Fool!
By: Ietsuna G. Ventisette
Layla x Sora
Cast: Layla Hamilton; Sora Naegino; Fool
Rated: M
Genre: Drama, Romance, Supernatural
Kaleido Star
©Reiko Yoshida
[!]
OOC
[LaylaxSora] ER
Yuri
Lime
•••
"Di mana dia?" rutuk Naegino Sora kesal. Saat ini Sora tengah mencari Fool. Arwah panggung Kaleido yang mesum dan tak pernah memperlihatkan senyumannya.
"Fool!" teriak Sora yang sudah kesal karena tak menemukan Fool di mana-mana. Lihat kamarnya sekarang. Seperti kapal pecah. "Fool di mana kau?" Sora sudah hampir kehabisan waktu. Layla akan berkunjung ke apartemennya hari ini.
"Dia sudah datang." Fool tiba-tiba saja muncul di belakang Sora dengan santainya. Sontak saja membuat Sora sangat terkejut bercampur geram.
"Kau, aku mencarimu ke mana-mana!" Sora langsung menggenggam erat tubuh Fool dengan kedua tangannya. Dengan cepat Sora mengikatnya dan memasukkan tubuh Fool yang terikat ke dalam lemari pakaian, dan ia kunci. "Selesai."
Sementara Fool di dalam sana hanya berwajah dingin. Dia tak merasakan sakit pada tubuhnya saat Sora menggenggamnya erat ataupun saat ia terikat seperti ini.
Sora merasa sangat lega hingga ada tangan yang menepuk bahunya. Sora berbalik cepat dan menemukan Layla Hamilton, teman spesialnya. "Layla!" Sora langsung menghambur Layla dengan pelukannya yang erat. Layla yang sangat ia rindukan.
"Ada apa ini?" Layla membalas pelukan Sora dan menepuk kepalanya pelan. "Kamarmu berantakan sekali."
Sora cepat-cepat melepas pelukannya. "Itu... itu..." Sora tersenyum canggung dengan gugupnya. "Biasa." Layla pasti tahu apa yang terjadi pada kamarnya. Semua itu gara-gara arwah panggung yang mesum itu, Fool.
"Dan kau berkeringat." Layla menyeka keringat yang ada di dahi Sora hingga turun ke lehernya. "Mandi bersama?" tawar Layla dengan senyuman lembutnya.
Sora mengangguk dengan rona di wajahnya. Senyuman Layla sangat memesonanya. Ditambah rambut pirang yang bercahaya itu. Indah, juga cantik. Sejenak Layla ia perhatikan dengan penuh kekaguman.
Layla pun tak jauh berbeda dengan Sora. Layla memerhatikan gadis ceria nan energik di depannya itu. Layla mengulurkan tangannya yang disambut hangat oleh Sora.
•••
"Layla, aku tak menyangka kau akan datang secepat ini." Sora menatap bayangan wajahnya pada pantulan air di bak mandinya.
"Aku tak ingin terlambat untuk bertemu denganmu." Layla mengikat rambut pirang panjangnya. Tanpa memberi aba-aba, Layla pun mengikat rambut lembayung Sora yang panjangnya sebahu itu.
"Aku senang mendengarnya," gumamnya. Sora mengangkat wajah dan memandang wajah cantik Layla.
"Aku juga." Layla mendekatkan wajahnya dan mencium ringan Sora.
Hangat sekali. Sehangat air yang tengah menyelubungi tubuh keduanya. "Layla." Sora yang pertama membuat jarak.
"Aku merindukanmu." Sora memeluk Layla cukup erat. "Sangat." Hingga dada mereka saling bersentuhan satu sama lain.
Layla tak menyahutnya. Hanya tersenyum. Ia belai punggung halus Sora dengan lembut. "Kau suka ini?"
"Ya, aku suka." Sora memejamkan matanya ringan. "Layla..."
"Apa satu cukup?" tanya Layla.
"Umh, sebenarnya aku sudah mencobanya," akunya. "Tapi kurang," desah Sora. Ia menghela napas.
"Kalau begitu dua." Layla melepas pelukannya dan sedikit mundur.
Sora menyandarkan punggungnya ke sisi bak mandi. "Layla hangat."
Layla kembali tersenyum. Satu tangannya bergerak mengelus paha Sora di bawah air sana. Terus bergerak hingga ke pangkal paha. Kemudian tangannya bergerak ke area pinggang.
"Layla, itu geli," protes Sora pelan. Tapi jujur itu sangat nyaman dan menggodanya. Sora membuka kedua kakinya untuk membuat ruang.
"Tapi kau menyukainya," kata Layla dengan nada nakal. Tangan Layla sudah ada di area perut hinggang turun ke arah terlarang Sora.
"Satu tak cukup?" Layla memasukkan satu jarinya ke "Tempat" Sora.
"Uhh, iya..." Jari Layla membuatnya terbangun. Sora memejamkan matanya.
Jari Layla bergerak lurus dan perlahan. Layla memandangi wajah Sora yang bersemu nikmat itu. Tak lama Layla memasukkan jari keduanya.
"Ahh, Layla... Aku merasakannya..." Sora mengerang. Ternyata satu memang kurang.
"Itu berarti aku bisa memasukkannya sampai tiga," bisik Layla.
Sora tersenyum seraya membuka matanya. "Aku yang ketiga." Sora merangkak ke arah Layla dan bertahan dalam posisinya. Wajah keduanya sangat dekat. "Tunggu aku." Sora kembali memejamkan matanya.
Layla menggerakkan kedua jarinya cepat di bawah sana. Layla sangat tergoda karenanya. "Sora..." Layla kembali mencicipi bibir Sora.
Sora sangat menikmati kedua sentuhan Layla. Tangannya melingkar ringan di leher Layla.
Layla semakin bergerak cepat dan membuat Sora mencapai puncaknya.
Keduanya melepas ciuman mereka. Sora mengarahkan satu jari pada tempatnya sendiri. Memasukkannya perlahan ke dalam sana. "Susah Layla," desis Sora. Ia merasa dua jari Layla mulai kurang terasa.
"Aku bantu." Layla menarik dua jarinya seakan keluar dan membimbing jari Sora masuk ke sana.
"Uh, bisa!" seru Sora sangat senang. Jarinya mengikuti arah gerakan dua jari Layla. "Layla..." panggil Sora manja.
Layla menciumnya lagi hingga Sora mencapai puncaknya untuk yang kedua kalinya.
"Tambahan," bisik Layla yang mana memasukkan satu jarinya ke "Tempat" Sora yang lain.
"Ahh.. Nhh, Layla..." Sora merasa diserang dari berbagai arah. Sora mencium Layla sedikit tak sabar. Jarinya dengan lincah terus mengikuti gerakan jari Layla di bawah sana.
Layla menatap Sora dengan binaran di matanya. Sora pun sama. Keduanya memang telah saling mengisi dan saling memiliki.
"Layla, aku senang sekali," ungkap Sora dengan riangnya. Wajah merahnya masih saja bertahan. Tapi itu manis.
"Aku juga. Nanti kita coba di tempat lain dan lebih lama," kata Layla yang ia selingi dengan sebuah kecupan singkat di bibir Sora.
"Aku mau!"
Sora memang sangat menginginkan sentuhan Layla. Meskipun mereka satu panggung, tapi Layla orang yang sangat super sibuk. Sebenarnya Sora juga. Karena keduanya adalah bintang dari panggung Kaleido.
Bagi Sora sulit untuk mencuri waktu dari Layla. Hanya di saat senggang saja mereka bisa seperti ini. Saat latihan bersama pun tak banyak hal yang bisa mereka lakukan. Bagaimanapun juga mereka harus bersikap profesional.
Sora memeluk lengan Layla saat keluar dari kamar mandi dengan bahagianya. Kemudian mereka disambut oleh kehadiran Fool yang melayang-layang di udara.
"Suaramu indah sekali, Sora." Fool memujinya dengan nada datar yang biasa. Dan itu sangat menyebalkan bagi Sora.
Sora sangat malu dengan pernyataan Fool. "Fool!" Sora bersumpah akan mengikat dan membuangnya jauh-jauh.
Fool sama sekali tidak mendengarkan Sora dan memulai ritual meramalnya. Satu kartu ia ambil dengan penuh percaya diri. "Kalian berdua akan sangat bercahaya di panggung nanti."
Layla mengangguk pelan, mengerti akan maksud Fool. Sedang Sora tampak kebingungan. "Apa maksudnya?" tanya Sora polos.
"Di panggung nanti kalian berdua akan menjadi cahaya yang sesungguhnya. Yang dipenuhi cinta kasih yang membawa kebahagiaan," jelas Fool singkat.
"Oh." Sora mengangguk paham akan penjelasan Fool.
"Aku ingin melihatmu mandi di depanku Sora," kata Fool mengalihkan pembicaraan.
"Fool!"
"Kalau begitu berpakaianlah di depanku," kata Fool lagi yang tak pernah jera.
"Fool!"
Dan seperti sebelumnya. Sora kembali mengikat Fool dan mengurungnya di lemari yang terkunci.
Layla tertawa renyah melihat pertengkaran keduanya. Sora memang gadis unik. "Sora, kamarmu takkan kau bereskan?"
"Eh?" Sora mengerjap.
Di saat seperti inilah betapa berharganya keberadaan Layla. "Bantu aku." Sora meminta dengan memelas.
"Tentu," Layla mengangguk.
"Layla... Aku sangat mencintaimu!"
Layla adalah gadis yang dingin. Tapi ia memperlihatkan sisi lainnya hanya pada Sora seorang. Sejak awal, gadis itu memang berbeda. Membuat Layla bisa melihatnya dari sudut pandang yang berbeda.
Dia istimewa.
•••
•Fin•
Thanks for reading minna-san!
Ciao!
[Iestuna G. Ventisette]
