Aishiteru, Onii-chan
Disclaimer: Kuroshitsuji © Yana Toboso
Pairing: Sebas x OC
Warning: OOC, kissu scene
Chapter 1: Meeting
Pagi itu di tengah kota Tokyo, ada sebuah panti asuhan yang cukup sederhana namun terkesan nyaman dilihatnya. Panti asuhan itu bernama 'Nagareboshi' yang berarti 'bintang jatuh'. Pemilik panti asuhan itu adalah seorang wanita paruh baya yang bernama Hikaru Fukuyama. Dia memberikan nama Nagareboshi untuk panti asuhan tersebut karena dia ingin anak-anak yang sudah menjadi yatim piatu tetap tidak berhenti berharap seperti berharap kepada 'bintang jatuh' yang bisa mengabulkan permohonan agar mereka mendapatkan orangtua baru dan juga dapat melanjutkan hidup dengan baik. Usia anak paling tua di panti ini adalah 16 tahun. Jika mereka sudah berumur 17 tahun, maka mereka akan di bimbing untuk bekerja di dunia luar. Kini pukul 09.00 waktu di Tokyo, para anak-anak di panti itu sedang bermain di halaman depan. Sungguh kehidupan yang sederhana namun sangat nyaman.
"Kakak, bisa bantu Yuki untuk mengambil vas itu tidak?" tanya seorang gadis kecil kepada seorang gadis yang terlihat lebih dewasa darinya. Gadis kecil itu berusaha untuk mengambil sebuah vas yang cukup tinggi dan jauh dari jangkauannya.
"Tentu. Ini dia, Yuki." Ucap gadis yang dimintai tolong tadi.
"Mm.. makasih kak Aoi." Ucap gadis itu sambil membawa vas itu ke halaman.
"Sama-sama" balas gadis yang di panggil Aoi tersebut.
~ 3 ~
Sementara itu, malam hari di London ada sebuah keluarga dengan rumah yang sangat megah. Sepertinya orang yang tinggal didalam rumah itu benar-benar seorang pengusaha besar. Malam yang sunyi di London tiba-tiba di kagetkan oleh sebuah suara...
"POKOKNYA AKU TIDAK MAU ADIK DARI LONDON! AKU MAU YANG BERASAL DARI LUAR LONDON!" teriak seorang anak laki-laki dari dalam rumah megah itu. Sehingga membuat seisi rumah bisa mendengar suaranya yang cukup keras itu. Sepertinya pangeran kecil di rumah itu sedang menginginkan adik namun tidak mendapatkannya. Itu karena ibu dari anak itu sudah meninggal, sementara bocah berumur 7 tahun itu menginginkan adik dan meminta kepada ayahnya. Namun, ternyata si tuan muda itu tidak mau mendapatkan adik dari negara asalnya sendiri.
"Kenapa kamu tidak mau adik dari London, Sebastian?" tanya sang ayah, Ferdinand Michaelis, President and CEO dari Chronica Company. Perusahaan yang sangat besar dan juga paling terkenal di Eropa. Ayah dari Sebastian Michaelis itu sungguh pusing mendengar keinginan putra tunggalnya itu.
"Karena semua gadis di London itu, bukan, semua gadis di Eropa itu sama saja. Mereka ingin menjadi adikku karena harta ayah yang melimpah dan juga perusahaan ayah saja." Ucap Sebastian sambil melipat tangan di depan dadanya.
"Lalu, kenapa kamu mau punya adik?" tanya sang ayah
"Karena aku serng merasa kesepian saat ayah pergi ke luar negeri. Memang ada orang di rumah, namun mereka terkadang sibuk dengan tugas mereka masing-masing. Tidak ada yang menemaniku bermain. Itu alasanku, ayah." Ucap Sebastian dengan lantang dan tanpa nada ragu sedikit pun. Mendengar ucapan anaknya tersebut, Ferdinand tersenyum dan juga berkata " Baiklah jika itu maumu, ayah akan mengajakmu ke Jepang. Disana kamu bisa mengunjungi semua panti asuhan yang kamu mau dan juga mencari langsung adikmu itu." Mendengar hal itu Sebastian yang tadi agak ngambek, kini tersenyum lagi.
"Benarkah ayah?" tanya Sebastian. Ayahnya pun mengangguk dan mengelus kepala anaknya yang bermata merah persis seperti ibunya itu.
"Yeeeeiii!" teriak Sebastian sambil memeluk Ferdinand. Wajah anak itu benar-benar manis saat tersenyum.
~ 3 ~
Keesokan harinya, ayah dan anak itu perg ke Jepang, sesuai dengan perkataan Ferdinand kepada Sebastian. Mereka mendarat di Bandara Inernasional Tokyo.
"Ayah... kenapa mereka memandangi kita seperti itu?" tanya Sebastian sambil memegangi jas ayahnya.
"Ayah juga tidak tahu.."
'Kakkoi nee...' 'kakkkoi desu' itulah bisikan-bisikan yang terdengar oleh Sebastian dan juga ayahnya di sepanjang mereka berjalan di Airport itu.
"Ayah... Cepat sedikit. Aku sudah mulai merasa ill-feel di tempat ini." Ucap Sebastian sambil terus menarik jas ayahnya.
Mereka pun segera menuju taksi dan juga menuju hotel bintang 5 untuk check-in. Setelah mendapat hotel dan beristirahat sejenak, mereka pun memulai proses pencarian calon adik untuk Sebastian.
"Ayah! Coba ke panti asuhan yang ini. Sepertinya menarik sekali. Na..naga...re..boshi..." eja Sebastian dengan susahnya.
"Hmm... coba ayah lihat dulu, hmmm... tempatnya sederhana sekali." Ucap Ferdinand.
"Tapi aku mau kesana. Aku mau kesana!" ucap Sebastian dengan nada manjanya.
"Baiklah. Kebetulan tempatnya dekat juga dari sini." Ucap Ferdinand sambil melihat-lihat peta yang ada d tangannya. Mereka pun pergi kesana menggunakan taksi. Padahal waktu di London mereka selalu memakai mobil mewah mereka.
~ 3 ~
Kini mereka sampai di depan panti asuhan itu. Anak-anak yang sedang asik main langsung menoleh ke arah mereka. Salah satu anak berteriak ke dalam "Ada Tamu!" nyonya Hikaru pun menuju keluar dan menghampiri pasangan ayah dan anak itu.
"Ada yang bisa saya bantu, tuan?" tanya Ny. Hikaru dengan ramahnya.
"Apa benar ini Panti Asuhan Nagareboshi?" tanya Sebastian dengan semangat.
"Iya. Ini adalah Panti Asuhan Nagareboshi." Jawab Ny. Hikaru sambil tersenyum.
"Saya ingin mengadopsi seorang anak." Ucap Ferdinand.
"Baiklah. Kalau begitu, silahkan masuk, Tuan" ucap sambil mempersilahkan tamunya itu masuk. Mereka pun masuk kedalam rumah yang cukup sederhana itu, namun luas. mempersilahkan Ferdinand dan Sebastian untuk masuk ke dalam ruangan administrasi.
"Jadi, tuan... Apa alasan anda ingin mengadopsi seorang anak?" tanya .
"Anak saya menginginkan seorang adik." Ucap Ferdinand.
Anak kecil berambut hitam itu meminta ijin pada ayahnya untuk menuju ke luar dan bermain dengan anak-anak disana. Setelah mendapat ijin dari sang ayah, dia pun langsung berlari ke halaman depan. Disana, dia bertemu dengan beberapa anak yang sedang bermain. Anak-anak yang sedang bermain itu langsung melihat ke arah Sebastian. Tatapan yang menunjukkan suatu kekaguman padanya. Bagaimana pun juga, penampilan Sebastian saat itu sangatlah stylist, meskipun dia anak kecil sekalipun. Sebastian memakai kaus bermerk papan atas dengan celana jeans yang bermodel keren serta sneakers anak kecil yang sporty. Pokoknya Sebastian sangat tampan, karena dia sudah mempunyai stylist sendiri khusus untuk dia seorang.
"Bolehkah aku ikut bermain dengan kalian?" tanya Sebastian dengan formalnya. Ucapan yang di ucapkan oleh Sebastian itu menggunakan Katakana, sehingga membuat anak-anak disana sedikit bingung. Namun, ada seorang gadis kecil yang mengerti apa yang di ucapkan Sebastian.
"Boleh kok. Bergabunglah dengan kami." Ucap gadis yang terlihat jauh lebih muda dari dirinya tersebut. Umur gadis itu kira-kira baru 5 tahun-an gitu. Sebastian pun langsung menuju anak-anak itu dan bergabung dengan mereka. Gadis kecil itu manis itu terus membantu Sebastian untuk berkomunikasi dalam bahasa jepang. Karena bagaimana pun juga, Sebastian tidak bisa bahasa Jepang. Setelah beberapa menit kemudian, gadis itu mengajak Sebastian untuk duduk di bangku yang ada di halaman.
"Kakak sedang apa disini?" tanya gadis kecil itu. Gadis kecil itu sungguh menarik karena matanya yang berwarna biru seperti langit persis seperti orang dari negara Eropa. Namun rambut gadis itu berwarna hitam pekat seperti orang Asia. Sepertinya gadis kecil ini blasteran. Itulah yang ada di pikiran Sebastian.
"Aku sedang mencari adik. Aku sering merasa kesepian di rumahku. Oleh karena itu aku mencarinya di sini." Ucap Sebastian sambil tersenyum manis.
"Mmm... memangnya ibu kakak kemana?" tanya gadis itu.
"Ibuku sudah meninggal, jadi aku tidak akan bisa mendapatkan adik kandung." Ucap Sebastian sambil menundukkan kepalanya.
Angin bertiup dan menerbangkan rambut mereka berdua. Sebastian memandangi gadis kecil yang ada di hadapannya tersebut. Entah kenapa Sebastian merasa ada sesuatu yang membuatnya tertarik pada gadis itu, padahal dia baru berumur 7 tahun. Sebastian sepertinya sudah dapat menemukan siapa yang akan menjadi calon adikknya dan juga membawanya ke London.
"Siapa namamu?" tanya Sebastian.
"Namaku..."
Ucapan gadis kecil itu dipotong oleh yang tiba-tiba memanggil Sebastian. Sebastian langsung menoleh. Orb rubynya melihat bahwa sang ayah berada di samping wanita itu.
"Ada apa, ayah?"tanya Sebastian sambil berlari menuju ke ayahnya.
"Ayah sudah mememukan siapa yang akan menjadi adikmu nanti." Ucap Ferdinand sambil memeluk anaknya itu.
"Siapa ayah? Siapa? Cepat beritahu Sebastian!" ucap Sebastian dengan nada penasaran.
" akan membawanya." Ucap sang ayah.
"Siapa ? Cepat beritahu saya!" ucap Sebastian kepada wanita paruh baya itu. Bagaimana pun juga, Sebastian adalah putra tunggal seorang bangsawan, jadi dia sudah terbiasa berbicara dengan bahasa yang sopan di depan umum.
"Ah. Sepertinya saya tidak perlu capekcapek mencari anak itu. Anak itusudah ada di dekat sini." Ucap .
"Benarkah?" tanya Sebastian.
Wanita itu menggandeng Sebastian menghampiri seorang gadis kecil. Sebastian tersenyum pada gadis kecil itu. Sementara itu, memperkenalkan gadis kecil itu.
"Namanya adalah Yukiko Reina. Dia gadis blasteran Inggris dan juga Jepang. Nah, Yuki salaman sama kakak barumu." Minta dengan senyuman yang tergores di wajahnya.
"Halo, salam kenal kakak. Namaku Yukiko Reina. Aku harap kita bisa menjadi saudara yang baik." Ucap gadis itu sambil tersenyum ke arah Sebastian.
To Be Continued...
a/n: saya mau mencoba untuk membuat fanfic yang bersambung. Jadi makin penasaran bagaimana kelanutannya #plak! Padahal saya sendiri yang membuatnya. Well, para readers sekalian, berkenankah anda sekalian untuk mereview fanfic ini?
