Fandom : Naruto

Pairing : Tayuya/Shikamaru

Disclaimer : Naruto © Masashi Kishimoto

Notes : AU. Tayuya isn't dead.


Is It Hurt?

© sky end


"Nara-san,"

Shikamaru terbangun secara terpaksa dari tidurnya. Guru Fisikanya menatapnya tajam dari depan kelas. Segala pandangan tertuju kepadanya. Terdengar kikikan kecil (puas) dari arah samping belakangnya. Naruto dan Kiba. Shikamaru memutar matanya, berjanji tidak akan ada pemberian contekan, di bayar papan shogi baru ataupun tidak.

"Mendokusai..." gumamnya di bawah nafasnya. Ia kini menatap guru fisikanya yang sangar itu, masih memandanginya dari balik kacamatanya yang tebal. "Ada apa, sensei?" ujarnya sambil menggaruk kepalanya, dengan gestur malas khasnya, yang membuatnya terlihat sedikit 'sombong' di mata lelaki dan keren di mata beberapa perempuan... for some reasons.

"Kerjakan nomor tiga, sekarang!"

Shikamaru, masih dengan malasnya, segera berjalan dengan gestur asal-asalan ke arah papan tulis. Tangan kirinya di masukkan ke dalam saku, lalu ia menatapi soal di papan tulis dengan pandangan meremehkan, lalu menguap dengan santainya, tidak memerdulikan guru fisikanya yang terus menatapnya marah.

Guru fisikanya makin naik darah. Terkena penyakit darah tinggi, kabarnya. Shikamaru meliriknya dari sudut matanya, dan dengan (sangat) cepat mengerjakan soal yang di beri gurunya, membuat seisi kelas hampir terpana. Kalau mereka tidak ingat Shikamaru adalah orang dengan IQ di atas 200.

Si guru, tentu saja, tidak bisa marah.

"Lain kali jangan tidur lagi! Jangan sombong anda, Nara-san."

Shikamaru hanya menutup mulutnya, menguap lagi, dan kembali ke tempat duduknya lalu meletakkan tangannya di belakang kepalanya, diam-diam memberikan tanda jari tengah untuk Kiba dan Naruto. Sementara Chouji yang ada di sebelahnya tidak perduli—ia hanya mencoba memakan keripik dari bawah mejanya.

Shikamaru kembali terkantuk-kantuk.


"Tayuya... tanpa nama belakang, ya?"

Gadis berambut merah itu tersenyum (paksa) kepada guru ruang TU yang sudah berambut putih, mirip orang beruban seluruh rambut. Jiraiya-san, yang di kenalnya dari Orochimaru, walinya yang mengangkatnya dari panti asuhan. Ia juga tahu kalau Jiraiya secara diam-diam menerbitkan sebuah buku (mesum).

"Ya,"—mesum bangkotan—"ahem, sensei."

Jiraiya menarik satu kertas dari salah satu lacinya dan memberikannya kepada Tayuya. "Ini denah sekolah ini, Tayuya-san," ia lalu menarik keluar kertas lagi dari tumpukan kertas di sampingnya, lalu menatapnya sebentar dan memberikannya kepada Tayuya kembali. "Lalu, eh—kelas Krisan. Ada di lantai tiga, dan soal keliling-keliling, ketua kelasnya."

"Brengsek."

"Maaf, Tayuya-san?"

"Danke," ia memutar matanya dan dengan segera 'nyelonong' dari depan Jiraiya tanpa salam atau apapun. (Untuk apa?) Ia menghela nafasnya. Ia tadi sudah tersesat dua kali, bolak-balik naik turun tangga empat kali, kini harus naik ke lantai tiga lagi? Ia merutuk administrasi sekolah ini di dalam hatinya.

Gadis berambut merah yang sudah terlihat bermulut sampah itu melirik ke kanan dan kirinya. Tidak ada orang. Tentu, bel sudah berbunyi dari satu jam yang lalu. Kelas Krisan, ia menatap kertas itu. Ah. Fisika. Bagus sekali. Kalau kata Kimimaro, salah satu pungutan Orochimaru juga, guru fisika terkenal killer.

"Aaaaaah—sialan."

Tayuya mengacak-acak rambutnya dan mulai berjalan dengan terpaksa ke tangga dan menaikinya perlahan. Tak lupa ia menghapal beberapa kelas, selagi menatap lekat kertas yang di berikan Jiraiya untuknya, denah sekolah ini. Ia menghela nafasnya panjang, selagi (masih) mengutuk-ngutuk sekolah ini.

Di depan kelas Krisan, tak ragu gadis itu menelan salivanya. Tapi belum gadis itu menyentuh gagang pintu kelas yang tertutup, muncul seorang lelaki berambut hitam di ikat ke atas, seperti sapu ijuk. Tayuya berhenti dan menatap tajam lelaki itu dengan tatapan 'hei-kau-minggir-atau-kulempar-keluar-jendela'.

"Siapa kau?" tanya lelaki sapu ijuk itu dengan gestur malas, menguap tepat di atas kepala Tayuya. Tayuya memandangnya garang, persis seperti anjing galak yang menjaga tulang yang baru ia temukan. Di dalam kelas tidak ada orang—sepertinya banyak yang di perintahkan untuk keluar.

"Siapa kau menanya-nanya namaku, tolol?" Tayuya mendamprat.

"Ketua kelas Krisan, Shikamaru Nara."

To Be Continued.

Notes : Rare-pairing. Abal. Dan pasti lama di update. (Siapa yang mau baca?)