Title: { CHaptered} A Day with Dr. Kai

Genre: Yaoi, Romantic, Drama, OOC(Out Of Character, beda banget sama aslinya!)

Rating: Teen, PG-13

Cast:

Do Kyungsoo (Exo K D.O)

Kim Jongin (Exo K Kai)

Other cast:

EXO 's Other Member

SM's Member

Cari sendiri

Ps:

Desclaimer: All cast belong to their self and god. PLOT IS MINE ATHIYA064! Kesamaan tempat dan nama hanya sebuah rekayasa ataupun kebetulan!

Contact me on:

1. fb: athiya almas

2. wp: .com

Cerita ini hanya untuk yang menyukainya. Kalo gak suka jangan dibaca ya, DON'T BE A PLAGIATOR! TIDAK TERIMA BASH… this is just my imagination. RCL please^^

Happy reading

Kyungsoo memainkan piano dengan lambat, ia tidak terlalu lancar dalam bermain piano. "Someday, someone's gonna love me.. the way, i wanted you to need me~ someday, someone's gonna take your place~ One day i'll forget about you, you'll see i won't even miss you~ someday.. someday.." Kyungsoo menghembus nafasnya, pelan-pelan ia membiarkan jari-jari mungilnya menari di atas piano.

"Right now, i know you can tell. I'm down, and i'm not doing well. But one day these tears, they will all run dry. I don't have to cry, sweet goodbye." (Someday – Nina *officially be my top most played on my itunes haha)

"Kalau galau jangan di sekolah, hyung." Kyungsoo menoleh, mendapati adik kelasnya sedang berdiri dengan jaket di pundaknya. "Sedang apa kau di sini?" tanya Kyungsoo. Lelaki di belakangnya mengacungkan buku, "Mengembalikan buku musik."

"Oh ya, kau menyanyikan lagu apa? Kau membawakannya bagus sekali, suaramu merdu." Kyungsoo hanya tersenyum sekilas, ia memainkan melodi-melodi acak dengan jarinya. "Itu lagu Someday, lagu dari penyanyi asal Filiphina." Jawab Kyungsoo. "Oh." Lelaki itu hanya ber-oh ria. "Oh ya, mau cerita padaku? Aku yakin pasti kau sedang galau."

"Berhenti membicarakan galau, aku tidak selemah itu Kai." Kai hanya mengendikkan bahu sambil terkekeh, "Baiklah, ganti saja. Mau cerita kenapa kau bersedih?" Kai menarik kursi ke sebelah Kyungsoo. "Tidak, aku hanya.. hanya baru saja putus dengan kekasihku."

"Lalu kau menyesal?" Kyungsoo menggeleng, "Tidak. Aku tidak akan menyesal, kami memang tidak cocok. Dan kurasa aku tak berhak untuk mengurungnya dalam hubungan tak berarti bersamaku, ia berhak bahagia. Berhak bahagia bersama dengan gege-ku." Kyungsoo menatap tuts-tuts di hadapannya dengan pandangan kosong. "Kenapa kau tak mencoba memperbaiki hubunganmu dengannya saja?"

"Tidak bisa dan tidak mungkin, aku tidak mungkin tega merebut orang yang dicintai kakakku. Lagipula sepertinya aku tidak mencintainya, aku hanya kagum padanya. Tapi bukan berarti juga aku tidak sedih, wajar aku hanya sedikit kaget. Aku terlalu lama bersamanya, haha aku bodoh ya?" gumam Kyungsoo datar. "Kau bercerita pada orang yang tepat, untung kau bercerita pada Dokter cinta Kim Jongin haha." Kyungsoo memutar matanya malas.

"Aku akan mengajukan berbagai cara agar kau tak perlu terluka, aku akan mengembalikan senyuman di bibirmu. Besok, pulang sekolah bawa baju ganti!" seru Kai, Kyungsoo menatap lelaki itu kaget. "Apa maksudmu?"

"Sudahlah, Do Kyungsoo. Percaya padaku, besok bawa baju ganti dan tunggu aku di lobby. Ara?" setelah itu Kai pergi, Kyungsoo diam. "Apa dia serius ya?" melodi acak yang dimainkan Kyungsoo perlahan menyatu dan menjadi sebuah melodi yang indah.

. . .

"Soo-ie! Kau tidak pulang? Mau bareng bersamaku?" Kyungsoo langsung merasa aura positif mengitarinya. "Oh Baekki hyung? Annio, aku.. ada acara." Jawab Kyungsoo pelan. "Hei, kencan ya? Dengan Suho?" Kyungsoo hanya tersenyum miris. "Bukan, dan aku tidak kencan. Lagipula, Suho hyung kan sudah putus denganku. Saat ini ia sedang menjalin hubungan dengan Lay gege, ingat gegeku kan? Kakak sepupuku dari China yang pindah ke sini."

Baekhyun langsung menghapus senyumnya, menepuk pundak Kyungsoo. "Aigoo, mianhaeyo. Lalu bagaimana? Dan bagaimana bisa si Suho itu berpacaran dengan kakakmu sendiri? Dia mengkhianatimu?" Kyungsoo menggeleng. "Annio, hyung dan gege sebenarnya telah kenal dari lama. Dulu gege kan sempat SMP di Seoul, lalu selama SMA pindah ke China. Dan ketika kuliah ia kembali lagi ke sini, ternyata gege adalah cinta pertama Suho hyung. Orang yang keberadaannya selalu dicari oleh hyung, dan ternyata ia berpacaran padaku tapi tidak mencintaiku. Ia hanya menganggapku sebagai sahabat dan adiknya, aku sendiri juga sadar kalau perasaanku pada hyung hanya sebatas kagum dan nyaman belaka. Kami putus kemudian, dan aku menyuruh mereka jadian."

"W-wae? Waeyo? Aish, kalau aku jadi kau aku sudah membuang Suho-ssi ke laut. Kalau ia masih mencintai kakak sepupumu kenapa ia berpacaran denganmu? Ah jinjjha lelaki itu.." Kyungsoo hanya tersenyum. "Hyung, maaf aku telat. Aku habis membersihkan kelas seorang diri, maaf ya aku tadi dihukum gara-gara tertidur di jam akhir." Kai datang, langsung membungkuk berulang-ulang di hadapan Kyungsoo.

"Kau, Kim Jongin kan?" tanya Baekhyun. "Haha gwaenchanayo Jongin-ah. Dan, bagaimana kau bisa tertidur di jam pelajaran? Dasar anak bandel." Gerutu Kyungsoo, Kai hanya membentuk huruf 'V' dengan jarinya. "Aku lelah sekali mendengar guru itu mengoceh hyung, kau tahulah sejarah tentang dinasti Korea. Aku tidak menyangka banyak sekali nama-nama yang harus kuhafal, otakku jadi berasap karena terlalu keras berpikir. Aku tidak mau rambutku memutih seperti rambut Han seonsaengnim, itu mengerikan." Kyungsoo dan Baekhyun tertawa mendengar ocehan Kai.

"Tapi tunggu dulu, kalian janjian?" tanya Baekhyun penuh selidik, Kai langsung mengangguk ceria. "Iya!" mata Baekhyun menyipit, "Kencan ya?" Kyungsoo langsung menggeleng keras. "Tidak, tidak, tidak. Tidak seperti yang hyung bayangkan, a-aku hanya ikut dia pergi kok." Kilah Kyungsoo. "Jangan berbohong Kyungie, haha aku tidak menyangka kau akan move on secepat ini. Chukkahamnida!"

Mata Kyungsoo melebar, membentuk huruf 'O' yang menggemaskan. Kai hanya terkekeh, entah malu entah senang. "Geurae, Kai jaga Kyungsoo baik-baik ya! Dia ini suka melamun, nanti ia bisa berpisah denganmu dan tersesat tak tahu arah jalan pulang. Kau harus memperhatikannya terus!" Baekhyun sudah berlagak seperti ibu kandung Kyungsoo. "Siap, aku akan menjaga Kyungsoo hyung dengan utuh. Ia tidak akan hilang bersamaku!"

"Berhenti menganggap aku anak kecil, aku bahkan lebih tua dari Kai. Sudah, aku dan Kai pergi dulu. Eh hyung, pulang sama siapa?" tanya Kyungsoo setelah memanyunkan bibirnya kesal. "Aku pulang dengan.. –astaga! Chanyeollie menungguku di gerbang, ya Tuhan bagaimana aku bisa lupa? Ah ini gara-gara kalian, tiang listrik itu pasti akan marah-marah." Baekhyun menggembungkan pipinya, lalu setelah pamit ia berlari menuju gerbang sekolah mereka. "Kenapa dia? Chanyeol kakaknya?"

"Haha, bukan. Chanyeol itu pacarnya, jangan kaget kalau Baekki hyung sering berkata agak kasar. Mereka memang sering bertengkar kecil kok, lucu sekali seperti anak-anak. Chanyeol hyung, itu model lho! Dia sekolah di sekolah sebelah." Terang Kyungsoo.

"Aku tahu, aku mengenal Chanyeol hyung kok. Oh ya, ayo kita berangkat! Tunggu di sini ya, aku ambil motor dulu." Kai melesat ke parkiran, tak sampai lima menit kemudian ia sudah sampai di depan Kyungsoo dengan motor sport berwarna merah. "Wow, motormu bagus. Tapi aku merasa seperti seorang gadis huh." Kai tertawa, lalu menyerahkan helm pada Kyungsoo. "Karena aku sudah merencanakannya, hari ini aku bawa dua helm. Ayo kita berangkat!" Kyungsoo pun naik di boncengan motor tersebut.

Motor itu melaju cukup kencang tapi tak melewati batas normal, "Yang pertama, ayo kita ke taman bermain."

.

..

Beberapa saat kemudian, Kai dan Kyungsoo sudah mengantri di sebuah loket. Rollercoaster, permainan memacu adrenalin namun memiliki banyak penggemar. "Kau tidak takut kan hyung?" tanya Kai memastikan. Kyungsoo menggeleng, "Annio, rollercoaster justru favoritku!" jawabnya ceria. Mereka dua kali mengantri untuk permainan tersebut, Kai bilang; 'Teriaklah sepuas hati ketika rollercoaster sedang berada di puncak, dan ketika lintasannya turun.. maka rasa kesal dan emosimu yang meluap-luap akan menguap tertinggal di puncaknya.' Dan menurut Kyungsoo hal itu benar.

Kekesalannya karena Suho telah membohonginya, kekesalannya karena ia tak jadi juara kelas, kekesalannya karena orangtuanya marah padanya, segala kekesalan lain dan kesedihan hatinya terasa lenyap. Ketika lintasan turun, hanya ada rasa bahagia yang tersisa.

"Mau naik bianglala?" tawar Kai, Kyungsoo hanya mengangguk saja. "Eh hyung, ayo cepat! Mumpung antriannya belum terlalu ramai." Dengan segera Kai menggandeng jemari Kyungsoo menuju bianglala. Kyungsoo yang sadar Kai menggenggam tangannya hanya diam, rasanya berbeda ketika Suho menggandengnya. Tangan Suho tak sehangat ini, dan perbedaan mencoloknya adalah; gandengan tangan Suho tak menyebabkan hatinya bergemuruh kencang.

Mereka berdua masuk dalam satu bilik bianglala, bianglala raksasa tersebut seluruh dindingnya terbuat dari kaca. Sehingga yang menaikinya selalu bisa melihat pemandangan kota Seoul yang indah dari atas. Kyungsoo dan Kai duduk bersebrangan, perlahan bianglala itu mulai naik. "Satu kali antri, bianglala akan berputar selama sepuluh menit. Kurang lebih sih bisa empat sampai lima kali putaran."

"Ey, kau pegawai taman bermain ya?" tanya Kyungsoo bercanda. "Tidak juga, tapi aku selalu suka ke taman bermain. Apalagi kalau sedang suntuk, taman bermain adalah tujuan pertamaku." Jawab Kai. "Kau ke sini dengan siapa? Dengan pacarmu?" Kai menggeleng. "Aku masih jomblo hehehe, kalau dulu kecil aku selalu ke sini dengan orangtua atau saudara. Kalau sudah besar begini, aku biasanya sendirian. Biasanya aku langsung membeli enam tiket bianglala kalau terlalu suntuk, dan waktu satu jam di atas bianglala aku manfaatkan untuk tidur. Aku selalu menyuruh pegawai bianglala membangunkan aku ketika putaran ke enam telah habis."

"Hah? Aneh sekali, bagaimana bisa orang tidur di bianglala?" bianglala mereka berhenti, sepertinya ada yang naik di bilik paling bawah. "Haha, buktinya aku bisa. Hyung sendiri apa hyung suka taman bermain? Apa hyung sering ke taman bermain?" tanya Kai semangat. "Aku takut kalau pilihanku mengajak ke taman bermain salah." Tambahnya.

"Tidak, kau benar. Kau membuat aku bahagia hari ini, sudah lama sekali aku tidak ke taman bermain. Aku suka taman bermain, suka sekali. Tapi karena tak ada yang mengajakku ke sini semenjak SMP makanya aku tidak pernah main lagi. Kalau tidak salah terakhir ke taman bermain saat aku kelas 5 SD, sudah enam tahun lalu. Orangtuaku sibuk, lagipula mereka pikir aku sudah terlalu besar untuk ke taman bermain."

"Hei, tidak ada batasan usia ke taman bermain tahu! Mantan pacarmu itu apakah dia tidak pernah mengajakmu kencan ke taman bermain?" tanya Kai hati-hati. "Tidak, Suho hyung dan aku sama-sama serius. Kami tidak pernah keluar, tidak pernah ke taman bermain, tidak pernah ke festival akhir tahun, tidak pernah menonton konser, bahkan jarang sekali nonton bioskop. Kadang kami hanya berbincang di halaman rumah, atau mengopi di kafe depan perpustakaan kampusnya."

"Mwoya? Bagaimana sebuah hubungan di jalani seperti itu, memangnya mantanmu itu bapak-bapak? Atau om-om yang melanjutkan s2 atau S3 nya?" Kyungsoo tertawa kecil. "Tidak, dia hanya lebih tua dua tahun dariku. Tapi keluarganya mendidiknya seperti itu, ia dingin dan ingin semuanya jadi sempurnya. Hidupnya tidak pernah berantakan, tidak pernah melanggar aturan, tidak pernah berlaku konyol, bahkan tidak pernah turun dari 50 besar dari 600 mahasiswa."

"Wow, keren. Tapi biar kalian sama-sama serius, aku rasa kepribadian kalian berlawanan. Bagaimana bisa ya kau tahulah, bersatu dengan orang seperti itu? Itu aneh." Kyungsoo tersenyum getir. "Aku juga tidak tahu, kami hanya larut dalam keseriusan dan kediaman kami. Kalau ada lima warna primer, aku rasa hubunganku dengan hyung hanya bisa digambarkan dengan satu warna sekunder."

"Biar aku tebak, pasti abu-abu kan? Percintaan yang kelabu.." Kyungsoo tersenyum sambil mengangguk. "Aku memang selalu benar, bagaimana dengan mantan-mantanmu yang lain?" tanya Jongin. "Suho hyung adalah cinta pertamaku sekaligus kekasih pertamaku juga." Kyungsoo mengakui, ia tidak terlalu suka bergonta-ganti pacar.

"Ha! Berarti.. ini termasuk dalam kencan pertamamu?" tanya Kai. "E-Eh.." Kyungsoo gelagapan. "T-tapi aku kan pernah kencan dengan Suho hyung juga, lagipula kau dan aku kan hanya teman. Eh dibilang teman juga bukan sih, kau adik kelasku." Kai tertawa, lalu mencondongkan tubuhnya ke arah Kyungsoo.

Puk.. puk..

Kai menepuk-nepuk pelan kepala Kyungsoo, membuat yang ditepuk mendongak. "Kau.. lucu sekali hyung." Perbuatan Kai tadi, secara tidak sengaja memunculkan rona merah di kedua pipi Kyungsoo.

. . .

"Whoa~ ramainya.." Kyungsoo menatap takjub, ia menyaksikan banyak orang berlalu-lalang, juga toko-toko yang berjajar rapi. "Hei, kau belum pernah ke Myungdong hyung?" Kyungsoo menggeleng. "Seperti biasa, hanya pernah waktu kecil hihi. Terima kasih padamu Kai telah membawaku ke tempat-tempat yang menyenangkan, kau seperti pemandu wisata untukku!"

"Wah, baju couple, cincin couple, kalung couple, tas couple.. astaga banyak sekali barang couple-nya." Kyungsoo menggumam. "Seharusnya aku bawa uang lebih hari ini, aku ingin membeli semuanya!" Kai terkekeh. "Hyung tahu tidak? Aku seperti membawa seorang foreigner berjalan-jalan lho, kau ini orang Korea bukan sih? Tapi tidak apa-apa, tingkahmu lucu sekali."

"Hehe, maaf Kai. Aku jarang jalan-jalan, dan yaampun topi itu lucu sekali. Aku mau beli.." Kyungsoo terdiam di depan sebuah etalase toko, topi berwarna merah dengan gambar Snoopy tokoh kartun anjing anak-anak terpajang rapi. "Itu barang couple hyung, hyung mau pakai untuk siapa?" tanya Kai. "Tidak apa-apa, untuk Suho! Eh salah, untuk siapa ya? Lay gege juga tidak apa-apa deh, appa juga tidak apa-apa." Jawab Kyungsoo polos. "Yaudah, pakai bersamaku saja ya?" Kai mengajak Kyungsoo masuk ke toko itu, dan membeli topi tadi. Kyungsoo memakainya, "Ah, pas sekali! Berapa aku harus membayarmu Kai? Eh boleh kubayar besok tidak? Aku tidak bawa uang.."

"Tidak usah, itu untukmu kok hyung." Jawab Kai lembut. "Jinjjha? Jeongmal gumawo! Kau anak yang benar-benar baik Kai!" Kyungsoo ceria, lalu memakai topi itu. "Kalau kau memakai topi itu, aku tidak bisa melihat wajah imutmu ya hyung? Tapi tidak apa-apa, aku yakin kau masih imut."

Jegier! (efek petir Chen /splash)

'Kai bilang aku imut?' batin Kyungsoo, padahal Kai bukan orang pertama yang bilang Kyungsoo imut. "Nah di sana ada creepes, kau harus mencobanya. Itu jajanan favorit ketika aku ke sini, sebenarnya masih banyak jajanan favoritku yang lain di restoran-restoran itu. Tapi karena mulai malam, lain kali saja ya kita mencobanya?"

Kai antri creepes itu, sementara Kyungsoo melihat-lihat sekeliling. Ia benar-benar tidak pernah sebebas ini selama hidupnya, dan adik kelasnya lah yang membawanya ke sini. 'Kai benar-benar dokter cinta, ia membuat hatiku jauh lebih baik.' Batin Kyungsoo.

"Hei hyung, melamun saja." Kai mengagetkan, Kyungsoo menoleh. "Eh hyung, itu.. di pipimu ada apa ya?" tanya Kai sambil menunjuk pipi Kyungsoo. "Eh? Ada apa? Ada kotoran ya?" tanya Kyungsoo bingung, ia memegang pipinya.

Tuk!

Kai tersenyum lebar, ia menempelkan sesendok kecil ice cream ke hidung Kyungsoo. "Kau kena hehehe." Ia tertawa. "Aish Kim Jongin!" gerutu Kyungsoo. "Ini punyamu, punyaku belum jadi." Kai tersenyum lalu menyerahkan creepes berbentuk cone di tangannya. "Ini creepes? Tapi ada ice creamnya ya?" Kai mengangguk. "Jajanan seperti ini sudah banyak kali hyung, tidak hanya di Korea malah." Kyungsoo hanya manggut-manggut, tak lama pesanan Kai pun jadi.

"Hyung, pesananku sudah jadi! Ayo kita.."

Tuk!

"Muahahah, aku balas dendam!" Kyungsoo tergelak melihat pipi Kai terkena ice cream, ternyata sedari tadi lelaki mungil itu memikirkan cara untuk balas dendam tanpa membersihkan ice cream di hidungnya dahulu. "Eih, balas dendam rupanya? Tunggu kenapa ice cream di hidungmu tidak kau hapus? Sini aku yang hapus.." Kai menyentuhkan telunjuknya di hidung Kyungsoo, lalu meraih ice cream yang hampir mencair tadi dengan jari telunjuknya. Lalu menjilat jari telunjuknya sendiri, menghabiskan ice cream di sana.

Kyungsoo mematung, Kai membuatnya merona hebat. Entah kenapa Kyungsoo merasa gerakan Kai tadi seksi, sungguh! "Nah, ayo jalan-jalan lagi.." ajak Kai.

.

..

Brumm.. brumm..

Motor merah Kai berhenti tepat di depan rumah Kyungsoo, Kyungsoo segera turun dari boncengan Kai. "Sekali lagi gumawo Kai, kau benar-benar menyembuhkan perasaanku. Dan, aku tidak tahu bagaimana harus membalasmu. Kau orang baik, jeongmal gumawo. Kau mau mampir dulu?"

"Tidak usah, dan hyung.. beberapa hari lalu aku melihatmu makan bekal di kantin. Kau bawa Bibimbab ya? Aku suka Bibimbab, tapi tidak ada yang bisa membuatkanku karena orangtuaku sibuk. Bisa bawakan aku Bibimbab? Terserah mau rekomendasikan yang mana, asal menurutmu enak. Kau beli di kedai biasa aku juga tidak menolak." Kata Kai, Kyungsoo terlihat berpikir. "Ah, yang waktu itu? Aku memasaknya sendiri, entahlah menurutmu enak atau tidak. Kau mau?"

"Boleh, ah kau mau memasakkanku? Baik sekali~"

"Ehm." Seseorang mengenterupsi percakapan mereka, Kyungsoo menoleh. Lelaki tampan dengan kulit putih dan baju hitam berdiri di samping mereka. "E-Eh hyung.." Kyungsoo terbata, "Siapa dia Kyungie?" tanya orang itu tajam. "D-Dia temanku hyung."

"Oh, cepatlah masuk. Lay dan ibumu sedang khawatir di dalam, lagipula kau bisa kedinginan kalau di luar terus." Kyungsoo mengangguk, lalu orang itu masuk ke dalam rumah Kyungsoo. "Nuguya?" tanya Kai. "Itu Suho hyung, ia sering ke sini. Lay gege kan tinggal di sini."

"Baiklah, sepertinya ia marah atau tidak menyukaiku. Aku pulang dulu ya hyung, selamat malam."

Klek!

Kyungsoo melepas sepatunya, dan meletakkannya di rak. "Hyung tidak suka dengan temanmu." Kata Suho datar, rupanya Suho menunggu Kyungsoo di balik pintu. "Hyung tahu apa soal dia? Hyung, kau bukan appa yang berhak membatasiku. Dan jangan mengadukan opini konyolmu itu ke orangtuaku." Tegur Kyungsoo.

"Tidak, hyung akan menyimpannya. Tapi ia terlihat seperti orang yang tidak baik Soo." Kata Suho lagi. "Geumanhae hyung, biarkan kali ini aku menemukan kebahagiaanku. Lay gege bahkan tidak pernah mencampuri urusanku, berhenti." Kyungsoo memberikan pandangan memohon ke arah Suho. "Baik, aku berhenti. Kita tidak akan bicara soal ini lagi, maafkan aku Soo.."

TBC!

New ff._. TBC/Delete? Maaf ff lain masih nunggak ;A;