Halo semuanya! Salam kenal! Panggil aja saya echa, ini pertemuan kita untuk yang pertama kalinya (ini fict pertama saya) saya masih newbie di dunia fanfiction. Jadi mohon maaf bila fict ini kurang memuaskan. Special thanks for Energy-chan yang sudah sangat berjasa dalam pembuatan fiction ini *terharu*. Baiklah kita mulai!

Naruto © Masashi Kishimoto

Rate : T

Warning : alur cepat, gaje , typo(s), lelucon garing (atau bahkan tidak ada?) dkk.

Membaca fiction saya dapat menyebabkan serangan jantung, sesak nafas, gangguan janin, gangguan pendengaran dan gangguan pengelihatan

Jika hal diatas benar-benar terjadi silahkan laporkan keluhan anda ke markas akatsuki *dikeroyok akatsuki*

.

.

.

The Vain Sacrifice

Happy reading guys!

.

.

.

" Sakura!" teriak seorang pemuda berpostur tubuh kekar dengan balutan jeans hitam dan T-shirt biru tua ,berambut model raven, bermata tajam seperti elang. Uchiha Sasuke. Setelah menunggu cukup lama akhirnya orang yang ia tunggu-tunggu pun muncul.

"Sasuke-kun" terdengar suara nyaring nan manja itu dari kejauhan. Seorang gadis cantik bernama 'Sakura' dengan mata emerald itu pun mempercepat langkahnya agar lebih cepat pula ia dapat menemui kekasihnya, Uchiha Sasuke.

Entah apa yang ada di pikiran Sasuke saat Sakura menyatakan cinta padanya saat SMA, ia menerimannya. Jika dilihat dari sifat, mereka sangat bertolak belakang, Sakura sangat energik, riang,ceria,banyak bicara, tersenyum kepada siapapun -?- #abaikan sedangkan Sasuke? Cool. Ya hanya 1 kata yang cukup untuk mendeskripsikan pemuda 23 tahun itu.

"kau sudah lama menunggu Sasuke-kun?" Tanya Sakura manja. "tidak juga" jawab pemuda bermata onyx itu datar. "kukira kau akan keluar lebih lama, kau mau persiapan skripsi kan?" sambungnya. " aku kan sudah pintar, Sasuke-kun , untuk apa ikut kelas itu?" kata Sakura dengan cengiran super narsisnya dan kepercayaan diri yang sangat tinggi. "hn, itulah dirimu, terlalu percaya diri" tanggap Sasuke yang langsung membuat wajah chubby Sakura menggembung. "ayo masuk mobil" perintahnya seakan tidak peduli dengan wajah ngambek Sakura. Mereka pun masuk ke dalam mobil.

.

.

Hening

.

.

Ya, memang hanya keheningan yang tercipta di mobil Ferrari hitam itu.

"Sasuke-kun" ucapan dari ibir mungil Sakura itu memulali pembicaraan.

"hn" ya, hanya itu jawab Sasuke, jawaban yang mungkin bias diartikan 'apa?'

"ini hari terakhir kau di jepang kan?"Tanya Sakura dengan raut wajah kecewa. Sungguh ini bukan Sakura yang biasa.

"hn" jawab Sasuke yang benar-benar sukses membuat Sakura kesal.

"bisakah kau keluarkan kata lain selain 'hn'? Kau benar-benar seperti alien dari mars tau!" bentak Sakura kesal.

"baiklah, nona Sakura, apa yang seharusnya aku katakan?" goda Sasuke

Hening kembali. Sakura tidak menjawab pertanyan Sasuke yang menurutnya sangat menyebalkan. Dia menyesal berpacaran dengan alien aneh yang sulit berbicara bahasa manusia itu. Sakura tidak bisa menahan luapan emosinya lagi. "kau masih menyukaiku?" Tanya Sakura sambil menatap dalam kekasihnya yang benar-benar berkonsentrasi saat mengendarai mobil. "tentu saja" jawabnya singkat, tapi penuh makna, karena ucapan itu diiringi dengan senyuman sang Uchiha yang sangat jarang ia keluarkan. " jujur!" bentak Sakura. "kau seperti sedang mengintrogasi pembunuh bayaran kau tau? Lagi pula untuk apa aku berbohong?" Tanya sang Uchiha sambil meyakinkan Sakura.

Senyuman tipis terpampang di wajah mulus Sakura. Kini kebahagiaan sedikit menghilangkan luka hatinya. Karena besok , Uchiha Sasuke akan melanjutkan kuliahnya di Amerika. Memang menyakitkan, tapi ini juga demi kebaikan Sasuke juga. 2 tahun tanpa Sasuke, mungkin akan terasa hampa.

30 menit berlalu, kini mereka sampai dikediaman Sakura. Merasa sudah sampai ke tempat tujuan, Sasuke membuka kunci mobil. "arigatou Sasuke-kun, mau mampir dulu?" Tanya Sakura ramah.

"maaf, tapi aku harus menyiapkan keperluanku untuk besok" kata Sasuke dengan nada penuh penyesalan. "baiklah, aku mengerti kau memang sibuk" ucap Sakura sangat amat kecewa, senyuman miris terlihat di wajahnya. Tanpa berkata apa pun, sebuah kecupan hangat dari Sasuke mendarat di pipi Haruno muda itu, memberikan kehangatan dalam hatinya. "aku janji, akan selalu menjadi milikmu,Sakura-chan" Sasuke membisikan kalimat yang membuat perasaan Sakura tenang, dan.. damai. "Ne, arigatou gonzaimasu, Sasuke-kun kuharap, janjimu TIDAK SEPERTI JANJI PEMERINTAH INDONESIA #ABAIKAN KATA2 YANG DI CAPKSLOCK KAWAN ._. –ralat-, akan kau tepati " lalu Sakura menempelkan bibir mungilnya di pipi Sasuke. "Baiklah Sasuke-kun, selamat tinggal" kata Sakura sambil melambaikan tangan setelah turun dari mobil.

The Vain Sacrifice

Sakura POV

AKU LELAH DENGAN SEMUANYA! Sasuke mengapa kau pergi begitu cepat,eh? Kukira kau pergi bulan depan, ternyata besok! Aku tidak tau apa dia akan tergoda disana? Tapi aku benar-benar punya firasat kalau kau akan mengkhianatiku! Tapi, aku tau Sasuke bukan tipe cowok yang mudah tergoda, dia teguh pada pendiriannya, tapi tetap saja banyak godaan disana dan firasatku benar-benar kuat! Bagaimana jika ada perempuan nakal yang memberi nya sake lalu meniduri Sasuke, lalu wanita itu hamil dan ia meminta pertanggung jawaban Sasuke? Sasuke pasti akan menikahinya dan mencampakanku. Aaahhh aku berfikiran aneh-aneh lagi!

Baiklah Sakura,lupakan segala pikiran negative, dan ganti dengan pikiran positive, sekarang aku akan mandi, makan malam, lalu tidur. Ya itu jalan terbaik bagiku sekarang. Menengkan diriku, itulah prioritas utamaku sekarang.

Normal POV

Sakura segera melakukan apa yang ia kehendaki tadi. Setelah makan malam bersama keluarganya, ia cepat-cepat naik ke kamarnya dan menjatuhkan diri di ranjang queen size nya. Bulir- bulir air mata pun mulai membasahi pipinya, emosinya kembali meluap, teralu larut dalam kesedihan, dan hal-hal buruk yang dia piker akan menerpa Sasuke sehingga membuatnya tertidur pulas, masuk ke dalam alam mimpinya.

The Vain Sacrifice

Sakura POV

Silau! Ini sudah pagi? Hanya perasaanku atau malam memang berjalan begitu cepat. Sinar matahari menerobos masuk kamarku melalui gorden putih di samping tempat tidurku. Mungkin aku terlalu lelah menangis hingga tidurku pulas sekali, ya menangisi hal yang mungkin tidak akan pernah terjadi, betapa bodohnya aku memikirkan hal yang tidak diyakinkan kepastiannya. Baiklah ini hari sabtu, saatnya menyegarkan tubuh dengan spa, aku harus pergi sendiri, karwna Sasuke pasti sudah ada di amerika. Jam berapa ini? Mana jam mana jam mana jam, tanganku meraba-raba dan, hei dimana weker ayamku? Sudahlah mungkin dia jatuh.

Dengan paksa aku membangunkan tubuhku dan awww…. Weker menyebalkan! Aku menginjaknya dan sekarang kakiku sakit sekali, weker bodoh pemberian Sasuke malah melukai kakiku, belum cukup kau melukai hatiku dengan sikapmu? Sekarang kau malah menyakiti kakiku dengan weker pemberianmu! Sudahlah aku menyerah sebelum aku benar-benar menghancurkan seluruh isi kamarku. Lagipula aku harus cepat, jika terlambat Ino akan marah lagi padaku.

Normal POV

Sakura melangkahkan paksa kakinya yang sedang sakit ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya. 15 menit berlalu , Sakura pun keluar (udah pake baju kok readers!) turun ke bawah, dan menemui keluarganya untuk sarapan, seusai sarapan Sakura melakukan apa yang seharusnya ia lakukan, pergi ke spa untuk menenangkan diri.

Selama perjalanan Sakura merenung. Merenungi siapa? Sudah jelas sang pemberi weker ayam itu. Berbagai pikiran buruk mulai menerpanya, perasaanya tidak enak. Apa ini disebabkan oleh si Uchiha itu,eh? Pikirannya terus menghambur kemana-mana, tidak memikirkan spa, Ino, ataupun hal-hal yang 'mungkin' menyenangkan yang bias ia lakukan bersama dengan Ino hari ini.

" Hei nona awas!" teriak seorang pemuda dari sebrang sana.

TIIINNNNNNN!

" KYAAAAAAAAA!"

TBC

A/N : yeah akhirnya fict abal yang aneh ini selesai juga. Maaf alurnya tidak jelas. Saya benar-benar baru pertama kali menulis fict. Jadi untuk para readers yang kecewa setengah mati karena fiction ini, saya mohon maaf sebesar-besarnya.

Mind to review?

Regards

Nakamura Emi