Remaja 18 tahun bernama Byun Baekhyun itu melonjak kegirangan saat menemukan post it warna kuning ditempel di kulkas sepulang sekolah tadi.
Kami pergi ke Amerika tiga bulan penuh. Maaf karena tidak sempat memberitahumu, kami perginya mendadak. Kau boleh mengajak Sehun menginap, uang belanja sudah ditransfer ke rekeningmu. Jaga diri baik-baik, kami mencintaimu.
Ayah & Ibu
Begitulah. Sebenarnya mereka bisa menelepon Baekhyun atau apa. Sepertinya urusan pekerjaan dan tetek bengeknya lebih penting daripada anak semata wayang mereka. Tak masalah, Baekhyun sudah terbiasa dengan itu semua. Waktu dia kelas 2 SMP lebih parah lagi. Dia ditinggal di rumah keluarga Oh selama tujuh bulan penuh.
Malah dia senang.
Tiga bulan di rumah sendirian tanpa ada yang mengawasi. Selamat datang kebebasan.
Segera saja dia menuju kamar, mengganti seragam SMA-nya dengan kaos hitam dan celana pendek, dilapisi kemeja flannel biru yang sengaja tak dikancing dari luarnya. Tak perlu membawa snack, kulkas keluarga Oh selalu penuh dengan berbagai macam jajanan.
Ada kesamaan antara keluarga Oh dan Byun. Sama-sama sibuk dan sering menelantarkan anak mereka sendirian di rumah. Itulah yang membuat Sehun dan Baekhyun dekat sejak kecil. Kalau orangtua mereka sedang sibuk, kedua pemuda itu akan menghabiskan waktu bersama.
Baekhyun yang menginap di rumah Sehun maupun sebaliknya.
Seperti sekarang.
Baekhyun langsung masuk ke kediaman keluarga Oh tanpa repot-repot menekan bel. Dia sudah terbiasa memang, menganggap rumah tetangganya itu seperti rumahnya sendiri.
"Oh Se~ kau dimanaaaa?"
Baekhyun menyambar dua buah stoberi yang sudah dicuci bersih dari atas meja makan. Mengunyahnya dengan nikmat kemudian membuka kulkas. Gotcha~ sekotak susu stroberi dingin—pasti Bibi Oh yang menyediakan.
Ibu Sehun memang selalu menyediakan snack kesukaan Baekhyun—salah satu alasan kenapa Baekhyun lebih suka bertandang ke rumah tetangga daripada diam di rumahnya sendiri.
Kamar Sehun terletak di lantai dua. Baekhyun sudah terlalu hafal dengan seluk-beluk kediaman Oh ini, bahkan dia bisa naik tangga kayu dan berjalan ke kamar Sehun dengan mata terpejam.
Seperti yang ia lakukan sekarang.
"10 anak tangga, belok kanan, dua puluh langkah, hadap kiri…SEHUUUUNNNNN…."
Baekhyun langsung mendorong pintu kamar Sehun dengan mata yang masih terpejam. Dia memang selalu melakukan ini.
"Wow, bakat berjalan dengan mata tertutupmu makin meningkat, Baek. Patut diapresiasi dengan piala."
Baekhyun tersenyum lebar kemudian membuka matanya. Yang ia lihat selanjutnya malah membuat senyumnya menghilang, berubah menjadi pekikan ngeri. Dengan kedua tangan, dia menutupi matanya sambil terus berteriak histeris.
"CK—berhenti menjerit seperti itu, Baek. Nanti orang-orang pikir aku memperkosamu."
"PAKAI BAJUMU OH SE! KAU PERVERT SEKALI!"
Sehun hanya memutar mata malas. Dia memang hanya memakai handuk putih tanpa atasan. Memamerkan dada dan abs liat yang masih sedikit basah oleh sisa air di rambutnya. Pulang sekolah tadi pria berkulit nyaris albino itu memang langsung mandi.
"Jangan berlebihan, Baek. Kau sudah sering melihatku seperti ini." Sehun masih cuek. Bukannya memakai baju, lelaki berambut cokelat terang itu malah langsung membaringkan diri di ranjang dengan kaki terjuntai. Kedua tangannya direntangkan lebar-lebar.
Salahkan mata kurang ajar Baekhyun.
Lelaki mungil itu menelan ludah ketika melihat tonjolan selangkangan Sehun yang—tidak bisa dikatakan kecil. Baekhyun sampai mengerjap-erjapkan matanya berulang kali.
Sial. Sial. Sial.
Dari sekian banyak lelaki di luar sana, kenapa harus sahabatnya yang bernama Sehun ini yang terlihat paling seksi di matanya?
Seksi katanya tadi?
"Ya! Mau sampai kapan disitu? Kemarilah."
Baekhyun menggeleng dengan gugup. "A-aku pulang saja!"
Lelaki pendek itu berbalik dan bersiap pergi ketika seruan Sehun membuat langkahnya terhenti. "Aku tidak akan memperkosamu, bodoh. Kenapa takut sekali? Kemarilah, paman dan bibi pergi lagi ya?"
Kau memang tidak memperkosaku. Tapi aku yang tergiur untuk memperkosamu, Sehun bodoh.
"Baek? Baekhyun?"
Baekhyun tak bergeming. Dalam hati ia merutuki jantungnya yang selalu lemah kalau berhadapan dengan tubuh seksi Sehun. Ups, sudah berapa kali dia mengatakan kalau sahabatnya itu seksi?
"Baekhyun ah~"
Baekhyun, lelaki mungil itu berjengit kaget ketika Sehun berbisik sambil mendesah di telinganya. Ya ampun, sesuatu di selangkangan Baekhyun langsung menggeliat tanpa dikomando.
Selalu seperti ini. Sulit memang punya sahabat tampan, seksi dan selalu membuat anak baik-baik seperti dirinya berubah menjadi pria binal yang mudah horny.
Arousing the Twins
e)(o
GriffinaCortez
Baekhyun berdalih mau tidur siang, tapi dia berakhir di toilet kamarnya sambil…
"Ahhh Sehuuunn~~ sssshhh…."
…onani.
Salah satu sisi gelap Byun Baekhyun yang tidak diketahui siapapun kecuali dirinya dan Tuhan. Ya, dia mudah sekali terangsang kalau berhadapan dengan Oh Sehun, tetangga sekaligus sahabatnya. Sebenarnya Baekhyun anak baik-baik, kelewat baik malah. Dia manis, penurut, lembut, baik hati dengan segala macam atribut kebaikan yang melekat erat di dirinya.
Tapi kalau sudah berhadapan dengan Oh Sehun, dia jadi tidak terkendali.
Baekhyun tidak tahu sejak kapan, mungkin setelah mereka masuk SMA setahun lalu? Tiba-tiba saja Sehun sahabatnya yang sering ia hina albino nyasar itu tampak sangat menarik di matanya. Tubuhnya makin tinggi, wajahnya makin tampan, otot-otot tubuhnya terbentuk sempurna, dan yang paling penting, penisnya.
Baekhyun mempercepat kocokan di milik pribadinya itu, sambil membayangkan Sehun yang telanjang dengan penis mengangguk-angguk.
Penis Sehun benar-benar besar, panjang, dan hey—Baekhyun tidak pernah tahu kalau penis bisa berurat-urat seperti itu. Beda jauh dengan miliknya yang tergolong mungil. Kalian tanya darimana Baekhyun tahu?
Tidak usah dibahas, Baekhyun bisa mimisan kalau mengingatnya. Tapi baiklah, kalau kalian penasaran. Pria yang sedang sibuk onani sekarang ini tahu karena Sehun sendiri yang memamerkan penisnya di depan matanya.
"Ahh ssshh Sehunnn ahhhh…."
Gila memang. Baekhyun menyebut nama sahabatnya sendiri saat sedang onani. Kepalanya menengadah dengan mulut yang setengah terbuka. Tangannya bekerja makin cepat di bawah sana, mengocok dan sesekali mengelus kepala penisnya yang banjir cairan pre-cum. Baekhyun merasakan kalau seluruh tubuhnya meriang, bulu-bulunya meremang dan penisnya berkedut-kedut.
"AAHHH SEHUNAAAHHHH AHHH OUCCHHH~"
Baekhyun orgasme. Jari-jari kakinya sampai menekuk saking nikmatnya. Nafasnya tersengal dan dahinya dibanjiri keringat. Klimaks yang hebat, tubuh Baekhyun lunglai begitu saja. Untungnya dia duduk di atas kloset, kalau tidak, mungkin dia sudah jatuh lemas di atas lantai toilet.
Baekhyun memejamkan mata menikmati sisa-sisa kenikmatan yang merasuki tubuhnya. Penisnya masih setengah tegang dengan sperma belepotan di seluruh batangnya. Onani sambil membayangkan Sehun saja bisa seenak ini, bagaimana kalau penis Sehun menerobos masuk lubangnya dan menyodok-nyodok tempat itu dengan ganas?
Tuh, Baekhyun kembali terangsang.
Arousing the Twins
Sehun dan Baekhyun sudah bersahabat sejak keduanya masih memakai popok. Rumah mereka bersebelahan, dibatasi semak mawar milik Bibi Oh yang kalau berbunga, wanginya memenuhi seisi kamar Baekhyun. Kedua keluarga itu sangat akrab, intinya hubungan mereka semua baik.
Tapi tidak dengan Baekhyun.
Dia tahu kalau menyukai sahabat sendiri itu bukanlah perbuatan terpuji. Tapi dia tahu itu juga bukan dosa. Baekhyun hanya kebingungan.
Mana ada sahabat yang terangsang melihat tubuh sahabatnya sendiri? Apalagi sampai menyebut-nyebut namanya saat onani. Baekhyun merasa sangat bersalah pada Sehun. Bagaimana kalau lelaki itu tahu perbuatannya?
Tapi godaan itu terlampau besar. Mungkin saat mereka masih TK, SD atau SMP—Baekhyun nyaman-nyaman saja kalau harus mandi berdua dengan Sehun. Saling menyabuni, saling membandingkan ukuran penis, lomba kencing paling jauh. Tapi semenjak SMA…Baekhyun merasa semua berubah.
Entahlah, Baekhyun merasa kebingungan dengan perasaannya sendiri.
Kalian bilang Baekhyun suka pada Sehun? Entahlah, mungkin saja. Baekhyun memang sering grogi kalau Sehun berdiri terlalu dekat dengannya, atau kalau Sehun dengan sengaja memeluknya dari belakang. Tapi apakah itu bisa dikatakan suka?
Baekhyun tidak ingin berharap lebih. Namun sialnya, dia selalu terangsang dengan sentuhan yang Sehun beri pada tubuhnya. Lama-lama dia tidak nyaman juga.
Bagaimana kalau Sehun sampai tahu dia dijadikan bahan onani oleh Baekhyun? Lelaki mungil dan menggemaskan di mata setiap orang itu ternyata suka onani sambil membayangkan tubuh sahabatnya. Bagaimana kalau orangtuanya tahu?
Baekhyun bingung dengan dirinya sendiri. Dia hanya ingin, kebiasaan buruknya itu tidak berdampak pada hubungan persahabatannya dengan Sehun.
Tapi sepertinya susah.
"Baekhyunahhh~"
Kenapa juga Sehun harus mendesah seperti itu di telinga Baekhyun?
Lelaki berambut hitam legam itu memutar kepalanya kearah lain. Sehun tidak kehabisan ide, dia malah menusuk-nusuk pipi Baekhyun dengan tangannya sambil terus mendesah-desah. Entah apa maksudnya.
"Baekhyunahhh~ bangunlaaahhh~"
Baekhyun sangat mengantuk. Onani dua ronde berturut-turut membuat dia kelelahan. Dan sekarang, sang objek fantasi berbaring di sebelah sambil menyebut namanya dengan suara mendayu-dayu. Jangan salahkan kalau sebentar lagi penis Baekhyun menggeliat lagi.
"Baekhyunahhhh~ ayo jalan-jalan naik motorku. Bangunlaaahhh~" Kali ini Sehun meniupi leher Baekhyun, tak menyadari kalau bulu-bulu halus di sekitar kulit itu sudah meremang. Lihatlah, tubuh Baekhyun selalu cepat merespon Sehun bahkan ketika ia tidur.
"Baeekhyun aahhh~ ayo jalan-jalan. Setelah itu kita beli kue stroberi."
"Hhngg…aku ngan-tuk Oh Se~"
Baekhyun menggeliat sedikit, kembali berbalik menghadap Sehun yang menyangga tubuhnya dengan satu tangan. Kedua matanya terpejam dan tentu saja dia tidak bisa melihat Sehun yang sedang memandanginya saat ini.
Sehun menyeringai.
"Baekhhh~"
Baekhyun tidak sadar kalau suara Sehun berubah berat. Baekhyun tidak sadar kalau sahabatnya itu sudah berganti posisi nyaris menindihnya dan sekarang mengendusi lehernya dengan seduktif. Baekhyun tidak sadar ketika Sehun mengecup leher putihnya, disertai lumatan kecil.
Sehun nyaris gila. Kalau saja yang berada di bawah tubuhnya saat ini bukan sahabatnya, pasti Sehun sudah…
Astaga, apa yang kulakukan?
Sehun buru-buru menurunkan tubuhnya dari atas tubuh Baekhyun, menarik lelaki mungil itu agar masuk ke pelukannya dan menjadikan lengannya sebagai bantal.
"Kau sangat mengantuk? Kalau begitu, tidurlah lagi…"
...Baekhyun-ku Sayang.
-TBC/END?-
Hi~
