Nyan : HESO! (?) aduuh Nyan ini dateng2 udah ga jelas gini ya, ahahaha (ketawa sendiri) *ehem* Oke. Ini fic pertama Nyan nih… Abis kalo baca fanfic nih bawaannya ngiri gitu, geregetan kenapa pada bisa bikin fic yang gile bagus banget alurnya *curcol*

Zoro : kamu ini lama banget sih, minta dipotong dulu jadi 8 bagian?

Nyan : Eh- iya, Zo, malah jadi curcol begini. Ahaha suman suman… Kalo gitu gih cepetan!

Zoro : Hah? Cepetan ngapain?

Nyan : Lah elah, lupa segala sih… Disclaim, disclaim…

Zoro : Idih! Yaudah deh biar cepet… One Piece bisa2 jadi penuh fanservice yaoi kalo punya si Nyan. Odacchi itu bapak One Piece yang asli.

Nyan : Ehehe~… Tau aja sih kamu zo~… *senyam senyum gaje*

"Terkenal?"

A One Piece FanFiction by NekoLover-Nyan

Disclaimer : One Piece Eiichiro Oda-sensei

Genre : Adventure, Humor

Warning : Slight Yaoi, Typo, Ga jelas, de-el-el.

Rated : K+ to T

Di pagi hari yang cerah… teletubbies berma- oh maaf, salah naskah.

*ehem* Di pagi hari yang cerah, para kru Mugiwara telah beraktivitas masing2.

Luffy, Kapten kapal, sedang berkejar-kejaran dengan anggota trio idiot lainnya, tentu saja si Usopp dan Chopper. Nami dan Robin sedang duduk di sofa ruang akuarium, membicarakan baju di dalam tabloid wanita milik Nami. Brook sedang memainkan musik Binks no Sake seperti biasa. Franky sedang sibuk membuat entah apa yang direncanakannya. Sanji sedang membuatkan minuman dengan semangat untuk para Ladies, yaitu Nami-swan dan Robin-chwannya. Zoro sedang sibuk berlatih dengan barbell-barbelnya yang lebih berat dari gajah bengkak betina lagi hamil abis makan batu karang. Kehidupan yang seperti biasa, harus saya bilang.

Hingga makan siang pun tampak seperti biasa saja, tidak ada yang spesial pada hari itu. Tapi setelah makan siang…

"Oi, Kurasa aku melihat daratan..!" Seru Zoro dari ruang pemantauan. Luffy yang telinganya berdiri begitu mendengar seruan Zoro (lah? Emang Luffy anjing?) langsung berjingkrak-jingkrak di tempat dan berteriak2 kesenangan.

"Pulau apa itu kira-kira, Nona Navigator?" Tanya Robin pada Nami, yang sudah keluar dari ruang akuarium menuju dek rumput. "Hmm…" Nami memperhatikan pulau itu dari binokularnya. "Tampaknya… Itu pulau musim semi. Pulau itu sempurna untuk liburan! Kita akan mendarat di sana!"

"Baiklah, sekarang aku akan bagi kelompok untuk masuk ke dalam kota." Nami memulai, setelah para kru telah berkumpul di dek rumput Sunny. "EEH? Nami! Kapten disini kan aku!" Luffy memprotes karena ia berpikir ialah yang seharusnya memerintah.

"Baiklah kalau begitu TUAN KAPTEN, silahkan duduk manis dan serahkan ini padaku!" Nami mencubit pipi Luffy yang melar. "I-Ittee…!"

"Kembali ke pembicaraan awal. Oke. Jadi, kelompoknya adalah : Luffy, aku, dan Robin. Lalu, Chopper dan Brook. Lalu, Usopp dan Franky. Dan yang terakhir, Zoro dengan Sanji. Tidak ada yang protes." Nami menjelaskan. Walaupun sudah bilang begitu, tentu saja akan ada yang protes. "Oi Nami! Jangan pasangkan aku dengan si alis pelintir bodoh ini! Aturlah ulang-" Protes Zoro terpotong oleh Nami yang memberinya deathglare.

"Bukankah aku sudah bilang, TIDAK ADA YANG PROTES, Pendekar bodoooohh!" Seru Nami pada telinga kanan Zoro yang langsung bengkak. Seluruh anggota kru bergidik membayangkan akibat dari teriakan Nami pada telinga Zoro.

"Sanji-kun~… Kau jangan protes ya, dan jangan tinggalkan Zoro, aku malas sekali kalau harus mencari Zoro kalau dia hilang~… Oke, Sanji-kun?" Tanya Nami dengan puppy eyes-nya, mengganti korbannya menjadi Sanji yang malang, Tak lupa ia berikan penekanan pada kata jangan. Sang koki yang selalu tidak bisa berkutik dari wanita hanya menjawab, "Siap, Nami-san~…"

Di kota, kelompok Sanji dan Zoro…

"Hee… kota ini lumayan juga. Pasarnya lengkap sekali!" Komentar Sanji yang mengunjungi pasar bersama Zoro. "Ya, ini memang pasar yang bagus, bagi seorang koki rumah tangga sepertimu." Zoro membalas komentar Sanji, yang tentu saja menjadi penyebab awal mereka kembali bertengkar seperti biasa.

Saat mereka sudah keluar dari pasar, di jalan mereka mengalami hal yang aneh. Para warga berbisik2 dan melirik mereka berdua. Tetapi mereka tidak memandang curiga, melainkan memandang mereka dengan tatapan kagum.

"Lihat, lihat… Itu kan Roronoa Zoro itu!"

"Ah masa sih…? Kau bercanda..?"

"Kyaa… Itu kan Sanji si kaki hitam…!"

"Tampan sekali ya…"

"Oi, ada apa sih ini?" tanya Zoro sambil berbisik pada Sanji. Sanji hanya menjawab dengan angkatan bahu, sampai seorang gadis kecil datang ke depan mereka.

"A-ano… B-boleh minta tanda tangannya?" Gadis kecil itu bertanya malu-malu seraya menyerahkan sebuah kertas dan spidol pada Zoro dan Sanji. Mereka bengong sementara, tetapi setelah itu menerima kertas tersebut.

"T-terima kasih!" Jawab gadis itu malu-malu. "Sama-sama, Nona…" Ucap Sanji seraya tersenyum. Zoro hanya menjawab, "Hn." Tetapi itu tampaknya cukup untuk membuat gadis tersebut pingsan berdiri di tempat.

Setelah itu, semakin banyak orang yang mendatangi mereka untuk meminta tanda tangan ataupun foto. Sanji kesenangan, Zoro kewalahan.

Mereka berdua benar-benar bingung.

~ To be Continued? ~

Zoro : *baca naskah* apaan nih? Ga jelas abis.

Nyan : *ketawa laknat* kan udah gue warning…

Sanji : Tapi endingnya ngegantung banget, Nyan-chan.

Nyan : Ya, makanya nanti (mudah-mudahan) ada chapter selanjutnya…

Zoro : Aku ama si alis pelintir dibikin terkenal? Apa-apaan tuh?

Nyan : Oh, gak suka? Yaudah sini aku ganti jadi kamu berdua digebukin warga.

Zoro : Ah- WOI! Jangan!

Sanji : Iya, jangan dong, Nyan-chan, udah (lumayan) bagus kok…

Nyan : Kalo gitu, para readers yang (kayaknya) ganteng dan cantik… Minta reviewnya dong… flame diterima, tapi jangan sampe…

Jyaa, mata ne! Sampai ketemu nanti!

NekoLover-Nyan, logged out!