Satu lemparan. —Tuk!
Dua lemparan. —Tuk!
Tiga lemparan. —Tuk!
Biasanya Son Hyunee akan melongokkan kepalanya pada lemparan batu ketiga yang kena telak pada permukaan kaca jendela kamarnya. Tapi, kenapa ia tak kunjung menampakkan batang hidungnya juga?
Mungkin satu lemparan batu lagi; pikir Shin Hoseok.
Ia pun kembali mengambil sebuah batu di tempat yang ia pijak. Kemudian ia mengambil ancang-ancang untuk melempar.
—Hap!
"Aw!"
"Oops!"
.
.
.
MONSTA X's STORIES : SATNIGHT
Disclaimer Monsta X milik para fans :D Wonho & Kihyun milik saya :3
Story line is mine!
Cast : Monsta X's Wonho, Shownu, OC!Son Hyunee
This is Straigh fiction!
Enjoy!
.
.
.
Son Hyunee mengusap dahinya yang memerah lantaran batu sialan bekas lemparan Hoseok. Maniknya menilik ke bawah, tepat berada di bawah pohon depan jendela kamarnya. Ia menatap seseorang yang terduga menjadi pelaku pelemparan batu pada dahinya.
Hoseok pun tersadar dari keterkejutannya. Ia balik menatap Hyunee yang masih mengusap dahinya dengan bibir menggerutu. Hosoek terkekeh, lalu membuat gerakan bibir yang berucap, "Maaf," sembari menyatukan kedua telapak tangannya di depan dada.
Hyunee mengangguk tiga kali. Ia juga membuat gerakan bibir, mengatakan "Ada apa?" tanyanya
Tapi, Hoseok tidak menangkap jelas apa yang dikatakan Hyunee sehingga ia menggendikan bahunya.
Hyunee menjauh sebentar dari jendela kamarnya. Tak beberapa lama ia kembali dengan lembaran-lembaran kertas kosong beserta bolpoinnya. Ia menarikan jemarinya di atas kertas dengan partner bolpoin merah mudanya.
Hyunee mengangkat kertasnya, "Ada apa?"
Hoseok pun tak kalah cepat menarikan jemarinya di atas kertas. Ia juga membawa beberapa lembaran-lembaran kertas kosong dan bolpoin.
Hoseok dan Hyunee itu sepasang kekasih. Tapi, Son Hyungwoo—kakak Hyunee masih terlalu sayang pada adiknya untuk menitipkannya pada laki-laki lain. Bilang saja Hyunwoo itu memiliki penyakit semacam sister komplek. Jadi, jika mereka ingin berkomunikasi secara langsung itu tidak bisa. Bisa sih, tapi nanti Hoseok pulang-pulang sudah babak belur. 'Kan, Hoseok jadi tak ingin. Oleh karena itu, Hoseok selalu niat membawa lembaran kertas kosong dan bolpoinnya ketika menemui Hyunee.
Hoseok mengangkat kertasnya, "Ayo kencan! Hari ini malming. Jam 7 malam ini kutunggu di depan komplek."
Hyunee membuat gerakan mengiris leher dengan tangannya. Kemudian ia kembali menulis, "Tidak bisa. Kakak di rumah. Bisa mati."
Hoseok kembali menulis, "Ayolah~! Aku sedang ingin kencan. Buat saja sebuah kebohongan demi membahagiakan pacar tampanmu ini."
Hyunee terkekeh dan menggelengkan kepalanya melihat tingkah kekasihnya ini. Kemudian ia kembali menulis, "Apakah kau baru saja beraegyo? Kuusahakan, tapi tidak janji."
Hoseok mengangkat kepalan tangannya di udara. Tangannya kembali menulis, "Jika tidak diberi izin, kabur saja. Atau lompat lewat jendela kamarmu, akan kutangkap."
Hyunee tulis, "Gila. Tapi, boleh juga dicoba. Baiklah, sampai jumpa jam 7, Tampan!"
Hoseok melambaikan tangannya membalas tulisan Hyunee.
.
.
.
Kembali Hoseok melempar tiga buah batu ke arah jendela kamar Hyunee. Sekarang masih jam 7 kurang, sih. Tapi, tak apa, mungkin Hyunee tidak mendapat izin dari kakaknya itu, makanya ia datang kemari untuk membantu rencana kaburnya Hyunee demi malming mereka.
Hyunee membuka jendela tepat pada lemparan terakhir dan langsung menampilkan raut wajah sedih ke arah Hoseok.
Benar, 'kan, tebakan Hoseok?
Hoseok kembali menulis, "Ayo, kabur! Lompat dan kutangkap!"
Hyunee mengangguk dan mulai mengeluarkan sebelah kakinya. Tampak sangat mudah baginya karena ia memakai setelan jeans abu-abu muda yang dipadukan dengan kemeja pink pastel yang tersembunyi di balik sweater putihnya.
Hoseok mulai menghitung.
Satu.
Dua.
Tiga.
—Hap!
Hyunee mendarat dengan selamat. Hoseok pun tersenyum dan menautkan jari-jemari mereka. Keduanya baru saja melangkah sebanyak tiga langkah, tapi harus berhenti kembali. Hoseok mulanya akan mengumpat, tapi urung begitu tahu bahwa yang ada di depannya ini adalah calon kakak iparnya. Bagaimana rupanya nanti kalau ia tiba-tiba mengumpat? 'Kan bisa mati ia. Ia menarik Hyunee untuk bersembunyi di balik punggungnya walaupun sudah ketahuan.
Son Hyunwoo mulanya akan membuang sampah, tapi urung karena melihat dua orang di depannya. Ia menilik penampilan keduanya dengan mata sipitnya yang tajam. "Mau kemana?" tanyanya kemudian.
Hoseok terlihat gugup menjawab. Jadi Hyunee maju untuk menjawab, "Kami mau kencan, Kak. Kami!" kata Hyunee memberikan penekanan pada kata kami. Genggaman tangannya pada Hoseok pun tak kalah kuat.
"Tidak!" jawab Hyunwoo tegas.
Hyunee balik menatap tajam kakaknya. Oh, mungkin saja kakaknya lupa, mata mereka itu sama. Sipit dan tajam. "Kami tetap akan pergi!" kata Hyunee
"Kau tidak—Hei kembali!"
Hoseok tak punya banyak waktu. Ia langsung saja menarik tangan Hyunee untuk berlari keluar dari pekarangan rumah. Hyunee yang terkejut pun tak bisa memberontak banyak. Ia ikut saja kemana arah lari Hoseok.
"Aku lelah, Hoseok-ah!" Hyunee mulai berlari dengan malas.
"Ayolah, Hyunee-ya! Kakakmu pasti mengejar kita," Hoseok masih menarik tangan Hyunee, tapi tempo larinya mulai lambat. Mencoba mengimbangi Hyunee yang tampak payah mengatur napasnya.
"Tidak akan. Dia gendut dan tidak pandai lari," Hyunee terkekeh membayangkan kakaknya lari-lari mengejar mereka berdua. "Sudah, jalan saja."
Hoseok menghembuskan napasnya dalam. "Ayo ke Lotte Park," ia tersenyum ke atensi Hyunee di sebelahnya.
Hyunee pun mengangguk menyetujui tempat kencan mereka malming ini.
.
.
.
A/N: Happy Satnight! ^^9 Jangan baper ya yang jomblo X'D/digeplak/ Hayoo yang request fiksi dengan cast monster siapa? Mana orangnyaaaa~? Bikin gak bisa tidur X'3 Gak deng! Pembukaan pakai nama pacarku dulu, wkwk XD Maaf jika mengecewakan /bow/. Review juseyo? :3
A/N(2): Aku selalu berpikir pacaran yang seperti ini itu keren dan manis banget. Drama sih, jadinya harus manis biar bisa bikin baper :D
