Readers POV
Hai, namaku Nijimura [Name].
Aku adalah anak dari Nijimura Shuuzo dan Nijimura Satsuki.
Orang-orang bilang, keluarga ku ini kaya. Ya, aku memang selalu dapat yang aku mau, sih. Tapi, aku tidak terlalu mempedulikan itu.
Orang-orang bilang, aku ini cantik. Ya, aku tahu itu pujian, dan terima kasih. Tapi, aku juga tidak terlalu mempedulikan itu.
Dan satu lagi, bukan hanya aku yang di puji, tetapi juga ke-enam saudara laki-laki ku yang sangat tampan, menurut mereka. Hm, ya, menurutku memang mereka tampan. Hehe.
Ya, disinilah cerita ku dimulai.
Tidak tidak, mungkin lebih tepatnya, cerita tentang Nijimura's Family dimulai.
.
.
.
Story © Me (yume-nyaa)
Kuroko no Basuke © Tadatoshi Fujimaki
Genre: Family, Humor (sangat diragukan), Drama?
Rating: T?
WARNINGs: AU, Siscon(?), OOC?, Typos?, Gaje, Alay.
.
.
.
Normal POV (sudut pandang orang kedua)
Pagi yang sangat cerah. Terlalu cerah sampai-sampai cahaya matahari pagi itu menembus jendela kamar yang terlihat sangat feminim itu. Tak lupa burung yang berkicauan di pohon dekat jendela kamar tersebut, seakan-akan mencoba membangunkan si pemilik kamar tersebut.
Seorang gadis yang tadinya tengah tertidur pulas di kamar tersebut pun mulai perlahan menggeliatkan tubuh mungilnya lalu membuka mata nya, lalu melirik perlahan jam digital berwarna putih di meja kecil yang ada di samping kasurnya.
Gadis itu, yang tidak lain adalah kamu sendiri, terlihat membuka mata nya lebar-lebar saat melihat pukul berapa disana. 6:50 Pagi. Bagus, kamu telat bangun, dan tinggal 15 menit lagi bel masuk disekolahmu akan berbunyi. Mungkin karena acara malam dadakan yang entahlah untuk merayakan apa, jadinya kamu telat seperti ini.
Tak mau berlama-lama berpikir, kamu langsung lompat dari atas kasur mu dan meluncur mengambil handuk kecil yang tergantung di pintu kamarmu. Lalu berlari kebawah.
Terlihat suasana rumah benar-benar sangat sepi, tidak ada siapapun, mungkinkah orang-orang masih tertidur? Atau meninggalkan kamu sendirian di rumah?
Dan, bukannya mandi, kamu malah memastikan satu-per-satu kamar. Tetapi hanya tiga kakak termuda mu.
.
.
Readers POV
Kamar pertama,
"TETSUYA-ONII-CHAN! Kita terlambat!"
Aku mendobrak pintu berwarna biru muda tersebut dengan sangat kencang.
Ini adalah kamar kakak ku yang ke-enam, Nijimura Tetsuya. Jarak kami berdua hanya satu tahun. Walaupun begitu, aku sangat menyayanginya sebagai kakakku, tentunya. Karena dia itu sangat baik, dan perhatian terhadapku, ya walaupun semuanya juga begitu. Tapi, entah kenapa, dia yang paling normal dari semuanya. Hm, tidak juga, sih. Tapi, ke-tidaknormal-an nya hanyalah hawa keberadaannya yang benar-benar tipis.
Dia juga kadang bikin kesal, karena agak pelit. Saat aku minta dibelikan chocolate milkshake, dia malah kasih vanilla milkshake. Itu namanya pelit, bukan, sih?
Kembali ke cerita. Kamar kakakku yang satu ini memang selalu gelap, dan entah kenapa dia selalu mengeluh jika lampu di kamarnya selalu rusak. Kami sudah memeriksanya, dan benar saja, itu memang rusak.
Akhirnya aku memutuskan untuk meraba-raba sekitar, dan aku menemukan sesuatu, yang dingin? Tunggu. Ukuran tubuhnya seperti manusia. Hm, sejak kapan Tetsuya-onii-chan mempunyai patung berbentuk manusia?
"(Name)-chan."
"GYAAA— Tung— Onii-chan! Jangan mengagetkanku! Dan, kenapa kau sangat dingin?!"
"Karena semalam terlalu ngantuk, aku jadi tidur di lantai."
Mendengar penjelasannya itu, aku langsung sweatdrop.
"Lalu, kenapa kau teriak?" tanyanya.
Aku menepuk jidatku yang tertutup poni itu, "KI-TA TER-LAM-BAT-!"
Tetsuya onii-chan mencari sesuatu di dalam kantong celana nya, yang ternyata adalah ponsel. Lalu melihat layar ponselnya, mata nya langsung terbuka lebar. Dia langsung mengambil handuk yang berada di bahu ku dan berlari menuju kamar mandi yang ada di kamarnya.
"Aku akan membangunkan yang lain! Tunggu di ruang makan!" teriak ku dan langsung menuju ke kamar berikutnya.
.
.
Kamar kedua,
"DAIKI-NII! Bangun atau aku bakar semua majalahmu?!"
"Baik! Aku bangun!"
Cara itu memang selalu berhasil. Hehe.
Hm, dan ini adalah kamar kakakku yang ke-empat, Nijimura Daiki. Dia lumayan perhatian kepadaku, lumayan itu saat hari-hari biasa saja. Tetapi, dia bisa menjadi seorang kakak yang sangat keren disaat aku diganggu oleh kakak-kakak kelas genit yang ada disekolahku. Soalnya, kebetulan dia juga kelas 3 di sekolahku. Hehe.
Daiki-nii itu sangatlah mesum. Aku benar-benar membencinya karena alasan itu. Dia menyimpan banyak majalah Mai-chan dimana-mana! Terlebih lagi, dia memanggilku 'dada rata'. Aku akan membunuhnya suatu saat nanti. Tapi, aku tidak tega.
Hm, kembali ke cerita. Sekarang dia tengah menatapku. Err, itu membuatku sedikit risih. Karena dia menatapku dengan tidak biasa.
"Apa?" akhirnya aku memutuskan untuk bertanya duluan.
"(Name), dada mu masih belum tumbuh ju—"
Belum sempat ia menyelesaikan kata-katanya, aku sudah memberi sebuah pukulan keras tepat di wajahnya itu.
"Cepat mandi! Kita sudah telat!"
.
.
Kamar ketiga,
"RYOUTA-NII! Bangun!"
Aku mendobrak paksa pintu berwarna kuning tersebut. Walaupun tidak dikunci. Dan terlihat disana, seorang pria tinggi bersurai kuning sedang tidur dengan cara yang benar-benar tidak biasa. Oh ayolah, dia tidur menungging, belum lagi, dia menyebabkan banjir yang berasal dari mulutnya sendiri.
"Kau ini model, tapi cara tidurnya tidak bagus sekali."
Kalau yang ini adalah kamar kakakku yang ke-lima, Nijimura Ryouta. Percaya atau tidak, dia adalah adik kembar dari Daiki-nii. Awalnya aku juga sama sekali tidak percaya. Tapi, akhirnya aku percaya setelah tahu arti dari kembar identik dan kembar tidak identik. Ryouta-nii juga sangat perhatian kepadaku, walau dia memang agak lebay. Tidak, bukan agak lagi, tapi, memang SANGAT lebay.
Dia adalah seorang model, saat di sekolah, terkadang aku bertemu dia sedang bersama banyak gadis. Oke, aku tidak terlalu peduli atau cemburu soal itu. Tetapi, yang membuatku kesal, disaat seperti itu, dia memanggil namaku dengan sangat keras sehingga membuatku harus menoleh kearahnya. Itu membuat para penggemarnya menatapku dengan kesal. Aku tidak menyukai itu.
Ketiga kalinya, kembali ke cerita. Aku langsung membangunkannya dengan sedikit kasar. Tetapi dia tetap tidak bangun. Aku heran, bagaimana cara membangunkannya.
"Nyemm, (Name)cchi, ayo cium Onii-chan."
Sungguh, benar-benar, aku ingin sekali memukul wajahnya. Tapi kasihan, dia, 'kan, model.
"Ryouta-nii, kau membuatku tidak punya pilihan lagi." Aku langsung melirik kaki nya yang cukup besar itu. Dan langsung menggelitik telapak kaki nya dengan jemari ku.
Dan, dia tertawa terbahak-bahak. Tapi, masih tertidur pulas. Duh, menyusahkan sekali.
Karena sudah sangat bingung dan tidak tahu harus berbuat apa lagi, aku mungkin akan memutuskan untuk menggunakan cara itu. Ya, benar.
Aku mendekatkan wajah ku ke wajahnya yang sangat tampan itu. Terus, semakin dekat. Bahkan kini aku sudah menutup kedua mataku.
"Ryouta-nii, aku akan mengabulkan satu permintaanmu jika kau bangun." Bisikku tepat di telinga nya.
Dia langsung membulatkan matanya!
"Benarkah?"
"Tidak. Cepat mandi, dan tunggu di ruang makan."
Aku berlari keluar dari kamarnya.
.
.
Normal POV
Kamu melirik jam dinding yang berada di atas pintu kamar Ryouta. Kamu pun langsung mengacak rambutmu dan mengutuk dirimu sendiri yang terlalu sibuk membangunkan para kakak tampanmu itu. Akhirnya, tanpa menunggu lama-lama lagi kamu langsung berlari ke kamarmu lalu mengambil handuk baru karena handuk mu tadi diambil oleh Tetsuya. Dan akhirnya kamu mandi secara ngebut.
Setelah selesai mandi, kamu langsung memakai seragam mu secara kilat dan cepat. Lalu berlari menuju ruang makan sembari memasang dasi di kerah seragam mu.
Dan di ruang makan sudah terduduk tiga orang kakak mu, entah kenapa kamu sangat kesal melihat wajah mereka yang terlalu santai itu.
"(Name), makanannya?" tanya Daiki.
"Aku lapar, ssu!" Ryouta mengelus perutnya.
"Kenapa hanya ada kita? Kemana yang lain?" mata Tetsuya terus mengelilingi sekitar.
"MOU! MAKANNYA DI SEKOLAH SAJA! INI SUDAH JAM TUJUH LEWAT LIMA BELAS, DASAR BODOH!" kamu berlari keluar tanpa mempedulikan mereka lagi. Lebih baik sekarang menyelamatkan dirimu sendiri.
.
.
"Fuh, akhirnya sampai juga." Kamu terus mengatur nafasmu yang sudah hampir habis karena berlari sangat jauh tadi.
"...Ah, tapi gerbangnya sudah ditutup."
Kamu melirik gerbang sekolah mu, ternyata ada dua satpam yang menjaga disana, kamu langsung takut. Akhirnya kamu memutuskan untuk memutar, dan memilih lewat belakang sekolah, yang di jaga oleh tembok sangat tinggi untuk ukuranmu.
Tapi disana ada sebuah tempat sampah yang dapat kau naiki, jadi cukup gampang untuk memanjat temboknya.
Akhirnya kamu naik perlahan ke tempat sampah tersebut. Kamu menutup mulut dan hidungmu karena menahan bau yang benar-benar menyengat dari situ.
"Ugh, tetap saja aku tidak bisa naik. Ini masih sangat tinggi." Kamu terus mencoba meraih atas tembok, tapi tetap saja itu sangat sulit.
Secara keajaiban, tubuhmu melayang, dan dapat menggapai ujung tembok tersebut. Tetapi, rasanya aneh, seakan ada yang menggendongmu. Lalu kamu melirik.
"Daiki-nii? Tunggu, Ryouta-nii dan Tetsuya-nii juga ada disini! Wah, terima kasih." Kamu menatap ketiga kakakmu itu dengan wajah berbinar-binar, memancarkan aura yang sangat cerah.
Dan, berhasil, akhirnya kamu sudah sampai diatas tembok. Tetapi, kamu belum berani turun. Karena,
"Are? Kenapa, (Name)cchi tidak turun?"
"J-Jahat! Apa kau lupa, ya? Kalau aku ini takut ketinggian? A-aku tidak mungkin bisa melompat dari ketinggian seperti ini."
"(Name)-chan lucu sekali."
Tetsuya memanjat tembok tersebut. Lalu segera melompat kebawah. Tangannya kini membuka lebar, seakan menyuruh mu untuk lompat ke dalam pelukannya.
"K-kau yakin?" kamu menatap ragu Tetsuya. Tetapi Tetsuya mengangguk.
Kamu menelan saliva mu sendiri. Lalu menutup matamu dan melompat kebawah, dan juga menggigit bibir bawahmu, menahan teriakan. Tetapi, kedua tangan Tetsuya menangkapmu. Beberapa detik setelah dia menangkapmu, dia langsung jatuh, bersamaan juga denganmu.
"(Name)-chan, kau berat sekali."
"Hehe."
Daiki dan Ryouta pun sudah lompat kebawah. Kalian segera berlari ke dalam gedung sekolah. Dan menuju kelas masing-masing. Syukurlah para guru belum datang, jadi kalian masih sedikit selamat.
"Syukurlah, sensei belum datang."
"Are? Tumben sekali Nijimura-san datang terlambat." Ucap salah satu teman sekelas mu.
"Ugh, sudah kubilang, jangan panggil aku Nijimura! Karena ada 9 orang Nijimura di rumah ku!" protesmu.
Ya, itu lah yang selalu di ucapkan oleh keluarga mu saat orang-orang memanggil kalian dengan nama keluarga kalian.
"M-maaf, (Name)-san."
.
.
Hari ini kamu benar-benar dalam mood yang tidak bagus. Biasanya kamu sangat semangat belajar, tetapi berbeda dengan hari ini. Ya, untung saja, sekolah pulang lebih awal karena suatu kejadian.
Kamu sekarang ingin sekali cepat sampai di rumah lalu berbaring diatas kasur mu, lalu tertidur dengan pulas dan tenang.
"(Name)cchi!"
Kamu melirik sumber suara, benar saja, disana ada kakakmu, si Ryouta sedang melambai-lambaikan tangannya kearahmu. Tapi, sudah di duga, dia bersama banyak gadis. Dan kini, gadis itu menatapmu dengan sangat sinis.
'Lebih baik aku pergi dari tempat ini.' Batinmu berkata.
Untuk menghindari para gadis genit itu, kamu berlari kencang, sebisa mungkin menghindar dari Ryouta. Dan tidak sengaja kamu pun menabrak seseorang,
"Aduh!" kamu pun jatuh terduduk dilantai.
"(Name)..? Kenapa kau berlari?" tanya orang tersebut.
Kamu melirik nya, dan ternyata itu adalah Daiki, disampingnya ada Tetsuya, dan juga seseorang yang kamu tidak kenal. Orang itu tinggi, hampir tinggi dengan Daiki, bersurai hitam-merah, wajahnya sedikit seram.
'Tapi,.. dia terlihat agak bodoh, ya.' Batin mu menghina orang tersebut.
Lalu dia bersin tiba-tiba.
"Oi, Bakagami, jangan bersin sembarangan!" protes Daiki.
"Oh,.. Jadi namanya Bakagami, ya, pantas saja dia terlihat bodoh. Hehe."
Kata-kata mu itu sukses membuat Daiki tertawa terbahak-bahak, dan Tetsuya sudah menutup mulutnya karena menahan tawa nya, sedangkan si Bakagami tersebut, dia terlihat sangat kesal tapi mengingat kau itu seorang gadis jadi dia tidak berani memukul mu.
"Ngomong-ngomong, cepat bantu aku berdiri!"
Daiki mengulurkan tangannya, lalu kamu meraih tangannya, dan kamu berhasil berdiri kembali. Lalu kamu merapihkan rok mu yang sedikit berantakan karena jatuh terduduk tadi.
"Kagami-kun, kenalkan, ini (Name)-chan. Nijimura (Name). Dia adalah adik perempuan ku yang paling aku sayangi."
"Memangnya ada berapa adik perempuan mu?" Daiki dan kamu sweatdrop.
"Um, ya, aku Kagami Taiga (Tiger)."
"T-Tiger? Uwah, cocok sekali dengan wajahmu. Seram." Kata seram itu kamu ucapkan sangat pelan.
Dan entahlah itu sebuah pujian atau hinaan. Tapi, kamu juga tidak mengerti kenapa wajah si Kagami itu terlihat sangat senang. Ah, sudahlah.
"Aku pulang duluan, ya." Ucapmu lalu pergi meninggalkan mereka.
"Ah, tunggu, (Name)! Aku ikut!" Daiki pun ikut berlari. Dan disusul dengan Tetsuya yang berlari di belakangnya.
Melihat kalian bertiga berlari, Ryouta yang sudah selamat dari para gadis itu pun ikut berlari. Kalian berempat sekarang terlihat seperti tikus yang dikejar oleh kucing yang sedang dikejar oleh anjing yang juga sedang dikejar oleh penangkap anjing liar.
.
.
Kini kamu, Tetsuya, Ryouta dan Daiki sedang berjalan menuju rumah. Ya, kalian ini lebih suka berjalan seperti ini daripada minta jemputan atau naik kendaraan umum. Selain untuk sedikit berolahraga, berjalan bersama seperti ini dapat membuat kalian semakin akrab.
Saat kalian melewati sebuah minimarket, kamu pun berhenti berjalan, lalu melirik kearah dalam. Lebih tepatnya melirik ke tempat es krim.
Ryouta yang berada dibelakangmu pun ikut berhenti, lalu melirik apa yang kau lihat. Lalu dia terkekeh.
"(Name)cchi, Onii-chan akan membelikanmu es krim." Ryouta tersenyum lebar kearahmu.
Seketika kamu langsung meliriknya dengan tatapan penuh harap, "Benarkah?!"
"Tapi, jangan panggil aku Ryouta-nii, ssu. Tapi panggil aku Onii-chan, sama seperti kau memanggil Tetsuyacchi."
"Memangnya itu, apa bedanya?" kamu sweatdrop.
"Jelas beda, ssu! Panggilan Onii-chan itu terdengar lebih kawaii~"
"Hah? Baiklah, baiklah! Ini semua demi es krim! Ryouta Onii-chan, tolong belikan aku es krim!" kamu menatap Ryouta dengan puppy eyes mu.
"Kawaaaaii!" Ryouta mencubit kedua pipi mu, "Ayo sini, cium Onii-cha—guh."
Ryouta pun mendapat sebuah, tidak, dua buah pukulan dari depan dan belakang. Yang tak lain pelakunya adalah Tetsuya dan Daiki.
"(Name)-chan, aku akan memberikanmu banyak es krim yang kau mau. Dan tidak akan meminta imbalan atau syarat."
"Benarkah? Yatta!" kamu langsung menghamburkan pelukanmu ke Tetsuya.
Kamu dan Tetsuya pun langsung masuk kedalam minimarket. Sedangkan diluar, Daiki dan Ryouta membicarakan sesuatu.
"Ryouta, apa kau pernah dipeluk oleh (Name)?" tanya Daiki.
"Eh? Uh, selama ini aku yang selalu memeluknya. Memangnya kenapa?"
"Aku penasaran seperti apa rasanya dipeluk oleh (Name). Maksudku, ya, dadanya itu."
Perkataan Daiki itu membuat Ryouta benar-benar kesal.
"Daikicchi, berhentilah membicarakan hal mesum seperti itu ke adik perempuan sendiri. Atau aku tidak akan menganggapmu sebagai kakak kembarku."
"Memangnya kau pikir aku selama ini menganggapmu sebagai adik kembarku, hah?! Melihat tingkahmu yang berisik itu saja membuatku ingin muntah!"
Terjadilah adu mulut antara kakak-adik kembar yang sama sekali tidak mirip ini.
Tanpa mereka sadar pun, kamu dan Tetsuya sudah keluar dari minimarket. Karena malas mengurusi pertengkaran mereka, kalian memutuskan untuk langsung pulang kerumah tanpa bicara apa-apa.
Pertengkaran pun berlangsung cukup lama, sampai akhirnya keduanya pun sadar kalau kamu dan Tetsuya sedari tadi tidak keluar dari minimarket.
"Mereka lama sekali, padahal hanya beli es krim!" Daiki yang tidak sabar menunggu pun langsung masuk kedalam. Disusul dengan Ryouta.
Mereka mengelilingi seluruh minimarket, tapi, ternyata tidak menemukan kamu maupun Tetsuya.
"Maaf, permisi, apa anda melihat seorang gadis dengan pria yang cukup pendek berambut biru muda?" tanya Ryouta ke kasir.
"Mereka sudah pergi dari tadi."
Hening pun melanda Ryouta dan Daiki.
"Ini semua karena kau, pria mesum!"
"Jelas-jelas ini karena kau, ikemen berisik!"
Sudahlah, kini kita lupakan dulu tentang mereka berdua yang tidak pernah akur sama sekali.
.
.
Readers POV
"Kami pulang." Aku melangkahkan masuk kedalam rumahku yang sangat besar ini. Disusul dengan Tetsuya onii-chan yang sedari tadi ada dibelakangku.
"(Name)chin, selamat datang, aku sudah membuat kue coklat untukmu."
"(Name), kenapa kau hanya bersama Tetsuya? Kemana dua budak yang lainnya?"
"(Name), kenapa kau pulang larut sekali? T-tapi, bukan berarti aku khawatir, nanodayo."
Hm, yang ini adalah tiga kakak tertuaku. Mereka itu,...
.
.
.
.
.
.
TBC
Hai, yume-nyaa desu! Salam kenal bagi yang belum kenal!
Yosh! Ini bakal jadi fic multi-chapte pertama saya yang di publish! Sampai sejauh ini, saya baru publish fic oneshot atau kumpulan fic oneshot dalam satu story (yang kedua ini saya rada bingung menjelaskannya).
Intinya, semoga kalian suka, ya dengan fic saya yang ini! Dan, jika kalian bertanya, kenapa intro onii-chan nya di bagi dua. Jawaban author adalah, sengaja, untuk menambah kesan penasaran (reader: ah, ga juga, sih. | saya: ...ok)
Dan, seperti biasa, jangan lupa untuk,
.
.
REVIEW~!
.
.
See you at next chapter!
