DISCLAIMER : Masashi Kishimoto
RATE : T (Teen/Remaja)
WARNING : OOC, AU, TWOSHOT
.
.
.
Posyandu Konohagakure selalu menyelenggarakan perlombaan tahunan bagi para balita. Pada event yang ke-36 kali ini dimenangkan oleh balita berumur 4 tahun yang bernama Uzumaki Naruto. Putra semata wayang dari Uzumaki Kushina ini sukses menyabet gelar juara. Ada apa gerangan sehingga dia bisa meraih pencapaian tersebut dalam usia terlampau dini?
.
.
.
~Balita Pemenang Lomba Posyandu~
Suasana Posyandu Konohagakure benar-benar sumpek, ramai, ricuh, serta ... bau. Ya, karena di dalam bangunan berlantai satu serta bercat putih gading itu terdapat belasan balita yang masih keranjingan pipis serta berak di celana dengan perasaan tanpa dosa. *ya iyalah, masih boncel-boncel belum ngerti malu*
"Huwaaaaa..." tangis seorang balita bermanik indidgo yang sudah memiliki rambut panjang-lurus-halus-wangi walau usianya belum genap lima tahun. Putra dari Pak Hizashi Hyuuga, namanya Neji Hyuuga.
"Pssssssssssssssssssssssssssssssstttt!" sang ayah berusaha menenangkan dengan suara khas rem angin sebuah bus AKAP yang sudah tidak layak jalan.
"Kuahahahahaha! Gyahahahaha!" tawa sedikit imut campur ngeri psiko ini berasal dari mulut balita gahar yang sudah dipakaikan aksesoris tindik sejak hari pertama lahir. Nagato. Walau sering disebut Pain oleh sang ayahanda, Jiraiya. *wat?*
Nagato merupakan anak yang terlahir tanpa melalui proses pernikahan sah. Jiraiya kepergok sedang -tiiiiiit- dengan bakul jamu gendong bahenol bernama Painem di kebon ubi. Kepergok oleh sang kepala desa bersama warga lain, lalu memilih langsung dinikahkan daripada dirajam sama ubi sampai tewas. Oleh karena itu Jiraiya memberi julukan Pain supaya dia selalu ingat dengan sang pujaan hati dari kebon ubi, Painem.
"Cup cup cup nduk, jangan ngguyu terus nduk." sang ibu *Painem* berusaha memberikan kasih sayang penuh ketulusan supaya buah hatinya itu terdiam dan tidak ngakak terus. Sebotol dot penuh minyak tanah. *wes edan*
'Cepet mati koe cah. Gawe uripku susah wae koe.' batin wanita berkonde itu penuh laknat.
"Mom, kaciyan ya si Nagato ithu." celetuk seorang balita yang memiliki paras super rupawan yang konon sudah mampu membuat seorang gadis puber jatuh cintrong sekalipun sang balita belum bisa cebok sendiri. Sasuke Uchiha. Putra mahkota kedua dari keluarga terkaya di Konohagakure.
Sang Mommy cuma bisa tertawa renyah mendengar penuturan dari sang buah hati tercintanya, "Hihihi, kamu walau masih kecil sudah pinter ngomong ich." jari-jari Mikoto mencubit gemas hidung mungil adik dari Itachi itu.
Dengan tampang memelas nan imoed, Sasuke berucap, "Mom, mimik dong?"
Istri sah Fugaku itu membalas permintaan dari sang anak dengan sebuah anggukan plus senyuman lebar. Dikeluarkannya buah dada sebelah kirinya lalu disodorkan bagian tubuh bertekstur kenyal itu ke mulut Sasuke. *author kok jadi kepengin nih, PLAK!*
~Nyot ... Nyot ... Nyooott~
Bola mata onyx Sasuke perlahan digeser ke arah kanan. Dimana disana terlihat seorang Jiraiya yang sedang kejer kelonjotan di balik jendela Posyandu karena merasa kalah dengan bocah ingusan berusia separuh windu. Sasuke masang evil-smirk. Jiraiya sakaw, tepar.
"BOOOOOOOOAAAAAAAAAAAAAAAAAAA!"
gruduk ... gruduk ... gruduk ...
Langit serasa runtuh serta bumi pecah ditambah lautan terbelah saat seorang balita kawakan bertubuh boros menangis. Chouji Akimichi membikin langit-langit Posyandu retak, keramik retak, kaca retak, gigi retak, kacamata *bagi yang pakai* retak, gendang telinga ... mbledhos!
Bapaknya Chouji langsung sigap. Nyumpel mulut bocah segedhe bagong itu pakai bogemnya. *sadis nian...*
Dengan harapan supaya gak nangis lagi dan gak bikin keluarga Akimichi yang aslinya memang malu-maluin jadi makin malu-maluin lagi!
"Diem ya ndut." ujar si gendut senior *Chouza* kepada si gendut junior *Chouji*.
Gak mikir kalau itu bagong bisa gigit bogem.
"WADAW!"
Seorang balita yang kentara dengan kulit tubuhnya *pucat pasi*, sedang asyik melukis di pojokan. Berbekal sebuah pensil yang pendek banget karena hampir habis, sebuah lilitan karet gelang buat alternatif penghapus, sama selembar papirus *ya elah*, dia mulai berseni ria.
"A'u m'u b'wat l'ukisan b'uy'ung ahh." ucapnya lirih dengan suara bendeng kaya orang kena pilek akut. *buyung = burung*
Tangan kirinya *kidal* ngoret-ngoret permukaan papirus. Tiga menit kemudian...
"Emm, a'u tamba'hi teyor'nya ahh." *teyor = telor*
Lagi-lagi dia ngoret-ngoret. Tiga menit kemudian...
"Umm, teyakhir ... sarang'nya ahh."
Ngoret-ngoret-ngoret. Tiga menit kemudian...
Nara Yoshino yang sedang membopong Shikamaru yang lagi asyik hibernasi di pelukannya iseng-iseng melirik ke arah papirus milik Sai. Sedetik kemudian...
"KYAAAA!"
Sai syok, lantas menengok, "Ken'apa? Hehehe, pas'ti ba'us yah gambar'u?"
Bagus mbahmu! Seekor burung, sepasang telor, ditambah sarangnya kok malah jadinya persis -tiiiiit- kepunyaan kaum adam.
Ki Danzou selaku wali Sai *mbah buyut* malah mengacungkan jempol keriputnya atas karya cicitnya itu. *buyut tuwir ora waras*
Shino Aburame kecil sedang jongkok di pojokkan. Sedari awal dia datang kesini bersama bapaknya dia gak ngelakuin aktifitas apapun. Dua jam lebih berlalu dan tetap stay pasive. Sampai-sampai orang-orang ngira itu patung dan bukan bocah.
" ... " Shino diam.
" ... " tetap membisu.
" ... " masih mematung.
"glepblebblebblepblub." Shino kejang-kejang mendadak di atas lantai.
"Tolong! Balita siapa ini?!"
"Kyaaaa! Sepertinya dia kena ayan."
"HELP!"
Shibi sebagai ayahanda Shino cuma bisa nepok jidat dengan wajah memucat. *ayah macam apa ini?!*
Terakhir ada seorang balita kecil berambut ala duren montong yang berkulit nyerempet gosong terus punya tiga pasang kumis di masing-masing pipi. Itu si lakon, Naruto Uzumaki.
"Nar, ntar di panggung jangan malu-maluin nyak ya." Kushina mengelus-elus gundul putra tunggalnya itu dengan lembut.
Sementara Naruto lagi asyik ngemut jempolnya sendiri. Lebih tepatnya jempol kaki kanan dan kirinya sendiri bergantian. Padahal sejam yang lalu habis nginjek tai kucing. *yeiks!*
"Semuanya, perhatiaaaannn!"
Seruan seorang wanita menggunakan mic barusan membuat seluruh perhatian ibu, wali, maupun balita yang hadir di situ teralih.
MC tanpa K *MCK* wanita yang author pilih Shizune untuk memerankannya sedang memandangi lekat secarik kertas penuh nama. Mau diabsen dulu.
"Sebelum perlombaan dimulai saya absen dulu ya adik-adik." kata Shizune singkat.
"Chouji Akimichi?"
Sontak Chouza ngacung, "Hadir."
"BOOOOOOOOOAAAAAAAAAAAA!"
Chouza lekas nyumpel cocotnya Chouji pakai serbet jumbo buluk. Soalnya bogem-bogemnya pada ngilu digigit.
"Oke. Lain kali kalau nangis di tengah lautan biar lautnya bisa terbelah kayak Nabi Musa ya. Lalu, Hinata Hyuuga?"
"Mencret bu." sahut Hizashi. Mewakili Hiashi yang lagi kebauan nangani mencretnya Hinata.
"Emmm, kalau mencret minum obat CepiritStop atau Mencretpet ya. Ino Yamanaka?"
Gak ada yang jawab atau sekedar bersuara. Angin berhembus. Satu menit hening. Sebelum akhirnya seorang bakul sayur langganan Inoichi lewat di depan Posyandu seraya nyeletuk, "Lagi keenakan netek sama Inoichi bu." terus ini bakul bablas lagi.
Shizune mantuk-mantuk, "Namanya balita itu gak bisa dilepasin sama yang namanya tetek ib ... OMG?!" *neteknya sama bokap, bukan nyokap bu*
"Ya udah lanjut ajah. Kiba Inuzuka?"
Seekor anjing gudik tiba-tiba maju ke depan terus nyerahin segulung kertas yang digigit sedari tadi. Anjing itu cabut. Shizune mbuka gulungan terus mbaca isinya...
'muup miss shuzune. kiba lg tek mandiin bareng kesebelas gukguk nya hari ni.'
'luup yu, inuzuka tsume'
"Ohh lagi dimandiin bareng anjing-anjingnya toh. Eh, sejak kapan nama gue jadi shuzune? Mulai ngeres nih orang." gumam Shizune lirih setelah selesai baca surat itu.
"Lee Rock? Lee Rock ada?"
Kakashi sang dewan juri kedua mendadak ngetuk-ngetuk permukaan meja. Membuat Shizune noleh.
"Ya?"
"Kata Gai kemarin malam Lee hilang digondol wewe gombhel."
Shizune sweatdrop. Tapi masih lanjut kok. "Nagato?"
Bu Painem lagi nampolin kepalanya Nagato a. k. a Pain. Shizune miris melihat adegan KDRT tersebut.
"Ano, Naruto Uzumaki?"
"Ada." sahut Kushina gak niat. Gimana mau niat kalau Naruto bukannya memperhatikan baik-baik malah asyik mengorek-ngorek duburnya sendiri terus habis itu dijilat. *harap maklum masih balita coy*
"Ehm, Neji Hyuuga?"
Gak ada jawaban atau sahutan. Tapi Shizune sudah tau anak yang dipanggilnya itu ada. Lagi dikepang rambutnya sama Hizashi di deretan tempat duduk paling depan.
"Sakura Haruno?"
"Gak berangkat. Katanya sih tadi malam kesurupan jin ifrit terus sekarang masih dieksorsisme sama Pastur Bartholomew Kuma dari fandom tetangga." penjelasan ini berasal dari ibunya Naruto. Soalnya rumah si Sakura sama Naruto itu berada dalam satu RT.
Shizune ngelus dada *ngelus payudara tepatnya*, "Ya gusti. Moga-moga aja cepat siuman yah."
"Sasuke Uchiha?"
Mikoto menjetikkan jarinya. Ctik!
Dua orang pria berpakaian formal setelan jas hitam berdasi yang mengenakan kacamata hitam maju dari arah belakang tempat duduk Mikoto & Sasuke lalu berhenti saat berada tepat di samping. Mereka berdua hadap kanan/kiri, berlutut, lantas mengarahkan kedua tangan kepada Sasuke.
"All Haiiiilll young master Sasuke Uchiha!" seru duo pria berjas hitam.
Dari depan gedung Posyandu tiba-tiba saja terdengar suara tabuh-tabuhan ala marching band. Ya karena memang ada satu grup marching band yang sengaja disewa oleh ibunya si Sas.
~TOTET TOTET TOTEEETT~
~DUM DUM DUM DUUUMM~
~JEESS~
~DUM DUM DUUUMM~
~JEESSS~
Adegan-adegan megah apa malah norak itu diakhiri dengan taburan confetti di atas kepala Sasuke dan Mikoto.
"Ya ya ya, paling gak itu lebih bagus daripada pagelaran topeng monyet." tukas Shizune sekarepe dhewek.
"Shikamaru Nara?"
Yoshino mengisyaratkan kalau Shikamaru masih bobok dan gak boleh diganggu gugat. Shizune mudheng.
"Nak Shino Aburame?"
"Jadi buapak kok kayak begitu. Harusnya peduli sama anak!" omel ibu figuran 1.
"Gak punya empati babar blas! Kalau Shino-kun mati bagaimana?!" semprot ibu figuran 2.
"Jadi laki-laki cuma mau enaknya doang pas 'bikin anak'. Begitu lahir gak mau ngurus!" caci ibu figuran 3.
Shibi lagi jongkok di tengah-tengah mereka bertiga *para ibu figuran*. Kedua tangannya nutupin ubun-ubun, gemetaran.
Shizune nelan ludah melihat peristiwa bak sinetron itu. "Terakhir ya, Ten Ten?"
Kakashi nyeletuk dari belakang Shizune, "Bukannya dia bocah malang yang ikut tewas kecemplung got seminggu lalu?"
Shizune mangap, lumayan terkejut, "Oh iya ya? Astaganaga, pamali kalau ngungkit-ngungkit orang yang sudah wasalam."
Kertas daftar absen itu dimasukkan lagi ke dalam kutang. "Oke semuanya adik-adik yang manis nan imut. Kita mulai acaranya sekarang!"
plok ... plok ... plok ... plok!
Shizune terpaksa harus tepuk tangan sendiri karena gak ada satupun orang yang antusias sama sekali.
-TSUZUKU-
Daripada tahun baru bosan mending bikin fic deh, hehehehehe.
Author gak minta apapun. Cuma sudah merasa senang kalau readers ketawa baca fic ini.
Thank youuu... :)
