Disclaimer: I own nothing but the Plot and several OC's
Life After
The Royal Wedding
by
nessh
"Ya Tuhan! Ya Tuhan! Ya Tuhan!"
"Anna, tenanglah. Kau membuat kepalaku pening," tegur Elsa, menggeleng pelan melihat tingkah adik perempuan satu-satunya itu.
Sudah cukup lama Anna mondar mandir di depan Elsa sambil menggumam tidak jelas tentang bunga, cuaca dan Kai. Awalnya Elsa membiarkan Anna, namun lama-lama ia bosan dan pusing melihatnya.
Anna menoleh pada Elsa, dahinya berkerut, bahunya naik dan bibirnya melengkung, cemberut. "Aku ingin semuanya sempurna, Elsa. Sempurna! Ini hari yang special un—"
"Aku tahu," potong Elsa, tertawa kecil. "Dan aku yakin semuanya pasti sempurna. Kita sudah memastikan itu kemarin bersama Gerda, ingat?"
"Ya, tapi tapi tapi tapi—oh Tuhan! Apa mereka membawa bunga yang benar? Dan bagaimana dengan makanan di dapur? Aku harus memeriksanya!"
Anna baru mengangkat gaunnya untuk berlari keluar kamar. Namun Elsa lebih cepat. Elsa mengangkat tangannya dan dalam sekejap, dinding es merayapi pintu kamar, memblokirnya.
Anna mengerem mendadak dan memutar tubuhnya. "Elsaa," rengeknya. "Aku harus kesana!"
Elsa tersenyum kecil. Ia bangkit dari kursi yang sedari tadi didudukinya dan berjalan menghampiri Anna. Elsa meraih kedua tangan Anna dan meremasnya pelan.
"Semuanya akan baik-baik Anna. Percayalah padaku," ujar Elsa lembut.
Anna menghela nafas. "Aku hanya ingin semuanya sempurna,"
Elsa meraih dagu Anna dan mengangkatnya pelan, agar ia bisa menatap mata Anna. "Dan aku yakin semuanya akan sempurna, Anna. Aku percaya padamu,"
Anna akhirnya tersenyum. Ia mengulurkan kedua tangannya dan memeluk Elsa erat-erat, menyandarkan kepalanya di bahu Elsa sementara Elsa mengusap rambutnya. Anna menutup matanya, merasakan pipinya menyentuh kulit dingin Elsa dan menghirup wangi parfum Elsa yang menurutnya mirip dengan wangi salju di hari pertama musim dingin. Perlahan, Anna semakin merasa tenang.
Tok..Tok..Tok...
"Yang Mulia? Sudah waktunya," kata Kai dari balik pintu.
Anna melepas pelukannya. "Kami segera kesana, Kai! Terima kasih!"
"Jadi," Elsa menyelipkan rambut Anna di balik telinga. "Kau siap?"
Anna tertawa. "Bukannya aku yang harus bertanya,"
0oooo0oooo0
Anna sangat bahagia. Tiga tahun setelah ia bertemu Kristoff dan mendapatkan Elsa kembali jauh lebih baik dibandingkan masa kecilnya. Ia memiliki Elsa, Kristoff, Olaf, Sven, Kai, Gerda, para Troll—oh, jangan lupakan Marshmallow.
"Mama!"
Anna terbangun dari lamunannya dan menoleh pada gadis kecil di pangkuan Kristoff. Ia tersenyum dan mengecup pipi gadis kecil itu. Eira terkikik geli. Anna mengulum senyum. Eira mirip sekali dengan Kristoff, rambut pirang dan mata cokelat. Umur Eira baru genap setahun besok, tapi ia sudah sangat pandai berbicara. Elsa dan Kristoff bilang, Eira mewarisi kebawelan Anna. Anna cemberut kala itu.
Anna kembali memusatkan perhatiannya pada upacara pernikahan Elsa. Elsa terlihat sangat cantik dalam gaun putih panjang yang terlihat kontras dengan mata birunya dan yang membuat Anna sangat senang, Elsa terlihat sangat bahagia.
Tiga tahun belakangan tidak mudah bagi Anna dan Elsa. Masih ada orang-orang di Arendelle yang dendam karena musim dingin abadi yang disebabkan Elsa. Terjadi protes beberapa kali, surat ancaman dikirim ke kastil dan suatu waktu, seseorang melempari kaca jendela dengan batu yang dibungkus kertas yang juga berisi ancaman. Raja dari Weselton mencabut gelar sang Duke, membuat sang Duke marah besar dan menyebarkan rumor tentang Elsa.
Dan Anna sempat merasa bersalah karena memilih Kristoff. Well, Anna tidak pernah mengatakan itu pada Kristoff tentunya, hanya Elsa yang tahu tentang hal tersebut.
Malam itu sebulan setelah pernikahan Anna dan Anna tidak bisa tidur karena Kristoff pergi ke gunung. Jadi ia pergi ke kamar Elsa hanya untuk mendapati ranjang yang dingin dan rapi. Anna kemudian pergi ke perpustakaan. Disana ia menemukan Elsa duduk di bawah jendela yang terbuka, memeluk kedua kakinya. Anna langsung merasa ada sesuatu yang tidak beres. Tentu, awalnya Elsa tidak mau menceritakan apa yang terjadi, seperti biasanya. Tapi Anna mengenal kakaknya itu terlalu baik, jadi ia bisa mengorek apa yang mengganggu pikiran Elsa saat itu.
Ternyata, karena Anna menikahi Kristoff, Anna akan kehilangan gelarnya sebagai seorang putri. Setelah menikahi Kristoff, Anna akan menjadi Anna Bjorgman, bukan lagi Putri Anna dari Arendelle. Itu berarti, pihak dewan tidak melihat Anna sebagai pewaris yang tepat untuk tahta dan itu artinya, mereka akan semakin menekan Elsa untuk menikah dan memiliki pewaris.
Elsa langsung meyakinkan Anna bahwa ia tidak apa-apa dan Anna tidak perlu memikirkan itu. Tapi Anna tetap merasa bersalah.
Namun, esoknya, saat Anna membantu Elsa menyortir surat yang masuk (sekaligus membunuh waktu karena Kristoff belum juga pulang). Anna menemukan satu surat yang ditulis oleh Pangeran Henry II dari Kerajaan Yurelis di daerah selatan. Elsa memekik melihat surat yang ada di tangan Anna dan segera menyambarnya. Anna kaget melihat tingkah laku Elsa yang tidak seperti biasanya dan segera mengetahui apa yang sedang terjadi.
Elsa dan Henry bertemu di pesta pernikahan Anna dan Kristoff. Seharusnya, kakak perempuan Henry, Putri Katharina, yang datang ke pesta itu. Tapi sayangnya, Putri Katharina jatuh sakit, jadi tidak memungkinkan untuk pergi. Jadi Henry menggantikan Katharina dan bertemu Elsa.
Dan sekarang, disanalah mereka. Saling tersenyum ketika akhirnya dinyatakan sebagai suami dan istri. Anna dan Eira bersorak paling keras diantara tamu undangan.
Ya, hidup Anna tidak bisa lebih baik lagi. Dia memiliki Elsa, Kristoff, Olaf, Sven, para Troll, Marshmallow, Kai, Gerda, putrinya Eira dan sekarang, ia memiliki kakak laki-laki! Tinggal menunggu Henry atau Elsa kecil untuk melengkapi semua.
Ya, semuanya berakhir menyenangkan.
