Pieces Of Memories
.
.
.
Kala deretan huruf-huruf vokal dan konsonan dalam alphabet tak lagi mampu mengungkapkan kerinduan mendalam yang menyesakkan dada secara verbal, ketika itulah mereka dituangkan dalam bentuk tulisan. Menyusun kata-kata puitis yang memuakkan. Inilah salah satu cerita sederhana tentang kerinduan.
.
.
.
Aku merindukan masa-masa itu. Masa-masa dimana kau dan aku masih bertatapan satu sama lain dengan penuh kasih. Masa-masa ketika tangan kita masih bertautan, menyalurkan secercah kehangatan yang kita punya. Masa-masa ketika kita masih berbagi tawa dan canda. Masa-masa ketika kita masih melangkah beriringan. Masa-masa ketika aku merasa menjadi manusia yang paling beruntung di seluruh alam semesta ini.
Aku merindukan masa-masa itu, masa-masa dimana kau masih disampingku, bersamaku, menemaniku.
.
.
.
Ketika segudang memori lama yang telah terkubur dalam di jurang terdalam otaknya kembali bangkit.
"Hei, pendek. Caramu berjinjit aneh. Perlu kugendong?"
.
.
Menyusup dan mengacaukan isi otaknya.
"Kai, aku tak bisa tidur. Insomniaku kambuh."
"Benarkah? Aku juga tak bisa tidur. Aku bahkan susah tidur setiap hari."
"Mengapa? Bukankah kau tidak mengidap insomnia?"
"Tidak. Namun sejak mengenalmu, aku mulai mengidapnya. Kaulah insomnia termanis yang kualami di setiap malamku."
.
.
Mengiris hatinya perlahan.
"Kau kedinginan?"
"Uhh.. Ya.."
"Kemarilah. Bukankah tubuh mungilmu sangat pas untuk berada dalam dekapanku?"
.
.
Membuatnya meragukan kewarasannya.
"Huftt. Hujan deras, Kai. Padahal kita kan mau piknik. Aku benci hujan."
"Aku bisa membuatmu menyukainya."
"Huh? Kita sudah basah. Ayo cari tempat berte一"
"Maukah kau mendampingiku dan berada di sisiku untuk selamanya?"
.
.
Berawal dari sekumpulan naskah manis dan diakhiri dengan indahnya oleh pahitnya kenyataan yang menyerang.
"KAIIII!"
.
.
.
Seandainya saja aku mempunyai mesin waktu, aku akan memilih untuk kembali ke masa-masa itu.
Seandainya Tuhan mengizinkan, aku menginginkannya kembali disisiku.
Seandainya aku dapat terus bermimpi, aku tak akan pernah berniat untuk bangun, memimpikan kenangan-kenangan manis yang kita lalui bersama.
Seandainya一
.
.
.
.
.
"I'm home."
D.O menoleh ke pintu depan, tempat suara bass yang tertangkap indra pendengarannya berasal. Terperangah sesaat, sebelum tersenyum.
"I know you will. Welcome back...
..Kai."
.
.
.
Even if it's just hallucination, as long as you're here, right beside me, I believe,
Everything's gonna be alright.
.
Yeah, everything's gon' be alright.
