Title: Another Pages
Author: Miwa Shiori
Disclaimer: Masashi Kishimoto
Rate: T
Genre: Romance
Drabble / FlashFict
.
.
Aku membenci hujan. Aku membenci awan kelabu yang mengiringi kedatangannya. Aku membenci setiap melody yang ditimbulkan rinainya. Aku membenci setiap ritme tetesannya. Aku membenci bau khas saat tetesannya berhasil menyentuh tanah. Aku membenci suara bising yang ditimbulkannya.
Entah sudah berapa kali aku mengatakan aku membencinya. Namun kini untuk pertama kalinya, aku berpikir jika hujan tak seburuk itu.
.
.
Chapter 1: Rainfall
Pairing: SasuSaku
.
.
Aku mendongak dan menatap langit yang kini sudah didominasi oleh kapas berwarna kelabu. Kupercepat langkahku saat kurasakan gerimis kecil mulai menetes dari cakrawala. Aku menyadari bahwa butiran air itu semakin lebat. Manikku memandang sekeliling, berusaha menemukan tempat untuk berteduh.
Beruntung tak jauh dari tempatku berada ada sebuah telepon umum yang tak terpakai. Aku berbalik dan melangkah lebar ke arahnya. Tanganku bergerak menjangkau bagian belakang kaosku dan kemudian menghela napas kecil saat mengetahui hujan tak terlalu banyak mengguyur. Aku melangkah mundur saat hujan turun semakin deras -agar tak terkena tampiasnya.
Kulirik jam tanganku. Sepertinya aku akan pulang sedikit terlambat kali ini. Aku bergerak bersandar pada bilik kaca yang permukaannya memburam karena tertutup embun akibat suhu udara yang cukup rendah. Kugosokkan kedua telapakku, mencari sedikit kehangatan disana. Dengan gelisah, aku menggerutu tidak jelas pada hujan yang tak kunjung berhenti –berharap dengan begitu hujan akan segera reda. Sekali lagi manikku memutar bosan. Saat ini tidak ada yang lebih buruk daripada harus terjebak di tengah hujan lebat seperti ini.
Kuedarkan manikku ke sekeliling. Kali ini irisku tak sengaja mendapati seorang gadis yang begitu menarik perhatianku. Gadis itu duduk di sebuah halte bus yang letaknya berada di seberang jalan, posisinya agak menyamping. Wajahnya mendongak menatap langit. Tangannya bergerak menyingkapkan rambut merah mudanya sehingga aku bisa melihat wajahnya yang begitu teduh dengan jelas. Sedangkan tangannya yang satu lagi terulur hendak menyentuh setiap butiran hujan yang turun dari langit. Ekspresinya saat ini... benar-benar indah.
Lama aku menatapnya. Memperhatikan setiap gerak-geriknya yang mampu membuatku tersenyum sendiri. Aku tak mengerti apa yang membuatnya begitu menarik. Tak ada sedikit pun niat bagiku untuk mengalihkan manik hitamku darinya. Aku mengerjap sekali saat maniknya bertatapan denganku -mungkin dia menyadari aku tengah memperhatikannya, entahlah. Tapi aku bersumpah, ada rasa yang berbeda saat menatapnya.
Seharusnya saat itu aku bisa saja terus menambatkan manik hitamku padanya, jika saja sebuah bus tidak datang dan berhenti tepat di depan halte itu. Aku bisa melihatnya bergerak bangkit dari duduknya, tangannya menyambar tas kecil disampingnya dan kemudian melangkah ke arah pintu bus yang terbuka. Ia menatapku sesaat dan tersenyum kecil sebelum akhirnya bus itu pun melesat menjauh. Tunggu, apakah tadi ia tersenyum?
Untuk pertama kalinya, kurasa hujan tak seburuk seperti yang kupikirkan. Kuharap hujan dapat mempertemukanku dengan gadis merah muda itu lagi, suatu saat nanti.
.
The end of chapter 1
.
.
.
Yosh, ini fict drabble pertama. Singkat banget ya? Maaf kalo ceritanya abal ._.v Sekali lagi, author benar-benar mohon maaf karena masih belum menyelesaikan fict Sketch, gomen #plak #authormacamapa #maapin #authoramatir.
Oya, untuk drabble ini, author tidak selamanya menggunakan pairing SasuSaku karena multipairing. Saran, kritik dan komentarnya bisa dituangkan di kotak review :3 arigatou!
