Disclamer : Boboiboy (c) Animonsta

Casstella Millatea proudly present..

The Boy and The Magical Wolf

紫とオレンジ

Dilihatnya seekor serigala di depannya. Ada tiga luka bakar di bagian kepalanya, delapan anak panah tertancap di dada serigala itu dan kakinya sudah mengeluarkan banyak darah.

"Tuan Serigala, apa kau baik-baik saja?" Pertanyaan bodoh. Memang. Dia sudah tahu kalau makhluk di depannya ini tidak baik-baik saja dan lagi makhluk di depannya itu tidak manugkin bisa menjawabnya. Tapi dia benar-benar mengkhawatirkan keadaan serigala bermata ungu di depannya.

Tanpa berkata-kata lagi dia pergi meninggalkan serigala itu lalu kembali lagi membawa obat-obatan dan perban.

Diamatinya delapan anak panah di badan serigala malang itu."Bersabarlah, ini pasti akan sakit. Tahan ya."

Setelah hampir setengah jam suara lolongan kesakitan menggelegar, akhirnya tubuh serigala malang bermata ungu itu sudah diperban dengan rapi. "Hmmm... Tunggu. Sepertinya aku masih punya perban lebih di rumah. Tunggu sebentar ya. Jangan kemana mana." Dengan cepat dia berlari ke rumahnya untuk mengambil perban.

—Lalu kembali dan sudah tidak menemukan serigala bermata ungu itu lagi.

紫とオレンジ

Satu tahun berlalu semenjak kejadian itu..

Pemuda pecinta warna oranye itu masih sama. Hanya saja, sekarang dia sudah duduk di bangku SMA. Boboiboy namanya.

Dia berjalan dengan gontai melewati orang-orang yang berlalu lalang. Tanpa sadar kakinya membawanya ke dalam hutan yang terletak jauh dari kota. Hawa dingin menerpa tubuhnya yang hanya berbalut sebuah T-shirt oranye dan celana berwarna coklat selutut. Dia kedinginan.

Padahal baru beberapa menit yang lalu dia masih bisa merasakan hangatnya tempat tinggalnya. Sebelum tempat itu dilahap habis oleh sang Emperor bermahkota merah yang sangat panas dan ganas.

Kakinya lemas, kepalanya pusing, badannya dingin, wajahnya pucat dan lagi, dia lapar. Dia terduduk lemas sambil bersandar pada salah satu pohon di hutan itu.

Hari semakin larut, bulan sudah menggantikan posisi matahari di singgasana-nya di langit. Angin berhembus semakin kencang. Membuatnya harus memeluk lututnya. Sekujur tubuhnya semakin pucat. Tiba-tiba dia merasa sangat mengantuk. Namun sebelum sepenuhnya masuk ke alam mimpi, dia melihat pemandangan sesosok makhluk yang sangat dia ingat. Seekor serigala bermata ungu dengan tatapan tajam.

Serigala itu mendekatinya, berjalan berputar-putar mengelilinginya. Entah mengapa, dia tidak merasa takut sama sekali. Secara misterius, angin berhembus makin kencang, daun-daun berterbangan disekitar serigala itu.

"Tuan Serigala?"

Serigala itu berjalan mendekat kearahnya, iris ungunya masih setia mengamatinya. "Apa kita pernah sebelumnya?" Hal terakhir yang dia ingat adalah serigala di hadapannya berhenti sejenak sebelum akhirnya semuanya menjadi gelap.

紫とオレンジ

Dia terbangun karena cahaya terang yang menyapa matanya. "Engh.. Sudah pagi ya?" Boboiboy mengibaskan selimut yang dia pakai berjalan menuju jendela lalu membuka gorden berwarna merah yang menghalanginya untuk melihat dunia luar. Pohon-pohon hijau yang besar dan tinggi menyapa penglihatannya saat gorden sudah sepenuhnya tersibak.

Eh? Tunggu. Pohon?

Tunggu. Ini dimana? Seingatnya dekorasi kamarnya tidak seperti ini.

HEEEE?!

"I-INI DIMANA?!" Tanpa sadar dia berteriak terlalu keras, secara refleks dia membekap mulutnya. 'Jangan-jangan aku disekap oleh om-om pedofil di tengah hutan?! Iya! Bisa jadi! Gi-gimana ini?!' Boboiboy berjalan mundur secara perlahan, tanpa sadar menjatuhkan vas bunga yang ada di sampingnya dan membuat suara yang cukup keras. 'Gawat!'

Karena keributan yang dia perbuat, suara gemuruh langkah kaki tergesa-gesa yang berasal dari lantai dibawahnya terdengar. Semakin lama semakin jelas. 'Itu pasti om-om pedofil yang menyekapku disini! Aarrgh! Gawat! Nanti kalau aku digrepe-grepe gimana?! Eh? Kenapa aku malah berpikir begitu? Tau ah! Atau jangan-jangan aku bakalan di'

BRAK!

Suara dobrakan pintu yang cukup keras itu menghentikan rentetan pikiran nista Boboiboy, dengan wajah horor dia menoleh kearah pintu malang tersebut, berpikir dia akan menemukan om-om berwajah mirip super hero botak dari fandom sebelah berbadan gendut dan juga tatapan mesum yang menjijikkan—

"Kenapa kau menatapku seakan aku ini om-om pedofil?"

—Tapi tidak, dia malah menemukan seorang pemuda berambut ungu berkacamata dengan iris senada.

'Ah... Warna irisnya indah...' Boboiboy terdiam, dia terkagum melihat paras pemuda di hadapannya.

"Oi, kau masih hidup?" Sampai sebuah pertanyaan kurang ajar dari pemuda di hadapannya menyadarkan lamunannya dan juga menghancurkan image dirinya sendiri di mata Boboiboy. 'Nggak. Aku sudah mati! Aku disini untuk menghantuimu!'

"Kau sembelit? Wajahmu terlihat sangat mengerikan sekarang.."

'Kurang ajar... Sabar Boboiboy... Sabar... Jangan jepret bibirnya... Nanti disuruh ganti rugi kan nggak lucu...'

"Si-siapa kau?" Dengan hati-hati Boboiboy menanyakannya. "Fang." Jawab pemuda itu singkat, padat dan nggak jelas.

"Ini dimana?" Meskipun di dalam hati Boboiboy sudah misuh-misuh nggak karuan, dia berusaha terlihat tenang. "Rumahku." Perempatan di dahi Boboiboy bertambah satu lagi.

"A-ah.. Begitukah? Perkenalkan namaku Boboiboy.." Dengan penuh perjuangan, Boboiboy mencoba tersenyum. "Hn."

'Hn? Cuma itu? Apa-apaan sih orang ini?!'

"Mulutmu minta di robek ya?!"

"..."

'Mati. Kenapa bisa aku keceplosan?!'

"Pfft..."

"Ke-kenapa kau tertawa?!" Seharusnya dia marah, tapi kenapa dia merasa malu sekarang? Apa karena melihat pemuda itu menahan tawa? "He-hei, Fang!"

Dengan kecepatan penuh, Fang berbalik badan dan berjalan keluar kamar yang dihuni Boboiboy. "Aku sudah menyiapkan sup miso untuk sarapan. Cepatlah ganti bajumu dan turun." Fang menoleh ke arah Boboiboy dan tersenyum tipis sebelum berbalik dan kembali berjalan.

'Setidaknya biarkan kali ini aku yang membantumu, Boboiboy. Anggap saja sebagai rasa terima kasihku atas apa yang selama ini kau lakukan padaku..' Sebuah senyum tulus mengembang di wajah tampannya.

紫とオレンジ

'Di-dia tersenyum...' Boboiboy yakin kalau wajahnya sudah semerah tomat sekarang ini.

Setelah Fang menghilang dari pandangannya, Boboiboy langsung jatuh terduduk. "Jadi namamu ternyata Fang ya, Tuan Serigala?" Katanya entah pada siapa. Sebuah senyum lebar menghiasi wajahnya. Sebelum akhirnya, dia beranjak dari tempatnya, mengambil baju—yang pasti sudah disiapkan Fang—di dalam lemari kayu di ruangan itu. Mengganti pakaiannya, lalu keluar kamar mencari Fang yang ternyata sudah duduk manis di dapur.

'Setelah ini... Hidupku pasti akan lebih berwarna dengan adanya dia di sisiku...'

紫とオレンジThe Boy and The Magical Wolf End~

Yahooo! Saya balik lagii! Kali ini dengan Murasaki to Orenji Project! *tebar bunga*

Apa itu Murasaki to Orenji Project?

Murasaki to Orenji Project adalah kumpulan fanfic one-shoot Fang x Boboiboy! Yeaay!

Kalau ada ide untuk chapter selanjutnya bisa PM Author atau tulis idenya di kotak review~

RnR please *puppy eyes #hoeek*

Satu review dari minna-san sangat berharga bagi author newbie yang lemah dan tak berdaya ini #halah

Jyaa! See you next chapter!~