Beautiful, B
Cast :
Park Chanyeol
Byun Baekhyun
Oh Sehun
Others
Genre : Romance/Fluff
Rate : T
Summary :
Si bodoh dan penakut Park Chanyeol yang hanya mencintai ballerina bernama Baekhyun
Chanbaek. Sebaek. GS. Highschool!AU
Warnings :
GS for Baekhyun. Typos. Plotless. Kalo ga suka, gausah baca.
Suasana latihan team inti basket hari itu sama seperti biasanya. Chanyeol yang merupakan kapten team basket SM Art&Sport High School sedang dalam mood yang baik (tak seperti biasanya yang selalu dingin dan menyebalkan) serta ia juga terus memberi semangat rekan satu teamnya untuk latihan lebih keras dan setelah itu memuji mereka yang berhasil memasukkan bola kedalam ring basket. "Woaw, good job, Nini!" ujarnya sambil menepuk-nepuk pundak 'Nini' yang saat ini tengah memberi tatapan membunuh pada Chanyeol.
"Berhenti memanggilku Nini, Chanyeol! Aku sudah lupa nama kecilku yang satu itu!" omel Nini yang merupakan rekan satu team Chanyeol yang juga merupakan sepupu Chanyeol. Chanyeol hanya tertawa kemudian mengangkat bahu, "Baiklah Jongin!" ujar Chanyeol menekankan pada kata Jongin kemudian merebut bola yang sedang dipegang oleh Jongin, mendribblenya kemudian, shoot~ dan masuklah bola basket itu kedalam ring. Chanyeol tersenyum tipis, kemudian mengajak teamnya untuk istirahat sebentar sambil menunggu pelatih datang.
15 menit berlalu, pelatih yang ditunggu-tunggu akhirnya datang juga, tapi kali ini ia datang ke lapangan dengan seseorang mengikuti dibelakangnya, seorang laki-laki bertubuh tinggi, kulit pucat dan rambut pirang. Jongin menepuk bahu Chanyeol yang sedang sibuk dengan ponselnya, kemudian mengisyaratkan Chanyeol untuk melihat kearah sang pelatih serta laki-laki bersamanya yang sedang berjalan mendekati mereka.
"Baiklah anak-anak, hari ini aku ingin memperkenalkan anggota tim baru di club basket sekolah kita, silahkan perkenalkan dirimu sendiri dan silahkan mulai latihan lagi, aku masih ada urusan di ruang guru, jadi Chanyeol kuharap kau bisa menghandle latihan hari ini," ujar pelatih Lee pada Chanyeol yang hanya dibalas anggukan dan kemudian menepuk punggung 'anak baru' itu.
"Selamat sore, namaku Oh Sehun, panggil saja Sehun, kelas 3-Sport B," ujar Sehun kemudian membungkuk 90 derajat. Terdengar Jongin menyahut "Wah kau satu kelas denganku!". Sehun tersenyum dan melanjutkan, "Aku baru pindah dari Beijing seminggu yang lalu dan mendaftar di sekolah ini dan syukurlah aku diterima di team basket SM Art&Sport High School yang kudengar sangat berprestasi, mohon bimbingannya."
Chanyeol mengangkat alisnya kemudian memasukkan ponsel yang sejak tadi ia pegang kedalam tas olahraganya. Ia kemudian berdiri dan menatap Sehun dari atas kebawah, menilai-nilai. Jongin tertawa pelan melihat sepupunya yang kembali pada diri angkuh dan sok mengintimidasinya, ingin sekali rasanya Jongin mengeluarkan video Chanyeol yang takut ke dokter gigi saat mereka masih kecil dulu.
"Aku Chanyeol, kapten team basket sekolah ini. Selamat datang di team" ujar Chanyeol singkat dengan suara beratnya, kemudian ia mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan yang langsung di sambut oleh Sehun.
"Aku hanya ingin memberitahumu, disini aku tidak mau menerima rekan team yang lemah, baik fisik maupun mental. Aku juga tidak suka dibohongi oleh teamku sendiri, aku diam bukan berarti aku tidak tahu, aku memperhatikan" lanjut Chanyeol kemudian menurunkan tangannya. Sehun hanya mengangguk, dari situ ia mulai tahu kalau kapten team basketnya ini orang yang serius dan tak suka dibantah, ya, Sehun suka itu, baginya itu merupakan tantangan. Chanyeol kemudian menengok kearah rekan teamnya yang sejak tadi memperhatikan mereka berdua. "Apa yang kalian lakukan? Ayo berkenalan, kemudian kita mulai bermain," ujar Chanyeol kemudian meninggalkan mereka menuju tempat bola dan mulai memasukkan bola kedalam ring.
Jongin memperhatikan Chanyeol dan sekali lagi ingin tertawa geli melihat Chanyeol. Ia menggelengkan kepalanya lalu mengulurkan tangannya dan disambut dengan ramah oleh Sehun, ia orang yang terakhir berkenalan dengan Sehun. "Aku Jongin, kita satu kelas!" katanya ceria. Sehun mengangguk-anggukkan kepalanya senang mengetahui kalau ia punya teman satu kelas di team basket. "Woa, beruntunglah aku. Mohon bantuannya!" kata Sehun kemudian ia membungkuk sopan. Jongin mengangguk kemudian mengedikkan dagunya pada Chanyeol, mengisyaratkan Sehun untuk melihat Chanyeol yang sekarang sedang bermain bersama yang lain. Sehun menatapnya dengan tatapan bertanya-tanya. "Dia… sebenarnya tidak sedingin itu, jika kau sudah mengenalnya, dia sebenarnya sama saja dengan yang lain, suka bercanda juga, jadi jangan tegang saat berhadapan dengan sepupuku yang satu itu, oke?" ujar Jongin kemudian tersenyum pada Sehun. Sehun hanya mengangguk. "Ayo latihan! Aku ingin tahu bagaimana gayamu bermain!" ajak Jongin dan mereka pun bergabung dengan yang lain, menghabiskan waktu sore mereka dengan latihan.
CBCBCBCBCBCBCBCBCBCBCBCBCBCBCBCBCBCBCBCBCB
Latihan berakhir pukul 5 sore. Chanyeol adalah orang terakhir yang meninggalkan tempat latihan. Setelah mengecek bola dan segala macamnya, ya begitulah Chanyeol, kapten perfeksionis yang peduli kebersihan dan kerapian lapangan tempat latihan, ia pun mengacak-ngacak rambutnya yang setengah kering sehabis mandi di locker room, oh ayolah, SM Art&Sport Highschool memiliki fasilitas paling memuaskan, gedung departemen olahraga basket salah satunya, dari lapangan, tempat menonton, locker room plus tempat mandi semua ada, ditambah ruang rapat yang biasa dipakai untuk berkumpul membicarakan strategi permainan, semua dibuat sebaik mungkin. Chanyeol cinta sekolah ini sejak pertama ia menginjakkan kakinya di SM Art&Sport Highschool, ia tahu kalau ia tak akan menjadi anak malas sekolah seperti saat di Junior Highschool dulu.
Chanyeol mengambil ponsel yang tadi ia masukkan kedalam tas olahraga berisi sepatu dan baju kotornya, kemudian membuka lockscreennya. Senyum tipis menghiasi wajah Chanyeol saat melihat wallpaper yang ia pasang. Seorang ballerina yang tengah menari di pentas seni sekolah. Seorang ballerina favorite Chanyeol. Foto itu Chanyeol ambil diam-diam dua minggu yang lalu, dan ia bersyukur hasilnya bagus. "Aku rindu, Baek. Kapan aku bisa melihatmu lagi?" bisiknya pada diri sendiri. Ia kemudian mencari nomor Jongin di kontak miliknya dan menunggu sang sepupu mengangkat telepon sambil berjalan menuju parkiran sekolah.
"Ada apa kapten?" ujar Jongin saat ia mendengar Chanyeol memanggilnya dengan sebutan Nini lagi.
Chanyeol tertawa pelan sambil terus berjalan di lobby sekolah.
"Kau dimana, bodoh? Bukankah malam ini ada acara keluarga? Kau datang tidak?" rentetan pertanyaan Chanyeol membuat Jongin mendengus diseberang sana.
"Sejak kapan kau peduli dengan acara keluarga, Chan? Tentu aku tidak datang, aku malas mendengar kakek yang kupastikan akan memberi petuah-petuahnya tentang sekolah, lagi pula hari ini aku ada kencan dengan Kyungsoo" jawab Jongin. Chanyeol baru akan mengatakan sesuatu pada Jongin tapi matanya menangkap seseorang tengah berdiri di dekat gerbang sekolah, seperti sedang menunggu orang. Chanyeol kemudian mengatakan akan menghubungi Jongin lagi nanti dan buru-buru menutup telpon.
Tuhan seakan mendengar permintaannya tadi sebelumia menelpon Jongin. Akhirnya ia melihat ballerina kesukannya itu setelah mungkin seminggu tak bisa melihatnya karena ia sibuk dengan team basket. Chanyeol hanya berhenti berjalan dan hanya bisa menatap Baekhyun dari kejauhan. Seperti biasanya, ia tak berani menghampiri Baekhyun. Si bodoh Chanyeol itu memang selalu begitu, penakut. Ia memperhatikan Baekhyun yang tampak cemas. Sesekali ia mengecek keluar gerbang, mencari seseorang mungkin. Chanyeol melirik jam tangannya, sudah hampir jam 6, sekolah sudah sangat sepi, mungkin hanya tinggal beberapa staff saja. Matahari juga mulai tenggelam, tanda malam akan segera tiba. Chanyeol jadi khawatir. Apa Baekhyun tidak pulang bersama Wufan kakaknya? Yang Chanyeol tahu, biasanya Baekhyun pulang dengan Wufan.
Ia menjambak rambutnya yang hampir kering, frustasi. Bingung antara membiarkan Baekhyun atau menghampirinya, tapi selama ini ia belum pernah sama sekali bicara pada Baekhyun. Sama sekali. Sudah dua tahun Chanyeol mengagumi, memperhatikannya dan mencintai Baekhyun dari jauh. Entah, Baekhyun tidak berbuat apa-apa pada Chanyeol tapi lihat sekarang, Chanyeol si galak dan dingin itu terdiam dengan hanya melihat Baekhyun. Baekhyun tak pernah melakukan hal yang ekstrim seperti fans wanitanya yang lain, yang Baekhyun lakukan hanyalah tersenyum dan menari ballet di acara penerimaan siswa baru bagi murid tahun pertama. Kebetulan semua siswa menghadiri acara itu, dan disitulah Chanyeol pertama kali melihat Baekhyun, mungil dan tampak anggun. Gerakkan balletnya sungguh lembut,Chanyeol terpaku menatap Baekhyun saat itu, gerakkan perempuan itu terasa jadi slow motion di mata Chanyeol dan darahnya berdesir, jantungnya juga berdegup kencang. Sejak saat itulah, ia menyadari satu hal, ia jatuh hati pada Baekhyun pada pandangan pertama yang sampai saat ini Baekhyun tidak tahu, atau bahkan Baekhyun tidak tahu juga kalau Chanyeol itu ada.
'Hampiri dia atau tidak? Tapi ini sudah tahun akhir untukmu disekolah ini Chanyeol! Hampiri atau tidak sama sekali! Tapi bagaimana caranya? Apa yang harus kukatakan? Bodoh Chanyeol bodoh!' begitulah kira-kira peperangan yang terjadi antara Chanyeol vs Chanyeol di dalam kepalanya. Dilihatnya lagi Baekhyun mencoba menelpon seseorang tapi tampaknya tidak diangkat. 'Baiklah Chanyeol, hampiri.' Putus Chanyeol.
CBCBCBCBCBCBCBCBCBCBCBCBCBCBCBCBCB
"Hei" sapa Chanyeol kaku saat ia sudah berdiri di depan Baekhyun. Gugup gugup gugup.
Baekhyun yang sedang sibuk dengan ponselnya terkesiap saat seseorang dengan suara seberat itu menyapanya. Ia kemudian mendongakkan kepalanya, menatap Chanyeol dengan tatapan bertanya, yang ditatap mengerjapkan matanya, kemudian menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
"Kau… kau adiknya Wufan kan?" tanya Chanyeol bingung harus berkata apa.
Perempuan itu mengangguk dan mengeratkan genggaman pada ponsel pinknya, takut. Chanyeol menangkap gesture Baekhyun kemudian tersenyum.
"Tidak usah takut. Aku bukan orang jahat," ujar Chanyeol dan dengan itu Baekhyun sedikit rileks dan itu membuat Chanyeol ikut rileks juga. Baekhyun kemudian tersenyum kearah Chanyeol. 'Mati kau Chanyeol, mati saja sekarang!' ucapnya dalam hati kemudian buru-buru bertanya pada Baekhyun sebelum ia tiba-tiba lari dari hadapan Baekhyun, "Kenapa tidak pulang?" katanya setenang mungkin.
Seketika raut wajah Baekhyun berubah, ia jadi cemberut, tampak kesal tapi tak mau menunjukkannya didepan orang asing.
"Kakakku tidak bisa di hubungi, biasanya aku pulang dengan Kak Wufan"
'Iya aku tahu, Baek' ujar Chanyeol dalam hati.
"…tapi dia sudah tidak ada disekolah saat aku mencarinya," jelas Baekhyun.
Hening sejenak. Chanyeol terlalu sibuk menghafal suara Baekhyun dan kemudian ia buru-buru memecah keheningan saat melihat Baekhyun bergerak seakan tidak nyaman dengan keheningan yan terjadi. "Kenapa tidak pulang naik bus saja? Sudah gelap dan sekolah sudah hampir kosong" kata Chanyeol. Baekhyun menggelengkan kepalanya dan Chanyeol mengerutkan kening. "Kenapa?" tanyanya penasaran.
"Aku… aku takut naik angkutan umum," bisik Baekhyun, tapi Chanyeol bisa mendengarnya.
'Astaga! Gadis ini menggemaskan sekali' pekik Chanyeol dalam hati.
"Kalau begitu, ayo aku antar pulang" ujar Chanyeol sebelum ia sempat menyadarinya.
Baekhyun mengerjap-ngerjapkan matanya, kaget. Chanyeol kemudian merutuki dirinya sendiri dan berpikir pasti Baekhyun mengiranya seorang aneh yang tiba-tiba mengajak orang pulang bersama padahal mereka belum berkenalan sama sekali. Mati kau Chanyeol.
"Maksudku, jikau kau mau. Lagipula tidak baik terus menunggu disini" jelas Chanyeol. Baekhyun kemudian berpikir untuk menerima tawaran Chanyeol atau tidak dan itu membuat Chanyeol gugup.
'Ayolah Baekhyun, jangan lama-lama. Terimalah terima!' pinta Chanyeol dalam hati. Baekhyun kemudian mengangguk dan tersenyum lagi kearah Chanyeol. Chanyeol mencoba menahan cengiran lebarnya, mencoba tersenyum seadanya kemudian mengangguk. "Baiklah, kau tunggu disini, aku ambil motorku dulu," ujar Chanyeol yang hanya dibalas anggukan dari Baekhyun.
Tak lama, Chanyeol memberhentikan motor warna merah hitamnya didepan Baekhyun kemudian membuka kaca helm full face kesayangannya. "Ayo!" ajak Chanyeol lalu menepuk-nepuk jok belakangnya. Baekhyun tampak ragu-ragu ingin naik ke motor besar (anggap saja Ninja) Chanyeol dan membuat Chanyeol mengerutkan kening, "Kenapa?" tanya Chanyeol khawatir Baekhyun masih takut.
"I-Itu… eumm, aku… aku pakai rok pendek, bagaimana kalau… kelihatan?" tanya Baekhyun malu-malu.
Chanyeol melihat kebawah, ia hampir lupa kalau Baekhyun sedang memakai rok seragam sekolah yang pendek, hanya menutupi setengah pahanya saja. Ditambah lagi kaus kakinya yang hanya sampai mata kaki dan sepatu ballet.
Baekhyun berusaha menutup-nutupi pahanya dengan menarik rok seragamnya agar sedikit turun. Malu diperhatikan seperti itu oleh sang kapten. Chanyeol kemudian sadar kalau Baekhyun merasa kurang nyaman, ia pun turun dari motor dan melepas helmnya kemudian tersenyum kearah Baekhyun.
"Bagaimana kalau kau memakai jaketku saja untuk menutupinya, agak sedikit kotor, aku belum sempat mencucinya, tidak apa-apa kan?" ujar Chanyeol sambil membuka jaket kebesaran team basket yang tengah ia kenakan.
Baekhyun awalnya ragu-ragu. Bagaimana mungkin laki-laki dihadapannya ini dengan mudahnya memberikan jaket kebesaran team basket itu, mendapatkannya saja susah. Sudah menjadi suatu peraturan tidak tertulis bagi siswa jurusan olahraga di sekolah itu, bahwa jaket team yang ia bela adalah identitas dan kebanggaan yang mereka miliki, jadi tidak sembarang orang bisa memakainya, mengingat untuk mendapatkan jaket itu, penuh dengan perjuangan terutama bagi anggota team basket. Biasanya team basket SM Art&Sport Highschool hanya memperbolehkan orang special mereka saja (dalam hal ini kekasih) yang memakai jaket warna hitam dengan nama pemain dibordir dengan benang berwarna emas, serta lambang departemen olahraga basket.
"Tidak apa-apa" ujar Baaekhyun. Chanyeol kemudian tersenyum dan menyerahkan jaketnya pada Baekhyun kemudian ia memakai helmnya dan naik kembali keatas motornya, menghidupkan mesin dan mengajak Baekhyun untuk naik. Gadis mungil itu pun mengangguk, kemudian naik keatas motor dengan menopang tangannya pada bahu Chanyeol, kemudian menutupi pahanya dengan jaket Chanyeol yang baginya besar sekali.
Jangan bertanya bagaimana keadaan Chanyeol saat ini. Setelah bertanya dimana alamat rumah Baekhyun, tidak ada sepatah kata pun terucap dari keduanya. Chanyeol berusaha untuk berkonsentrasi dengan jalanan didepannya dan tak sadar kali ini ia melaju dengan kecepatan yang lumayan tinggi. Hey! Ayolah, yang duduk dibelakangnya saat ini adalah pujaan hati Chanyeol, tentu saja itu membuat jantungnya berdegup tak karuan. Hal itu juga membuat Baekhyun yang sejak tadi berpegangan pada tasnya terpaksa harus melingkarkan tangannya di perut Chanyeol. Sang kapten basket itu sedikit kaget dan kembali menancap gas membuat Baekhyun sedikit kesal, ya sedikit.
"Kakak!" pekik Baekhyun. Chanyeol menurunkan kecepatannya, sadar bahwa ia membuat Baekhyun takut.
"Maaf! Maaf aku tidak sadar," pinta Chanyeol.
Baekhyun hanya bisa mengangguk cemas, "Hati-hatilah" katanya mengingatkan.
Setelah setidaknya 15 menit perjalanan, yang menurut Baekhyun lumayan cepat, bagaimana tidak. Chanyeol mengendarai motornya dengan brutal, beruntung ia sampai dirumah dengan selamat. Ia kemudian melepas jaket yang ia ikat dipinggangnya kemudian turun dari motor Chanyeol yang membuka kaca helmnya. Baekhyun kemudian melepas ikatan rambutnya dan menyisir rambut warna kecoklatannya itu dengan jemari lentiknya, membuat Chanyeol terkesima dengan gesture sederhana yang dilakukan Baekhyun di hadapannya itu.
"Ini jaketmu… Kak… Hmm…" ia terhenti kemudian membaca nama yang ada di jaket Chanyeol dan kemudian tersenyum kearah laki-laki itu dan memberikannya kepada sang pemilik. "Terimakasih, kak Chanyeol" kata Baekhyun manis.
Chanyeol, entah dia ada dilangit keberapa saat ini. Mendengar Baekhyun menyebut namanya, itu sudah cukup membuatnya ingin terus melindungi gadis didepannya itu, ia ingin terus mendengar Baekhyun memanggil namanya, kapanpun, saat ia membutuhkannya ia hanya butuh memanggil namanya dan Chanyeol akan segera datang pada Baekhyun. Tak pernah dalam hidupnya Chanyeol merasakan hal seperti ini, 'Aku sayang padamu Baekhyun, aku sayang, aku sayang, aku sayang, aku sayang padamu, aku mencintaimu Baek' kata-kata it terus terulang di kepalanya. Kalau ia tahu rasanya jatuh cinta seperti ini, ia tidak masalah harus jatuh cinta setiap harinya, apabila itu untuk Baekhyun ia rela jantungnya berdegup kencang seperti saat ini.
"Kak Chanyeol?" suara Baekhyun mengaburkan lamunan Chanyeol, ia kemudian tersenyum dan mengangguk kearah Baekhyun.
Baekhyun tersenyum lebar, "Eum, kalau begitu aku masuk dulu ya? Sekali lagi terimakasih sudah mengantarku pulang, sepertinya kakakku memang tidak ada dirumah" Baekhyun menatap rumahnya yang gelap, tanda belum ada orang yang sampai dirumah.
"Hati-hati, Baekhyun…" begitulah dan Chanyeol mengacak-acak rambut Baekhyun sebentar membuat gadis itu diam, kemudian Chanyeol menyalakan mesin motornya dan mengangguk tanda pamit, meninggalkan Baekhyun yang tampak bingung. Ia menengok kearah kaca spion, melihat Baekhyun yang masih berdiri di tempatnya, sebelum ia berbelok dan Baekhyun tak terlihat lagi.
CBCBCBCBCBCBCBCBCBCBCBCBCBCBCBCBCBCBCBCB
3 hari setelah kejadian Chanyeol mengantar Baekhyun, suasana hati Chanyeol selalu dalam keadaan baik. Sesekali ia melihat Baekhyun saat makan siang. Ia selalu saja kemana-mana bersama temannya, bergerombol dan tampak seru bercerita, tipikal gadis-gadis kebanyakan, mungkin bergosip. Dan Chanyeol hanya bisa (lagi-lagi) memperhatikannya dari jauh, melihat Baekhyun tertawa, matanya membentuk bulan sabit saat ia tertawa, manis sekali. Sesekali Baekhyun menyesap strawberry milkshake nya, hal sekecil itu saja membuat Baekhyun tampak menggemaskan, setidaknya begitu bagi Chanyeol.
Tak ada satu orang pun yang tahu perasaan Chanyeol pada Baekhyun. Termasuk si jahil dan menyebalkan, Jongin. Sepupunya itu tampaknya belum peka dan itu membuat Chanyeol merasa bersyukur. Ia hanya ingin menyimpan perasaan ini sendiri, membiarkan orang lain tahu dengan sendirinya tanpa ia harus bercerita. Tipikal Chanyeol, jago memendam perasaan. Bel masuk telah berbunyi, Chanyeol yang kala itu sedang bersama team basketnya kemudian berdiri.
"Jangan lupa latihan di jam terakhir. Aku masih ingin membangun team work kita, kalian tahu? Sehun tampaknya belum terbiasa dengan gaya bermain anggota teamnya" ujar Chanyeol menatap Sehun. Sehun hanya bisa tersenyum dan mengangguk sedangkan Jongin memutar bola matanya.
"Kau ada kelas apa setelah ini, Chanyeol?" tanya Jongin saat mereka keluar kantin.
"Renang. Setelah itu ada kelas sejarah," jawab Chanyeol.
"Baiklah, sampai ketemu di lapangan kalau begitu. Aku ada kelas matematika. Aku benci ini" keluh Jongin. Chanyeol hanya bisa tersenyum kemudian mengacak-acak rambut Jongin, setelah itu meninggalkan sepupunya menuju gedung departemen olahraga air.
Chanyeol baru saja akan mengganti seragamnya dengan pakaian renang saat seseorang menepuk pundaknya. Ia menoleh dan mendapati Wufan tersenyum padanya.
"Hey, Park!" sapanya. Chanyeol baru ingat, kalau ia satu kelas dengan Wufan di kelas olahraga air. Chanyeol mengambil 3 minat olahraga. Bola basket, Hockey dan Renang. Sisanya belajar seperti sekolah biasa.
"Ada apa?" tanya Chanyeol kemudian melanjutkan membuka kemeja sekolahnya.
"Aku hanya ingin berterima kasih padamu," ujar Wufan. Chanyeol kemudian menghadap kearah Wufan yang sudah mengenakan perlengkapan renangnya dan mengangkat alis.
"Untuk?" tanya Chanyeol.
"Kau tahu? Karena kau sudah mengantar Baekhyun adikku pulang, kalau tidak ia bisa-bisa menungguku sampai jam 9 malam," kata Wufan, raut wajahnya tampak menyesal. "Gadis itu, tidak bisa naik angkutan umum, ia memiliki trauma masa kecil tentang kendaraan umum, jadi ia takut. Untung ada kau" kata Wufan, ia pun tersenyum kearah Chanyeol.
Chanyeol mengangguk, "Tidak apa-apa. Aku kasihan padanya, menunggu sendirian di depan gerbang. Seharusnya kau memberi kabar pada adikmu" kata Chanyeol, agak kesal mengingat wajah cemas Baekhyun karena menunggu kakaknya.
Wufan terkekeh kaku, "Iya aku tahu, aku menyesal sebenarnya tapi adikku itu terlalu baik sehingga ia tak bisa marah padaku. Hey! Kau mau tahu tidak?" ujar Wufan ceria.
Chanyeol menatapnya, Wufan orang yang aneh bagi Chanyeol. "Apa itu?"
Laki-laki yang tak kalah tinggi dari Chanyeol itu pun menatap Chanyeol dengan tatapan menggoda, "Adikku terus bertanya tentangmu padaku, aku bingung harus menjawab apa sedangkan aku hanya bertemu denganmu di kelas renang. Baekhyun itu benar-benar pemalu, baru kali ini ia bertanya-tanya tentang laki-laki padaku, biasanya ia hanya membicarakan tentang sekolah saat bersamaku. Mungkin ia menyukaimu, Chanyeol" ujar Wufan kemudian menepuk bahu Chanyeol dan meninggalkan Chanyeol yang hanya bisa terdiam menatap punggung Wufan yang baru keluar dari ruang ganti. Seulas senyum menghiasi wajah Chanyeol dan kemudian ia meninju lemari didepannya.
"Kapan kau bergerak, Chanyeol!" rutuknya pada diri sendiri.
CBCBCBCBCBCBCBCBCBBCBCBCBCBBCBCBCBCBCBCB
Setelah latihan basket sore itu, semua anggota team sedang berkumpul. Ada yang tiduran di lapangan ada yang duduk sambil memainkan smartphone, ada yang sibuk makan snack dan minum. Chanyeol sendiri sedang duduk sendirian jauh dari yang lain dan melamun, mengingat apa yang dikatakan Wufan saat kelas renag tadi. Jongin, yang memperhatikan sepupunya itu kemudian mengambil handuk kecil dan menghampiri Chanyeol.
"Lap keringatmu itu, kapten!" katanya sambil melempar handuk kecil warna putih pada Chanyeol kemudian duduk disebelahnya. "Apa yang sedang kau pikirkan, Chanyeol?" tanya Jongin sambil mengelap keringatnya sendiri.
Chanyeol menggeleng, "Aku hanya memikirkan pertandingan yang akan kita hadapi 2 bulan lagi" bohong Chanyeol. Jongin memutar bola matanya, si bodoh Chanyeol baru saja membohonginya. Baru saja Jongin akan membuka mulut, tiba-tiba suara seoarang perempuan terdengar dari pintu masuk gedung.
"Jongin!" panggil seorang gadis mungil bermata bulat dengan suara tingginya yang khas.
Jongin kemudian tersenyum sedangkan Chanyeol menggelengkan kepalanya. Sudah biasa, Kyungsoo – kekasih Jongin- memang suka mengunjungi tempat latihan team basket, kadang membawa makanan buatannya sendiri untuk semua, tapi tampaknya untuk kali ini ia tidak membawa makanan. Ia membawa seseorang dibelakangnya.
Kyungsoo berlari kecil menghampiri Jongin meninggalkan temannya yang tampaknya malu-malu untuk masuk. "Baekhyun! Ayo sini!" ajak Kyungsoo dan balik lagi menghampiri temannya. Mendengar nama itu, mata Chanyeol melebar. Baekhyun? Maksudnya Byun Baekhyun? Dan benar saja, Kyungsoo menarik tangan ballerina kesukaan Chanyeol itu. Keduanya masih mengenakan pakaian ballet. Kalian tahu kan? rok ballet se lutut dan stocking putih serta sepatu flat, warna pink untuk seragam ballet Baekhyun yang baru duduk di kelas 2, sedangkan putih untuk Kyungsoo yang sudah ada di tahun ke-3. Rambut mereka di gelung keatas, khas seorang ballerina, bedanya Baekhyun memakai bando kecil warna pink juga, tampaknya untuk menahan anak rambutnya agar tidak berantakan, namun sepertinya percuma, anak rambutnya jatuh disekitar wajah mungil Baekhyun, membuatnya malah semakin cantik.
Chanyeol mengerjap-ngerjapkan matanya. Tak mampu mengomel pada Kyungsoo seperti biasanya terlalu sibuk melihat Baekhyun dengan pakaian ballet dengan jarak sedekat ini. Kyungsoo kemudian melepas tangan Baekhyun saat mereka sudah berdiri di hadapan Jongin dan Chanyeol. Gadis bermata bulat itu pun memeluk Jongin dan mereka pun berciuman sebentar, sedangkan Baekhyun hanya menunduk bingung harus berbuat apa.
"Oh iya, Jongin, kenalkan ini adik kelas kesayanganku, Baekhyun, dan Baekhyun ini Jongin, kekasihku" ujar Kyungsoo ceria. Baekhyun kemudian mendongak dan tersenyum dan menjulurkan tangannya dan mereka berkenalan.
"Hei, Chanyeol! Kenalkan-…"
"Aku sudah kenal" potong Chanyeol dengan nada dinginnya ia pun kembali memperhatikan Baekhyun yang kembali menunduk malu. Chanyeol pun duduk di tempatnya, pura-pura memainkan ponselnya.
"Benarkah? Baekhyun! Kenapa kau tidak bilang padaku kau kenal si galak ini?" tanya Kyungsoo dengan nada suara kesal.
"A-aku… Maaf,kakak" ujar Baekhyun kikuk. Kyungsoo hanya terkekeh, kemudian kembali menaruh perhatiannya pada Jongin.
"Aku dan Baekhyun datang kesini sebenarnya ingin mengundang team basket untuk datang ke acara pentas musical ballet minggu depan. Kami akan sangat senang jika kalian bisa datang dan meramaikan kursi penonton, iya kan Baekhyun?" tanya Kyungsoo.
Baekhyun mengangguk dan tersenyum lebar. "Tentu saja! Kuharap kalian bisa datang, karena ini merupakan pentas pertama bagi murid kelas 1" jelas Baekhyun.
Jongin mengangguk dan tersenyum, kemudian menoleh ke arah sang kapten menyebalkan yang malah bermain game di smartphonenya, "Bagaimana kapten?" tanya Jongin. Sebenarnya dari tadi Chanyeol mendengar percakapan mereka dan dalam hati merasa sangat senang karena bisa menonton Baekhyun menari lagi.
"Baiklah," katanya singkat dan disambut sorak sorai dari seluruh anggota team.
"Akhirnya! Bisa lihat yang cantik-cantik juga!" sahut Kim Taehyung dari tempatnya berbaring.
"Kapten memang yang terbaik aku suka kapten Chanyeol!" kali ini teriak Nam Joohyuk teman dekat Taehyung.
Chanyeol hanya bisa memutar bola matanya, dan kembali pada game yang sedang ia mainkan.
Saat mereka sedang di locker room, hanya ada Chanyeol, Sehun dan Jongin yang sedang menunggu giliran untuk mandi. Chanyeol sedang bertelanjang dada dan memainkan bola basket sambil duduk, sedangkan Jongin dan Sehun tampak seru bergosip tentang guru matematika baru mereka. Chanyeol hanya bisa mendengarkan.
"Hey, Jongin.." tiba-tiba Sehun bicara setelah mereka tertawa terbahak-bahak karena ulah Jongin yang megatai guru matematika baru itu.
Sontak Jongin menoleh kearah Sehun, begitu juga Chanyeol. "Apa?" tanya Jongin.
"Gadis tadi…" kata Sehun ragu-ragu. Jongin mengangkat alisnya, "Kyungsoo? Sebaiknya jauh-jauh darinya atau kupatahkan lehermu!" ujar Jongin bercanda.
"Bukan! Maksudku gadis yang bersama dengan kekasihmu tadi, Baekhyun? Iya kan Baekhyun namanya?" tanya Sehun. Jongin mengangguk, lalu menunggu Sehun melanjutkan perkataannya, "Apa dia sudah punya pacar?" tanya Sehun nada suaranya berubah serius.
Pertanyaan Sehun itu membuat Chanyeol berhenti dari kegiatannya memainkan bola basket dan menatap Sehun dengan pandangan tidak suka. Sehun sendiri sepertinya tidak sadar Chanyeol menatapnya seperti itu.
Jongin tertawa, sama-sama tidak peka seperti Sehun. "Kurasa belum, tapi aku tidak tahu juga sih, dia kan adik kelas. Untuk apa kau bertanya begitu?" tanya Jongin jahil. "Mau mendekati Baekhyun ya?" godanya.
Sehun hanya tertawa pelan. "Dia gadis yang cantik ya? Apa kau setuju?" tanya Sehun. Jongin tampak menilai-nilai sebentar.
"Gadis di klub ballet sepertinya tidak ada yang tidak cantik, setauku semuanya cantik, tapi Baekhyun memang cantik sih, manis lebih tepatnya, dan yang tadi kulihat juga sepertinya dia gadis baik yang polos." Komentar Jongin. Dalam hati Chanyeol mendengus, kemana saja kalian, ia sudah tahu itu bahkan sejak Baekhyun masih duduk di tahun awal.
"Aku ingin dekat dengan Baekhyun, mungkin menjadikannya kekasihku kalau dia mau, bantu aku Jongin!" pinta Sehun sungguh-sungguh.
Jongin tertawa keras, "Hmm, sudah kuduga! Aku akan bertanya pada Kyungsoo, Baekhyun sudah punya kekasih apa belum, aku akan membantumu." Ujar Jongin senang, ia pun menepuk bahu Sehun dan menoleh kearah Chanyeol tadi duduk. "Eh? Mana Chanyeol?" tanya Jongin. Sehun juga kaget saat ia tidak menemukan Chanyeol di tempatnya duduk, kemudian ia hanya bisa mengangkat bahu.
"Mungkin mandi…"
CBCBCBCBCBCBCBCBCBCBCBCBCBCBCBCBCB
Keesokkan harinya, seperti biasa, team basket menguasai bangku panjang paling pojok kantin, dekat dengan jendela dan jauh dari kelompok-kelompok lain. Mereka sedang bercanda-canda, mengobrol hal-hal random seperti game sampai video dewasa, maklum mereka semua laki-laki. Siang itu hanya ada 7 orang yang makan siang bersama, Chanyeol, Kyungsoo, Sehun dan 4 orang murid kelas 2 Taehyung, Joohyuk, Seunghyun dan Jinwoo.
"Hey, Sehun! Aku sudah bertanya pada Kyungsoo soal Baekhyun" ujar Jongin tiba-tiba saat semuanya sibuk dengan makanan masing-masing.
Jinwoo mengangkat alisnya dan menginterupsi, "Baekhyun? Byun Baekhyun kelas 2 Art-A? Ada apa dengannya, kak?" tanya Jinwoo penasaran.
Jongin terkekeh, dan menunjuk Sehun dengan dagunya. "Dia ingin mendekati Baekhyun" jelas Jongin. Sehun hanya tersenyum lalu memakan kentang gorengnya.
"Benarkah? Kak Sehun pasti bercanda kan? Kudengar Baekhyun selalu menolak laki-laki yang menyatakan cinta padanya, entahlah benar atau tidak, banyak anak laki-laki di angkatanku yang ingin mendekatinya, tapi takut… takut ditolak dan takut pada Kakaknya, Kak Wufan" Jinwoo mendengus.
Sehun mengangkat alisnya kemudian tersenyum senang. "Benarkah? Asik sekali kalau begitu, aku semakin penasaran dengan gadis itu."
Chanyeol hanya diam, sebenarnya ia sangat ingin meninju Sehun yang ada didepannya saat ini. Tapi ia harus tetap tenang, ia tak ingin membuat keributan di kantin.
"Ya, begitulah Sehun. Kata Kyungsoo, Baekhyun memang belum pernah berpacaran, ia gadis yang pemalu tapi dia memang baik hati dan polos. Ia juga gadis pintar dan dari keluarga yang memang semua berpendidikan, nyaris sempurna menurutku, tapi dia orang yang tertutup, kau harus berusaha keras untuk menarik perhatiannya, setidaknya membuatnya memandangmu sebagai seorang 'laki-laki' bukan sekedar seseorang yang ingin berteman dengannya" jelas Jongin kemudian menyedot es coklatnya.
Mendengar itu Chanyeol mengalihkan pandangannya pada bangku dimana Baekhyun sedang duduk bersama teman-temannya, tertawa lepas dan meminum jus strawberry kali ini. Gadis itu spertinya cinta warna pink. Melihat Baekhyun yang tertawa seperti itu, membuat hati Chanyeol yang tengah panas karena Sehun menjadi tenang dan kembali dingin.
"Apa aku harus mulai hari ini?" tanya Sehun. Semuanya menatap Sehun, bertanya-tanya. "Maksudku, sekarang juga aku menghampiri Baekhyun dan berkenalan dengannya" jelas Sehun.
"WOAH! LANJUTKAN KAK! HAMPIRI DIA!" ujar Taehyun semangat disambut dengan dukungan lain dari mereka, ya, kecuali Chanyeol yan hanya diam. Sehun pun bangkit dari kursinya dan berjalan menuju tempat Baekhyun dan teman-temannya.
Chanyeol menatap Sehun yang saat ini tengah mencoba mengajak Baekhyun berkenalan. Gadis itu tersenyum ramah dan mengulurkan tangannya, sepertinya memberi tahu namanya. Teman-teman Baekhyun memberi tatapan menggoda kearah Baekhyun dan kemudian satu persatu meninggalkan Baekhyun berdua bersama Sehun. Dalam hati Chanyeol mencelos, ia ingin marah tapi siapalah dia. Dilihatnya lagi Sehun menggaruk kepalanya dan Baekhyun masih tersenyum ramah kearah Sehun dan mereka berdua pun mengobrol, agak canggung awalnya, tapi kemudian Baekhyun tertawa.
'Salahmu sendiri Chanyeol, kau kalah start' gumamnya dalam hati.
CBCBCBCBCBCBCBCBCBCBCBCBCBCBCBCB
Berita kedekatan antara Baekhyun dan Sehun sepertinya sudah menyebar kemana-mana. Memang benar, Sehun tampak selalu sumringah dan bersemangat saat latihan basket. Chanyeol disisi lain tetap seperti dirinya yang biasa, disiplin bedanya saat ini ia jauh lebih diam dari biasanya. Jongin tahu kalau sepupunya sedang terganggu, tapi ia tidak ingin bertanya sekarang, menunggu Chanyeol bercerita sendiri padanya.
"Besok acara pentas musical ballet, kan?" tanya Joohyuk saat mereka sedang istirahat.
Jongin mengangguk, "Ya, acaranya jam 7 malam di ruang serba guna. Jangan terlambat!" katanya mengingatkan. "Hei, Sehun! Bagaimana denganmu? Maksudku hubunganmu dengan Baekhyun?" tanya Jongin penasaran.
Sehun terkekeh kemudian menggaruk kepalanya, "Semua berjalan lancer, aku bahkan sudah mengantarnya pulang dan bertukar nomor handphone. Gadis itu benar-benar menakjubkan" Sehun tersenyum mesem-mesem, membuat yang lain iri. Chanyeol terhenyak, sudah sejauh itukah hubungan Sehun dan Baekhyun, padahal baru sekitar lima hari sejak Sehun berkenalan dengan Baekhyun dan mereka sudah bertukar nomor handphone. Lagi-lagi Chanyeol dilanda cemburu, sangat cemburu, sedikit menyesal karena keterlambatan dirinya mendekati Baekhyun. Bodoh.
"Hari ini aku berencana mengajaknya makan es krim, wanita biasanya suka es krim kan?" tanya Sehun. Yang lainnya mengangguk, "Tentu!" "Langsung nyatakan saja perasaanmu, Kak!" begitulah komentar-komentar rekan satu team mereka yang hanya membuat Chanyeol makin badmood. Sang kapten pun berdiri dan mulai mengambil bola lagi, mendribblenya denga brutal dan memantulkannya ke tembok gedung, melampiaskan kekesalannya.
"Latihan selesai, kalian bisa bubar" ujar Chanyeol datar kemudian membereskan barang-barangnya dan memasukkan semua kedalam tas sembarangan, kemudian ia pergi tanpa membersihkan diri terlebih dahulu.
Chanyeol menyusuri lorong gedung seni tari, tampak banyak orang sibuk mondar-mandir untuk acara besok. Chanyeol masuk kedalam studio latihan tari ballet yang terlihat sepi. Hanya ada satu orang disana, sedang merapikan sesuatu di pojok ruangan. Chanyeol tertegun, ternyata yang dilihatnya adalah Baekhyun. Ia berdeham, mencoba memberitahu Baekhyun kalau ada orang di ruangan itu. Baekhyun pun menoleh, tampak kaget dan kemudian lega setelah melihat siapa yang datang. Ia pun tersenyum lagi kearah Chanyeol. Senyum yang mampu membunuhh kekesalan di hati Chanyeol.
"Kakak? Sejak kapan kau berdiri disitu?" tanya Baekhyun. "Tunggu sebentar aku harus merapikan CD ini dulu, baru kita bicara" katanya kemudian kembali sibuk merapikan CD yang berantakan di lantai. Setelah selesai, Baekhyun mencuci tangannya di wastafel di sudut ruangan dan menghampiri Chanyeol.
"Ada apa datang kesini?" tanya Baekhyun lembut.
Chanyeol terdiam sejenak banyak pertanyaan yang berkecamuk dibenaknya, tapi ia tak mampu ungkapkan, jadi ia hanya tersenyum tipis. "A-aku, mencari Kyungsoo, diamana dia?" tanya Chanyeol basa-basi.
Baekhyun tersenyum kaku, tapi Chanyeol tak menyadarinya. "Emm, dia sedang di gedung serba guna sepertinya. Mengurus perlengkapan untuk besok" jelas Baekhyun.
Hening
Chanyeol bingung, sebenarnya ia datang ke gedung seni tari hanya untuk melihat Baekhyun karena ia sedang merasa kesal.
"Oh iya, tumben sekali latihan basket telah selesai. Kak Sehun bilang padaku tak lama sebelum kau datang. Ada apa?" tanya Baekhyun. Mendengar nama Sehun keluar dari bibir Baekhyun membuat Chanyeol sedih tapi ia tak mau menunjukkannya. Ia kemudian mendekat kearah Baekhyun dan kembali mengacak-acak rambutnya dan tersenyum.
"Besokkan kami harus datang ke acaramu, jadi kubiarkan mereka istirahat" kata Chanyeol bohong. Baekhyun tersenyum lebar mendengarnya.
"Jadi kalian akan datang? Syukurlah jadi semakin ramai yang menonton." Baekhyun tertawa kecil. Chanyeol pikir tawa Baekhyun adalah suara paling indah yang ia dengar, ia ingin terus mendengar tawa Baekhyun, dan lebih lagi, ia ingin membuat Baekhyun tertawa karenanya.
"Baek…"
- TBC-
PLEASE REVIEW
Review dengan kata-kata sopan dan membangun akan sangat dihargai.
TERIMA KASIH SUDAH MEMBACA :)
