Author : chen21ina
Title : ME VS YOU
Cast :
Kim Jongdae
Kim Minseok
and other
Rated : T
Di lahirkan dari keluarga yang kaya raya dan bergelimbang harta membuat Minseok menjadi sosok wanita angkuh, segala sesuatu yang di inginkan nya selalu ia dapatkan .Tidak ada yang dapat menolak pesona seorang Minseok . Namun apa jadi nya jika ayah Minseok menitipkan nya pada sebuah keluarga kecil yang tinggal di desa. Mampukahh Minseok melewati hari-hari nya disana ?
.
.
Minseok menatap tak percaya pada bangunan di hadapan nya , ia terbiasa dengan rumah mewah,, lantai beralaskan marmer , ranjang queen size untuk menemani tidurnya , ruangan ber-AC dan kamar mandi dalam kamar nya sendiri. Tapi kini ia harus tinggal pada sebuah rumah sederhana , berlantaikan kayu , tidur beralaskan kasur lipat , kipas angin sebagai penyejuk ruangan dan kamar mandi yang harus berbagi .
"Semoga kau betah ya sayang " ucap Yifan ayah dari Minseok , wanita itu hanya memandang sang appa dengan tatapan memelas nya namun Yifan seakan buta .
"Mulai sekarang Jumnyeon ajushi dan Yixing ahjuma adalah kedua orang tua mu , hargai mereka , hormati mereka " Ucap Yifan dan Minseok hanya menganggukan kepala nya.
Setelah berbincang-bincang dengan Junmyeon dan juga Yixing akhirnya Yifan meninggalkan sang putri disana. Bukan tanpa alasan Yifan menitipkan putri semata wayang nya pada Junmyeon sahabat lama nya sejak sekolah menengah . Kelakuan Minseok lah yang membawa nya kemari .
Flasback
Yifan memijit kepala nya ringan , sungguh otak nya terasa akan meledak sekarang . Ia baru saja mendapatkan surat dari pihak kampus bahwa putri nya Wu Minseok tidak mengikuti pelajaran selama satu bulan . Padahal jelas – jelas setiap hari nya Minseok pergi ke kampus , lalu dimana anak nya selama ini ? Salah kan Yifan yang terlalu sibuk dengan urusan pekerjaan hingga perkembangan sang buah hati pun ia tidak tahu . Ibu Minseok , Huang Zitao meninggal dunia saat usia Minseok tiga belas tahun . Disaat Minseok mulai memasuki masa remaja , saat-saat dimana perananan orang tua sangat di butuhkan . Namun Yifan tidak bisa melakukan peran nya dengan baik , ia memang mencukupi segala materi untuk Minseok tapi tidak untuk perhatian dan kasih sayang .
Belum selesai kepala Yifan memikirkan perihal putri nya yang sudah membolos selama satu bulan , kini ponsel pintar milik nya kembaali berdering . Tidak tanggung-tanggung kali ini yang menghubungi bukann lah klien , atau siapa pun melainkan kantor polisi . Minseok putri satu-satu nya terlibat perkelahian dengan salah seorang pengunjung di sebuah club .
Dengan segala kekuasaan yang Yifan miliki , ia dapat dengan mudah membawa sang putri pulang ke rumah. Yifan mengendarai mobil tanpa memperdulikan keselamatan namun Minseok yang duduk di sebelah bangku kemudi tidak merasakan takut sama sekali . Seakan-akan ia sudah terbiasa dengan kecepatan tinggi .
Brak !
Yifan menutup pintu mobil kasar , Minseok tahu jika sang ayah saat ini sedang marah besar pada nya . Namun bukan nya merasa takut ia justru keluar dari mobil dengan gerakan santai , wajah nya ia tegakan tanda bahwa ia tidak takut pada apa pun termasuk amukan sang ayah .
"Apa maksud mu melakukan semua ini minseok ? " tanya Yifan ketika diri nya sudah berada di ruang tamu .
"Aku tidak bersalah appa , Hyeri yang terlebih dulu menyerang ku apa salah jika aku membela diri ?" Minseok menjawab berani .
"Lalu apa maksud mu selama satu bulan membolos ?"
"Memang nya kenapa ? toh appa kan sudah kaya jadi untuk apa aku masih harus bersusah payah duduk di bangku kelas yang membosankan "
"Astaga Minseok !" Minseok berjengkit kaget saat Yifan kini membentak nya , ia hanya tersenyum miris kemudian .
"Apakah yang appa pikirkan selama ini hanya seberapa besar nilai ku di kampus ? sebanyak apa prestasi yang ku torehkan ? lalu nanti appa akan mengatakan pada seluruh dunia bahwa aku adalah putri mu yang membanggakan dan berakhir dengan aku yang akan menikah dengan laki-laki pilihan appa untuk menjaga kejayaan perusahaan . Itu kan yang ada di pikiran mu ? " Yifan terdiam mendengar penuturan Minseok.
"Kau harus mendapatkan hukuman " Ucap Yunho kemudian .
"Silahkan , aku tidak takut pada hukuman mu, memang selalu seperti ini . Semua nya adalah kesalahan ku , kau lah yang selalu benar tuan Wu " Minseok berlalu meninggalkan Yifan sendirian . Laki-laki paruh baya itu terduduk lesu , sejak kepergian Zitao sepuluh tahun lalu ia hancur .Yifan lebih banyak menghabiskan waktu nya dengan bekerja ia mengalihkan rasa kehilangan pada tumpukan-tumpukan dokumen yang memusingkan kepala tanpa ia sadari ia telah melupakan sang putri , putri nya yang juga kehilangan sosok seorang ibu di usia nya yang masih remaja .
Yifan sudah kehabisan cara untuk menghukum Minseok . Hingga akhir nya ia meminta bantuan pada Junmyeon teman semasa sekolah nya dulu.
Minseok menatap ruangan yang kini menjadi kamar nya , bahkan kamar mandi di rumah nya pun jauh lebih luas di bandingkan ini . Minseok tidak mengharapkan ranjang besar seperti yang ada di kamar nya , tapi setidak nya berikan lah ia tempat tidur yang layak bukan nya kasur lipat seperti ini . Minseok menghela nafas , ia harus bisa bertahan ia harus bisa membuktikan pada sang ayah bahwa Minseok bukan lah wanita lemah .
Minseok mengambil handuk dan perlengkapan mandi , lalu ia melangkah menuju kamar mandi. Seperti nya berendam dapat membuat pikiran nya tenang , namun semua itu pun hanya angan-angan saja karena di dalam kamar mandi jangan kan bathup untuk berendam shower pun tidak ada . Minseok hanya dapat menghela nafas , tubuh nya sudah sangat lengket mau tidak mau ia harus bisa mandi walaupun dengan keadaan seperti ini , wanita tersebut mulai melepaskan kemeja yang sedari tadi melekat di tubuh nya .
Ceklek
"KYAAAAAA SIAPA KAU ? PENGINTIP MESUM !"
.
.
Minseok menatap tak suka pada laki-laki yang kini duduk disamping nya, sedang kan sang pria hanya mengusap kuping nya sakit .
"Sungguh eomma aku tidak tahu jika wanita aneh ini ada di dalam kamar mandi "
"Enak saja kau memanggil ku wanita aneh , kau ini pengintip mesum " Minseok berujar marah .
"Bagaimana tidak aneh , sudah tahu akan mandi kenapa pintu nya tidak kau kunci . Dan apa kata mu tadi ? pengintip mesum ? memang nya apa yang bisa di lihat, rata semua. " Minseok membulatkan mata nya , apa yang pria ini katakan barusan ? rata semua ?
"Kim Jongdae !"
"Aaaaarrgghh eomma sakit " kali ini kepala Jongdae pria yang disebut Minseok sebagai pengintip mesum menjadi sasaran sang eomma setelah tadi telinga nya mendapat jeweran kasih sayang .
"Eomma tidak pernah mengajarkan mu untuk berlaku tidak sopan tuan Kim "
"Aku sungguh tak bersalah eomma " Jongdae memandang Yixing sungguh-sungguh.
"Bohong kau pasti memang ingin mengintip kan ? mengaku saja !"
"Heh wanita aneh , jika aku memang ingin mengintip maka aku akan bersembunyi bukan nya dengan terang-terangan membuka pintu kamar mandi " Jongdae menatap Minseok jengah.
"Jadi kau ingin mengatakan bahwa kau memang ingin terang-terangan mengintip ku begitu ?"
"Kalian berdua diam !" Jongdae dan Minseok kompak terdiam setelah mendengar suara Junmyeon . Sang kepala keluarga akhirnya membuka suara .
"Jongdae minta maaf lah pada Minseok , bagaimana pun kau telah tidak sopan . Dan Minseok biasakan mengunci pintu karena disini kita semua berbagi ruangan . Kau mengerti ?" Jongdae dan Minseok kini lagi-lagi kompak menganggukan kepala . Minseok sekarang mengerti kenapa ia di titipkan disini , Junmyeon sungguh sangat menyeramkan jika sedang marah .
Jam dinding sudah menunjukan pukul satu dini hari namun Minseok masih belum bisa memejamkan mata nya. Badan nya sungguh terasa sakit.
"Appa akan menjodohkan mu dengan anak dari rekan bisnis appa " Ucap Yifan tenang .
"Namun tidak dengan kelakuan bar-bar mu yang seperti ini , appa akan menitipkan mu pada teman baik appa . Beliau pasti bisa mendidikmu dengan baik " Lanjut nya. Minseok hanya menatap tak percaya pada sang ayah . Yifan selalu seperti ini , memutuskan sesuatu sendiri tanpa meminta pendapat atau pun persetujuan Minseok .
"Appa mohon kali ini kau menurut lah jangan mengecewakan appa lagi , dan untuk perjodohan mu semua ini sudah di atur oleh mendiang Zitao . Karena mereka sahabat baik eomma mu sayang . " Yifan mencium kening Minseok lalu laki-laki tersebut pergi keluar dari kamar sang putri tanpa tahu bahwa Minseok kini tengah menangis dalam diam.
Trak
Trak
Trak
Minseok terbangun dari tidur nya , ini masih jam enam pagi . Siapa yang ribut-ribut di pagi hari seperti ini . Dengan kesal Minseok membuka tirai yang menutupi jendela kamar nya , namun tanpa di duga wajah Jongdae lah yang terlihat dengan jelas disana .
Apa yang sedang pria itu lakukan ? apakah dia sedang mengintip nya lagi ? Minseok berjalan cepat keluar dari rumah menuju tempat dimana Jongdae berdiri .
"Kau ! apa yang sedang kau lakukan di depan jendela kamar ku ? apa kau sangat suka sekali mengintip ?" Jongdae memutar mata nya malas, ini masih pagi dan ia harus berhadapan dengan wanita aneh , menyebalkan , manja yang sial nya sekarang menginap di rumah nya entah sampai kapan .
"Hey wanita aneh , pemalas , manja . Disini kami sudah terbiasa bangun pukul lima pagi dan kami akan membersihkan seluruh bagian rumah . Dan kau seharus nya berterima kasih pada ku karena aku sudah membersihkan bagian luar jendela kamar yang kau tempati " Ujar Jongdae sambil mengangkat kain lap dan juga cairan pembersih kaca di depan wajah Minseok.
"Terima kasih banyak pengintip mesum karena kau telah berbaik hati membersihkan jendela kamar ku , tapi mulai saat ini kau tidak usah membersihkan nya biar aku sendiri yang melakukan nya ." Ucap Minseok tajam .
"Oh baagus kalau begitu , sekalian bersihkan yang lain yah " Jongdae tersenyum di akhir kalimat nya lalu ia menaruh lap dan cairan pembersih ke tangan Minseok .
"Hati-hati tangan mu yang mulus itu nanti jadi kasar " lalu Jongdae pergi meninggalkan Minseok yang tengah menahan kesal .
.
.
Pagi yang sangat indah untuk Minseok , setelah membersihkan seluruh jendela kini ia masih harus berdiri di depan pintu kamar mandi . Ingat disini hanya ada satu kamar mandi , dan Jongdae entah apa yang ia lakukan namun sudah lima belas menit Minseok mengetuk pintu , ia tak kunjung selesai .
Ceklek
Minseok rasa nya ingin melemparkan sepatu high hills nya langsung ke wajah Jongdae , laki-laki itu keluar dari kamar mandi dengan wajah santai tanpa dosa padahal Minseok sudah menunggu lama di luar pintu . Minseok segera masuk dan menutup pintu saat Jongdae sudah berada di luar , Minseok sudah akan melepaskan pakaian nya jika saja -
Ceklek
"kau lupa mengunci pintu lagi " Jongdae tiba-tiba membuka pintu kamar mandi , membuat pergerakan Minseok terhenti .
"Yaaakkkk Pengintiiippppp mesuuuummmmmmmmm !"
Minseok hanya berdiam diri di kamar nya , ia sengaja mengurung diri tidak ingin melihat wajah Jongdae . Astaga laki-laki itu membuat tekanan darah nya selalu naik ke level tertinggi .
Kyungsoo calling
"Yeoboseiyo "
"Minseookkkkkkkk kau kemana saja ! di kampus tidak ada dimana-mana tidak ada . Aku sangat menghawatirkan mu" Minseok tersenyum saat mendengar suara Kyungsoo di seberang sana .
"Aku mendapat hukuman dari appa , sekarang aku di titipkan di rumah teman appa . Di pedesaan "
"APAAA ? ya tuhan yang benar saja appa mu kenapa tega sekali "
"Tidak apa-apa Soo-ya , kau seperti tidak mengenal appa ku saja "
"Apa kau mau ku jemput ? kami semua menghawatirkan mu "
"Tidak Soo, jika aku kabur nanti appa akan semakin marah . Aku janji jika seandai nya aku sudah tidak kuat aku akan meminta bantuan mu " Minseok tersenyum walaupun kyungsoo tidak bisa melihatt nya . Ia bahagia setidak nya masih ada teman-teman yang sangat sayang dan peduli padanya.
Minseok menatap jijik pada ember berisi penuh pupuk kandang , kini ia sedang berada di kebun dengan Junmyeon . Dan Junmyeon menyuruh Minseok untuk menyiramkan pupuk ke sayuran , bukan masalah harus menyiram nya namun isi pupuk yang merupakan perpaduan dari kotoran hewan ternak lah yang membuat Minseok serasa ingin muntah .
Minseok memegang ember tersebut hati-hati dengan sebelah tangan ia gunakan untuk menutup hidung nya.
Bruk !
Minseok menatap tak percaya pada tubuh nya , perjuangan nya untuk menyiramkan pupuk dengan bersih hancur saat Jongdae entah dengan sengaja atau tidak menabrak nya , membuat ia tersungkur dan ember berisikan pupuk kandang tumpah mengenai tubuh nya .
"Mian mian aku sungguh tidak sengaja " Minseok dapat melihat wajah Jongdae yang sama terkejut dengan dirinya , mungkin memang benar ia tidak sengaja tapi sungguh tersiram pupuk kandang satu ember sangat tidak bisa ia terima . Minseok mengambil tanah yang sudah tercampur dengan pupuk , ia mengambil satu tumpukan penuh di dalam genggaman tangan nya . Tidak peduli akan menjadi lebih kotor lagi yang jelas Jongdae harus merasakan hal sama dengan nya .
Jongdae yang melihat pergerakan Minseok segera pergi menjauhi Minseok dan terjadilah adegan kejar-kejaran di tengah kebun .
"Yaaakk jangan lari kau Kim Jongdae !" Teriakan itu tak di hiraukan oleh Jongdae , ia terus saja berlari dan tanpa sadar kini ia berada di bibir sungai .
"Mau lari kemana lagi kau ?" Minseok sudah berada tepat dua meter di hadapan Jongdae .
"Aku kan sudah minta maaf , lagi pula tadi itu aku sama sekali tidak sengaja "
"Aku tidak percaya "
Minseok mulai berjalan mendekati Jongdae .
BYUR
Jongdae terjatuh ke dalam sungai , Minseok menghela nafas Jongdae selamat dari pupuk kandang yang demi neptunus sangat bau ini . Wanita itu kemudian berbalik dengan perasaan kesal yang luar bisa , namun tiga langkah ia berjalan Minseok sudah terhenti saat mendengar suara teriakan Jongdae .
"Minseoooookk-aahh tolooonggg , aku tidak bisa berenang "
.
.
.
Tbc
Haaaaaaaiiiii aku balik bawa ff baru padahal yang lama masih ngutang . Maafkan *bow
Aku terharu baca review kalian semua di ff ku yang into the new word kemarin ... waaahhh kalian semua luar biasa .
Kritik saran semua nya bisa di sampaikan d kolom review ^^
Gomawooo
