Pregnancy
Rated : T
KyuMin
Genre : Romance
DON'T LIKE DON'T READ
IF YOU HATE THIS YOU CAN GO AWAY
THANK YOU :)
ONE
TWO
AND THREE
Jam waker yang ada diatas meja nakas berdering dengan sangat kencang. Mengganggu kenyamanan pendengaran seorang yang masih meringkuk didalam selimut. Cahaya di balik tirai telah tinggi hingga dapat menyinari kamar ini. wanita itu mengeluarkan sedikit tangannya untuk menggapai-gapai benda lakna tersebut. Mengangkat kepalanya dan melihat.
AAAARRRRGGGGG
Teriakan wanita itu memenuhi seantero kamar apartemen itu hingga dapat terdengar dari luar kamar dengan nuansa pink. Seseorang dari balik pintu meneriakinya balik. "Jika kerjamu hanya tidur sampai siang, akan kupastikan besok kau akan menjadi pengemis diluar sana Sungmin."
"Sungjin bodoh! Kenapa tidak membangunkanku! Aku terlambat dan hari ini Bos tertinggi akan datang kekantor untuk melakukan inspeksi! AAARRGGG."
Tawaan dari seberang pintu terdengar. Urat-urat kepala Sungmin seakan ingin meledak karena menahan amarah. Ini masih pagi dan anak itu telah membuatnya naik darah. "kau saja yang tidur seperti mayat. Hingga teriakanku kau hiraukan saja. Ya sudah, apa peduliku."
"sialan kau Sungjin. Tunggu saja uang kau tidak akan mendapatkan uang jajan bila sampai gajiku dipotong karena kau."
Dengan segera sungmin masuk kedalam kamar mandi. Mencuci muka dan menyikat gigi ala kadarnya. Mengganti piyamannya dengan setelan kantor dan mengikat rambutnya sembarangan. Tidak lupa, menggunakan parfum untuk menyamarkan baunya yang belum mandi.
Saat melewati dapur. Sungmin dapat melihat adiknya sedang sarapan roti panggang dengan selai kacang dan segelas susu diatas meja. Hanya untuk dirinya sendiri. "mana untukku?"
Sungjin mengakat bahunya tidak peduli. "salahmu sendiri bangun terlambat. Jadi aku hanya membuat sarapan untuk diriku sendiri. Eh, Sungmin cepat sana. Jarum pendek sudah hampir menunjuk angka delapan." Pria itu menunjuk jam dengan dagunya. Sekali lagi ia harus menahan rasa laparnya untuk kali ini. 'tunggu saja pembalasanku nanti tikus bodoh!"
.
.
Kesialan lagi datang kepadanya. Rencanya, ia ingin memperbaiki riasannya saat berada diatas kerata. Tetapi, karena penuh jadi Sungmin harus bisa menjaga keseimbangannya di atas heel tinggnya dengan tangan yang penuh tas dan telapak tangan yang sedang merias wajah. Sungguh malang nasibnya.
Perasaan Sungmin juga tidak enak saat beberapa orang pria melihatnya dengan tatapan lapar. Sungmin tahu, sinyal tatapan itu. Sangat menjijikan, jadi sungmin memilih pindah ke dalam rest room. Sekalian untuk membenahkan pakaian dan riasannya yang amburadul. Jangan sampai Manager Park menghina lagi riasannya.
.
.
Seakan tidak dapat lagi terhitung berapa banyak kata-kata yang telah keluar dari Manager Park ini. ceramah yang panjang sekali. Setiap hari mendengarkan ocehannya membuat telinga Sungmin seakan kebas. Wanita paruh baya itu memang selalu berusaha mencari kesalahan sekecil apapun dari Sungmin. Walaupun warna pakaian Sungmin salah, maka wanita ini pasti akan mencemohnya lagi dan lagi hingga kepuasan batinnya terpenuhi.
"lagi dan lagi Sungmin. ini sudah keberapa kalinya kau terlambat? Kali ini apa alasanmu? Eoh?" ucap manager park dengan nada yang sangat sinis.
"janji, janji, dan janji terus! Tapi kelakuanku hari demi hari makin keterlaluan. Jika sudah bosan bekerja disini cepat katakana. Aku selalu menunggu surat pengunduran dirimu." Sungmin masih bungkam dan menundukkan kepalanya. Ia tahu kali ini kesalannya. Tapi, setidaknya berikanlah sedikit saja kata-kata positif yang dapat membangun semangatnya untuk bekerja. Yang ada hanya kebalikannya saja.
"Eh sungmin. Masih banyak orang yang ingin ada ditempatmu sekarang. Tapi, kau hanya menganggapnya sebagai mainan saja, memangnya hidup didunia semudah mencabut rumput?" hembusan napas berat tertangkap dipendengaran Sungmin. ia tahu, sudah waktu memarahinya sudah habis. Dapatkah hatinya merasa lega sekarang?
"kembali keruanganmu sekarang. Kalau kau melakukan sekasalahan lagi. jangan harap ada toleransi lagi. mengerti?"
"Ya, manager. Saya mengerti. Dan maaf, untuk keterlambatan saya." Membungkukkan badan sedalam mungkin kemudian berbalik tetapi wanita itu memanggilnya lagi. Ada apa lagi?
Langkah Sungmin berhaluan dari tujuan awal. Ia disuruh masuk kedalam ruangan Manager Park untuk membicarakan sesuatu yang penting. Gawat! Sungmin mengingat-ingat kembali apa yang dilakukannya kemarin, apakah sebuah kesalah lagi? argg Otak Bodoh! Kenapa disaat ini kau tidak ingin jalan….
.
'
.
.
Suasana didalam ruangan ini terasa lebih mencekam dibandingkan saat berada di luar tadi. Setidaknya masih banyak orang disana. Tidak seperti sekarang hanya berdua dengan Manager Park. Kalau Sungmin boleh jujur Manager Park mengelurkan aura negative disekujur tubuhnya.
"Dengar, kemarin tuan Kim dari SK Group marah besar pada perusahaan. Kemarin perusahaan mengutusmu untuk melihat cara kerja dari panel surya itu. Tuan Kim mengatakan kau meninggalkannya sendirian menunggumu hingga berjam-jam dibawah panel surya yang panas dan matahari yang terik hingga kulitnya terbakar dan kau tidak datang menampakkan batang hidungmu disana. Kemana saja kau? Ha?" baru kali ini Sungmin mendengar wanita ini berteriak dan memarahinya. Manager Park marah besar karena ulahnya lagi-lagi. Oh Tuhan, sampai kapan ini akan berakhir…
Ia ingat kemarin. Teman-teman mengajaknya untuk berpesta minum bersama dan pagi harinya Sungmin mengalami hangover hebat hingga harus kedokter dan meminum obat. Hingga ia lupa untuk member tahu Sekertaris Manager Park untuk mencari penggantinya. Sungmin mengutuk dirinya sendiri. Baru saat ini ia menyadari kebodohan terbasarnya. Dan ini adalah akhirnya.
"sadar tidak Sungmin. kau melakukan itu sama artinya kau membunuh dirimu sendiri dengan perlahan. Dan sekarang adalah puncaknya." Ucap wanita itu final. Oh, jangan sekarang. Ia belum menyiapkan diri untuk pengunduran dirinya. Jangan, Tuhan kali ini kumahon jerit Sungmin dalam hati.
"maaf…" lirinya.
"apa katamu? Maaf? Tidak segampang itu Sungmin-ssi. Perusahaan harus mengeluarkan biaya ganti rugi akibat ulahmu, Sungmin. Kau tahu, biaya yang dia minta untuk ganti rugi? 10 juta Won! Kau dengar, SEPULUH JUTA! Dan itu semua KARENA ULAHMU!"
"a-apa? S-sepuluh berapa?"
"SEPULUH JUTA!"
Seumur hidup baru kali ini Sungmin ingin sekali menangis. Bibirnya ia gigit kuat agar tidak terdengar. Rasanya Sungmin telah keilangan muka. Wajah wanita itu memerah karena menahan amarah. "Tapi, tenang saja. Aku tidak akan menyuruhmu untuk membayar kembali pada perusahaan. Sebagai gantinya, kau tidak akan mendapatkan gajimu untuk tiga bulan."
mata Sungmin terbelalak. "APA? Kenapa begitu!"
Bagaimana bisa Manager Park dengan teganya mengambil gajinya untuk ganti rugi pengobatan klien tanpa membicarakannya terlebih dahulu. Uang itu sangat penting untuk kelangsungan hidupnya dan adiknya yang masih kuliah. Ia juga harus membayar tagihan air, listrik, sewa apartemen, telepon dan uang kuliah Sungjin? Memang Sungmin sadar betul kali ini adalah kesalahnnya sepenuhnya., tapi Manager Park sungguh tidak adil.
"mudah saja, kau yang memulai dan akibatnya berimbas kembali padamu. Tapi, tenang saja kau masih tetap bekerja disini tapi dalam masa percobaan. Ini adalah peringatan terakhir untukmu. Jika kau melakukan kesalahan dan menyianyikan kesempatan terakhirmu maka….
Jemari wanita itu seolah merajami sendiri lehernya yang berlipat. 'Glup!' Sungmin berjanji kali ini ia akan bersungguh-sungguh melakukan kewajibannya. Yaa, mulai sekarang Sungmin akan bertekat. SEMANGAT!
.
.
.
.
Suara dentuman music yang sangat memekakkan telinga menyapa pendengarannya. Diruangan gelap ini hanya lampu warna-warnilah yang menjadi penerangan utamanya. Sorak-sorai bergemuruh dan puluhan orang bergoyang sesuka hati hiatas lantai dengan seorang DJ yang menjadi pimpinannya.
Aroma minuman alcohol dan bau rokok tercium khas disini. Kali ini Sungmin diutus langsung oleh Manager Park untuk menemui klien. Tetapi, tempat laknat semua itu berawal kembali ia masuki kembali. Aroma tempat ini membuat Sungmin mual dan kepalanya terasa pening berat. Tetapi, demi kelangsungan hidupnya yang berharga dan kulkas tetap terus terisi.
Pria bernama Lee Soo Man itu terus bercerita tentang produk yang sedang dipasarkannya. Sungmin hanya mendengarkannya sedikit dikarenakan ruangan itu sangat bising. Kepala sungmin merespon dengan anggukan kepalanya kecil mengartikannya mengerti. Tahukah, suara pria paruh baya itu seperti suara semut ditengah keramaian pasar.
"hmm tuan bagaimana kalau sebaiknya anda mencoba minuman ini dulu. Suara anda sedikit serak karena terlalu memaksakan mengeluarkan suara yang besar. Hahaha." Sebuah gelas berisikan cairan bening itu Sungmin berikan pada Soo Man. Dan diterima dengan senang hati oleh pria itu.
"tidak baik jika hanya aku saja yang minum. Kau juga harus mencobanya. Oke!" gelas yang satunya lagi ia sodorkan pada Sungmin tetapi Soo Man terus saja memaksa Sungmin hingga dengan enggan ia menerimannya.
Dari aromanya saja Sungmin tahu minuman ini kadar alkoholkan cukup tinggi. Sungmin menyernyitkan alisnya saat menghirup aroma alcohol itu. Keadaan yang memaksanya, Sungmin meneguk minuman itu pelan-pelan. Awalnya biasa saja tidak terjadi apa-apa. Hingga saat…
HOEEKK
Cairan itu tumpah menimpa celana Soo Man. Wajah pria itu menampakkan ketidak percayaan yang baru saja terjadi. "SUNGMIN! APA YANG KAU LAKUKAN!"
"BODOH! KAU TAHU INI ADALAH RANCANGAN DARI PERANCANG DARI ITALI DAN KAU MEMUNTAKANNYA DENGAN SEENAKMU! KAU GILA!"
Hinaan, makin, sumpah serapa dan kata-kata kasar telah terlontak untuk Sungmin. wajahnya merah padam. Tidak berani melihat wajah marah Soo Man. Dari sudut matanya, orang-orang berdiri untuk mencari tahu keributan yang terjadi.
"mianhaeyo Sajangnim. S-saya… s-saya…" Sungmin tidak tahu harus melanjutkan kata-kataya untuk membela diri. Riwayatnya akan tamat hari ini.
"saya apa hah? Kau ingin mengatakan apa? Kau hamil dan itu sebabnya kau muntah begitu?"
Tunggu dulu, otaknya sedang mengolah kata-kata pria itu. Berpikir berpikir otak lamban. Ya, Sungmin puny ide gila yang akan membunuhnya.
"kau tuli? Katakana sesuatu atau aku akan menghubungi manager Park sekarang dan mengetakan akan membatalkan kerja sama dan itu semua karena kau dan menyuruhnya memecat karyawan tidak becus bekerja sekerti kau" pria itu beranjak dari tempat duduknya kemudian mengeluarkan ponsel dari saku celanan. Ini alarem bertanda gawat!
"T-tidak… J-jangan…" lirih Sungmin. ia tahu ini akan sia-sia. Tapi, tidak ada salahnya kan mencoba?
"jangan apa eoh? Berani memerintahku?" ucap pria itu sinis. Untung saja dua orang berbadan kekar membubarkan orang-orang mengerubuni meja kami. "ya."
"apa katamu?" Soo Man seakan naik pitam. Mendengar jawaban Sungmin ingin rasanya pria itu member Sungmin sekarang juga. Pria itu mendekali Sungmin.
"tuan benar. Aku s-sedang h-hamil dengan usia kandungan yang masih sangat muda. Mengertilah tuan. Tuan, kumohon jangan adukan masalah ini pada manager Park. Komohon belas kasihanilah aku dengan anakku ini tuan. Kumohon~"
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
TBC
03 April 2013
Penasaran dengan kelanjutannya? Silahkan review. Kelanjutan FF ini tergantung dari review yang kalian semua berikan.
Gomawoyo neee
Lady prim
Kissue :*
