Cast: Oh Sehun, Byun Baekhyun, Do Kyungsoo, Kim Joonmyeon, Wu Yifan.
Kim Jongin, Park Chanyeol, Huang ZiTao.
Pair: KaiHun, ChanBaek, TaoSoo, and KrisHo.
Genre: Romance, School Life, Crime.
Warning: Boys Love/ Yaoi, Typo, Kata tidak Baku.
.
Chapter 1...
.
.
Mempunyai tiga orang putra yang imut-imut plus unyu-unyu badai memang membuat orang tua mana pun bahagia. Ini juga yang di alami oleh pasangan Wu, Wu Yifan dan Wu Joonmyeon.
Wu Yifan adalah putra dari seorang pemimpin TRIAD di China -dulu- karena sekarang dia sudah menjadi pemimpinnya, keluarga Wu memang berkecimpung di dunia hitam namun bukan hanya itu saja karena keluarga Wu merupakan keluarga yang sangat sukses di bidang teknologi dengan perusahaan mereka yang telah banyak di dirikan di berbagai negara dan Wu Yifan merupakan pewaris tunggal dari keluarga itu karena dia tidak mempunyai saudara alias anak tunggal.
Sembilan belas tahun yang lalu, Yifan melakukan perjalan bisnis ke Korea Selatan pada saat itu usianya baru 20 tahun dan ia jatuh cinta pada seorang pria mungil bermarga Kim yang seorang yatim piatu dan tinggal di sebuah apartemen sederhana di pinggiran kota Seoul.
Kim Joonmyeon namanya, pemuda mungil yang sangat manis, berkulit putih bersih, dan sangat pintar terbukti dengan pendidikannya yang sampai Universitas selalu di dapatnya dengan jalur beasiswa.
Yifan menggunakan segala cara untuk mendapatkan Joonmyeon, dari mulai menguntit, memberikan hadiah-hadiah mahal –yang selalu di tolak Joonmyeon, berakhir dengan menculik pemuda mungil itu. Joonmyeon sempat membenci Yifan karena itu, namun lama kelamaan rasa benci itu berubah jadi cinta apalagi melihat kesungguhan Yifan dalam menarik perhatiannya.
Pernikahan mereka di laksanakan dengan mewah dan besar-besaran, semua keluarga Wu berbahagia menyambut pernikahan ini. Bagi seorang anggota TRIAD, seorang pemimpin harus mempunyai pendamping yang berkualitas agar organisasi mereka bisa tambah berjaya.
Walaupun Joonmyeon hanyalah anak yatim piatu dan seorang pria bukan wanita namun mereka semua yakin kalau pemuda itu bisa mendampingi Yifan menilik dari kepintaran Joonmyeon, mereka juga ikhlas-ikhlas saja kalau Joonmyeon tidak bisa memberikan keturunan. Mereka bisa memaksa Yifan untuk mengambil selir, untuk menghasilkan penerus. Pemikiran orang tua yang kolot, mereka bahkan tidak memikirkan bagaimana perasaan Yifan dan Joonmyeon.
Joonmyeon bukan hanya pintar, namun juga mempunyai sikap yang sangat baik. Lemah lembut, adil, penyayang, dan juga dermawan. Semua orang menyukainya, semua orang menghormatinya. Dan keluarga Wu bertambah mencintai Joonmyeon saat tahu kalau pemuda mungil itu membawa keajaiban, Joonmyeon hamil di bulan kedua mereka menikah.
Sembilan bulan penantian mereka, akhirnya keluarga Wu memiliki pewaris baru dan yang membahagiakan adalah pewaris mereka dua orang sekaligus. Anak Joonmyeon dan Yifan terlahir kembar, putra kembar tepatnya.
Si Sulung bernama Wu Baekhyun dan si bungsu bernama Wu Kyungsoo. Dua tahun kemudian, keluarga Wu kembali berbahagia karena tuhan kembali mengirimkan malaikat di antara manusia penuh dosa disana. Wu Sehun, adalah nama putra ketiga Yifan dan Joonmyeon.
Sekarang setelah Sembilan belas tahun berlalu, ketiga putra mereka telah tumbuh menjadi remaja-remaja menakjubkan.
Wu Baekhyun, tumbuh menjadi pemuda yang sangat cantik. Tubuhnya mungil, ramping, bermata sipit dan mempunyai eyes smile yang sangat indah. Orang yang sangat ceria dan mempunyai suara indah bak nyanyian malaikat di surga. Baekhyun mewarisi kepintaran Joonmyeon, ia bahkan bisa di golongkan sebagai jenius.
Wu Kyungsoo, berbeda dari saudara kembarnya yang ceria Kyungsoo tumbuh menjadi pemuda yang pendiam. Tubuhnya juga mungil, ramping, namun bermata bulat menggemaskan, dan mempunyai bibir heart shape yang bisa membuat orang gemas ingin menggigitnya. Suaranya juga tak kalah indah dari Baekhyun.
Yang terakhir adalah si bungsu. Wu Sehun, berbeda dengan kedua kakaknya yang mempunyai postur tubuh seperti sang ibu yang mungil dan ramping. Sehun lebih mewarisi tubuh tinggi Yifan, tubuhnya tinggi namun langsing bak seorang model. Kulitnya putih pucat, wajahnya cantik, matanya sipit dan bila tertawa akan tercipta eyes smile yang sangat cantik di wajahnya. Sebagai anak bungsu, Sehun cukup manja pada orang-orang di sekelilingnya. Semua keinginannya harus selalu terpenuhi, dan memang orang-orang akan dengan senang hati memenuhi keinginannya hanya dengan melihat aegyeo bungsu Wu itu.
Nah, karena putra-putra mereka sudah remaja maka inilah cobaan untuk Yifan dan Joonmyeon. Putra. Mereka. Dengan. Masa. Puber.
Usia Baekhyun dan Kyungsoo sudah hampir menginjak 18 tahun, dan Sehun hampir menginjak 16 tahun. Mereka bersekolah di Seirin Senior High School dengan Kyungsoo dan Baekhyun di tingkat tiga dan Sehun baru di tingkat satu. Dan masa puber? Mungkin di usia 18 tahun, anak laki-laki bisa di bilang sudah terlambat bila berbicara tentang puber.
Namun bagaimana lagi, dulu saat keluarga Wu masih di China semua orang terlampau menjaga ketiga penerus ini dengan amat protektif. Jangankan merasakan puber, mereka bahkan tidak di perbolehkan untuk keluar rumah tanpa penjagan 2-3 bodyguard. Untung saja, semenjak kelulusan Sehun dari Junior High School Yifan memutuskan keluarga mereka pindah ke Korea karena Joonmyeon merindukan kampung halamannya.
Dan di sinilah mereka, tanpa pengawasan bodyguard dan mengetahui hal-hal dewasa tanpa ada yang menghalangi. Sebenarnya sih mereka hanya tidak mengetahui kalau mereka tetap di pantau bodyguard, mana mungkin penerus TRIAD tidak di awasi? Bisa-bisa musuh Yifan akan memanfaatkan keadaan dan menculik putra-putranya.
Mereka hanya tidak menyadari karena bodyguard itu bekerja secara sembunyi-sembunyi. Ini permintaan Joonmyeon, ia merasa kasihan dengan anak-anaknya yang sudah 18 tahun tapi tidak pernah merasakan jatuh cinta. Boro-boro jatuh cinta, teman pun mereka tak punya karena setau Joonmyeon anak-anak nya sewaktu di China dulu hanya selalu di dampingi oleh para anggota organisasi TRIAD suaminya yang berpenampilan sangar, bertato, dan yang pasti menyeramkan.
Joonmyeon merasa sudah saatnya anak-anaknya merasakan hidup seperti anak-anak normal lainnya, mempunyai teman, hangout bersama teman-teman mereka, mempunyai pacar dan mempunyai kisah cinta sewaktu muda.
Jadi, dengan alasan rindu kampung halaman dia memaksa Yifan untuk pindah ke Korea dan memindahkan semua induk perusahaan keluarga Wu dan organisasi TRIAD-nya ke Korea juga. Dia juga memaksa Yifan untuk menyuruh bodyguard-nya tidak menunjukkan wajah secara terang-terangan di hadapan ketiga putra mereka.
Kalau sudah Joonmyeon meminta apasih yang tidak Yifan turuti? Jangankan memindahkan induk perusahaan dan organisasinya, memindahkan bulan pun akan Yifan usahakan bila Joonmyeon meminta. Kekeke, Cheesy eh…?
.
-AkaSunaSparKyu-
.
"Pagi dad." Baekhyun masuk keruang makan dan langsung mengecup pipi Yifan yang tengah meminum kopi hitamnya.
"Pagi mom, pagi Kyungie." Baekhyun juga mencium pipi Joonmyeon dan saudara kembarnya yang sedang memasak, satu lagi kelebihan Kyungsoo adalah pemuda itu sangat ahli dalam bidang memasak.
"Pagi Baekkie." Joonmyeon menjawab sambil tersenyum, sedangkan Kyungsoo hanya mengangguk mengingat sifatnya yang tidak banyak bicara dan Yifan yang hanya berdehem.
Baekhyun mendudukkan dirinya di kursi sebelah Yifan, dengan cepat di sambarnya segelas susu strawberry favorite-nya. Matanya mengedar saat tidak menemukan adik terkecilnya, namun ia segera menghela nafas lega saat melihat Sehun memasuki ruang makan dengan seragam yang sudah rapi melekat di tubuh indahnya.
Sehun melakukan ritual paginya seperti yang Baekhyun lakukan tadi, mengucapkan selamat pagi sambil mencium pipi anggota keluarganya. Pemuda pucat itu mendudukkan dirinya di sebelah Baekhyun dan langsung meminum susu vanilla-nya.
"Syukurlah, hyung kira Hunnie terlambat bangun lagi."
Baekhyun mengelus dengan sayang rambut pelangi Sehun, jangan tanyakan bagaimana murid sekolah bisa mempunyai rambut warna-warni. Mereka anak pemimpin TRIAD, ingat?
"Berterimakasihlah pada alarm yang di berikan Kyungi hyung semalam, yakinlah suaranya benar-benar mengerikan." Sehun bergidilk.
Baekhyun tertawa kecil dan mengerling pada Kyungsoo yang juga sedang menahan senyum. Semalam memang Kyungsoo memberikan alarm baru yang tahan banting, mengingat alarm-alarm Sehun yang sudah almarhum biasanya karena di banting namja pucat itu. Adik mereka ini punya masalah dengan yang namanya bangun pagi.
"Bukankah bagus? Hunnie jadi tidak terlambat bangun lagi."
Joonmyeon berucap sambil membawa masakan terakhirnya ke atas meja makan, ia mendudukkan dirinya di sebelah kanan Yifan di ikuti Kyungsoo yang mendudukkan dirinya di sebelahnya.
"Bagus? Tentu saja bagus mom, kalau suara alarm itu bukan suara guru konseling kami yang sedang mengomel." Sehun manyun.
"Ftttt.. Suara guru konseling kalian?"
Yifan menahan tawa, dia ingat dengan guru konseling anak-anaknya ini. Wanita tua dengan dandanan menor yang sempat menggodanya sebulan yang lalu ketika dia datang kesekolah Seirin untuk mendaftarkan dan mengurus kepindahan anak-anaknya.
"Iya dad, dan Hunnie bersumpah kalau itu adalah suara terjelek didunia hingga ampuh untuk membangunkan tidur Hunnie." Sehun berucap semangat.
"Darimana Kyungie mendapatkan alarm itu?" Yifan bertanya pada Kyungsoo yang makan dengan tenang, ia mengangkat kepalanya dari piring di depannya saat mendengar pertanyaan Yifan.
"Eh? Kyungie membuatnya di bantu Baekkie, kami menggunakan rekaman suara guru Ahn saat dia memarahi siswa yang terlambat dan memasukkannya kedalam chip yang otomatis bersuara ketika pukul 6 tepat. Baekkie juga membuat jam itu tahan banting dengan campuran karet dan metal."
Penjelasan yang cukup panjang, yah bila bersama keluarganya Kyungsoo bisa berubah menjadi orang yang banyak bicara.
"Wah, Kyungie dan Baekie hebat yah. Kreatif sekali, dan mom berterimakasih untuk itu karena berkat kalian penyakit susah bangun Hunnie jadi teratasi." Joonmyeon berucap dengan bangga yang mampu memnbuat senyum Baekhyun dan Kyungsoo merekah indah.
"Mom, tapi telinga Hunnie sakit." Sehun merajuk manja.
"Kalau tidak mau sakit telinga, Hunnie bisa bangun sebelum jam 6 dan mematikan alarm itu duluan. Ada tombol kecil berwarna hitam di belakangnya, kalau menekannya maka suara guru Ahn akan mati."
Baekhyun memberikan solusi mudah namun sangat sulit untuk Sehun, bangun sebelum jam 6? Hah, jangan harap deh. Yah, siap-siap sajalah Sehun akan mendengar suara omelan guru Ahn setiap pagi.
"Hahhh, poor uri Sehunnie." Yifan mengejek anak bungsunya itu yang dibalas dengan delikan imut Sehun.
"Sudahlah sayang, jangan ganggu Sehun." Joonmyeon mencubit kecil pinggang Yifan. "Ayo lanjutkan makan kalian anak-anak, mom tidak mau kalian terlambat."
Semuanya mengangguk dan kembali menyuapkan sarapan mereka, bila sang ratu sudah berbicara maka tidak ada satu orang pun yang bisa membantah. Setelah semua selesai sarapan mereka mulai berangkat ke tempat tujuan masing-masing, Yifan yang menuju kantor, Joonmyeon yang menuju yayasan untuk anak yatim piatu yang baru saja di bangunnya, dan ketiga putra mereka yang menuju sekolah.
Dan sekali lagi Baekhyun, Kyungsoo, dan Sehun seharusnya berterimakasih pada Joonmyeon karena berkatnya lah Yifan mengizinkan mereka mengendarai mobil sendiri tanpa supir. Yah meskipun masih harus di pakai bertiga, bukan karena Yifan tidak memiliki uang untuk membelikan mereka mobil. Oh ayolah, jangankan mobil bahkan pabriknya pun bisa Yifan beli.
Tapi, karena itu memang keinginan Baekhyun. Dia mau adik-adiknya harus selalu dalam pantauan-nya, lagipula Sehun belum cukup umur untuk mengendarai kendaraan sendiri.
30 menit mengendarai mobil mewahnya dengan kecepatan sedang, mereka telah sampai di parkiran Seirin yang luas penuh dengan mobil-mobil mewah lainnya karena memang Seirin adalah sekolah elit yang hanya di huni oleh orang-orang kaya dan pintar. Walaupun kau tidak kaya, tetapi kau mempunyai otak yang encer maka Seirin Senior High School bukanlah impian semata.
Baekhyun keluar dari pintu pengemudi, di ikuti oleh Kyungsoo dan Sehun. Mereka berjalan melintasi lapangan dengan dagu terangkat tinggi, para siswa yang melihat mereka banyak yang terang-terangan menggoda dan menunjukkan ketertarikan yang kentara.
Siapa yang tidak mengenal keluarga Wu? Orang-orang mengetahui keluarga mereka memiliki perusahaan yang bergerak di bidang teknologi yang sangat sukses dan masuk dalam jajaran keluarga terkaya di dunia, tidak mengetahui aktifitas keluarga Wu di dunia hitam karena memang tidak semua orang mengetahuinya.
Baekhyun tersenyum manis bila ada yang menyapa mereka, para siswi memekik gemas saat melihat eyes smile Baekhyun. Ah, satu lagi poin plus untuk ketiga pemuda ini adalah wajah mereka yang rupawan. Maka hanya dengan waktu yang singkat yaitu satu bulan sejak kepindahan mereka kesini , mereka sukses menjadi idola baru Seirin.
Kyungsoo hanya berjalan dengan tenang sambil membaca bukunya, dan jangan tanya bagaimana dia bisa membaca buku sambil berjalan. Anggap saja Kyungsoo mempunyai semacam radar yang memberinya petunjuk kemana kakinya melangkah, sedangkan si bungsu? Jangan tanya, karena sedari tadi pemuda pucat itu hanya menggerutu sambil menggembungkan pipinya yang bisa membuat para seme dan wanita fujo mimisan.
"Kenapa halaman luas sekali sih? Hunnie capekkk.." Sehun menggelayut manja di bahu Baekhyun mengingat tinggi badan mereka yang kontras, yang hanya dibalas kekehan si empunya bahu.
"Sabar ya, sebentar lagi sampai kok."
"Baiklah." Sehun mengalah.
Ketika mereka sudah sampai di lorong, Baekhyun menghentikan langkahnya saat melihat dua orang lelaki tinggi berjalan berlawanan arah dengan mereka bertiga. Sehun yang melihat hyung-nya berhenti pun ikut menghentikan langkahnya dan melihat dua orang sosok yang di lihat Baekhyun.
Dua orang pemuda cukup tinggi, yang satu bermata lebar dan bulat sedangkan yang satu lagi bermata seperti panda yang mengingatkan Sehun dengan Kazekage tampan Sabaku no Gaara di anime Naruto. Mereka berdua bisa di bilang sangat tampan, dan juga terlihat siswa baik-baik menilik dari pakaian mereka yang rapi.
"Oh hai Baekhyun-ah."
Si mata bulat menyapa dengan semangat sambil menampilkan senyum lebar yang tampan namun terlihat sedikit errrr bodoh?
"O-oh hai Chanyeol-ssi."
Sehun mengangkat alisnya kali ini saat mendengar nada gugup yang di keluarkan oleh kakaknya ini, Baekhyun adalah pemuda dengan tingkat kepercayaan diri yang tinggi makanya Sehun heran kenapa pemuda cantik yang berstatus sebagai kakaknya itu bisa gugup.
"Eiy, kita sudah menjadi chairmate selama 1 bulan dan kau masih memanggilku dengan suffix –ssi? Ayolah.." Chanyeol mengibaskan tangannya.
"A-ah baiklah Chanyeol-ah."
"Nah, itu baru terdengar akrab." Pemuda bernama Chanyeol itu kembali tersenyum. "Ah, Kyungsoo kau masih membaca sambil berjalan? Tidak menabrak orang kan?"
"Hm.." Kyungsoo hanya berdehem, namun Sehun yang merupakan adiknya yang tumbuh dan besar bersamanya selama bertahun-tahun bisa melihat dengan jelas rona merah di pipi kakaknya itu.
Sebenarnya ada apa di sini? Sehun hendak berteriak, tapi mengingat itu sama sekali tidak sopan ia pun mengurungkan niatnya dan hanya mencerna dalam hati. Baekhyun yang gugup dan Kyungsoo yang merona? Great, apa kedua kakaknya ini sedang jatuh cinta?
Ehh? Tunggu dulu, jatuh cinta? Bisa jadi, tapi mereka jatuh cinta pada siapa? Apa jangan-jangan pada pamuda mata lebar ini? Hell, jangan sampai kakak-kakaknya mengalami cinta segitiga seperti dalam drama-drama dong.
"Eh, ini siapa?" Chanyeol menatap Sehun dari atas ke bawah.
"Ini adik kami, Wu Sehun. Sehunnie berada di tingkat 1, kelas 1-2." Baekhyun menjelaskan.
"Wu Sehun, salam kenal sunbae." Sehun membungkukkan tubuhnya.
"Salam kenal juga Sehunnie, panggil saja kami hyung. Nama hyung Park Chanyeol." Chanyeol lagi-lagi tersenyum lebar yang membuat Sehun heran, apa pemuda itu tak lelah terus tersenyum dari tadi?
"Aku Tao, Huang Zi Tao." Si mata panda memperkenalkan diri, suaranya berat. Tapi saat tersenyum terlihat amat manis dengan bibir kucing nya yang melengkung keatas.
"Baiklah hyung." Sehun tersenyum. "Umm, apa Tao hyung berasal dari China?"
"Ya, aku berasal dari Qingdao."
"Wah, kami juga dari China. Jadi boleh Hunnie panggil gege saja?"
Sehun berharap, sebelum pindah ke Korea sebelumnya dia juga memanggil Baekhyun dan Kyungsoo dengan panggilan gege-didi. Namun mommy-nya menyuruh mereka membiasakan diri dengan panggilan hyung-dongsaeng seperti panggilan Korea umumnya.
"Tentu."
"Jadi, Tao ge juga sekelas dengan Baekkie hyung dan Kyungie hyung?"
"Ya, Kyungsoo adalah chairmate ku."
Aaaah, Sehun mengangguk dalam hati. Sekarang kemungkinannya bertambah. Bisa saja sebenarnya Kyungsoo merona karena ada Tao bukan karena Chanyeol. Baiklah, kalau seperti itu malah mudah dan kakak-kakaknya tidak perlu mengalami cinta segitiga.
"Oh, Hunnie ke kelas dulu ne. Baekkie hyung dan Kyungie hyung tak perlu mengantar." Sehun melambaikan tangannya sambil berjalan menjauh. "Senang bertemu kalian Chan hyung, Tao ge."
"Adik kalian manis ya" Tao berkomentar sambil melihat punggung Sehun yang menjauh.
"Eiyy, jadi Tao suka pada yang manis-manis?" Baekhyun menggoda pemuda itu.
"Tidak juga, aku lebih suka yang pendiam dan suka membaca."
Kyungsoo mengangkat wajahnya saat mendengar ucapan Tao, ia langsung merona saat pandangannya bersibobrok dengan pemuda itu.
"Baiklah, ayo masuk ke kelas. Sebentar lagi bel masuk berbunyi loh."
Baekhyun memberikan tatapan jahil dan membuat kedua pemuda itu memutuskan kontak mata mereka, Kyungsoo tersenyum canggung dan dengan cepat menarik saudara kembarnya dari sana. Baekhyun tertawa renyah sambil melambai kebelakang.
"Chanyeol-ah, Tao-ya. Cepatlah.."
.
.
Sehun berjalan sendirian menuju kelasnya, ia biasanya di antar oleh Baeokhyun dan Kyungsoo. Namun karena ada Tao dan Chanyeol tadi, ia memutuskan untuk ke kelas sendirian. Yah, hitung-hitung untuk memberikan kakak-kakaknya waktu untuk pendekatan. Kekekeke…
Para sunbae yang melihat hobae manis mereka berjalan sendirian pun langsung melancarkan rayuan-rayuan pada Sehun, pemuda pucat itu hanya tersenyum sopan sebagai balasannya. Sehun terus berjalan menuju kelasnya dengan riang, namun di belokan terakhir ia bertabrakan dengan seseorang.
BRAKKK..
"Akhh.."
Sehun meringis, bokongnya mencium lantai koridor dengan keras. Para sisiwa yang melihat kejadian itu berlomba-lomba hendak menolong, tapi mereka terlambat karena Sehun terlebih dahulu menerima uluran tangan seseorang.
"Maafkan aku, aku benar-benar tidak sengaja."
Seseorang itu ternyata adalah orang menabraknya, Sehun merasa telinganya tergelitik dengan sura berat namun tak seberat suara Chanyeol dan Tao. Tapi Sehun bersumpah, suara ini terdengar lebih sexy.
Sehun mengangkat kepalanya yang tadi menunduk, matanya terpaku pada obisidian sehitam jelaga di depannya. Sehun kembali menjelajahi wajah pemuda yang menabraknya ini, matanya terlihat sayu, hidung yang tidak setinggi hidungnya namun cocok dengan kontur wajah pemuda itu, bibirnya tebal dan sexy, jangan lupakan rahang tegasnya.
Mata Sehun turun kebawah dan mendapati tubuh pemuda ini terlihat proporsional dengan kulit tan yang membuatnya terlihat eksotis. Satu kata, sempurna. Dan Sehun bisa merasakan panah cupid tepat mengenai hatinya, intinya sih kesayangan kita ini terkena love at first sight.
"Hallo, kau baik-baik saja? Aku benar-benar minta maaf." Si pangeran minta maaf, daya apa Sehun bisa menolak?
"Te-tentu, aku baik-baik saja." Sehun tergagap dengan wajah merona.
"Kau yakin? Wajah mu merah." Si pangeran versi Sehun pun mengulurkan tangannya untuk menyentuh dahi Sehun.
"A-aku baik-baik saja." Sehun menepis tangan itu, takut debaran jantungnya yang menggila terdengar.
"Ah, baiklah kalau begitu." Pemuda itu terlihat kikuk, mungkin merasa tidak enak akan penolakan Sehun. "Kalau begitu aku pergi dulu."
Si pangeran hendak beranjak sebelum Sehun menahan lengannya, pemuda itu berbalik dengan raut wajah penuh pertanyaan.
"Ada apa?" Pemuda itu tersenyum, manis sekali.
"Siapa namamu?" Sehun tiba-tiba kepo, tapi wajar dong namanya juga naksir.
"Kim Jongin."
Sehun mengangguk, jadi nama pangerannya ini Jongin? Ahhh, namanya pun indah.
"Aku Wu Sehun."
Sehun memperkenalkan namanya, Jongin hanya mengangguk. Dia masih bingung, kenapa pemuda pucat ini menanyakan namanya sekarang malah memperkenalkan diri padahal dia tidak ada bertanya.
"Kau kelas berapa Jonginie?"
Sehun sudah sok akrab dengan memberikan panggilan akrab pada Jongin, yang sekali lagi membuat Jongin heran. Mereka baru bertemu 6 menit yang lalu dan sekarang pemuda bernama Wu Sehun ini telah memanggilnya seolah mereka adalah teman masa kecil? Walaupun merasa aneh, Jongin tetap menjawab.
"Kelas 1-1 Sehun-ssi."
"Wah, kelas kita kelas 1-2. Dan jangan panggil aku seformal itu, Jonginie bisa memanggilku dengan Sehunnie atau Hunnie."
Sehun berucap antusias dengan mata mengerjap imut, Jongin mengulum senyum melihatnya. Dia harus mengakui kalau pemuda ini sangatlah imut dan cantik cocok dengan rainbow hair-nya, Jongin yakin bila orang lain yang mempunyai rambut warna-warni seperti milik Sehun pasti jatuhnya malah jadi aneh dan norak.
"Errr, aku rasa kita tidak sedekat itu untuk memanggilmu 'Sehunnie' Sehun-ssi." Jongin menggaruk tengkuknya yang tak gatal, ia bisa melihat banyaknya orang yang melihat kea rah mereka.
Jongin itu lumayan terkenal di Seirin, wajahnya tampan dan pintar. Walaupun bukan berasal dari keluarga kaya dan sekolah disini bermodalkan beasiswa, tetap saja dia merupakan incaran gadis-gadis dan uke-uke di sekolah ini. Namun kali ini yang menatap mereka bukan gadis-gadis maupun pemuda manis dan cantik, kali ini yang menatap mereka adalah para lelaki bergelar seme yang tampan di Seirin.
Jongin hanya berkeringat dingin, apa sekarang para seme pun menginginkannya? Ughh, jongin menggelengkan kepalanya guna mengusir pemikiran aneh ini. Mana mungkin seme-seme garang Seirin menaksir dirinya, jadi kalau bukan dirinya hanya satu pilihan yang masuk akal. Mereka semua melihat pemuda cantik di depannya ini, hahh.. Jongin menghembuskan nafas lega.
"Jonginie tidak mau?" Mata Sehun berkaca-kaca.
Jongin gelagapan, apalagi para lelaki disana menatapnya dengan pandangan membunuh seolah menyalahkannya karena membuat kesayangan mereka hampir menangis.
"Bu-bukan seperti itu, tapi kita belum sedekat itu Sehun-ssi."
"Kalau begitu ayo mendekatkan diri, Jonginie mau kan?" Sehun memandang Jongin dengan pandangan penuh harap.
Sekali lagi Jongin menelan ludah saat melihat sekelilingnya, semua pandangan orang-orang disana seolah memaksanya mengatakan iya atau mereka akan melemparnya ke kandang singa.
"Ba-baiklah."
"Yeayyy, kalau begitu istirahat nanti aku akan ke kelas Jonginie. Bolehkan?"
"Tentu."
"Oke, aku ke kelas dulu ya Jonginie." Sehun berlari ke kelasnya dengan wajah bahagia.
Sedangkan Jongin yang di tinggal sendirian hanya menghembuskan nafasnya dengan kasar, sekarang orang-orang disana menatapnya dengan pandangan sadis sarat ancaman pembunuhan. Jongin beranjak pergi dengan cepat, merasa tidak aman berada di sana. Mereka marah karena Sehun akan ke kelasnya? Bukankah tadi mereka yang menyuruhnya meng-iya-kan saat mata Sehun berkaca-kaca?
Hahhh, Jongin tidak mau mengingatnya lagi dan dengan cepat berjalan menuju kelasnya bersiap-siap menunggu bel masuk sambil membaca buku. Nilainya harus tetap stabil agar beasiswa-nya tidak di cabut dan bisa tetap sekolah di sini.
Jongin hanya anak yatim karena ayahnya telah meninggal saat usianya 4 tahun karena kecelakaan, dan ibunya seorang diri membesarkannya sampai sekarang dengan mengandalkan sebuah kedai ramen kecil-kecilan.
Jongin sangat bersyukur tuhan memberikannya otak yang pintar, sehingga ibunya tidak terbebani dengan biaya pendidikannya. Makanya Jongin berusaha sekuat tenaga agar nilainya tidak pernah menurun, ia ingin membanggakan ibunya.
.
-AkaSunaSparKyu-
.
Sehun benar-benar membuktikan perkataannya, waktu istirahat tiba dan ia langsung berlari menuju kelas Jongin. Ia tidak memperdulikan pandangan heran orang-orang di kelas 1-1 yang merupakan kelas unggulan, ia langsung saja menuju meja Jongin yang berda di baris kedua tepat di samping jendela.
"Jonginie.."
Suara Sehun membuat Jongin mendongak dari buku tulisnya, ia menatap Sehun sebentar sebelum menyimpan bukunya ke dalam laci. Ia pindah ke kursi sebelahnya dan menepuk bangku kosong tempatnya duduk tadi.
Semua orang yang masih di kelas menatap mereka dengan pandangan antusis dan ingin tahu, para seme menatap Jongin dengan pandangan iri, para gadis dan uke menatap Sehun dengan pandangan membunuh sedangkan para fujo? Mereka sedang berbinar karena membayangkan terciptanya pair baru di Seirin.
"Jonginie tidak ke kantin? Ayo bersama." Sehun menghadapkan tubuhkan kea rah Jongin.
"Aku membawa bekal Sehun-ssi." Jongin mengeluarkan kotak bekal dari lacinya, kotak bekal berwarna biru.
"Wah, Jonginie membawa bekal ya."
Sehun menekuk wajahnya saat Jongin membuka bekalnya, memperlihatkan sosis goreng, kimchi, nasi, dan sayuran lainnya. Sehun jadi menyesal karena selalu menolak mommy-nya membuatkan bekal untuknya, ia selalu berkilah kalau bekal hanya untuk anak kecil.
"Iya, Sehun-ssi mau? Kita bisa berbagi." Jongin mendekatkan bekalnya kea rah Sehun.
Orang-orang di kelas Jongin semakinmelihat mereka dengan penasaran, sejak kapan Jongin dekat dengan si bungsu keluarga Wu hingga mau berbagi bekalnya?
"Ah, tidak usah. Aku akan menyuruh hyung ku mengantarkan makan siang kesini."
Sehun mengotak atik smart phone mahalnya sebentar, lalu meletakkannya di atas meja. Ia memandang ke sekeliling kelas Jongin dan mendapatkan tatapan dari semua orang.
"Ughh, Jonginie. Kenapa mereka menatapku seperti itu?" Sehun agak bergidik.
Jongin yang tadi kembali membaca bukunya demi menunggu makanan Sehun datang pun mengedarkan pandangannya, dan benar saja ternyata teman-teman sekelasnya tengah menatap Sehun dengan berbagai pandangan. Ada pandangan iri, antusias, kagum, dan apa itu? Jongin menggeleng saat mendapati pandangan nafsu yang di tujukan untuk Sehun.
5 menit kemudian kelas Jongin ricuh saat 4 orang pemuda memasuki kelas 1-1. Sehun menatap kepintu dan mendapati kedua kakaknya datang bersama Tao dan Chanyeol, Sehun bisa mendengar bisik-bisik siswa 1-1 yang mengatakan betapa tampannya Tao dan Chanyeol atau betapa cantiknya kedua kakaknya.
Baekhyun meletakkan sebuah kotak Styrofoam, ia mengacak singkat rambut adiknya itu dan mendudukkan dirinya di kursi depan meja Jongin yang kebetulan kosong karena penghuninya pergi ke kantin.
"Paket makan siang khusus untuk Sehunnie." Baekhyun tersenyum cantik yang membuat pekikan gemas menggema.
"Terimakasih hyung."
Sehun membuka paketnya dan menemukan jejeran sushi yang terlihat mahal dan mewah, jauh berbeda dengan kotak bekal Jongin yang sederhana. Jongin yang melihatnya hanya mengangguk paham, mungkin Sehun menolak bekalnya karena tidak terbiasa makan makanan orang bawah.
"Tidak masalah." Baekhyun kembali tersenyum. "Jadi? Bisa kenalkan hyung dengan temanmu ini Hunnie?"
"Ah, ini Jonginie." Sehun tersenyum manis.
Jonginie? Baekhyun dan Kyungsoo kompak berpandangan dan mengangkat alis mereka, heran. Sejak kapan adik mereka ini memberikan paggilan semanis ini pada orang lain? Karena yang di panggil sengan suffix –ie, biasanya hanyalah orang-orang yang special bagi Sehun.
"Perkenalkan sunbae, nama saya Kim Jongin."
Jongin membungkuk singkat, agak gugup di kelilingi 4 pemuda idola sekolah. Harus di akuinya, rumor mengenai keindahan rupa kakak beradik Wu ini ternyata benar adanya.
"Jongin ya." Baekhyun mengangguk paham. "Wu Baekhyun, panggil saja hyung Jongin."
"Baiklah hyung."
"Namaku Wu Kyungsoo dan kau juga bisa memanggilku hyung."
Jongin mengangguk, ternyata para Wu ini sangat ramah tidak seperti orang kaya kebanyakan yang biasanya sombong. Kyungsoo memang tidak gampang tersenyum seperti Sehun dan Baekhyun, namun Jongin bisa melihat ketulusan di matanya.
"Nah, yang ini kau pasti sudah tahu kan? Mereka adalah Chan hyung dan Tao ge." Sehun menunjuk dua pria tinggi yang berdiri di samping meja yang kursinya Baekhyun duduki.
"Chanyeol sunbae, Tao sunbae." Jongin menundukkan kepalanya.
Dia selama bersekolah di Seirin hampir dua bulan hanya melihat dan saling bertegur sapa dengan dua sunbaenya ini, tidak pernah dengan suasana seakrab ini.
"Oh Jongin yang di club dance itu ya?" Chanyeol bertanya antusias.
"Ya, sunbae."
"Taemin banyak bercerita tentangmu, dia berencana mengangkatmu menjadi ketua setelah dia mengundurkan diri. Dia mengatakan kau mempunyai bakat yang menakjubkan."
Lee Taemin adalah ketua club dance dan merupakan teman sekelas Chanyeol, pemuda manis itu sangat membangga-banggakan salah satu hobaenya yang tak lain adalah Jongin. Dia merasa Jongin mampu menggantikannya menjadi ketua walaupun masih kelas 1.
"Aku tidak sehebat itu sunbae." Jongin menggaruk tengkuknya gugup, di puji oleh senior adalah sesuatu yang membanggakan. Apalagi senior yang memujinya adalah idola sekolah.
"Wah, Jongin bisa dance? Hunnie juga bisa, dia ketua club dance di Junior High sewaktu di China dulu." Baekhyun berucap antusias.
"Oh, Sehun-ssi bisa masuk club dance kalau begitu."
Baekhyun mengangkat alis saat mendengar panggilan Jongin, Sehun-ssi? Ahhh, ternyata adiknya ini yang sok akrab dengan Jongin sampai menggunakan panggilan manis 'Jonginie'? Fttt, Baekhyun hendak tertawa memikirkannya.
"Oke, karena waktu istirahat tinggal 15 menit kalian bisa mulai makan sekarang. Kami akan kembali ke kelas." Baekhyun berdiri.
"Loh, hyung tidak makan?"
"Kami sudah makan di kantin, tadi jam pelajaran kami kosong makanya kami menghabiskan waktu di kantin."
"Oh.."
"Ya sudah kami pergi dulu." Baekhyun dan Kyungsoo bergantian mencium pipi Sehun. "Jongin kami pergi ya."
"Ya hyung."
"Sehunnie, Jongin. Kami juga pamit." Chanyeol melambai.
"Baiklah sunbae."
Keempat orang itu meninggalkan kelas, tinggallah Sehun dan Jongin yang bersiap menikmati makan mereka di iringi tatapan teman sekelas Jongin. Mereka masih tidak habis pikir bagaimana bisa Jongin yang murid beasiswa berdekatan dengan Wu bersaudara dan juga Chanyeol serta Tao?
Ya walau Jongin itu terkenal, tetap saja yang namanya murid beasiswa selalu di pandang rendah. Para orang kaya selalu menganggap orang miskin tidak pantas bersekolah di sekolah yang elit.
"Jonginie mau ini?" Sehun menyodorkan sumpit yang berisi sepotong unagi.
Jongin menelan ludah melihatnya. Jadi saat Sehun memaksanya membuka mulut dengan pandangan aegyeo-nya, Jongin pun menuruti dengan membuka mulutnya. Ia bisa merasakan bagaimana enaknya unagi yang di sodorkan Sehun tadi.
Bukannya tidak pernah memakannya, hanya saja rasanya berbeda. Tentu saja berbeda, makanan Sehun adalah paket makan special yang tentu saja bahan-bahannya berkualitas terbaik. Melihat Jongin yang mengunyah unagi-nya dengan lahap, Sehun tersenyum senang.
Sehun kembali menyumpitkan Shusi-nya dan menyuapkannya pada Jongin yang langsung di terima dan dikunyah dengan semangat oleh lelaki tan itu, tidak menunggu lama paket makan siang Sehun habis padahal ia belum memakannya sedikit pun.
Jongin yang menyadarinya pun merasa bersalah, ia menatap Sehun dengan pandangan minta maaf.
"Bagaimana ini Sehun-ssi? Kau belum memakan apapun."
"Tidak apa-apa Jonginie.." Sehun tersenyum lembut.
"Mana bisa begitu, kau mau bekal ku?" Jongin menyodorkan bekalnya.
Sehun menggeleng dan lagi-lagi Jongin mengira Sehun menolak karena dia tidak mau makanan kelas bawah. Yah, dia cukup kecewa juga karena makanan yang di buat ibunya tidak di hargai.
"Ah, aku mengerti. Kau tidak mungkin mau makan makanan orang miskin ya Sehun-ssi, tapi maaf aku tidak punya uang untuk mengganti paket makan siang special-mu." Jongin berucap agak ketus.
Sehun yang menyadari kalau Jongin salah paham pun segera menggeleng dan mengkonfirmasi, dia tidak mau kesalah pahaman ini membuat Jongin membencinya.
"Bukan begitu Jonginie, aku hanya tidak enak karena makan yang di buat oleh ibu Jonginie di makan oleh ku. Ibu Jonginie kan membuatnya dengan kasih sayang, rasanya tidak sopan bila memakannya sedangkan itu di buat khusus untuk Jonginie sebagai anaknya. Aku minta maaf kalau Jonginie tersinggung"
Jongin tertegun, jadi sedari tadi Sehun menolak bekalnya hanya karena alasan konyol seperti ini? Jongin menahan tawa di dalam hati, pemuda cantik ini benar-benar polos ternyata.
"Tidak akan, aku yang menyuruhmu memakannya. Umma akan senang bila masakannya habis, dan aku tidak mungkin menghabiskannya karena aku sudah kenyang memakan makananmu Sehun-ssi."
"Benarkah? Jadi aku boleh menghabiskannya?"
"Tentu saja." Jongin mengangguk, ia tersenyum saat melihat pandangan berbinar Sehun.
"Ahhhh, enaknya. Umma Jonginie pintar memasak, mommy juga pintar memasak. Besok aku akan membawa bekal juga, dan kita bisa saling tukar. Bagaimana?"
Sehun bertanya dengan mulut penuh makanan, Jongin tertawa. Gemas dengan tingkah si bungsu Wu ini, pemuda cantik ini seperti bocah berumur 5 tahun.
"Tapi aku hanya membawa bekal dengan menu sederhana Sehun-ssi, pasti berbeda dengan bekalmu."
Sehun berdecak kecil sebelum menyambar botol minuman Jongin, ia meneguknya sebentar sebelum mengingat sesuatu yang membuatnya merona. Ini ciuman tak langsung kan? Ahhhh, mommy….. Sehunnie malu.
"Walaupun sederhana, tetapi bekal Jonginie sangat enak. Aku suka."
Lagi-lagi Jongin terpana melihat eyes smile Sehun, terpana bagaimana mata indah itu melengkung bagaikan bulan sabit. Dia begitu penasaran, bagaimana bisa ada lelaki semenakjubkan ini?
"Baiklah."
"Yeayy…"
Dan sisa waktu istirahat mereka di habiskan dengan berbincang tentang kehidupan satu sama lainnya, Sehun jadi mengetahui kalau Jongin anak yatim dan merupakan anak tunggal. Sehun juga tahu kalau ibu Jongin membuka kedai ramen di samping rumahnya. Sehun juga berhasil mengetahui makanan, minuman, music, bahkan semua kesukaan Jongin.
Sehun juga memberitahukan semua tentangnya, tentang daddy-nya yang galak namun tampan. Mommy-nya yang cantik dan penyabar, kedua kakak kembarnya yang mempunyai sifat bertolak belakang. Sehun menceritakan semuanya kecuali tentang organisasi TRIAD yang di pimpin Yifan.
Bukannya tidak mau memberi tahu, tapi Sehun merasa ini bukan waktu yang tepat. Dia hanya tak ingin Jongin menjauhinya karena latar belakang keluarganya yang hitam dan kelam.
.
-AkaSunaSparKyu-
.
Baekhyun dan Kyungsoo sudah berada di depan mobil mereka, menunggu adik tersayang mereka yang dari tadi belum muncul-muncul juga. Untung saja mereka di temani oleh Chanyeol dan Tao yang kebetulan memarkir mobil mereka di sebelah mobil Wu bersaudara.
Baekhyun kembali melirik jam tangan mahalnya, ia berdecak tak sabar. Salah satu kekurangan baekhyun adalah minimnya pasokan sabar di dalam dirinya, berbeda dengan saudara kembarnya yang anteng membaca di kap mobil mereka sambil bersandar di bahu Tao.
Kenapa bisa di bahu Tao? Karena si empunya bahu menyerahkan diri, dia tidak tega kepala Kyungsoo bersandar di kaca mobil yang keras, makanya ia dengan suka rela meminjamkan bahunya yang lebar dan tegap hasil bela diri wushu yang di ikutinya semenjak kecil.
"Kyungie, jangan hanya membaca buku. Bantu aku menghubungi Hunnie."
Kyungsoo mengambil ponselnya dan ikut menghubungi Sehun, namun tidak di angkat.
"Tidak di angkat Baekkie."
Sudah? Begitu doang? Kyungsoo kembali memasukkan ponselnya ke dalam saku dan kembali membaca bukunya dengan khusyuk. Baekhyun berdecak kembali, mengganggu Kyungsoo yang sedang bermesraan dengan kekasihnya –buku- adalah tindakan yang sia-sia.
Ia mendudukkan bokongnya di kap mobil Chanyeol yang terparkir di sebelah mobilnya, Baekhyun menarik nafas panjang guna menenangkan diri. Dia tahu, dia tidak akan pernah bisa marah pada Sehun jadi percuma saja dia mengomel tak jelas di sini.
"Sabarlah, mungkin Sehunnie sedang ada yang harus di kerjakan." Chanyeol mengulurkan tangannya untuk mengusak rambut cokelat Baekhyun.
"Hmmm.." Baekhyun hanya menggumam dan memalingkan wajah, mencegah Chanyeol melihat wajahnya yang memerah.
Benar saja apa yang dikatakan Chanyeol, tidak sampai 3 menit Sehun sudah datang dan berjalan kearah mereka sambil tersenyum cerah dengan lengannya yang melingkari lengan Jongin dengan posesif. Baekhyun menghela nafas saat melihat raut enggan di wajah Jongin, ia menebak pasti Sehun yang seenaknya menyeret Jongin kesini.
"Sayang, kenapa terlambat. Hemmm?"
See? Betapa lembutnya Baekhyun berbicara pada Sehun. Yakin lah pemirsa, tidak ada satu orangpun yang tega memarahi seorang Wu Sehun.
"Hunnie menunggu Jonginie piket." Sehun tersenyum manis, Jongin berkeringat dingin. Dia tidak enak dengan sunbae-sunbaenya ini, nanti mereka mengira dia yang menahan Sehun pula.
"Hyung, sebenarnya aku sudah menyuruh Sehun-ssi untuk pulang tetapi dia tidak mau menurut. Maafkan aku." Jongin membungkuk, walau bukan salahnya tapi tetap saja karena menunggunya makanya Sehun telat hingga membuat Baekhyun dan Kyungsoo serta Tao dan Chanyeol terlambat pulang.
"Tidak apa-apa Jongin, Hunnie memang sedikit nakal." Kyungsoo berucap menenangkan, dia orang yang peka. Dan dia tahu kalau Jongin pasti merasa bersalah sekarang.
"Mou, Kyungie hyung jahat ih." Sehun merajuk. "Dan apa itu? kenapa kalian sender-senderan?" telunjuknya menunjuk kepala Kyungsoo yang masih betah berada di bahu Tao.
"Masalah?" Kyungsoo gak nyantai.
"Enggak-enggak." Sehun dengan cepat menggeleng.
"Sudahlah, ayo pulang."
Baekhyun memasuki mobilnya, di ikuti oleh Chanyeol dan Tao yang masuk kemobil mereka masing-masing. Kyungsoo yang sudah turun dari kap mobil pun hendak masuk ke kursi samping pengemudi sebelum melirik Sehun.
"Ayo, tunggu apa lagi?"
"Uh, Jonginie pulang bareng kami ya." Sehun menoleh kearah Jongin yang masih berdiri di sampingnya.
"Eh? Aku naik bus saja Sehun-ssi, aku tidak mau merepotkan kalian." Jongin menolak dengan halus, selain tak mau merepotkan Jongin juga tak mau berlama-lama dengan makhluk imut penggoda iman ini.
"Sudahlah, Jongin ikut kami saja." Kyungsoo ikut mengajak sebelum masuk.
Jongin yang malah merasa tidak enak bila menolak seorang sunbae pun mengalah, ia ikut memasuki jok belakang bersama Sehun di sampingnya.
"Jadi Jongin, dimana rumahmu?" Baekhyun bertanya tanpa melihat, dia berkonsentrasi menyetir karena mobil mereka memasuki jalan raya.
"Di jalan XXX, hyung akan menemukan kedai ramen disana. Aku turun di situ saja." Jongin menjawab kikuk, apalagi Sehun menatap wajahnya dengan pandangan yang seolah mengatakan 'Aku menemukan harta karun'.
"Oh, Jongin tinggal di sekitar situ?"
"Ya bisa di bilang begitu, kedai itu adalah kedai yang di kelola umma dan rumahku tepat di sebelahnya."
"Wah, hyung akan kesana lain kali. Bolehkah?"
Baekhyun bertanya boleh? Ya tentu saja boleh lah. Jongin malah senang dan terharu saat ada orang kaya yang mau makan di kedai kecil mereka.
"Tentu saja hyung."
Sisa perjalanan mereka ke rumah Jongin di habiskan dengan percakapan Jongin dan Baekhyun, sedangkan Kyungsoo hanya sesekali ikut nimbrung tetapi matanya masih tetap focus pada bukunya. Sehun? Jangan tanya, karena seperti yang Jongin katakan. Dia masih memandangi wajah Jongin sambil memikirkan sebuah rencana yang menurutnya sangat briliant.
Yaitu langsung menembak korban, tanpa tending aling-aling. Sehun bukanlah pemuda yang suka malu-malu kadal, dia adalah pemuda yang mempunyai moto 'tembak langsung pada intinya'. Jadi ketika pemikiran polosnya sudah terjangkit virus cinta, dia akan melakukan apapun untuk mendapatkan penawar dari virus tersebut.
Kalau dalam kasusnya, penawar yang di maksud sudah pasti Jongin. Jadi ketika Jongin turun di sebuah kedai ramen, ia pun memutuskan untuk ikut turun dan berpesan agar kedua kakaknya mau menunggunya sebentar.
Ia berlari mengejar Jongin yang berbelok kesebelah kedai, menuju rumah sederhana bercat cream lembut yang halamannya penuh bunga. Sehun berhasil menggapai tangan Jongin saat pemuda itu hendak membuka pagar kayu rumahnya. Jongin yang terkejut akan ke datangan Sehun pun hanya mengerenyit heran.
"Ada apa Sehun-ssi?"
"Jonginie, aku menyukaimu. Jadilah pacarku."
Sehun menatap Jongin tepat di matanya, hilang sudah wajah merona atau sifat malu-malu yang Jongin lihat di sekolah tadi karena hanya keyakinan lah yang terdapat di wajah cantik Sehun.
Bila Sehun menembak pria lain, mungkin mereka tidak akan berpikir panjang untuk menerima cinta Sehun. Jongin berbeda, karena nyatanya Jongin masih sibuk berpikir seolah mencari kata-kata yang pas untuk menjawab pernyataan cinta Sehun.
"Sehun-ssi, kau tahu? Kau adalah lelaki yang sangat menarik, kau cantik dan mempunyai kepribadian yang baik."
Senyum Sehun mengembang mendengar pujian Jongin, bukan kah ini berarti dia masih punya harapa?
Atau mungkin tidak, karena senyumnya langsung pupus di gantikan raut dingin saat mendengar lanjutan ucapan Jongin dan kedatangan seorang gadis yang langsung memeluk lengan Jongin.
"Tapi aku benar-benar minta maaf, aku seorang straight dan memiliki seorang kekasih."
"Oppa, kenapa belum masuk? Ayo?"
Seorang gadis berwajah cantik menarik tangan Jongin kedalam rumah, Sehun masih mematung di depan pagar keluarga Kim melihat Jongin yang mengikuti langkah gadis itu. Sehun menahan perih hatinya saat melihat Jongin berbalik dan mengucapkan maaf tanpa suara kepadanya.
Sehun jatuh cinta? Ya dia jatuh cinta pada Kim Jongin, tetapi patah hati di saat yang sama. Dia tersenyum miris saat tahu kalau dirinya terlampau polos, karena dia gay belum tentu Jongin juga seorang gay. Seharusnya dia memikirkan hal itu sebelum menyatakan cintanya.
Dia kembali menatap lurus kedepan, Jongin sudah masuk ke dalam rumahnya tetapi tidak dengan gadis itu yang tengah berdiri di depan pintu sambil memasang seringai mengejek padanya sambil mengucapkan 'You Lost' tanpa suara. Tunggu dulu, seringai mengejek? Oh tuhan, Sehun tidak jadi patah hati.
Dia mengira pacar Jongin adalah gadis baik-baik yang mempunyai sopan santun makanya dia berniat menyerah tadi, tetapi melihat seringai mengejek yang –TIDAK- mungkin bisa di miliki gadis baik-baik pun menyulut emosinya. Dia memasang seringai menantang yang mengerikan, matanya berubah menjadi dingin dan sukses membuat gadis itu tersentak hingga cepat-cepat menutup pintu.
Sehun menyeringai iblis, dia berjalan kearah mobil mereka. Memasuki mobil dengan aura membunuh yang menguar, sukses membuat Baekhyun dan Kyungsoo waspada mengambil senjata mereka. Dari kecil mereka sudah hidup di dalam aura kelam seperti ini, jadi mereka sudah terbiasa menyediakan senjata untuk berjaga-jaga.
"Sehun, apa yang terjadi?" Bila sudah memanggil nama tanpa imbuhan –ie, maka tandanya keluarga Wu tengah serius.
"Tidak ada, aku hanya menemukan tikus pengganggu. Bolehklah aku bermain-main sedikit?"
"Silahkan, tapi seperlunya saja dan jangan terlampau berlebihan."
Baekhyun menjalankan mobilnya setelah melihat raut wajah Sehun yang puas mendengar jawabannya, dia tahu apa maksud dengan 'bermain-main' versi Sehun dan dia sama sekali tidak mau menghalangi. Yang penting adiknya bahagia, maka Kyungsoo dan dirinya akan bahagia. Simpel bukan?
Sehun yang mendapatkan izin pun tersenyum senang. Lihat saja, gadis itu akan menyesal telah meremehkannya, dia tidak tahu telah berhadapan dengan siapa. Jongin akan jadi miliknya, itu sebuah keharusan. Wu Sehun selalu memiliki sesuatu yang di inginkannya tanpa terkecuali.
.
.
TBC or END...?
