuaca seperti ini".

Yixing mengangguk. Dan segera ia sadar kalau Minseok tidak dapat melihatnya. "Baiklah hyung. Tolong kabari aku perkembangannya. Kumohon jangan ada yang ditutupi dari ku. Aku menyayangi kalian. Dan katakan kepada Junmyeon nanti, tunggu aku pulang. Aku akan segera pulang dan aku menyayanginya"

"Ya… Aku akan mengatakan itu kepadanya" Dan setelah itu sambungan telpon mereka pun terputus.

"Kemana kita akan mencarinya?" Tanya Jongin.

Minseok menatap semua dongsaengnya. "Kita berpencar. Cari kemanapun tempat yang mungkin ia kunjungi. Dorm sunbaenim, ruang latihan, taman, sungai han, ataupun rumahnya. Kita harus membawanya pulang kembali ke sini"

Semua mengangguk dan mulai keluar dari dorm dan berpencar mencari Junmyeon.

'Junmyeon hyung… Jangan pergi… Tunggu kami. Kami akan membawamu kembali pulang'

-TBC-

Holaaa... ^^ Aku penulis baru di FFn ini. Dan ini FF pertamaku di sini. Semoga kalian suka dengan FF ini.
Silahkan memberi saran dan kritik. Tetapi tetap menggunakan bahasa yang baik dan no bash yaa ^^Tolong berikan review yang baik untuk ceritaku agar aku dapat memperbaiki kesalahan yang ada di chap selanjutnya ^^

Cerita ini terinspirasi dari MV baru EXO. Sing For You... MV itu sangat menyentuh. Kalian setuju kan? Lagunya juga sangat indah dah sedih. Aku mendengarkannya sepanjang hari sejak lagu itu dirilis hingga saat ini. Karena itu aku ingin membuat cerita berdasarkan dengan salah satu adegan di MV tersebut T^T

Semoga cerita ini mengena untuk kalian semua...

Sekian dari ku... Terimakasih yang sudah menyempatkan diri untuk membaca apalagi me-reviewnya... Kamsahamnida ^^