Ada banyak cerita yang dibuat manusia

Membawa berbagai perasaan bagi pembaca

Senang, sedih, haru, geram, marah, dan lain sebagainya

Beberapa cerita mungkin tenggelam dan terlupakan

Namun tak sedikit yang tetap hidup

Menjadi gugusan bintang di langit peradaban manusia

Diberi nyawa dengan diceritakan ulang

Dari mulut ke mulut, dari catatan ke catatan

Diukir di dalam benak manusia yang mendengarnya

Yang menghipnotis, mempengaruhi, dan menginspirasi

Kisah kesatria melawan penyihir, misalnya

Membuat pendengar ingin menjadi kesatria membela kebenaran,

dan membenci penyihir sebagai penjahat yang harus lenyap

Secara tidak langsung menciptakan kesatria-kesatria di dunia nyata,

yang akan melenyapkan kejahatan di dunia

Sangat mulia, bukan?

Namun, apakah kita pernah berpikir

Seperti manusia yang ingin mengadu pada Tuhan atas takdir yang tak adil

Bisakah penyihir mengadu pada penulis kisah itu

Mengapa dia harus mati dalam kekalahan dari kesatria?

Mengapa penulis tidak memberinya kesempatan untuk bahagia?

Kau mungkin akan menertawakanku, menganggapku sinting

"Si Penyihir tidak nyata. Dia hanya ada dalam cerita!"

Hei, apa kau lupa

bahwa di dalam benakmu

kau menganggap si penyihir itu nyata?

.

.

Di dunia dimana ribuan cerita menerangi hidup kita

Selama kau mampu menciptakan sebuah dunia di benakmu

Dan mengajak orang-orang untuk masuk ke dalamnya

Selamat, kau telah menjadi seorang dewa di duniamu sendiri

Pencipta dan pemilik salah satu bintang di langit peradaban manusia

.

.

"Penulis yang baik menciptakan dunia rekaannya dan para pembaca dengan senang hati menghanyutkan diri ke dalamnya." –Cyril Connoly (1903-1974)


IN THE WORLD OF GODS

Disclaimer: BoBoiBoy © Animonsta, mengambil plot dari anime Re-Creators. Tidak mengambil keuntungan apapun dalam pembuatan cerita ini

Summary: [DRAF FF] "Selamat datang, BoBoiBoy. Di dunia para dewa."

Warning: Reverse! BoBoiBoy, RPF, OOC akut, Latar Real Life, Typo(s), Reader POV! Dll

SELAMAT MEMBACA!


Kamu merebahkan dirimu ke kasur.

"Ah, akhirnya tugas jahannam itu selesai juga! Uff…" ujarmu lega.

Kamu menatap langit-langit kamar kosanmu dengan damai. Setelah sekian lama kamu bergelut dengan tugas dari sekolahmu, akhirnya kamu dapat jatah libur juga. Meski hanya beberapa hari, itu sangat melegakan. Sekolah elit di Kuala Lumpur Malaysia memang greget!

"Mumpung libur, aku bersantai sekarang ah…"

Kamu bangkit dari kasur, mengambil PC Tablet milikmu untuk mengakses internet. Sayang sekali laptopmu sedang rusak karena kau tak sengaja membantingnya tadi siang, untung saja rusaknya tidak parah. Menyadari bahwa kamu tidak menyimpan film apapun di tabletmu, kamu memutuskan untuk membuka youtube. Numpang wi-fi tetangga lah…

"Sayang sekali BoBoiBoy episode terbaru baru akan rilis bulan Mei nanti…" gumammu kecewa, "Tak apa lah, aku nonton ulang episode 18 saja."

Kamu sedikit menahan tawa mengingat episode itu. Episode itu sangat kocak, sampai-sampai kau ingin menobatkan Angin, Api dan Daun sebagai The Next Three Idiot!

Kamu segera membuka video itu dan menontonnya dengan santai. Awalnya tidak ada kejanggalan. Adegan dimana Cattus mengamuk dan Laksamana Tarung menangis secara melankonis berjalan biasa saja. Namun, saat sudah mencapai Planet Gurunda, sesuatu terjadi.

"Haduh… panas sekali… kapan kita sampai di –bzzt!"

"Lho? Kenapa ini?" kamu mengetuk layar tablet berulang-ulang saat tiba-tiba saja videonya tampak error dan muncul tulisan-tulisan yang sering terlihat di film-film hacker.

"Aduh, jangan error dong…"

Bzzt!

"Ah!" kamu memekik pelan saat tiba-tiba saja tablet di tanganmu menyetrummu. Refleks kamu melemparnya ke lantai. Tapi mendadak sesuatu yang aneh terjadi.

Benturan pertama tabletmu ke lantai membuatnya mengeluarkan semacam hologram yang merambat ke seluruh kamarmu, mengubahnya menjadi pemandangan berupa hamparan tanah dengan kaktus-kaktus aneh. Tapi di benturan kedua (tabletmu memantul di lantai) kamarmu kembali seperti semula.

Meski pemandangan barusan hanya terjadi selama beberapa detik, kamu sangat mengenal pemandangan itu.

"Planet Gurunda?"

Mustahil! Bagaimana tabletmu bisa mengeluarkan hologram yang mampu mengubah kamarmu menjadi Planet Gurunda?!

Kamu memberanikan diri untuk melihat layar tabletmu kembali. Layarnya kini menanyakan BoBoiBoy yang sedang bertarung dengan mode tanah. Tunggu, seingatmu Tanah sama sekali tak muncul di episode 18….

"Kuat sekali… dia itu sebenarnya apa sih?!"

BoBoiBoy tampaknya sedang bertarung dengan sesuatu. Tapi apa? ABAM?

"Yaya? Ying? Gopal? Siapapun, jawablah!"

"Apa yang sebenarnya terjadi?"

Brak!

Sontak kamu menengok ke belakangmu, tempat suara itu berasal. Kamu melihat BoBoiBoy Tanah yang membentur tanah akibat sebuah hempasan –Tunggu, SEJAK KAPAN KAMARMU KEMBALI MENJADI PLANET GURUNDA?!

Tanah segera bangkit kembali lalu menatapmu –bukan, sesuatu yang ada di belakangmu sambil merengut kesal, "Kuat sekali…"

Segera kamu menengok belakang. Sesosok manusia yang berpenampilan persis seperti BoBoiBoy, hanya saja dia sama sekali tak memakai topi sehingga rambutnya yang bewarna putih dengan sejumput rambut hitam terlihat jelas. Matanya yang beriris keemasan menatap BoBoiBoy tajam.

"Bukannya itu BoBoiBoy versi reverse?"gumammu heran, "Sedang apa dia disini?"

"BoBoiBoy Petir! Pedang Petir!"

BoBoiBoy Petir dengan pedang miliknya langsung melancarkan serangannya ke arah BoBoiBoy. Tapi BoBoiBoy tampak tenang. Dia langsung menciptakan sarung tangan tanah untuk menahan serangan Petir.

"Ya… inilah alasan kenapa 'mereka' menyukaimu, BoBoiBoy…" ujarnya.

Dengan tangan satunya BoBoiBoy mengeluarkan sebuah bola angin kecil dan menghantamkannya ke Petir yang langsung membuatnya kembali terhempas. Angin itu juga menyebar ke segala arah.

"Aaaaaaahhh!" teriakmu sambil menunduk ketakutan saat terkena hembusan angin tersebut.

"Hei, kau! Cepatlah lari!" seru Petir yang sudah bangkit kembali.

Kamu sedikit mengangkat wajahmu, lalu kamu melihat punggung Petir di hadapanmu. Tampaknya berusaha melindungimu.

Sebelum kamu sempat mengatakan apapun, mendadak semua yang ada di sekelilingmu berubah menjadi hologram dan kembali menjadi kamarmu.

Kamu langsung menghembuskan napas lega–

"Lho? Di mana ini?"

–sampai kamu menyadari BoBoiBoy sekarang berada di kamarmu.

.

.

.

"Siapa kau? Dan di mana ini?"

Kamu hanya merapat ke sudut kamar sambil gemetar ketakutan. Otakmu masih terlalu syok untuk mencerna apa yang terjadi.

"Hei, jangan takut. Aku bukan orang jahat–"

"AKU TAHU ITU!" teriakmu, "Dengar BoBoiBoy, aku tak tahu apapun! Aku hanya sedang menonton episode 18 dimana kau ingin menyelamatkan keluarga Cattus dari ABAM! Lalu… semua terjadi begitu saja!"

"Hah?! Dari mana kau tahu tentang Cattus dan keluarganya!?" seru BoBoiBoy terkejut.

"Eh… karena…."

Kamu menelan ludah gugup. Kalau dia jawab secara gamblang, BoBoiBoy pasti takkan percaya –atau minimal, bingung.

"Dan apa yang kau maksud dengan episode 18?"

Oh, tampaknya kamu tidak bisa menyembunyikannya lagi.

"Karena… kau adalah tokoh dari kartun yang kutonton."

Seperti yang kamu duga, reaksi pertama BoBoiBoy adalah bingung dan tak paham.

"Aku… kartun?"

"AKU TIDAK BOHONG!" teriakmu sambil berlari ke rak buku dan mengambil sebuah majalah BoBoiBoy.

"Lihat! Ini kamu bukan?!" serumu sambil menyerahkan majalah itu ke BoBoiBoy.

BoBoiBoy menatap sampul majalah itu dimana dirinya tergambar jelas di sana dengan takjub, "Ini… aku?"

"Ah, iya. Aku juga beli komiknya," ujarmu sambil mengambil komik BoBoiBoy volume 5: Gelora BoBoiBoy Air.

"Oh, kamu juga pasti ingat kata-kata ini kan?" kamu membuka halaman komik tersebut lalu membacanya keras-keras, "Sebenarnya, ketenangan bukan dari faktor luaran, tapi dari dalam diri, BoBoiBoy."

"HAAAAAHHHH?! Itu kan… kata-kata Tok Aba yang membuatku bisa mengeluarkan Kuasa Air! Dari mana kau tahu kata-kata itu?!" seru BoBoiBoy.

"Karena tertulis jelas disini," katamu sambil memutar komik tersebut untuk memperlihatkan adegan itu ke BoBoiBoy.

BoBoiBoy hanya ternganga lebar melihatnya, lalu–

Gubrak!

–dia pingsan dengan tidak elitnya di tengah kemarmu.

"B-BoBoiBoy!"

.

.

.

"Tarik napas… hembuskan…"

Setelah BoBoiBoy pingsan, kamu memberi alas bantal pada kepalanya sambil mengipas-ngipasnya. Akhirnya setelah sadar, kamu membantunya mengatur napas.

"Ini, minumlah," ujarmu sambil menyodorkan segelas air hangat yang diterima BoBoiBoy tanpa berkata-kata.

"Namamu… siapa?" tanya BoBoiBoy setelah menegak habis airnya.

"Uhm… kau bisa memanggilku (YN), BoBoiBoy," katamu pelan.

BoBoiBoy hanya mengangguk lemah sambil terdiam lesu.

Kamu yang khawatir dengan kondisi BoBoiBoy saat ini, berusaha mengeluarkan kata-kata penghibur.

"BoBoiBoy, jangan lesu begitu. Kartunmu luar biasa! Aksinya menegangkan, humornya bikin ketawa, dan banyak makna yang bisa diambil! Meski banyak yang menertawakanku karena sebenarnya kartunmu untuk anak-anak, tapi aku tak peduli! Karena… aku berharap suatu hari nanti bisa membuat cerita seperti itu! Jadi… jadi…!"

Kamu langsung diam saat tiba-tiba BoBoiBoy mengangkat tangannya.

"Hei, tenanglah. Aku… aku sudah paham."

Eh? Jadi yang sebenarnya bingung disini siapa?

Bzzt!

Kalian langsung menengok ke arah jendela. Terlihat seberkas cahaya muncul, yang memunculkan hologram yang membentuk sebuah sosok manusia. Setelah tubuhnya terbentuk sempurna, sosok BoBoiBoy yang tadi berdiri di depan jendelamu. Padahal kamarmu berada di lantai dua.

"Kau!" seru BoBoiBoy sambil berdiri dan membuka jendelamu.

"Aku," balasnya pendek.

"Siapa kau?! Kenapa kau ini sangat mirip denganku, Pemiliki ABAM?!" seru BoBoiBoy.

"Pemilik ABAM?" BoBoiBoy bergumam bingung, namun langsung paham, "Ah, ABAM adalah nama musuh yang kau lawan di episode 18 ya..."

BoBoiBoy tersenyum licik, "Sekadar kuberitahu, aku bukan pemilik ABAM. Bahkan ABAM, Sfera Kuasa, bahkan Alien sama sekali tidak ada di dunia ini." jelasnya.

"Ti-tidak ada?! A-apa maksudmu?!" seru BoBoiBoy tak percaya.

"Singkatnya, ini bukan dunia yang kau kenal lagi, BoBoiBoy."

Whuuusshh!

Tiba-tiba saja hembusan angin menerpa kamarmu saat BoBoiBoy berubah ke mode Angin.

"Berani kau!"

Angin pun langsung memunculkan pusaran angin di sekelilingnya, membuat tubuhnya melayangdan langsung melompat ke jendela.

Kamu yang masih bengong karena angin tadi juga membuat kamarmu berantakan, langsung mengerjabkan mata, "Hei, kenapa aku bengong saja?!" teriakmu, "Aku harus bantu BoBoiBoy! Persetan tadi itu nyata atau bukan!"

Kamu langsung menyambar jaketmu dan berlari keluar.

.


.

Normal POV

"Iya, aku saat ini sedang ada di Kuala Lumpur, lebih tepatnya, di bagian taman kotanya," ujar seorang pria pada teleponnya, "Tapi semua orang disini sedang heboh karena ada benda aneh yang terbang di langit..."

Pria itu berhenti sejenak lalu kembali melihat langit, "Tampaknya... Itu bukan drone..."

Dua sosok misterius sedang terlihat melayang di langit, tak mempedulikan kondisi di sekelilingnya. Mereka bahkan tidak mempedulikan gerombolan orang yang kini menonton mereka dengan wajah takjub.

"Bagaimana bisa dia bisa melayang padahal dia tidak dalam mode kuasa apapun?" gumam Angin heran sambil memandang musuhnya.

"Reverse – Kuasa Kedua: BoBoiBoy Petir."

Penampilan BoBoiBoy langsung berubah menjadi serba kuning lengkap dengan satu set pedang petir di kedua tangannya. Seketika dia bergerak cepat untuk menghunuskan pedang itu ke BoBoiBoy.

Angin langsung menghindar ke samping untuk menghindari serangan tersebut.

"BoBoiBoy Petir!"

BoBoiBoy langsung berubah ke mode Petir, meski artinya dia harus berpijak di atas salah satu pohon karena dia tak bisa terbang dalam mode ini.

"Pedang Petir! Gerakan Kilat!"

Petir langsung melesatkan serangannya ke arah BoBoiBoy.

Trang!

Kedua pedang mereka pun beradu.

Bzzt!

"AKH!" BoBoiBoy tiba-tiba saja mengerang kesakitan. Dia pun seolah kehilangan kemampuannya terbangnya sehingga dia bergerak jatuh, bergesekan dengan dedaunan pohon taman sebelum menghantam tanah.

Petir yang mendarat aman di atas tanah memandang BoBoiBoy heran. Tubuh BoBoiBoy kini terlihat seperti proyeksi hologram yang rusak. Dia menggeram kesal sambil melihat tangannya yang gemetar.

"Sial... jadi belum waktunya ya..." gerutunya.

"BoBoiBoy Daun! Akar penjerat!"

BoBoiBoy lalu berubah ke mode Daun lalu langsung mengikat BoBoiBoy menggunakan akar penjerat.

"Sekarang jawab! Siapa kau hah?!" serunya.

BoBoiBoy yang masih terlihat seperti hologram rusak hanya menyeringai, "Kau sendiri masih tidak tahu? Aku ini adalah kau… dirimu yang menanggung semua kebencianmu…"

"Apa maksudmu?!" tanya BoBoiBoy.

BoBoiBoy terkejut saat tiba-tiba serpihan hologram dari tubuh BoBoiBoy merambat ke dari akar penjerat, lalu menyentuh tangannya.

DEG!

BoBoiBoy mendadak berada di sebuah ruangan gelap. Kedua tangannya entah bagaimana terantai di atas kepalanya. Posisi tubuhnya berlutut, dan dirinya meringis saat mendadak dia merasakan sakit di sekujur tubuhnya.

Di hadapannya berdiri seorang pria berambut hijau yang memiliki bekas luka di mata kirinya. Tunggu, rasanya pria ini mengingatkannya dengan Ejo Jo…

Pria itu mendadak menarik rambut BoBoiBoy, memaksanya untuk mendongak. Dengan sebuah seringai, dia menuangkan setetes cairan aneh berwarna hijau gelap ke mulutnya. Dia hanya bisa bergidik saat merasakan cairan itu mengalir mulus ke kerongkongannya.

"Semoga tidurmu nyenyak, Yang Mulia…"

Saat itu BoBoiBoy merasa seluruh tubuhnya terbakar, seolah ada yang baru saja menyalakan api di setiap sel-sel tubuhnya.

"AAAAAAAAAAAAAAAAAHHHH!"

BoBoiBoy langsung melepaskan genggaman akar penjeratnya dan langsung kembali ke mode normal. Dia melompat mundur dengan tubuh gemetar, wajahnya pucat dan berkeringat dingin.

Apa itu? Rasanya… rasanya sangat nyata…

"Itu adalah alasan kenapa kau harus membenci dunia ini, BoBoiBoy…"

BoBoiBoy melepaskan diri dari akar penjerat dan berdiri menatap BoBoiBoy. Tubuhnya sudah kembali seperti semula, meski sesekali kepingan hologram muncul di tubuhnya.

"Alasan…? Memangnya… ini di mana?" tanya BoBoiBoy pelan, masih syok dengan apa yang dia lihat barusan.

"Dunia para dewa."

BoBoiBoy kembali menyeringai, dia merentangkan kedua tangannya, seolah sedang menyambut BoBoiBoy.

"Selamat datang, BoBoiBoy. Di dunia para dewa."

"Jari Bayang!"

BoBoiBoy mendadak melompat tinggi untuk menghindari sebuah kumpulan bayangan yang tiba-tiba berkumpul di tempat dia berpijak sebelumnya.

"BoBoiBoy!"

BoBoiBoy langsung mendongak ke langit. Terlihat Fang mengendarai elang bayangnya, dengan Ochobot berada di sampingnya.

"Fang! Ochobot!"

"Cih, mereka datang juga ya…" BoBoiBoy yang sudah terbang menatap sebal mereka berdua.

"Yah, kurasa aku sampai di sini saja. Belum waktunya pertunjukan, masih banyak tamu yang harus kuundang," gumamnya pelan, "Kita akan bertemu lagi, BoBoiBoy…"

BoBoiBoy sempat melihat BoBoiBoy menatapnya dingin sebelum tubuhnya berubah menjadi hologram, lalu lenyap. Meninggalkan mereka dalam keheningan.

Yah, tidak sepenuhnya hening. Sayup-sayup terdengar suara sirine yang pasti berasal dari mobil polisi.

"BoBoiBoy," panggil Fang tiba-tiba, "Kita harus pergi dari sini. Ayo ikuti aku."

Setelah mengatakan itu, Fang mengarahkan elang bayangnya menjauh dari taman tersebut.

"Hei, Fang! Tunggu aku!" seru BoBoiBoy sambil berubah ke mode Angin lalu melayang mengikuti Fang.

.

.

.

Kamu berlari terengah-engah, melihat-lihat langit dengan panik, mencari sosok Angin yang terbang tadi.

"Aduh, dia ke mana ya?!"

Kamu kemudian berhenti sejenak. Berpikir, ke mana kira-kira Angin dan BoBoiBoy akan bertarung. Sebuah area yang tidak terhalang gedung atau bangunan, yang tidak ramai di malam hari ini…

Ah, taman kota!

Kamu segera melangkahkan kakimu ke arah sana. Di pinggir taman, kamu melihat orang-orang berkumpul. Tampak panik dan kebingungan, namun atmosfernya seperti takjub.

Oh, tidak! Jangan bilang mereka melihat Angin yang terbang dan bertarung! Bisa heboh satu negara kalau begitu!

Kamu memutuskan memutari taman, mencoba mencari sisi yang sepi tapi cukup untuk melakukan pertarungan udara sambil mengamati langit secara seksama.

Baru saja kamu mau menyerah, tiba-tiba matamu menangkap sosok Angin yang tampaknya baru saja mau pergi. Namun sebelum dia beranjak, tatapan mata kalian bertemu.

Angin tersenyum kecil, mengucapkan 'terima kasih' tanpa suara sambil melambaikan tangan padamu. Kamu hanya membalas lambaiannya dengan canggung. Angin lalu berbalik, melayang pergi lalu menghilang.

"Pada akhirnya, aku bahkan tidak membantu apapun…" gumammu sambil menundukkan kepala kecewa.

.


.

Keesokan harinya…

[Sebuah obyek misterius melayang di langit Kuala Lumpur Malaysia. Fotonya akan membuatmu terngaceng!]

-komentar-

nasilemaksedap HOAX

ini_akun_ya fotonya blur gak jelas. Btw aku lagi komen ya?

Cage_face ini_akun_ya gak, kamu lagi koprol sambil bilang wow

w4t4sh1_1m03th Tyakyuttttsssss :"(

gueganteng serem amat njir

kuning_ngambang apapun itu POKOKNYA JANGAN MAIN KLARINET JANGAN PERNAH MEMAINKAN LAMPU SENTER DENGAN CEPAT, LAMPU SENTER ITU DIANGGAP UNDANGAN, JANGAN BERHENTI MENATAP SEKITAR JANGAN MAKAN KEJU (bagaimana dengan kotak?) KOTAK TIDAK APA-APA JANGAN PAKAI TOPI SOMBRERO ATAU BAJU BODOH! ATAU SEPATU MERAH! ATAU ROK PANJANG! JANGAN PERNAH! SELAMANYA JANGAN! SELAMANYA JANGAN! JANGAN MENARI DAN BERTERIAK SEPERTI KERAAAA!

Antekbozzsendi AWAS INI ADALAH KONTRASEPSI WAHYUDI MAMARIKA! SEGARKAN!

.

.

.

Kamu hanya menghela napas membaca portal berita abal-abal yang memberitakan soal kejadian tadi malam. Untungnya, dari semua situs berita yang kamu cek, semuanya hanya memperlihatkan sosok manusia terbang yang terlihat blur. Sekilas tampak seperti hantu. Kamu bersyukur karena sepertinya hanya kamu yang melihatnya dengan jelas kemarin.

Kamu baru saja pulang dari tempat reparasi alat elektronik dengan hati sedih. Penjaganya bilang harga reparasi tabletmu cukup mahal, setara uang makanmu sebulan. Apa boleh buat, tampaknya efek benturan dan hologram semalam merusak tabletmu lebih parah dari yang kamu kira. Sepertinya kamu harus bergantung pada laptopmu saja selama beberapa minggu ini.

Memorimu mendadak melayang ke kejadian semalam. Saat Angin tersenyum padamu, melambaikan tangan sambil mengucapkan 'terima kasih' tanpa suara.

Plak!

Kamu menampar dirimu sendiri. Jangan berdelusi di siang bolong, dong!

Kamu bergumam sendiri sambil berjalan masuk ke kosanmu.

Kejadian semalam hanya mimpi… kejadian semalam hanya mimpi…

Berulang-ulang mengatakan kalau semalam itu hanya mimpi, delusi tingkat tinggi gara-gara menonton BoBoiBoy setelah otak panas mengerjakan tugas jahannam. Dan rusaknya tabletmu itu cuma gara-gara terbentur–

"Lihat, Fang. Komik ini bercerita tentang kita, kan?"

Kamu mematung di depan pintu. Kamu melihat Fang, BoBoiBoy, dan Ochobot sedang duduk di kamarmu. Mereka membaca komik BoBoiBoy koleksimu di tengah kamarmu yang berantakan (padahal sudah kau bereskan semalam) dengan kaca jendela yang pecah.

Ini bukan mimpi ya?


TBC or DISC or DELETE or MOVED


Sekali lagi, membuat fic baru padahal fic lain belum kelar syalala~~~~ *digebukin*

Yah, saya bikin fic ini segera karena rencananya fic ini HARUS minimal mencapai chapter tertentu sebelum debut BoBoiBoy Cahaya. Kenapa? Harasia, buat surprise~~~ tapi klo gak berhasil, berarti fic ini… DISC. Doakan saja Author tidak mengalami writer block dadakan yang menyebabkan fic ini ngaret dan selalu bergairah buat nulis ini. Walau gak tau terkabul sih… UAS telah mendekat…

Ada kemungkinan dipindah ke wattpad karena dikhawatirkan akan melanggar rules FFn, yaitu RPF (namanya juga real-life) tapi gak tau deh jadinya gimana. Liat aja entar…

P.S: Jika ada yang merasa familiar dengan bayangan yang dilihat BoBoiBoy, akan ada penjelasannya di chapter depan (atau mungkin chapter depannya lagi XD) petunjuk; itu saya ambil dari salah satu fic yang ada di fandom.

SILAKAN REVIEWNYA! Makin banyak review semakin cepat update lho~~ #plakk