"MY LOVE FOR YOU"

Author : Always_Yewook

Main Characters : Kim Yesung & Kim Ryeowook

Characters : Some Super Junior Members

Disclaimer : This Fanfict is Mine but the cast belong to God

Warning : B x B, Typos, No Plagiat

.

.

.

Chapter 1

.

.

.

Beberapa menu makanan sudah tersusun rapi di atas meja berukuran kecil.

"Tinggal menunggu dia pulang," ucap namja berperawakan manis yang menyiapkan semua makanan tersebut.

"Aku pulang!," seru seseorang dari pintu masuk. "Kau terlambat 10 menit," sahut namja yang berada didalam sambil membuka pintu.

"Lebih baik terlambat dari pada aku tidak kembali sama sekali kan?" jelas namja yang baru masuk itu sambil membuka sepatunya.

"Haha.. Benar juga. Kau mau langsung makan atau mandi dulu?"

"Tentu saja aku akan langsung makan. Diluar sangat dingin, aku ingin segera merasakan sup hangat buatanmu"

Yesung, pria yang baru saja sampai ke apartemen itu langsung menjatuhkan bokongnya ke bantal duduk dan menghirup aroma makanan yang dibuat oleh Ryeowook.

Ryeowook, pria perperawakan manis itu tersenyum senang melihat antusias Yesung dengan masakannya, padahal sudah setiap hari dia melihat Yesung seperti itu.

"Apa kau tidak bisa makan pelan-pelan saja?. Di apartemen ini hanya ada kita berdua, tidak ada yang akan merebut makananmu"

Yesung hanya memamerkan cengiran bodohnya dan lanjut menikmati makan malamnya.

"Aku akan menyiapkan air hangat untukmu dulu, agar selesai makan kau bisa langsung mandi"

"Ah~ Aku benar-benar mencintaimu, Ryeowook-ah. Terima kasih"

Ryeowook tersenyum tulus sebelum dia beranjak ke kamar mandi.

.

.

Mereka sudah saling mengenal sejak 3 tahun yang lalu, dan sejak 3 tahun yang lalu lah mereka sudah tinggal bersama.

_FlashBack ON_

Ryeowook berjalan pelan menyusuri jalan kecil yang akan membawanya menuju apartemen yang ditinggalinya, apartemen yang tidak jauh dari kampusnya juga. Namja manis itu baru memasuki semester awal dengan jurusan seni musik.

"Apa tidak bisa lebih murah lagi, Ahjumma?"

"Ini juga sudah sangat murah. Tidak ada rumah sewa yang lebih murah dibandingkan disini"

Tidak sengaja Ryeowook mendengar percakapan seorang namja dan ahjumma saat dia melewati sebuah rumah berukuran kecil.

"Ahjumma, memangnya kau tidak kasihan padaku? Wajahku tampan bukan karna operasi plastik, jadi jangan berpikir aku punya banyak uang. Aku sudah tampan sejak lahir" ucap namja yang tidak lain adalah Yesung.

Ryeowook terkekeh pelan mengdengar penuturan namja yang kepedean itu, Ryeowook sendiri sedang bersembunyi dilorong kecil. Ntah apa yang membuatnya untuk terus menguping perdebatan kecil itu.

"Kalau kau tidak punya biaya, untuk apa kau menyewa rumah untuk kau tinggali sendiri?. Sudahlah… Masih banyak yang mau menyewa rumah ini, kau carilah tempat yang lebih murah, itupun kalau ada. Berdoa saja semoga kau tidak tidur dibangku taman malam ini"

Ahjumma pemilik rumah sewa itu menepuk bahu Yesung dan beranjak pergi.

BRUG

Yesung menendang kopernya kesal. "Aku harus mencari kemana lagi?"

Dengan perasaan kesal, Yesung meraih gagang koper yang ditendangnya tadi dan meninggalkan tempat itu.

"Kalau kau mau, kau bisa tinggal di apartemenku"

Baru beberapa langkah ia berjalan, seseorang mengintrupsinya. Yesung berbalik, dilihatnya namja yang belum dikenalnya itu dari ujung kaki sampai ujung kepala dengan seksama.

"Kau memang manis. Tapi maaf, aku bukan pria murahan"

"Huahahaha," Ryeowook tertawa begitu kencang, namja di depannya itu benar-benar aneh.

"Dasar bodoh. Kau pikir aku ini apa?. Kenalkan, namaku Kim Ryeowook, aku mahasiswa baru di Super University," lanjut Ryeowook sambil mengulurkan tangannya

Tangan Ryeowook terulur cukup lama sampai akhirnya dijabat oleh Yesung, "Kim Jongwoon imnida. Kau bisa memanggilku Yesung"

"Kenapa Yesung?"

Yesung menarik tangannya dari jabatan tangan Ryeowook, kali ini kedua tangannya terlipat didepan dada, bersikap begitu angkuh. "Yesoo Sungdae, the voice of art. Dan aku juga mahasiswa baru di Super University jurusan musik"

"Kita satu jurusan. Senang bisa berkenalan denganmu. Jadi, kalau mau kau bisa tinggal bersamaku"

Yesung tampak memikirkan perkataan Ryeowook. Kata orang tuanya, dia harus hati-hati tinggal di kota besar dan jangan mudah percaya dengan orang yang baru dikenal.

Tapi jika diperhatikan lagi, Yesung juga tidak percaya kalau namja mungil dan manis didepannya ini adalah seorang penipu.

"Itu apartemenku," Yesung menoleh kearah gedung cukup tinggi yang ditunjuk oleh Ryeowook. "Aku ingin tinggal sendiri di sebuah rumah bukan apartemen" akhirnya Yesung memutuskan untuk menolak tawaran Ryeowook.

"Tapi rumah sewa di Seoul tidak semurah di daerah lain. Kalau kau memang mau tinggal sendiri, aku bisa membantumu mencari apartemen yang kosong"

"Kan sudah ku bilang aku tidak mau tinggal di apartemen"

"Aku bukannya memaksa, tapi sesama mahasiswa baru aku ingin membantumu, maka dari itu tinggal saja bersamaku, kau hanya perlu membayar setengahnya saja kan?. Untuk apa kau menyewa rumah, seperti mau berumah tangga saja"

"Pokoknya aku tidak mau. Sudah sana, aku harus dapat rumah sewa yang murah sebelum malam. Mengganggu saja"

Ryeowook mendecih melihat Yesung yang sudah pergi, "Apartemenku di lantai 11 nomor 411! Kau ingat itu baik-baik"

.

.

"Ini sudah malam, apa namja bernama Yesung itu sudah menemukan rumah sewa yang diharapkannya?" tanya Ryeowook sendiri sambil menatap pemandangan kota Seoul dimalam hari dari balkon apartemennya. "Aku sudah berbaik hati mempermudah hidupnya, tapi dia malah sok jual mahal"

Ting Tong

"Itu pasti dia. Sudah ku duga pasti dia tidak akan menemukan rumah sewa yang sesuai kantongnya, haha" Ryeowook bersemangat menuju pintu dan membukanya.

Akhirnya ia punya teman juga untuk tinggal di apartemennya.

CKLEK

"Ahjumma?"

Ternyata perkiraan Ryeowook salah, yang datang ke apartemennya justru tetangganya sendiri. "Untunglah kau ada di apartemen. Ahjumma hanya ingin memberikan kimchi ini padamu"

Ryeowook mengambil sepiring kimchi yang diberikan Ahjumma itu, "Kamsahamnida Ahjumma. Kebetulan sekali sudah seminggu aku tidak makan kimchi"

"Hmm~ Tapi Ryeowook…," Ahjumma itu tampak ragu untuk mengatakan sesuatu. "Ada apa ahjumma?"

"Apa kau mengenalnya?"

Ryeowook sedikit mengeluarkan badannya dari dalam apartemen untuk melihat orang yang dimaksud Ahjumma. Seorang namja yang baru dikenalnya beberapa jam lalu tertidur dengan posisi duduk dan punggung yang bersandar tepat didepan apartemenya.

"Ahjumma perhatikan, dia sudah 2 jam duduk disitu"

Ryeowook tersenyum, ternyata orang yang dimaksud Ahjumma itu adalah Yesung. "Biar aku yang mengurusnya, Ahjumma"

Setelah Ahjumma itu kembali ke apartemennya, Ryeowook mendekati Yesung. "Ya!" panggil Ryeowook.

Yesung yang tertidur dengan menggenggam gagang kopernya sedikit terusik dengan suara Ryeowook.

"Hmm" sahut Yesung pada akhirnya. "Kenapa kau tidak memencet bel dan malah tidur disini?."

"A- aku lupa nomor apartemenmu. Jadi aku menunggumu untuk keluar saja, ternyata sampai membuatku tertidur seperti ini"

Bohong, sebenarnya Yesung malu untuk memencet bel sampai akhirnya dia tertidur di lorong apartemen. . .

Namja bodoh, itulah yang Ryeowook dapat simpulkan dari seorang Yesung.

"Jadi kau sudah memutuskan untuk tinggal bersamaku?"

Yesung berdiri dan membersihkan bokongnya, "Ah~ Aku ingin segera istirahat. Ayo masuk"

Bukannya menjawab, Yesung dengan seenaknya langsung masuk ke dalam apartemen Ryeowook.

"Hwa~ Apartemenmu lumayan juga. Bersih dan nyaman"

"Tapi disini hanya ada satu kamar tidur"

"Kau bercanda" ucap Yesung dengan mengibaskan tangannya. "Aku sama sekali tidak bercanda"

"Ah yasudahlah. Lagipula aku pria normal dan kau normal juga kan?. Jadi tidak akan ada masalah"

"Mandilah, kau bau sekali"

_Flash Back END_

Seperti itu lah cerita awal pertemuan hingga mereka bisa tinggal bersama. Yesung yang awalnya berpikir tidak akan menyenangkan jika tinggal bersama orang lain kini justru berpikir sebaliknya. Dia bersyukur saat itu Ryeowook menawarinya untuk tinggal bersama hingga sekarang ini.

Hubungan mereka pun menjadi sangat dekat, sangat dekat hingga Yesung sampai bergantung pada Ryeowook, sangat dekat hingga sampai Ryeowook salah paham dengan sikap Yesung padanya.

Ya, entah sejak kapan Ryeowook mulai menyukai Yesung. Dia menyadari perasaannya saat Yesung mengatakan kalau dia menyukai Victoria, hoobaenya di kampus. Saat itu Ryeowook tidak tau harus berekspresi bagaimana. Ia ingin tersenyum tapi hatinya merasa sangat sakit dan tidak memungkinkannya untuk menangis, jika ia menangis jawaban apa yang akan dilontarkannya jika Yesung bertanya.

.

.

.

"Kau tau kenapa hari ini aku pulang sedikit terlambat?" tanya Yesung saat kedua nya sudah berbaring nyaman di tempat tidur.

"Lupa jalan pulang?" jawab Ryeowook asal. "Tentu saja tidak. Tadi saat menuju apartemen aku tidak sengaja melihat Victoria di halte bis jadi aku menghampirinya dan mengajaknya mengobrol sambil menunggu bis nya datang. Hehe~ Aku senang sekali"

"Kau tidak berniat mengungkapkan perasaanmu padanya?"

Yesung diam sejenak sebelum akhirnya menjawab, "Aku tidak percaya diri, aku takut dia tidak menerimaku"

Ryeowook terkikik pelan, "Aku tidak menyangka orang sepertimu punya rasa minder juga, biasanya kau selalu membanggakan dirimu"

"Jangan mengejekku. Kau sendiri apa ada orang yang kau sukai? Kau tidak pernah cerita padaku tentang asmara mu padahal kau punya banyak teman wanita yang cantik"

"Aku mengantuk. Selamat malam" Ryeowook mengubah posisi tidurnya memunggungi Yesung.

Ryeowook mengumpat dalam hati, 'Kau ingin aku bicara tentang asmaraku? Ku pastikan kau akan langsung jijik melihatku dan segera pergi, aku tidak siap untuk itu asal kau tau.'

GREP

"Kau selalu begini jika aku bertanya tentang hal itu. Yasudah, tidurlah yang nyenyak"

Kebiasaan Yesung jika tidur, yaitu memeluk Ryeowook. Dan itu adalah salah satu alasan kenapa Ryeowook bisa menyukai Yesung. Pernah Ryeowook menanyakan kebiasaan aneh Yesung itu tapi dengan santainya Yesung menjawab, "Cuaca sedang dingin" dan sekarang itu sudah menjadi rutinitas yang harus dilakukan jika ia tidur.

.

.

.

Pagi menjelang, sudah jam 8 lewat tapi keduanya masih bertahan dengan tidur pulasnya. Tidak masalah, ini hari libur jadi mereka memang sengaja untuk tidur lebih lama.

TING TONG

Salah satu dari mereka terganggu dengan suara itu. "Kau memasang alarm, Ryeowook?" tanya Yesung setengah sadar. "Tidak. Lagipula itu bukan suara alarmku"

TING TONG

"Eisssh.. Itu suara bel. Siapa yang mengganggu sepagi ini," Yesung menegakkan badannya dengan mata yang masih tertutup. "Cepat buka" perintah Ryeowook yang masih nyaman berbaring.

Dengan gontai Yesung keluar kamar dan melihat siapa yang datang dari layar interkom. "Sudah ku duga. Ck, mengganggu tidurku saja."

Ternyata yang datang adalah 3 teman seperjuangannya dengan Ryeowook di kampus. Eunhyuk, Donghae dan Kyuhyun. Belum sempat Yesung mengucapkan kata silahkan masuk, ke 3 orang itu sudah masuk lebih dulu saat Yesung membuka pintu. "Selamat tinggal hari libur yang tenang" ucap Yesung pelan.

"Kalian masih tidur eoh? Aku akan bangunkan Ryeowook," Eunhyuk langsung masuk ke satu-satunya kamar yang ada di apartemen itu.

"Kenapa kalian datang sepagi ini?" tanya Yesung. "Kami ingin sarapan disini" jawab Donghae sambil menunjukkan 2 plastik besar belanjaan.

"Kami sengaja tidak memberitahu. Kalau tidak seperti ini kau pasti tidak mengijinkannya. Kau yang memasak dengan Eunhyuk, oke!" jelas satunya lagi, Kyuhyun.

Kesibukan didapur terjadi beberapa menit setelahnya. Seperti yang Kyuhyun katakan, Yesung dan Eunhyuk yang memasak dan sedikit dibantu oleh Donghae, itupun kalau keduanya merasa terbantu. Sementara Ryeowook menikmati pemandangan kota Seoul dari balkon apartemen bersama Kyuhyun. Bukan bermaksud untuk bermalas-malasan hanya saja mereka sedang membicarakan sesuatu.

"Kau belum juga mengatakannya pada Yesung?," tanya Kyuhyun kesal.

"Belum," jawab Ryeowook tanpa menatap Kyuhyun.

"Sampai kapan kau akan seperti ini? Kau menyiksa dirimu sendiri"

"Apa aku harus benar-benar mengatakannya?"

"Tentu saja"

"Tapi aku takut kalau dia akan berubah setelah dia tau yang sebenarnya, aku tidak siap dijauhi olehnya. Kau tau itu kan?"

"Aku tau. Tapi aku benar-benar sudah muak karna dia tidak pernah sedikit pun peka dengan perasaanmu. Aku sebagai sahabatmu gerah melihatmu terus-terusan seperti ini."

"Sudahlah, Kyu. Aku berjanji akan mengatakannya, tapi tidak sekarang," Ryeowook pergi meninggalkan Kyuhyun, dia tidak ingin membicarakannya lebih lama dengan Kyuhyun.

Terkadang Ryeowook menyesal punya sahabat seperti Kyuhyun yang dengan mudah menebak perasaannya, kalau saja Yesung yang seperti itu.

.

.

.

"Hae-ah, berhentilah menyuapiku. Aku bisa makan sendiri"

"Oh, benarkah?. Baiklah kalau begitu, sayang" jawab Donghae disertai cengiran bodohnya.

"Ryeowook, cobalah telur gulung ini. Aku yang membuatnya," Yesung menyuapkan sepotong telur gulung ke mulut Ryeowook. "Bagaimana rasanya?"

"Lumayan. Tapi masih lebih enak buatanku"

Yesung tersenyum, "Tentu saja, masakanmu memang yang terbaik"

Kyuhyun mendecih sebal, "Kalau tau begini aku tidak ikut datang kesini, menyebalkan sekali melihat tingkah kalian wahai manusia abnormal"

"Apa maksudmu? Hanya mereka saja yang tidak normal kalau aku dan Ryeowook sih sahabat sejati. Benarkan Ryeowook?" jawab Yesung sambil merangkul Ryeowook.

"Aku mau ambil air dingin dulu," Ryeowook mencari alasan agar tidak menjawab pertanyaan Yesung yang tidak ingin dijawabnya.

Acara makan mereka pun berlanjut dengan keadaan yang sedikit lebih tenang, hanya ada suara Eunhyuk dan Donghae yang saling bercanda.

"Bagaimana kalau kita main game?" ucap Kyuhyun tiba-tiba setelah mereka selesai makan. "Tidak mau, pasti selalu kau yang menang," tolak Yesung yang disetujui oleh Eunhyuk dan Donghae.

"Bukan, bukan game yang seperti itu. Maksudku kita bermain truth or dare, aku belum pernah bermain permainan itu"

"Aku tidak mau" tolak Ryeowook. "Wae? Kau pasti takut" Kyuhyun mencurigai.

"Aku bukannya takut tapi kekanak-kanakkan sekali bermain seperti itu"

Kyuhyun menatap tiga temannya yang lain, "Kalau menurut kalian bagaimana? Kalian mau bermain?"

"Kenapa tidak. Ini kan hanya permainan. Ayo mulai," seru Yesung yang kini tampak semangat

"Aku mau cuci piring saja," tapi sebelum Ryeowook bangkit Yesung sudah terlebih dulu menahannya, "Kau ikut juga."

Kyuhyun menyeringai saat melihat Ryeowook menghela nafas pasrah.

Permainan pun dimulai, sebuah botol soju kosong sudah tergeletak di tengah meja. "Aku yang putar duluan," Eunhyuk pun memutar botolnya. Mereka tampak antusias melihat botol itu kecuali Ryeowook, hingga akhirnya muncung botol itu menghadap ke Eunhyuk.

"Aku yang memutar kenapa aku yang kena"

"Truth or Dare?," tanya Kyuhyun langsung. "Truth!" jawab Eunhyuk mantap. "Jawab dengan jujur, apa yang tidak kau sukai dari pasanganmu?"

Eunhyuk menggaruk tengkuk kepalanya, haruskah dia menjawab pertanyaan itu dengan jujur. Donghae ada disebelahnya sekarang, dia takut kalau akan menyinggung perasaan Donghae.

Sementara Donghae menatap Eunhyuk dengan serius, menanti ucapan yang akan dilontarkan kekasihnya itu.

"Ayo cepat jawab!," paksa Donghae. "Baiklah!," omel Eunhyuk karna Donghae memaksanya. Dengan satu helaan nafas akhirnya Eunhyuk melunasi tantangannya, "Kau Lee Donghae, kau mau tau apa yang tidak ku suka darimu?"

Donghae mengangguk bodoh. "Kau tau, aku tidak suka saat kau mencium bibirku lalu kau menggigitnya, kau pikir itu tidak sakit, bodoh! Selama ini aku terus menahannya agar kau tidak sakit hati tapi sekarang aku sudah menemukan waktu yang pas untuk mengungkapkannya padamu. Kau sudah tau sekarangkan? Jadi jangan pernah lagi menggigit bibirku, ikan bodoh!"

Kyuhyun, Yesung dan Ryeowook langsung menggelengkan kepala mereka. "Haruskah kau mengungkapkan itu di depan kami, Eunhyuk-ah? Aku jijik mendengarnya," Yesung merinding seketika.

Sementara Donghae terdiam tidak bisa berkata apa-apa, kekasihnya itu mengomentari ciumannya. "Yang penting aku sudah jujur!. Sudahlah, aku putar lagi"

Ingin rasanya Ryeowook menendang teman-temannya itu dari apartemennya sehingga permainan yang menurut dia konyol ini tidak berlanjut. Jujur saja, Ryeowook takut kalau botol itu mengarah ke dirinya.

"Yes! Ryeowook!"

Karna sibuk dengan pikirannya sendiri, Ryeowook sampai tidak menyadari kalau botol itu sudah mengarah di depannya. "Truth or Dare?," tanya Kyuhyun.

"Eh?! Hmm~~ truth saja," jawabnya pasrah. "Aku yang beri pertanyaan! Aku yang beri pertanyaan! Aku saja!," seru Yesung yang heboh melewati batas.

"Beri pertanyaan yang wajar," cegat Ryeowook. "Aku hanya ingin bertanya siapakah orang yang sedang kau sukai sekarang ini? Aku yakin kau sedang menyukai seseorang"

GLUP

Pikiran buruk Ryeowook pun menjadi kenyataan, Bisa-bisa Yesung langsung angkat kaki dari apartemenennya kalau dia terus terang menyukai namja besar kepala itu, Ryeowook tidak bisa membiarkan itu terjadi.

"Ah benar! Aku tidak pernah tau kalau Ryeowook sedang menyukai seseoranga. Jadi siapa yang sedang kau sukai?," tanya Donghae lagi.

Ryeowook menatap Kyuhyun tajam, seolah mengatakan 'ini semua gara-gara permainan konyolmu'.

"A-aku sedang tidak menyukai seseorang," bohong Ryeowook.

"Benarkah?. Apa wanita dikampus tidak ada yang menarik perhatianmu sedikitpun?," tanya Donghae polos disertai Yesung yang mengangguk setuju.

"TIDAK ADA," jawab Ryeowook lagi kali dengan sedikit berteriak.

Kyuhyun mengendikkan bahunya, padahal itu adalah kesempatan yang bagus untuk Ryeowook mengungkapkan perasaannya tapi dia melewatkannya begitu saja, sayang sekali pikir Kyuhyun.

Permainan kembali dilanjutkan, kali ini giliran Kyuhyun yang mendapatkan jatah untuk memilih Truth atau Dare. "Karna aku sedang malas bergerak, aku memilih Truth saja," ucap Kyuhyun beralasan.

"Siapa yang paling tidak kau sukai diantar kami berempat?," pertanyaan itu terlontar begitu saja dari mulut Ryeowook, ingin membalas dendam dengan Kyuhyun mungkin karna sudah menyarankan permainan yang menurut Ryeowook bodoh dan menjengkelkan itu.

Tapi tak seperti perkiraan Ryeowook, justru kini Kyuhyun tengah mengeluarkan smirknya. "Yang paling tidak ku sukai adalah.. Yesung."

"Mwo? Aku? Memangnya aku ada masalah apa denganmu?"

"Kita memang tidak punya masalah, tapi kau itu bodoh"

"Hei, IQ ku memang tidak lebih tinggi darimu tapi aku tidak sebodoh itu sampai kau tidak menyukaiku. IPK ku tidak pernah dibawah 3.50 dari semester awal asal kau tau"

"Bodoh yang ku maksud adalah kau bodoh dalam memahami perasaan seseorang. Kau nol besar dalam hal itu"

"Apa maksudmu?"

"Lihat? Kau tidak mengertikan?. Dasar bodoh"

"Yak! Kau!," Yesung ingin melempar sumpit ke kepala Kyuhyun tapi buru-buru di cegat Ryeowook yang berada disampingnya. "Tahan emosimu, Yesung. Seharusnya kau intropeksi diri"

"Kau membelanya, Ryeowook-ah?" tanya Yesung tidak percaya.

"Tidak."

Kyuhyun menatap jengah keduanya, "Aku akan melanjutkan permainannya," Kyuhyun pun memutar botol soju dan kali ini giliran Yesung.

"Kena kau!," Kyuhyun menyeringai lagi. "Truth or Dare?," sambungnya lagi.

"Dare saja, dari tadi tidak ada yang memilih Dare, membosankan," keluh Eunhyuk.

"Baiklah, aku memilih Dare," jawab Yesung santai yang sudah melupakan emosinya pada Kyuhyun.

Donghae membisikkan sesuatu ke telinga Kyuhyun. "Aku juga akan memberikan tantangan itu," jawab Kyuhyun dan dibalas dengan senyuman dari Donghae.

"Oke!. Tantangan untukmu adalah….. gigit bibir atas Ryeowook selama 5 detik!"

"AKU TIDAK MAU, DASAR GILA!," tolak Ryeowook mentah-mentah.

"Kan yang diberi tantangan Yesung, kenapa kau yang menolak Ryeowook-ah?"

"Memang Yesung yang diberi tantangan tapi kenapa harus bibirku yang digigit, kenapa tidak kau saja?"

"Karna kalau aku, Donghae akan mengamuk," jelas Eunhyuk beralasan.

"Ayolah, memangnya apa yang salah?" ucap Kyuhyun santai dengan muka setannya.

"Ah sudahlah, jangan ribut. Ryeowook-ah, ayo kita lakukan. Ini hanya permainankan?"

Demi Tuhan yang Ryeowook sembah selama ini ingin rasanya Ryeowook mengambil botol soju itu dan memukulkannya ke kepala Yesung yang seenaknya saja menerima tantangan itu tanpa mengetahui degup jantungnya yang berdetak cepat dan mukanya yang sudah memerah parah.

"LAKUKAN SAJA DENGAN KYUHYUN SANA!," Ryeowook bangkit dari duduknya dan beranjak menuju dapur, dia kesal dan –malu?.

"Kemarilah, Kyuhyun-ah. Ini perintah dari Tuan Ryeowook," Yesung mulai mendekatkan tubuhnya ke Kyuhyun.

Melihat itu, Kyuhyun mengambil sebuah jeruk dan memasukkannya ke mulut Yesung yang sudah mengangga, "Kau gigit saja itu, brengsek."

Donghae dan Eunyuk tertawa melihat tingkah temannya.

"Ryeowook-ah, kemarilah. Jangan ngambek seperti itu, ayo kita lanjutkan permainannya," seru Donghae.

"Tidak mau!," Kyuhyun yang menjawab. "Benar, aku juga tidak mau lagi melanjutkannya. Membosankan," kali ini penolakan dari Eunhyuk.

"Apa-apaan ini? Aku bahkan belum memilih antara Truth or Dare tapi kalian menyudahi permainan ini. Tidak adil!," keluh Donghae

"Main saja sendiri," jawab Yesung kemudian menyusul Ryeowook di dapur.

.

.

.

Always_Yewook

.

.

.

"Ryeowook-ah, kau punya dasi tidak?," tanya Yesung ke Ryeowook yang kini sedang menikmati sarapannya.

Ryeowook menyipitkan mata kecilnya, heran melihat Yesung yang memakai celana keper dan kemeja putih bersih. "Kau mau kemana dengan pakaian seperti itu?"

"Hari ini aku ada seminar formal di salah satu hotel, jadi setidaknya aku harus berpakaian semi-formal seperti ini. Jadi ada tidak dasinya?"

"Kau mengganggu sarapanku saja," langkah kecil Ryeowook mulai beranjak ke kamar untuk mengambil dasi. Tidak lama Ryeowook sudah kembali dengan sebuah dasi berwarna merah ditangannya.

"Ini," Ryeowook menyampirkan dasi itu ke bahu Yesung yang sedang berdiri didepan kulkas, sepertinya dia sedang mencari sesuatu untuk diminum.

"Jadi kau tidak kuliah hari ini?," tanya Ryeowook yang sudah kembali menikmati sarapannya sambil menikmati berita pagi melalui televisi.

"Tentu saja kuliah, seminarnya hanya sampai jam makan siang. Setelah itu aku langsung ke kampus. Kau sendiri?"

"Hari ini jam kuliah ku penuh sampai malam. Menyebalkan"

"Aku akan menunggumu biar kita bisa pulang bersama"

"hmm," selesai dengan sarapannya, Ryeowook membawa piring kotornya ke wastafel berniat untuk langsung mencucinya.

"Ryeowook-ah," Yesung mendekati Ryeowook.

"Apalagi?"

"Aku tidak bisa memakai dasi. Hehe", cengiran bodoh Yesung membuat Ryeowook menghela nafas. "Bagaimana mungkin kau tidak bisa? Kau seorang pria"

"Tidak ada aturan pria harus bisa memakai dasi sendiri. Ayo cepat pasangkan"

Ryeowook mengeringkan tangannya terlebih dahulu kemudian mengambil dasi dibahu Yesung.

Pertama Ryeowook menarik keatas kerah kemeja Yesung dan mulai memasangkan dasi merah tersebut. Jarak keduanya sangat dekat saat ini, bohong jika Ryeowook tidak merasa deg-degan tapi dia berusaha menutupi kegugupannya.

"Aku khawatir dengan masa depanmu," ucap Yesung tiba-tiba. "Apa maksudmu?," tanya Ryeowook tanpa menoleh ke Yesung yang kini tengah menatapnya dalam.

Ryeowook sangat-sangat tau Yesung menatapnya, karna itu lah dia tidak mendongak dan lebih memilih fokus pada dasi. "Tentu saja aku khawatir. Kau itu pintar memasak, pintar bersih-bersih dengan cepat dan rapi, kau telaten memakaikanku dasi. Kalau kau menikah nanti aku takut kalau kau yang mengurus rumah dan istrimu yang pergi bekerja. Hahahaha"

SIAL

Ryeowook meninju dada Yesung yang sepertinya tak berefek apa-apa pada Yesung. "Lihat, bahkan tinjuanmu tidak sakit sama sekali. Hahaha"

"Mati saja kau," kesal Ryeowook.

"Kau benar ingin aku mati? Kau tidak tidak takut kehilanganku?," tanya Yesung.

Ryeowook terdiam. Tidak, bukannya dia tidak bisa menjawab pertanyaan itu walaupun jawabannya pasti adalah kebohongan tapi lebih kepada Yesung yang kini sedang memeluknya dari belakang.

"Kau mana boleh membiarkan aku mati," ucap Yesung lagi. Ryeowook benar-benar terdiam. Jujur saja, Ryeowook ingin mereka dalam posisi seperti ini lebih lama lagi, karna pelukan itu terasa begitu hangat apalagi setelah Yesung menaruh dagunya dibahu Ryeowook.

"Aku tadi hanya bercanda. Wanita yang akan menjadi istrimu nanti akan benar-benar beruntung. Kalau kau adalah wanita, aku sudah pasti akan langsung mengajakmu menikah"

Dalam satu tarikan nafas, Ryeowook melepas pelukan Yesung. "Aku harus bersiap ke kampus sekarang," ucap Ryeowook tanpa menoleh ke Yesung.

Ucapan terakhir Yesung terus mengganggu pikirannya. "Jadi, kau tidak bisa bersamaku hanya karna aku pria?," ucap Ryeowook begitu pelan ketika dirinya sudah masuk ke kamar.

Kalau tidak mengingat Yesung belum pergi, mungkin dia sudah menangis saat ini. Menangisi dirinya yang menurutnya memalukan, menyukai sesama pria. Kalau disuruh memilihpun, Ryeowook tidak mau seperti ini. Dia sudah pernah mencoba beberapa kali untuk merubah orientasi seksualnya bahkan sedari SMA tapi tidak pernah berhasil.

"Kau bilang akan menikahiku kalau aku adalah wanita. Kalau begitu, haruskah aku merubah kelaminku?," Ryeowook tersenyum kecut dengan pertanyaannya sendiri. Jangan gila, Ryeowook.

.

.

Kuliah hari ini berjalan lancar, yah walaupun perut Ryeowook seolah berteriak minta diisi karna dia belum makan siang dan sekarang jam sudah menunjukkan pukul setengah sembilan malam. Seharusnya kelasnya sudah selesai dari jam tujuh tadi, tapi dosen yang ntah kerajian atau kurang kerjaan itu seenaknya menambah jam.

"Dimana anak itu?," Ryeowook mengedarkan pandangannya ke segala arah sesaat setelah keluar dari kelasnya, dia memutuskan untuk berjalan menyusuri lorong kampusnya untuk mencari Yesung.

Tidak lama berjalan, Ryeowook menemukan orang yang dicarinya, tapi bukannya menghampiri, Ryeowook justru berbalik dan memilih untuk pulang sendirian.

"Kalau aku menemuinya dan mengajak pulang pun percuma, dia pasti beralasan untuk menemani Victoria sampai naik ke Bis –lagi."

Yah, Ryeowook melihat Yesung tengah berbicara dengan gebetannya yang bernama Victoria itu. Tentu saja Ryeowook malas menghampirinya.

.

.

Ryeowook berjalan gontai menuju apartemennya, mengingat saat dimana tadi Yesung tengah berbicara dengan Victoria membuatnya cemburu, kalau saja dia yang menjadi Victoria. Andai~

"Ryeowook!"

Itu suara Yesung, ia lebih memilih mengabaikannya saja karna mungkin itu hanya halusinasi saja. Tidak mungkin Yesung memanggilnya, dia sedang bersama Victoria. Jadi sungguh tidak mungkin.

"Hei! Kenapa kau meninggalkanku?"

Dan ternyata dugaan Ryeowook salah, itu bukan halusinasi. Yesung tepat berada disampingnya sekarang.

"Kau?"

"Iya ini aku. Orang yang sudah menunggumu pulang lebih dari 1 jam tapi kau malah meninggalkannya"

"Mian, tadi aku melihatmu bersama Victoria. Biasanya kan kalau bersama dia kau pasti menyuruhku untuk pulang duluan"

"Hehehe~ tadi dia dijemput dengan mobil mewah. Sepertinya itu pria yang dia taksir. Arrgh~ sainganku berat sekali, cintaku bertepuk sebelah tangan. Kau tidak tau bagaimana rasanya kan, Ryeowook-ah"

'Tau. Sangat tau malah'

Hening.

Ryeowook sama sekali tidak ada niat untuk menjawab secara langsung. "Hey~ kenapa kau diam? Apa kau lapar?"

'Iya, aku lapar'

"Bagaimana kalau kita makan diluar, aku yang traktir"

'Ide yang bagus. Tumben sekali kau mau mentraktirku'

"Hey~ kenapa kau diam saja?," Yesung menahan langkah Ryeowook dengan berdiri didepannya.

"A- aku.. ada yang ingin ku katakan padamu"

"Bagaimana kalau kau mengatakannya sambil kita makan. Ayo!," Yesung menarik lengan Ryeowook, tapi Ryeowook menolaknya.

"Tidak. Harus sekarang atau tidak sama sekali"

Yesung mengerutkan keningnya, "Baiklah, apa yang ingin kau katakan"

"Sebenarnya aku- aku sebenarnya…" Ryeowook memainkan ujung kaosnya dengan jarinya untuk menghilangkan rasa gugup.

"Sebenarnya kau apa?"

"Sebenarnya aku menyukai pria," jujur Ryeowook pada akhirnya.

Ini gila memang, tapi entah kenapa Ryeowook harus mengatakan itu malam ini juga.

Yesung terpaku, dia mencoba mengingat apakah hari ini ulang tahunnya atau ini hanya sekedar bahan jailan Ryeowook, tapi seingatnya ini jelas bukan ulang tahunnya dan Ryeowook tidak sejahil ini.

"Aku berkata yang sesungguhnya," ucap Ryeowook lagi seolah memperjelas semuanya.

"Kau… kau pasti jijik denganku setelah mengetahuinya kan? Haha," Ryeowook tertawa kaku. "Maaf baru mengatakannya sekarang. Aku sama sekali tidak ada maksud untuk berbohong hanya saja aku butuh waktu untuk memikir-"

GREP

"Kau bicara apa."

Yesung memeluk Ryeowook erat, "Mana mungkin aku jijik denganmu, dasar bodoh. Kau itu sahabatku, apapun yang terjadi aku akan tetap menyayangimu. Apapun. Justru aku merasa senang kau mau jujur padaku"

Ryeowook membalas pelukan Yesung, "Terima kasih"

"Tidak perlu berterima kasih. Sudahlah, Ayo kita pergi makan"

Pelukan itu terlepas, "Tidak. Kita makan diapartemen saja. Aku akan masak makanan spesial malam ini"

"Benarkah? Hwa~ Aku tidak sabar"

Mereka pun kembali melanjutkan langkah mereka menuju apartemen. "Ngomong-ngomong, apa ada pria sedang kau taksir sekarang?"

"Hmm~ Ada," jawab Ryeowook jujur. "Benarkah? Siapa?," tanya Yesung penasaran.

"Aku tidak bisa memberitahukannya padamu"

"Kenapa?"

"Karna itu tidak penting"

"Apanya yang tidak penting. Siapa tau aku bisa membantumu mendekati pria itu"

"Ck~ Kau saja yang sudah lama mengincar Victoria tapi belum berhasil juga, dan sekarang kau malah ingin membantuku?. Aku menolaknya"

"Kau akan menyesal"

"Tidak akan"

.

.

Waktu sudah menunjukkan jam sebelas malam, baik Ryeowook maupun Yesung sudah berbaring nyaman diatas tempat tidur. Tapi ada yang tidak biasa terjadi.

'Kenapa Yesung tidak memelukku?. Dia pernah bilang dia akan sulit tidur jika tidak memelukku. Ini pasti karna pengakuanku, seberapa besar pun dia menerima keadaanku tetap saja dia akan menjaga jarak sekarang.'

'Aish~ mulai sekarang aku harus terbiasa dengan ini, aku tidak bisa memeluk dia seenaknya lagi. Dia sedang menyukai seseorang, pasti dia merasa risih jika dipeluk oleh orang yang bukan dia sukai'

Dengan posisi saling memunggungi, keduanya mencoba untuk dapat tertidur. Mungkin Yesung wajar tidak bisa tertidur karna memang dia memiliki kebiasan memeluk Ryeowook agar dapat tertidur nyenyak. Sedangkan Ryeowook? Sepertinya dia harus menerima fakta yang baru disadarinya malam ini bahwa dia juga tidak bisa tidur tanpa pelukan Yesung.

.

.

.

TBC

Annyeong~ Saya bawa FF baru. Hehehe padahal Need A Man belom kelar. Doakan aja FF satu itu bisa di lanjut secepatnya, soalnya tuh FF udah rada-rada bau bangkai? Hahahaha

Gimana nih pendapatnya sama FF MY LOVE FOR YOU?

Give me a review, Okay?

KAMSAHAMNIDA