"Aish" Xiumin menghela nafas berat melihat sekelilingnya. Wajahnya yang biasanya menunjukkan raut wajah ceria kini berganti menjadi cemberut tapi dia tetap terlihat menggemaskan.
Tak jauh dari tempatnya berdiri ada seorang namja yang diam diam memperhatikannya sambil asik melihat sekeliling.
"Kenapa?" Tanya namja tadi sambil melipat tangan. Chen namanya,entah apa yang menyebabkannya bisa diam di tempat yang menurutnya sendiri pun membosankan. Sekolah.
Sekarang sudah bel pulang sekolah dan biasanya Chen akan segera pulang. Tak sudi berlama lama disekolah katanya.
Tapi kali ini agak berbeda. Chen diam diam menunggu Xiumin sampai dia pulang. Karena biasanya Chen melihat Xiumin sudah pulang tapi tumben kali ini dia hanya diam dengan wajah yang ditekuk.
"Aku... ditinggal" jawabnya dengan tetap cemberut.
"Mau menemaniku?" Katanya lagi. Setidaknya dia ada teman untuk diajak bukan?
Chen hanya menggangguk mengiyakan.
"Ah gomawo Chen" Xiumin memberikan senyuman termanisnya tapi hanya dijawab anggukan kaku dari Chen. Dasar ice prince.
"Luhan tadi berjanji mau menemaniku dan mengantarku pulang" kata Xiumin sambil memainkan ujung seragam sekolahnya.
"Lalu?" Chen menatap tingkah imut Xiumin sambil sesekali menggigit bibirnya diam diam.
"Lalu... dia pergi padahal aku sudah bilang kalau aku mau piket dulu" Xiumin menghentakkan kakinya seperti anak sekolah dasar yang tidak diberikan ice cream oleh orang tuanya.
"Kenapa tidak kau telfon?" Tanya Chen tetap dengan nada datarnya.
"Kalau dia bisa dihubungi,aku pasti sudah pulang dari tadi" Xiumin memukul pelan lengan Chen. Walaupun namanya 'dipukul' tapi Chen tidak merasakan sakit sedikitpun,rasanya hanya seperti ditepuk.
"Baiklah. Sekarang kau mau apa?"
"Aku mau pulang" Xiumin menunjukkan wajah polosnya.
"Sendiri?"
"Iya. Temani aku ke depan sekolah ya,jebaall" pinta Xiumin.
"Ayo" kata Chen berjalan terlebih dahulu.
Bukannya apa apa,Chen sejujurnya grogi. Ya,grogi berinteraksi dengan orang yang dia sukai sampai sampai dia jadi bersikap dingin begini. Aigoo pabo Chennie!
Mereka berjalan dalam diam sampai sampai Chen terkejut karena tiba tiba tangan Xiumin memegang lengan jaketnya.
"Jangan cepat cepat" kata Xiumin masih cemberut.
"Ah mianhae" Chen memperlambat laju langkahnya sampai sekarang mereka berjalan beriringan.
Sampai di depan sekolah terlihat seorang namja yang cukup tinggi dengan wajah baby facenya.
"Eh? Itu seperti Luhan? Ah! Iya benar! Luhaann!" Xiumin menghambur ke arah Luhan lalu menggandeng lengan Luhan. Setelah itu Xiumin membisikkan sesuatu pada Luhan yang dibalas bisikan juga(?)
Chen hanya terdiam menyaksikan momen yang -menurutnya- bahagia -coret- memilukan itu.
Merasa tak dianggap,akhirnya Chen memutuskan pergi tanpa pamit. 'Mereka bahkan tak peduli padaku,pergi sajalah' katanya dalam hati.
Disisi lain,Luhan yang melihat kepergian Chen terlihat kaget.
"Aigoo Xiu,dia pergi" kata Luhan.
"Aish pabo! Harusnya aku tak mengobrol denganmu sampai mengacuhkannya" kata Xiumin.
Mau tau apa yang mereka bicarakan sampai bisa mengacuhkan Chen?
Flashback
"Luhaannn" Xiumin menghambur ke arah Luhan dengan Chen yang menyusul dibelakangnya.
"Aku berhasil mengobrol dengannya" Xiumin berbisik pada Luhan.
"Ya! Bahkan kalian berjalan berbarengan begitu. Daebak!" Bisik Luhan senang.
"Aigoo ternyata rencanamu pura pura meninggalkanku berhasil" kata Xiumin tersenyum lebar.
Flashback end.
Xiumin hanya menatap sendu ke arah punggung Chen.
"Seandainya kau tau yang sebenarnya" guman Xiumin.
