Ice Prince by Sazeharu Reito

Disclaimer: Fairy Tail created by Hiro Mashima

Warn: Typo bertebaran, AU, dll, DLDR

~o0o~

.

Benda putih dingin berjatuhan dari langit yang kebiruan. Seorang remaja berambut hitam jabrik berjalan menyusuri kota. Jejak kakinya membekas diatas salju. Disampingnya, seorang gadis berambut biru bergelombang menggigil kedinginan. Mereka berdua memakai pakaian yang tebal dan berbulu.

"Gray-kun! Dingin sekali!" Gadis itu menghembuskan nafas yang menyerupai asap dari mulutnya.

Remaja bernama Gray itu menoleh "Cepatlah Juvia! Kalau tidak kau akan membeku dan aku juga yang akan susah"

"Kenapa kita harus mendapat tugas ditempat seperti ini?" keluh Juvia.

Gray Fullbuster adalah seorang detektif yang terkenal akan otaknya yang encer. Ia sudah memecahkan banyak misteri yang bahkan orang jenius tidak bisa memecahkannya. Juvia Lockser adalah asisten sekaligus penggemar Gray, ia juga kadang membantu dalam penyelidikan dengan kepintarannya dibidang teknologi. Saat ini mereka disuruh untuk datang keacara perkemahan musim dingin. Aneh juga berkemah ditengah salju.

"Itu dia!" Gray menunjuk kerumunan yang terlihat sibuk mendirikan tenda.

Yang ikut dalam perkemahan tersebut adalah keluarga Brain. Brain sang kepala keluarga, Midnight si anak pertama, Angel si anak kedua, dan Cobra si anak ketiga. Mereka memiliki villa didekat sini tapi mereka menyempatkan untuk berkemah.

"Hai!" Brain yang melihat Gray dan Juvia melambai kearah mereka.

"Akhirnya sampai juga" Juvia langsung duduk didekat api unggun yang telah dibuat untuk menghangatkan tubuhnya.

"Dingin ya?" Angel tersenyum melihat tingkah Juvia.

"Syukurlah kalian tidak tersesat" kata Midnight. Ia terlihat memanggul ayam. Cobra yang berdiri disampingnya memegang pisau. Sepertinya mereka bermaksud untuk memasak ayam itu.

Mereka menghabiskan waktu dengan makan dan bersenda gurau. Tak terasa waktu berlalu dengan cepat dan hari sudah menjelang malam.

"Jadi kalian semua adalah anggota pramuka senior?" ujar Juvia dengan ekspresi kaget.

"Ya begitulah" Brain tersenyum "Kami menyelesaikan semua pelatihannya termasuk survival game"

"Kegiatan bertahan hidup ya, kudengar tidak banyak yang bisa bertahan dari acara itu" kata Gray.

"Memang tidak banyak, yang terpenting adalah mencari makanan" kata Cobra. Lalu ia menggigit paha ayam yang ia pegang.

"Sudah berceritanya, sekarang saatnya tidur" kata Angel.

Mereka memasuki tenda masing-masing. Gray dan Juvia tentu saja juga berada di tenda yang berbeda. Mereka membawa tenda masing-masing. Semakin malam semakin dingin saja. Hawa dingin tetap menusuk kulit walaupun sudah dilindungi selimut. Gray sendiri tidak terlalu terganggu akan hal itu karena sejak kecil ia sudah terbiasa didaerah dingin.

Keesokan Harinya...

Gray keluar dari tendanya sambil menguap. Ia mengucek-ngucek mata lalu membukanya perlahan. Pandangannya yang masih samar menangkap sebuah bayangan hitam. Bayangan hitam itu semakin jelas.

"Sudah bangun ya?" Midnight menyapa Gray dengan senyuman.

"Kau sendiri? Kenapa cepat sekali bangun?" tanya Gray.

"Hari ini adalah giliranku memasak air makanya cepat bangun" jawab Midnight yang kini jongkok menunggu air didalam teko yang sedang direbus.

"Gray-kun?" Juvia yang juga sudah bangun langsung memeluk Gray.

"Me-Menjauh dariku" Gray mendorong Juvia.

Midnight tersenyum melihat mereka "Kalian mengingatkanku pada kedua orang tuaku"

"Oh iya ibumu kemana?" tanya Juvia.

Angel muncul dari belakang "Ibu kami sudah meninggal dalam kecelakaan"

"Maafkan asistenku ini, dia memang bodoh" Gray menjitak pelan kepala Juvia. Juvia hanya bisa mengelus kepalanya.

"Tidak apa-apa kok" ujar Angel.

AAAHHHH..!

Cobra berlari keluar dari tenda dengan wajah pucat. Ia keluar bukan dari tendanya melainkan dari tenda milik Brain. Semua orang seketika itu juga menoleh kearah teriakan Cobra.

"A-Ada apa?" tanya Angel.

"A-Ayah.." Cobra menunjuk tenda milik ayah mereka.

Midnight membuka tenda tersebut. Terlihat Brain sudah tak bernyawa dengan luka didadanya. Terdapat secarik kertas yang digenggam Brain.

GURB AREYYVNF FVEXB

1=14 , 2=15 dan begitulah seterusnya..

Itulah kode yang tertulis didalam kertas itu "A-Apa ini? Kode?" kata Midnight yang pertama kali melihat kode itu.

"Sebaiknya kita pergi ke villa ayahmu terlebih dahulu" ajak Gray.

"Kenapa?" tanya Juvia.

"Kita belum tau maksud kode itu, jika kita menghabiskan waktu disini maka kita bisa membeku lagipula akan lebih baik jika memecahkannya ditempat yang hangat" kata Gray sambil tersenyum.

"Baiklah" Angel mengiyakan.

- o0o -

Villa keluarga Brain sangat megah. Mirip seperti Hogwarts, sekolah sihir yang terdapat dalam film Harry Potter "Bagus sekali!" ujar Juvia dengan mata berbinar-binar.

"Jadi kau sudah tau siapa pembunuhnya?" tanya Midnight.

Gray tampak berpikir 'Masalah kode 1=14 itu sudah kupecahkan tapi sisanya masih membebaniku' batin Gray "Belum, pasti akan kupecahkan"

Sementara Gray sibuk berpikir, Juvia malah berjalan melihat-lihat lukisan koleksi Brain. Ada lukisan dimana Brain memakai jubah hitam, terdapat juga lukisan ular raksasa "Ayahku banyak mengoleksi lukisan unik" kata Angel yang tiba-tiba ada dibelakang Juvia.

Juvia sedikit tersentak "Eh..Iya sangat unik, apakah dia suka dengan penyihir?"

Angel meletakkan telunjuk dibibirnya "Hmm..Sepertinya begitu" Gray tampak masih berpikir.

"Baiklah! Kalian hubungilah polisi, aku akan berkeliling dulu" Gray meninggalkan ruangan dan berjalan-jalan menjelajahi rumah.

"Apa yang kau cari?" tanya Cobra yang ternyata mengikuti Gray.

"Tidak hanya berjalan-jalan"

"Mengakulah, kau yang membunuh ayahku kan?" tanya Cobra dengan ekspresi serius.

Gray tersenyum "Bukankah aku yang harusnya mengatakan itu? Kaulah yang pertama kali melihat korban, harusnya kaulah yang paling mencurigakan"

"Jangan bercanda! Untuk apa aku membunuh ayahku sendiri!" teriak Cobra.

"Jika bukan kau yang melakukannya maka biarkanlah aku berjalan-jalan sejenak" Gray kembali berjalan tanpa mengubris Cobra.

- TBC -

A/N:

Ini adalah fic detektif pertamaku. Dari pada memikirkan hal yang tidak2 selama bulan puasa mending menjawab teka teki ini. Bagaimana? Sudah mendapat pencerahan? Baca baik-baik ya hihihi..clue tidak perlu diberikan karena sudah tersedia. Chapter berikutnya akan aku bongkar pelakunya jadi kalo belum bisa memecahkan kasusnya, tunggu aja next chap

Mind to Review? Jaa ^^)/