BIKINI
Ketikan ulang dari salah satu chapter fic saya yang lain, Kisah Kita, yang awalnya dibuat untuk meramaikan #NulisRandom2015 (tapi laptop keburu koit sebelum bulan Juni habis)
Fem!Seirin!Oreshi, bikini renda-renda
KnB (c) Tadatoshi F.
.
.
"Baju renang yang disediakan Aida-san terlalu terbuka..."
Akashi Seira meneliti bentuk tubuhnya. Cermin panjang yang disediakan di setiap kamar vila keluarga Akashi memantulkan sosoknya. Kesunyian dalam ruangan bertolakbelakang dengan gelak tawa tim basket SMA Seirin yang terdengar dari pantai pribadi keluarganya.
Sang gadis menahan keinginan untuk menghela nafas. Tubuh mungilnya hanya dibalut bikini berwarna pink dengan renda-renda yang membuat dada kecilnya terlihat lebih berisi, dan celana yang memeluk pinggulnya dengan ketat.
Akashi menyesal tidak menyiapkan baju renang sendiri. Ia tidak mengira Aida Riko akan meminta seluruh anggota klub, berikut manajer dan pelatihnya, untuk berenang di pantai guna menghilangkan suntuk berlebih—yang mana tidak lebih dari alasan untuk bermain bersama.
Terkadang Akashi sebal dengan ajaran ayahnya untuk tidak melawan yang lebih tua.
Akashi sibuk berpikir hingga suara ketukan mengganggu telinga.
"Akashi-san, apa kau di dalam?"
Suara Kuroko terdengar dari balik pintu. "Iya. Masuk saja, Kuroko."
Kuroko Tetsuya membuka pintu. Pemuda berambut biru langit itu mengenakan jaket putih dan celana renang berwana biru gelap. Matanya langsung disuguhi pemandangan manajer tim basket sejak SMP-nya hanya memakai bikini merah jambu penuh renda.
Kuroko sadar betul bahwa penglihatannya terlalu menikmati tubuh Akashi dalam balutan baju renang.
"Kuroko, bagaimana pendapatmu tentang baju renang ini?"
Kuroko masih terlena dan langsung menjawab asal, "Sangat bagus, Akashi-san..."
Akashi menaikkan satu alisnya, "Apa tidak terlalu terbuka?"
Kuroko memperhatikan bagaimana dada mungil Akashi ditangkup kain bertumpuk. Jemari lentik sang gadis menyusuri garis merah yang merupakan jahitan kuat pakaian tersebut. Kuroko hampir saja menjawab bahwa pakaian Akashi masih kurang terbuka jika otaknya tidak berhasil membangkitkan kewarasannya.
"Akashi-san terlihat cantik menggunakannya," Kuroko berjalan mendekat sambil melepaskan jaketnya, "tapi semua anggota klub adalah laki-laki. Sebaiknya Akashi-san memakai ini," tambahnya seraya menyampirkan jaketnya ke pundak Akashi.
Akashi benar-benar terkejut. Wajah Kuroko begitu dekat dengan wajahnya dan nafas mereka saling bertemu. Lengan Kuroko berada di pundaknya dan mata teman sejak SMP-nya itu menatap langsung padanya.
Ia harus berterimakasih pada Aida-san nanti.
