[1830 - The Series by renewtshn Tugas yang Bertumpuk.]


Hari ini sangat melelahkan, Yixing baru saja mengeluh dalam hatinya.

Sudah semalaman mengerjakan tugasnya guru menyebalkan itu, dan ujung-ujungnya tidak diterima karena ia —hanya— terlambat satu detik.

"Kamu seharusnya sadar, kan, apa tanggung jawab kamu sebagai siswi sekolah teknik?"

"Iya, Pak. Saya sadar sepenuhnya."

"Kalau begitu, kamu tahu kalau saya paling benci orang yang telat mengumpulkan tugas dengan alasan yang paling rendahan! Keluar dari kelas, lalu berdiri diluar sampai jam pelajaran saya habis!"

Sialan! Asal tahu saja ya, Pak, saya ini juga kewalahan mengerjakan tugas Anda yang terlalu banyak. Bapak seharusnya sadar! Batin Yixing dengan otaknya yang memanas. Kemudian, ia sadar ia tidak bisa menahan semuanya lagi.

"AAAAAAAAAAARGH, AKU BENCI PAK JUNG DAN TITELNYA SEBAGAI GURU BARU DISINI! PULANG SAJA DAN BERI MAKAN SELURUH KOMPUTERMU DAN AKU TIDAK PEDULI! SIAL! SIAL! SIAL!"

...Yixing, did everyone told you to don't ever using swear words in public places? I guess they didn't.

"Zhang, sudahlah. Ini jam pulang. Guru itu tidak menyuruhmu berdiri sampai sekarang, kan?"

Yixing menyadari ia tidak berdiri sendirian didepan workshop jurusannya. Masih ada seseorang lagi. Seorang teman kelasnya yang memakai jaket dan masker hitam, Kim Junmyeon.

"Iya, dan apa pedulimu, Kim?" Yixing bertanya sinis.

Junmyeon hanya menjawab singkat, dan membuat Yixing makin kesal, "Nggak. Ya aku sih senang-senang saja kalau kamu dihukum."

"Huh!"

"Maka dari itu, Yixing sayang, jangan mengerjakan tugas satu malam saja. Lihat aku? Pintar dan rajin, mengumpulkan tugas paling cepat!" Junmyeon berlalu meninggalkan workshop, dan menuju parkiran. Yixing yang tidak mau kalah begitu saja dengan pemuda yang berusaha mencemoohnya, mengikuti Junmyeon sembari meneriakinya. Dan, masih tidak terima dengan kata 'Yixing sayang', ia berjalan dengan muka semerah tomat.

Dan ketika keduanya sudah sampai parkiran, Junmyeon baru saja menyadari Yixing mengikutinya.

"Oh, ngapain ikut-ikutan kesini? Memangnya kamu bawa motor?"

"Ya enggaklah!" Yixing menjawab sedikit dendam. "Aku kesini hanya ingin menceramahimu saja! Ini semua belum berakhir, Kim! Setelah menyombong, kamu kira bisa meninggalkanku di workshop begitu saja hah?!"

Dasar Yixing dan tingkahnya yang kekanak-kanakan, pikir Junmyeon sembari memakaikan helm untuk dirinya sendiri.

"Aku sudah mengerjakannya dari tiga hari yang lalu, merekam berjam-jam, dan mengedit sampai aku sadar aku ini kurang beristirahat, dan kamu bilang aku hanya mengerjakan satu malam? Aku lelah, Myeon, aku terlalu lelah!"

"...Tidak ada yang meminta pendapatmu tentang kondisi tubuh. Toh kamu juga tidak tahu perjuanganku mengerjakan tugas itu."

Yixing makin terbawa emosi. "Aku tidak mau tahu perjuanganmu itu! Dan, apa kamu tahu tidak sopan memakai helm saat sedang berdebat?!"

"...Aku tidak mau tahu."

"Hei, jangan mengikuti ucapanku!" Gadis itu membentak.

"Hei, jangan mengikuti ucapanku!" Pemuda dihadapannya mengikuti.

"Junmyeon, tolonglah! Aku lelah!"

"oh, hai Lelah. Aku Kim Junmyeon."

Begitu terus sampai mereka jadi bahan tontonan menarik oleh kakak kelas yang berlalu-lalang.

Karena terlalu malas dan ia ingin cepat-cepat pulang, Junmyeon segera menggas motor Suzuki yang ia kendarai untuk keluar dari parkiran. Tetapi, baru saja menjauh beberapa meter, Yixing menghadangnya.

"Yixing, please." Tuhan, bagaimana bisa dari topik tugas lalu berlanjut sampai menghalangi jalan... Junmyeon menatapi Yixing. "Junmyeon, kamu menyebalkan!" Yixing melanjutkan perdebatannya.

"Apanya? Karena aku tidak mengantarmu pulang hari ini, Yixing sayang?"

Spontan, wajah gadis itu kemudian memerah lagi.

"N-ngga! Bukan gara-gara kemarin kamu menipuku dengan ajakan pulang bersama, ya! Aku masih membahas tentang tugas! Hontou ni baka!"

"Just get over it, Yixing. Dan, yah, aku minta maaf karena kemarin tidak sempat mengajak mu pulang." Shit, Yixing harus mengakui kali ini Junmyeon menang dalam perdebatan mereka. "Gimana kalau hari ini aku nganterin kamu pulang? Mumpung rumah kita searah. Daripada berantem terus."

Shit. Shit. Shit. Yixing mematung. Terlalu malu untuk menjawab. Yah, kalau Junmyeon sudah membahas topik tentang pulang bersama, dia bingung. Yixing kan, tidak pernah pulang dengan cowok. Apalagi, kalau sampai Junmyeon, orang yang suka manggil dia dengan 'Yixing sayang', mengantarnya sampai depan rumah... Bisa-bisa jadi bulan-bulanan keluarga dia.

"Ayo, Yixing sayang~ Yang dibelakang udah mencet klakson semua," sahut Junmyeon.

Dengan pipi merona sampai ke batas rambutnya, Yixing menjawab. "Iya, iya. Anterin aku. Dasar bawel!"


tbc, or fin.


[writer's note.]

Kumaha euy, fandom urang? Daramang, pan? Hehehe. (Gimana kabarnya, fandomku? Sehat-sehat aja? Hehehe.)

Saya sebagai writer datang dengan satu drabble geje berat yang bakal di buat seriesnya. Tapi kalau kalian respon aja sih, yha. Toh buatnya lebih cepet ketimbang nulis oneshot yang lengthnya 5K...

Yaudah sih, gaes, karena lagi mager basa-basi... ini mending dilanjut atau langsung tamat aja? Kan aku isin udah nulis the Series di judul tapi karena ngga ada yang baca, langsung dihapus._.

Domo arigato, gaes! You are awesome as always! xoxo~

[2016, E. Raven Watson's copyright. No profits taken.]