Apel
Boboiboy © Animonsta studios
Summary: Seperti yang kita tahu dalam mitologi yunani kuno, apel adalah buah suci dewi Aphrodite. Maka tindakan melempar apel kearah seseorang merupakan sebuah pernyataan cinta. Bagaimana jika para Boboiboy memperebutkan Fang dengan sebuah apel?
Genre: Humor (?), Romance (?)
Pair: Boboiboy x Fang.
Rated: T
Warn: Elemental Boboiboy, Yaoi, Slash, Gaje, Tak Sesuai EyD, Typo(S), alur berantakan, OOC, dll...
.
.
.
Apel
.
.
.
"Heh? benarkah ada hal macam ni?"
Ying dan Yaya memutar bola matanya bosan begitu mendengar pertanyaan yang sama keluar dari mulut Boboiboy Gempa sebanyak lima kali.
"Ihh.. Gempa! Harus berapa kali kami mengatakan hal itu sampai kau percaya?!" Tanya Ying dengan kesal.
"Gempa, tak ada pertanyaan lain apa yang terlintas dikepalamu," Ujar Taufan bosan. Diikuti anggukan dari Api dan Air.
Sedangkan Gempa hanya tertawa gugup sambil menggaruk belakang kepalanya yang tak gatal, "Eheheh.. sorry,"
"Lalu... untuk apa kalian menceritakan hal ini pada kami?" Tanya Halilintar menatap Ying dan Yaya dengan tatapan dingin.
"Kalian tak ingin mencobanya?"
"Mencoba?" Beo Api. Bukan hanya Api tapi keempat Boboiboy yang lainnya ikut mengangkat sebelah alis mereka, bingung.
"Hah... bukankah tadi kami sudah bilang, melempar apel pada seseorang merupakan pernyataan cinta. Aku jadi penasaran, jika kalian melakukan hal itu pada Fang, siapa ya yang bakal Fang terima?" Ujar Yaya tersenyum penuh arti.
Tubuh kelima Boboiboy membeku seketika.
Benar juga! Diantara mereka berlima, siapa yang akan Fang terima?
Mereka pun akhirnya saling memandang satu sama lain dengan tatapan sengit.
'Tentu saja apel-ku yang akan Fang tangkap!' Pikir mereka secara bersamaan.
Sedangkan Ying dan Yaya, mereka sedang bersorak gembira di dalam pikiran mereka.
'Yes! Rencana berhasil!' Pikir Yaya dan Ying.
.
.
Saat ini Fang sedang berada di kedai coklat Tok Aba. Ia baru saja pulang sekolah karena latihan basket, karena terlalu lelah dan malas untuk pulang dahulu, ia masih mengenakan seragam lengkap.
"Eh... Fang? Kau baru pulang? Padahal Boboiboy sudah pulang sejak tadi," Ujar sebuah robot berbentuk bola berwarna kuning yang baru saja menaruh ice chocolate di hadapan Fang.
"Hari ini ada latihan basket, Ocho." Bahkan menyebut nama sang robot secara lengkap saja Fang terlalu malas. Ia menatap Ice chocolate dihadapannya. "Setahuku aku tak memesan apapun," Bingungnya.
"Oh ini kutraktir, tenang saja." Jawab Ochobot.
"Terima kasih, Ocho. Kau sangat baik. Bisa-bisa aku semakin suka padamu," Ujar Fang yang entah mengapa langsung bersemangat, padahal sebelumnya ia terlihat seperti seseorang yang sekarat. Maklum, ketua ekskul basketnya itu adalah iblis merah berkedok pemuda kurang tinggi pecinta gunting, membuatnya menjalani latihan bagaikan di neraka, jadi wajarlah kalau ia bertingkah seperti orang sekarat. #uhukk
Sedangkan Ochobot yang mendengar kata 'suka' dari mulut Fang, hanya bisa berblushing ria. Namun begitu mengingat Boboiboy sangat menyukai Fang, buru-buru ia menggelengkan kepalanya(?).
'Ingat Ochobot, Fang itu milik Boboiboy! Kau tidak boleh menusuk Boboiboy dari belakang,' Pikir Ochobot menarik napas dalam, mencoba untuk tidak salting.
"Iyelah," Ujar Ochobot berpura-pura terlihat bosan.
"Seriuslah. Ketimbang Boboiboy, aku jauh lebih menyukaimu. Seandainya kau manusia, pasti kau sudah kujadikan pacar." Ujar Fang lagi sebelum akhirnya sibuk menghabiskan ice chocolate pemberian Ochobot. Kebetulan banget ia memang kehausan.
'Huwa... sebenarnya ada apa dengan Fang?' Pikir Ochobot malu.
Uh... mungkin ini karena faktor kelelahan membuat Fang tak dapat berpikir jernih dan berucap ngaco, Ochobot.
Tanpa mereka sadari, ada lima pasang mata yang mengawasi mereka dari kejauhan. 'Dasar Ochobot, musuh dalam selimut, pengkhianat!' Pikir Kelima Boboiboy bersamaan.
Uh oh... mereka cemburu rupanya.
"Huwaaa Ochobot jahat,"
Sebuah suara melengking menginterupsi Ochobot dan Fang. Dan dua buah lengan mengalung leher Fang dari belakang, membuat Fang merasakan beban berat di punggungnya.
"Fang itu punyaku! Jadi jangan direbut!" Rengek Taufan bergelayut manja di punggung Fang. Ia menatap Ochobot dengan pipi yang digembungkan, ngambek.
"O-Oy Boboiboy, lepaslah! Memangnya kau pikir kau tak berat apa?" Protes Fang mencoba menyingkirkan Taufan dari punggungnya.
"Tak mau! Nanti jika kulepas, Fang diambil Ochobot. Fang kan punyaku," Ujar Taufan menatap tajam Ochobot, namun meskipun begitu pipinya tetap menggembung.
Perempatan jalan terlihat di jidat Fang, "Siapa yang punya siapa, Hah?! Seenaknya saja mengklaim," Kesal Fang menyikut perut Taufan, membuat sang empunya melapaskan Fang sambil mengaduh kesakitan.
"Lihatlah wajahmu, Taufan. Sangat lucu.. ahahahah..." Api tertawa puas melihat wajah kesakitan Taufan.
"Tahu nih Taufan asal bicara saja," Ujar Gempa, sedangkan Air hanya diam.
"Fang adalah milikmu? Bermimpi saja sana," Ujar Halilintar menatap Taufan dengan tatapan mengejek.
"Tentu saja Fang milikku. Kalian mengaku saja," Ujar Taufan setelah tak lagi merasa kesakitan. Ia menatap keempat Boboiboy dengan tatapan meremehkan.
"Apa kau bilang?!"
Sedangkan Fang sendiri, ia hanya duduk anteng ditempat semula masih dengan menikmati Ice Chocolate yang ada ditangannya. Ia sama sekali tak peduli pada keributan yang terjadi di belakangnya. Hey, ia masih kelelahan tahu.
"Kalian akan kalah, karena aku akan melakukannya sekarang," Ujar Taufan menyeringai sambil mengeluarkan sebuah apel dari saku celanaya.
"Apa?! Kau dapat darimana apel itu?!" Kejut empat lainnya.
"Dah~" Ujar Taufan masih menyeringai penuh kemenangan. Ia pun kembali menghampiri Fang.
"Fang!" Panggil Taufan.
"apa?" Sahut Fang tanpa menoleh sedikitpun.
"Aku punya apel loh. Apa kau mau?" Tawar Taufan. Taufan bersiap untuk melempar apel ke arah Fang begitu Fang menoleh untuk menatapnya
"G-gawat! F-Fang jangan—!"
"Aku tak butuh apel darimu. Yang kubutuhkan sekarang itu ketenangan bukannya apel," Ujar Fang ketus sebelum akhirnya pergi meninggalkan kedai Tok Aba.
JLEBB
Rasanya hati Taufan seperti tertusuk sebuah tombak. Sakit.
"Pfftt—AHAHAHAHAH!" Tawa Api terbahak-bahak. Sedangkan Gempa dan Air tertawa pelan, dan Halilintar tertawa mengejek.
"Ahahah... Bahkan apelnya belum dilempar," Ujar Api masih terbahak.
"Sayang sekali kau kalah Taufan. Memalukan." Ujar Halilintar sambil tersenyum mengejek.
"Sebenarnya waktumu itu kurang tepat, menurutku." Ujar Gempa tersenyum kecil.
"Tapi, Taufan sudah kalah. Jadi tak ada yang namanya kesempatan kedua," Ujar Air dengan kalem.
Sedangkan Taufan, ia sedang pundung dibawah pohon sambil mengais-ngais tanah. Meratapi nasibnya yang mengenaskan.
Karena Taufan sudah dinyatakan kalah, sekarang yang tersisa tinggal empat Boboiboy.
Kira-kira siapa yang dapat melempar buah apel pada Fang dengan mulus?
TBC(?)
Yosh! Padahal ada fanfic yang belum dilanjut tapi malah buat fanfic yang baru .-.
Sebenarnya saya mau buat fanfic ini menjadi oneshot tapi karena mood ngetik saya itu labil –semangat diawalnya, dari tengah kebawah udah gak mood ngetik— jadi beginilah hasilnya.
Maafkan saya jika ceritanya gaje ataupun semacamnya. Bisa saya hapus kok, tenang saja.
Jika ada yang membaca fanfic ini, saya akan mencoba update kilat. Tapi ya begitulah...
Salam C
