WARNING! : AU, OOC, BL, Sho-ai, Harem! Kagami, GoMxKagami, Typo, EY(T)D, Aneh, gagal, tak nyambung.

Author : Rena O. Maaf, bukan Sae. Cuma pinjem akunnya aja.

DISCLAIMER : Tadatoshi fujimaki-sensei. Jika punya saya, akan saya ganti menjadi Kagami no basuke

A/N : Halo, saya penulis fanfiksi baru, belum punya akun juga. Terpaksa harus pinjem akun adik angkat saya. Gapapalah. Kalo ada salah kata dan yang lainnya mohon dikoreksi dengan komentar dikolom review ;) sekalian kenalan.

Tiba-tiba saya tergerak untuk menulis fanfic ini, mencoba-coba siapa tau bisa. Belajarlah dulu dari kesalahan, baru kita bisa memulai sesuatu yang baru tanpa adanya kesalahan. Saya sok bijak? Memang :")

Ini karna pairing GoMxKagami semakin menipis didalam bahasa indonesia, kebanyakan Harem! Kuroko, dan juga kalo ada palingan cuma GoMxKagami english, spanish. Maklum lah saya gak bisa bahasa inggris dan spanyol. Tapi ini fokusnya sama AoKaga kok. Ingat! Fokusnya sama AoKaga!

.

.

Enjoy! ^^

.

.

.

Kagami, laki-laki berusia 21 tahun dan seorang mahasiswa, memiliki tubuh tinggi 190 cm dengan tubuh kekar. Tapi sayang, nasibnya agak memilukan. Ia bekerja sambilan di Restaurant, terdengar biasa memang. Tapi laki-laki sepertinya tidak kebagian menjadi butler di Restaurant itu.

Jika kalian ingin tau, Kagami bekerja di Restaurant dan sebagai Maid. Setiap tidak ada jam kampus, Kagami selalu bekerja sambilan disitu. Dan kalian pasti bertanya, mengapa Kagami mau saja menjadi maid di Restaurant itu 'kan? Jawabannya adalah... Karna Kagami harus menafkahi hidupnya sendiri, dan banting tulang sendiri. Mau tak mau Kagami harus terpaksa menjadi Maid di Restaurant itu, tidak peduli dengan postur tinggi dan tubuh kekarnya.

Dan sekarang, Kagami sedang melayani pengunjung di Restaurant yang bernuansa italia tersebut. Dengan rok Maid sekitar 20cm diatas lutut, baju yang berlengan panjang, juga bando berkain yang melingkar dibagian atas kepalanya, stocking panjang hingga lutut, bedak tipis diwajahnya, dan pipi dipoles sedikit blush on, sedikit feminim dan seperti perempuan, mungkin.

"Saya pesan Bruschetta saja."

"Saya memesan Veal marsala, dan gelato."

Kagami menulis pesanan yang telah dipesan oleh pelanggan dimeja 8, "Ditunggu sebentar lagi ya." Segera, Kagami kembali ke bagian dapur.

.

.

.

"Tatsuya-senpai, ada yang memesan Bruschetta, Veal marsala, dan Gelato." Sahut Kagami, pada seniornya yang bekerja dibagian dapur dan sebagai koki. Sebenarnya, Kagami juga bisa memasak, tapi entah kenapa yang memperkerjakannya malah menyuruh menjadi Maid.

"Iya tunggu Taiga." Sang senpai membalas perkataan Kagami, dan segera memasak yang disebut Kagami tadi.

Kagami mulai terbiasa dengan rok Maidnya yang pendek itu, walaupun agak misuh-misuh sih menurunkan rok Maidnya itu.

Menunggu sambil duduk, mumpung tidak ada pesanan yang lain. Tetapi Kagami harus memegang rok Maidnya agar tidak terlihat keperawa—Tidak! Keperjakaannya maksud saya.

.

.

Salah satu orang berseragam agak formal, berambut biru dongker, beriris lazuli, dan kulit dim eksotis sedang mampir di restaurant tempat Kagami bekerja itu.

Daritadi, iris Lazuli miliknya terus menatap Kagami. Berkedip sedikit, lalu menatap lagi, berkedip sedikit, lalu menatap lagi.

"Dia itu laki-laki atau perempuan?" Gumamnya tak sadar, daritadi dia pun belum memesan apapun karena pandangan matanya terus tertuju pada Kagami. "Keliatannya menarik." Orang itu menyeringai, tidak lupa terus menatap Kagami kembali.

.

oOo

.

"Ini Taiga. Bruschetta, Vear marsala, dan Gelato sudah siap. Silahkan antarkan." Orang yang dipanggil Tatsuya itupun menaruh makanan yang dipesan pelanggan di nampan Kagami.

"Siap bos!" Kagami segera berdiri, dan mengangkat nampannya. Berbalik kemudian berjalan menuju meja nomor 8.

.

"Ini pesanannya tuan, nyonya," Kagami menaruh makanan itu dimeja, "Silahkan dinikmati." Lalu Kagami membungkuk sopan.

Kagami hendak kembali kebagian dapur. Namun—"Hei, Cameriera!"—Sebuah suara berat nan eksotis menginterupsi Kagami dari belakang.

Kagami menoleh, mendapati pria berpakaian agak formal, berambut biru dongker, berkulit dim, dan pula iris Lazuli yang dimilikinya. Tampaknya ia memanggil Kagami untuk memesan sesuatu. Segera, Kagami menghampiri pria itu.

"Ada yang bisa dibantu tuan?" Tanya Kagami sopan. Sembari memegang buku catatan pemesan di tangan kirinya, dan pena di tangan kanannya.

"Ah, apakah ada Ramen Gekikara disini?" Kagami menyernyitkan dahi, Ramen Gekikara? Ini 'kan Restaurant yang masakannya terdiri dari masakan italia, tapi mengapa Pria itu menanyakan masakan jepang di Restaurant yang masakannya (hampir) Italia semua?

Mungkin dia kekurangan Aqua? Tapi ini bukan iklan Aqua. Lalu, mengapa? Itu masih sebuah pertanyaan.

"Sumimasen Tuan, tapi di sini hanya menyediakan sebagian besar masakan Italia saja. Tak ada Ramen Gekikara disini." Kagami mencoba memberi tahu pada pria itu.

"Hmmm... Aku ingin melihat buku menu-nya dulu," Pria itu lalu mengedarkan pandangannya kemeja yang disediakan. "Kalau begitu, aku memesan Panino saja." Kagami menulis nama makanan yang dipesan Pria itu.

"Tunggu sebentar lagi tuan, yang anda pesan akan segera siap." Baru saja Kagami ingin segera kembali namun tangan kokoh menahan pergelangan tangannya.

"Tunggu disini, temani aku sebentar." Ternyata oh ternyata, Pria itu memegang pergelangan Kagami untuk menahannya supaya tidak ke bagian dapur.

"T-tapi tuan. Panino pesanan anda tidak akan di masak jika saya ada disini."

"Lalu kenapa? Biarkanlah sebentar, orang lain belum ada yang memesan makanan padamu bukan? Duduklah disini." Pria itu menyuruh Kagami untuk duduk bersebrangan dengannya. Dan Kagami langsung duduk bersebrangan dengan Pria itu. Daripada mengabaikan permintaan orang lain lebih menurut saja 'kan.

.

Canggung, iya juga sih. Itulah yang terlintas dibenak Kagami. Kagami tidak tau harus berbicara apa. Pria itupun juga sama canggungnya dengan Kagami.

"Usia kau berapa?" Tanya pria itu kasual, hendaknya memecahkan kecanggungan.

"21 tahun."

"Kau ini laki-laki atau perempuan? Dilihat dari wajahmu yang terlihat sedikit ber-Make up kau sepertinya perempuan. Namun, kulihat dari postur badanmu yang tinggi itu, kau seperti laki-laki. Jadi, mana yang benar?" Jdeeerrr! Kagami merasa gendernya dipertanyakan. Memangnya Maid yang didandani sepertinya itu perempuan. Padahal postur tinggi tubuh dan badan berisinya itu kurang meyakinkan Kagami itu laki-laki apa?!

"Aku laki-laki tuan."

"laki-laki ya? Hmm... Sayang, aku tidak bisa menikmati dada G-Cup jika -PIIIIP- denganmu." Frontal sekali dia, dan apaan omongan -PIIIIP- Itu? Nampaknya Pria itu belum merasakan kemarahan Kagami jika sedang kesal.

Daripada tidak sopan memarahi orang yang tidak dikenal, lebih baik membalas dengan pertanyaan. Pikir Kagami.

"Ano... Maksudnya apa tuan?"

"Ah, maksudnya ya? Nanti juga kau tau. Hn.." Menyeringai kecil, dan tentunya tidak terlihat oleh Kagami.

"Oh, souka."

"Daritadi, kau belum memperkenalkan namamu, siapa namamu?"

"Kagami Taiga, yoroshiku desu~" Kagami menunduk sopan.

"Aomine Daiki, panggil saja Aomine." Pria yang bernama Aomine meminta memanggil nama kecilnya.

"Baiklah, Tuan Aomine—"

"Tidak! Aomine saja."

"Em, Aomine-san?" Kagami mulai bimbang juga sih, Tuan Aomine salah, Aomine-san juga mungkin salah.

"Panggilan yang agak bagus namun tidak terlalu formal." Balas Aomine sembari tersenyum, namun senyum itu bagaikan seringai di mata Kagami.

Daripada memutuskan untuk membuang waktu untuk duduk dimeja pelanggan itu, Kagami berinisiatif untuk meninggalkan Aomine segera.

"Jika tidak ada yang diperbincangkan lagi, saya pamit undur diri." Kagami berdiri, dan berjalan menjauhi tempat Aomine.

.

.

.

"Heh Taiga, lama sekali. Kemana saja kau?" Tatsuya menanyai Kagami perihal semenjak tadi Kagami belum kembali kedapur untuk pesanan yang dibuat masakan oleh Tatsuya.

"Tadi aku disuruh oleh orang untuk menemaninya terlebih dahulu. Sudahlah Tatsuya-senpai. Aku ingin pulang, tadi dia hanya sempat memesan Panino saja. Silahkan buat dan antarkan padanya." Kagami membuka seragam Maidnya, dan diganti dengan jacket Parka hingga sebatas lutut dan cindung, juga celana jeans.

"Silahkanlah pulang Taiga. Kau terlihat lelah."

"Aku duluan.." Kagami berpamitan pada Tatsuya. Dan segera keluar gedung Restauant lewat pintu belakang.

.

.

.

TBC/END?


Note : tadi ada sebutan italia sama jepang ya? Nih aku jelasin dulu ya.

Ramen Gekikara : Ramen dengan cita rasa pedas.

Cameriera : Pelayan/Maid/Butler dalam bahasa italia.


A/N :

Selamat Pagi/Siang/Sore/Malam yang sedang membaca fanfic gajeness, dan banyak typo ini, duh aku pertama kalinya bikin FF nih, Author baru jugaa :"v hiksss :"v

Bagaimana ceritanya? Menarik? Aneh? Aku menunggu Review dari kalian, pedes pun gapapa. Supaya aku belajar dari kesalahan aku, tapi kritikan yang pedes ya, bukan Flame. Kalo diFlame kasian akunya Kakah :")

Pokoknya, ditunggu Fav, Follows, Review, dan kritikan pedes ya

Aku baik kok ;) di kritik pedespun gapapa asalkan bukan Flame jika ingin bercakap-cakap dengan saya, PM akun ini. Karena, akun ini sementara dipinjam oleh saya.

Salam,

Rena Oshima.