Author: valenvero (ffn: MamangTukangBakso / aff: Kaivero)
Gendre: Fantasy , Action , Horror
Length: Chapter
Cast:
Kim Jong In aka Kai
Oh Sehun aka Sehun
.
.
.
TIME ZONE
Suara tetesan air menggema di dalam bangunan tua yang bahkan sudah tak memiliki dinding lagi. Dingin dan tenang. Diluar hujan tapi pria didalam sana tidak menghiraukannya , dia diam menikmati matahari senja dengan langit berwarna ungu membiarkan helaian rambut pekatnya terkena tetesan air dari atap.
-o-
Suara bell yang menggema membuat Kai terbangun dari tidur nyenyaknya. Ia tertidur saat pelajaran sejarah.
"Shit!" umpatnya kesal.
Jam dinding masih menunjukan pukul sebelas lewat dua lima pagi tapi seluruh kelasnya sudah sepi. Sekolahnya selalu selesai jam tiga sore dari hari Senin sampai Jumat. Mungkin sekolah memulangkan muridnya lebih cepat dan sialnya tak ada yang membangunkan Kai.
Kai mengemas barang barangnya cepat dia akan menikmati waktu luang dirumah dengan kembali tidur. Kaki jenjangnya melangkah dengan santai tapi setiap langkah entah kenapa terasa berat. Tengkuknya meremang sendiri walau tak ada angin yang bertiup. Kai berhenti sejenak dan melihat ke sekeliling karna dia merasa tidak sendiri.
Tap
Tap
Tap
Detik berikutnya Kai mendengar suara langkah kaki yang menggema. Ia menoleh walau dia tidak mendapati apa apa dibelakangnya. Ada angin lembut yang meniup tengkuknya setiap kali ia bergerak, membuat Kai kembali meremang sehingga secara tak sadar ia mengangkat tangan memijat tengkuknya.
Tap
"Keluar kau." Bisiknya pelan hampir tak bersuara. Kai tidak pernah salah dalam instingnya. Insting berkelahi yang terlatih bertahun tahun , diasaat ada orang lain yang bersembunyi untuk menyerangnya dari belakang maka dengan mudah Kai akan tau. Tapi kali ini suasana sedikit memberikan ketegangan di dalam tubuhnya , terasa asing.
Tap
Tap
Kai tenang , dan siap walau sedikit ngeri hingga seseorang lelaki muncul di depannya. Seorang lelaki dengan badan tinggi dan kulit tan yang sedang menundukkan kepalanya , membuat Kai sulit melihat wajah lelaki itu. Rambut hitamnya yang acak acakkan mengingatkan Kai pada dirinya sendiri hingga kepala itu perlahan terangkat menunjukkan bentuk wajah yang sangat Kai kenali , yang ia lihat setiap bercermin. Wajahnya , itu dirinya.
"Tolong."
Suara lelaki itu sama dengan Kai tapi lebih dalam dan dapat menggema ke seluruh saraf Kai membuatnya menegang untuk sesaat.
"KIM JONG IN!" Kai tersentak. Indra pendengarannya mulai menangkap suara suara berisik. Ia sadar ini dimana sekarang. Kelas.
"KIM JONG IN DUDUK!" Katakan dia gila , bahkan sekarang ia melihat guru tergalak dalam sejarah hidupnya berdiri dengan wajah memerah dengan tangan kapalan yang menunjuk dirinya dengan penggaris.
Kai dengan cepat mengesampingkan masalahnya tadi. Dengan kikuk ia berjalan menghampiri tempat duduknya dipojok belakang kelas.
"Kau gila? Kau pasti gila." ujar Sehun. Sehun adalah seorang pria kurus dengan kulit putih susu. Wajah Sehun manis saat tersenyum walau dia lebih banyak menggunakan ekspresi datarnya. Tinggi pria itu kurang lebih sama dengan Kai hanya saja saat dirinya berjalan dengan Sehun maka Sehun akan terlihat sedikit lebih kecil dengan badan rampingnya.
"Aku?Apa yang aku lakukan?"
"Oh man kau pasti gila." Ujar Sehun frustasi. Ia sempat menyibak poni coklat karamel yang menghalangi pandangannya sebelum menatap Kai sebal, mencari cari kebenaran di mata pria itu. Tapi yang ia dapati adalah tatapan bingung Kai.
"Oh baiklah kau tanya apa yang kau lakukan? Kau dengan gilanya berjalan saat baru bangun tidur , saat guru kiler itu masih didepan , saat yang lain mengerjakan tugas."
"Dan biar kutanyakan ini lagi padamu , apakah kau gila?"
Kai mengernyitkan alisnya sejenak. Dia sama sekali tidak bisa menjelaskan kejadian itu.
-o-
Mereka berjalan santai dengan sapu dan pemotong rumput ditangan Kai. Ibu Sehun sedang pergi untuk urusan bisnisnya. Tidak akan ada orang dirumahnya sore ini jadi Sehun sengaja mengulur waktu pulangnya untuk melakukan kegiatan apa saja selain membaca komik atau bermain vidio game.
Kai melangkah malas membiarkan Sehun dua atau tiga langkah didepannya. Setelah mereka sampai dilapangan basket ia akan menjalankan hukumannya, hukuman yang ia dapat karna sebuah ketidak sengajaan setelah bangun tidur tadi yang membuat si guru killernya marah tadi.
-o-
Suara seretan sapu dengan dedaunan kering bergema dilapangan. Kai sedang menyapu dedaunan yang terus berjatuhan tertiup angin. Sementara Sehun melakukan permainan ringan dengan bola basket ditangannya , hanya beberapa teknik dasar seperti dibrle , pasing , dan kadang kadang mengeshoot. Terus begitu hingga tiga jam berlalu.
"Sial! Sehun! Tidak adakah niatan untuk membantuku?" ucapnya terengah engah. Peluh membasahi seluruh tubuhnya. Kai masih menyapu ,menunggu beberapa detik untuk mendengar jawaban temannya tapi ia tidak mendapati jawaban apapun.
"Hei kau dengar aku?"
"Hei apa kau tu-" ucapan Kai terpotong saat dengan refleks dirinya membalikan diri kearah Sehun tadi bermain. "Li?" lanjutnya dengan pelan.
Kai meluhat Sehun terdiam ditempatnya. Tak bergerak dan terlihat ketakutan.
"Kai, kau dimana ?" ujar Sehun yang membuat Kai menyerngit bingung. Dia masih disini kan , memangnya dia kemana?
"Hei Kai jangan bercanda." Sehun berputar melihat seluru penjuru dengan tatapan mata yang entah tertuju kemana. Kai melihat mata Sehun memerah dengan sedikit genangan air di sudutnya.
"Sehun?"
Kai mendekat kearah sahabatnya yang terlihat kebingungan. Ia menatap Sehun bingung.
"Sehun. Sehun!" Kai mengguncang pundak Sehun yang kemudian terlepas karna Sehun memutar badannya melihat kearah lain.
"Ini bukan saatnya untuk main main."
Setelah Kai mengucapkan kalimat itu Sehun lepas kendali dia mulai sedikit berteriak. Memanggil nama Kai dengan panik, mengacak ngacak rambutnya dengan frustasi, hingga Sehun berbalik menatap ke ring basket.
"Siapa kau?" ujarnya panik pada udara kosong. Kai maju menggapai Sehun. Sehun tidak bercanda.
"Sehun! Hei!"
Kai mengguncang kembali badan pria itu tapi tak ada reaksi.
"SEHUN!"
"OH SEHUN!"
Kai meneriakan nama Sehun sekeras yang ia bisa. Cukup Sehun harus sadar. Dan tampaknya usaha itu tidak sia sia karna setelahnya Kai merasakan tubuhnya terjungkal kebelakang. Hampir saja ia jatuh jika ia tidak bertopang pada kaki kanannya. Sehun memeluknya , dengan erat.
"Apa itu tadi?" tanyanya pada Sehun yang hanya dibalas dengan gelengan dan rasa basah di bagian bahunya. Kai mengangkat tangannya , mengusap punggung Sehun dengan lembut dengan harapan pria itu akan tenang.
TBC
