I can feel you everywhere – Can you feel it?
The place with no separation- I'm here in Neverland
The land with no separation
The precious people in this beautiful place,
always
You and I together, neverland together
We can fly wherever, us two
Everything won't change like this
Stars in neverland forever
Feel my heart whenever, feel me
I am always by your side
Tell Me what is Love.. tell me what is wrong
kau jahat saat kau datang kepadaku dan mengatakan kalau kau merindukanku, karena aku tau itu tidaklah benar, seperti orang bodoh aku masih menginginkanmu
Kamu tidak mencintaiku, Aku tau semuanya, aku akan berbalik dan mengusirmu jauh dari hidupku.. tapi mengapa kau kembali kedalam hidupku lagi
Jangan melihatku dengan mata itu, jangan berkata kebohongan yang terlihat dihadapanku, jangan lakukan itu, tinggalkan aku dan jangan kembali lagi
DoYoung hanya ingin dicintai, dia berharap akan menemukan rasa cinta yang didambakannya dari seorang Ayah yang tak pernah menyayanginya..
Menikah yang direncanakan bukan harapannya, Tak kuasa menolak Doyoung menerimanya..
Tittle : Tell Me What Is Wrong, Tell Me What Is LOve
Cast : Kim Doyoung (17)
Jung JaeHyun (17)
Lee TaeYong (18)
Chittaphon/ Ten (17)
Bila Ingin Menangis janganlah Menangis hanya didalam Hatimu saja, itu akan membuatmu semakin terluka
Doyoung POV
Aku terpekur menatap selembar foto yang diberikan oleh Dad Kepadaku, lalu menatap Dad meminta penjelasan atas foto itu.
"itu calon suamimu, kau sudah berjanji padaku untuk mengikuti apapun yang Dad perintahkan, sekarang dengarkan aku, Kau harus menikah dengannya, anak itu latar belakangnya sama seperti kita, dan dia anak sahabat Dad" Aku menatap Dad dengan tidak percaya.
"tapi Dad.."
"tak ada tapi -tapian Kim Doyoung" aku tersentak saat Dad membentakku, aku seharusnya sudah terbiasa dengan hal itu "kau cukup mengikuti apa yang kuperintahkan, aku sudah mengatur semuanya, Mulai minggu depan kau akan kembali ke Korea dan pindah kesekolah anak itu, dia sudah tau kau yang akan menjadi tunangannya, dan kau akan tinggal dengannya" Dad berjalan menuju pintu keluar, tapi dia berhenti dan berbalik menatapku tajam "kau cukup menjadi anak manis saja Doyoun" lanjutnya lalu berbalik dan menutup pintu dengan cukup keras.
aku tetap terdiam tanpa tau harus melakukan apa, kutatap lagi anak di foto itu perlahan - lahan airmata menetes dipipiku, kuletakan foto itu dan mengalihkan pandanganku ke sebuah pigura yang terletak diatas meja disamping ranjangku, aku menatap sebuah gambira seorang terkasih yang ada didalamnya, Airmataku menetes makin deras membasahi bingkai fotoitu.
"Mom apa yang harus kulakukan" isakku, lalu memeluk benda itu dnegan kesedihan mendalam.
Aku melangkah memasuki kelas dengan Canggung, Guru Park mempersilahkan aku masuk dan memperkenalkan diriku didepan teman - teman disekolahku, aku menunduk malu saat mendengar bisikan - bisikan dari semua siswa - siswi dikelas itu, aku sungguh tak terbiasa dengan semua ini, ini membuatku gugup dan tak berdaya.
"silahkan Doyoung-ssi" Ulang guru itu, aku hanya mengangguk canggung kudongakan wajahku dan menatap mata - mata yang sedang menatapku, aku mengigit bibir dengan gugup dan mengambil nafas dalam.
"h-halo.. namaku K-Kim Dongyoung.. Tapi..kalian bisa memanggilku Hanya Doyoung, Aku..pindahan dari New york, selama ini aku hanya Home-schooling..jadi aku mohon bantuannya" aku hampir mengutuk diriku sendiri saat mendengar suaraku yang bergetar.
"bagus Doyoung-ssi, sekarang kau boleh duduk di bangku belakang bersama Jung Jaehyun, Jaehyun-ssi angkt tanganmu" aku melihat seorang anak mengangkat tangannya dengan malas, Aku berjalan perlahan menuju kearahnya, Jaehyun anak itu berwajah sangat tampan, dengan kulih putih bersih dan lesung pipi menghiasi wajahnya, dia tersenyum ramah kepadaku, dan aku hanya membalas dengan anggukan kecil.
"hallo" sapanya, kembali aku membalas dengan anggukan, "aku Jaehyun salam kenal" lanjutnya dengan senyum masih setia terparti diwajahnya, yang bisa kulakukan hanya mengangguk kecil, lalu mengalihkan perhatianku ke Guru Park, aku dapat merasakan Jaehyun masih setia menatapku tapi aku berusaha tidak memperdulikannya, aku tau pasti dia menganggapku sangat sombong tapi inilah diriku, aku tak pernah berinteraksi denga orang lain diluar sana, selama hidupku hanya terkukung di dalam rumah besar yang sepi, aku hanya dapat memandang anak - anak lain dari jendela kamarku, aku hanya berbicara dengan kedua pelayan yang menjagaku, bahkan dengan Dad sekalipun aku jarang berinteraksi, Dad selalu sibuk dan jarang berada dirumah, dan itu membuat aku selalu merasa kesepian.
lama - kelamaan aku terbiasa dengan kesunyian dan membuatku takut dengan keramaian, dan memikirkan akku yang harus berinteraksi dengan banyak orang mulai sekarang membuatku sangat ketakutan, belum lagi aku harus pindah kerumah tunanganku hari ini, aku takut membayangkan apa yang akan terjadi padaku nantinya.
kelas berakhir dan tebak saja, banyak siswa dan siswi yang mengelilingku dengan berbagai pertanyaan.
"kenapa kau pindah disini, bukannya di new york sangat menyenangkan" "bagaimana rasanya Home-schooling..?" "bagaimana rasanya tinggal diluar negeri" dan lain sebagainya, aku dengan gugup menjawab pertanyaan mereka satu persatu, berharap mereka akan lelah dan meninggalkan aku sendiri, tapi itu tidak pernah terjadi, mereka malah semakin memburuku dengan pertanyaan - pertanyaan yang mulai berubah kearah pribadi, dan aku hampir saja menangis karena ketakutan karena mereka semakin membuatku merasa sesak, hingga tiba - tiba terdengar suara keras.
"Yaaah! apa yang kalian lakukan, apa kalian mau membunuhnya dengan mengerubunginya seperti itu" aku terkesiap menatap seorang laki - laki yang sepertinya seusiaku, dengan badan yang mungil dan wajah yang cantik, semua yang mengerubungiku segera berhamburan pergi, aku tertegun saat memperhatikan wajahnya, melihatnya mengingatkanku kepada seseorang yang sangat kusayangi.
"kau tak apa?" Tanyanya, aku masih terpaku menatapnya, dan tanpa kusadari mataku mulai berkaca - kaca, dan sepertinya anak itu menyadarinya
"hey kau benar - benar tak apa, dimana yang sakit" tanyanya lagi denag suara yang lebih lembut, aku tidak dapat menahan diriku dan berdiri dan langsung memeluknya, dia tampak kaget dengan apa yang kulakukan.
"a-ada apa..?"
"MOM..!" seruku dan mulai terisak.
"sudah selesai menangisnya..?" tanya laki - laki itu padaku saat kami sudah berada di atap sekolah, aku ingat dia menyeretku kesini saat aku mulai menangis.
"y-yah.." jawabku pelan, ia menyodorkan Minuman dingin kepadaku dan kuambil dengan ragu - ragu "t-terima kasih" ia hanya membalas dengan senyum kecil.
"kau ini lucu sekali, kenapa kau terlihat gugup seperti itu, dan ayolah aku tidak akan memakanmu tak perlu melihatku dengan ketakutan seperti itu.." ucapnya menahan geli, aku hanya menunduk malu, anak laki - laki itu berjalan kearahku dan jongkok dihadapanku.
"hey.. namaku Chitta.. ah.. itu terlalu panjang.. dan kau the infamous Kim Doyoung ?" tanyanya aku hanya mengangguk "panggil aku Ten saja, kita seangkatan tapi berbeda kelas" aku menatapnya sejenak lalu menunduk, Ten menghela nafas pelan
"sekarang katakan mengapa kau menangis dan memanggilku Mom seperti tadi" aku mengangkat wajahku dan menatapnya, dapat kurasa mataku mulai berkaca - kaca lagi.
"Yah.. kau ini baru ditanya begitu sudah mau menangis lagi, apa kau merindukan Eommamu"
"K-kau mirip sekai dengan Mo" ucapku sedih, Mata Ten membulat, tapi dengan cepat dia tersenyum.
"ohh..versi mudanya ya.. kau bisa katakan itu pada Eomma'mu"
"M-Mom.. dia sudah meninggal" jawabku pelan, Ten langsung berdiri mendengar hal itu.
"Im sorry to hear that tapi yang benar saja, kami tak mungkin semirip itukan, lagipula aku adalah laki - laki.. kalau.."ucapannya terhenti saat aku memperlihatkan kepadanya foto Mom "Wahh! kami mirip sekali, hanya aku laki - laki dan Eommamu wanita.." ucapnya tak percaya, aku mengangguk lemah, Ten menatapku iba.
"baiklah aku sudah memutuskan, kita akan menjadi teman.. dan kau bisa datang kepadaku kapan saja dan dimana saja, kurasa kita cocok dalam hal yang berbeda, maukah kau menjadi temanku" tanyanya lembut, aku mengangguk hatiku tiba - tiba bersemangat saat mendengar itu Teman aku tak pernah memiliki teman sebelumnya, Ten tertawa dan memelukku dengan riang.
"asal kau mau berbicara padaku, Doyoung berjanjilah"aku Mengangguk cepat lalu balas memeluknya, kupikir ini memang takdir ku kembali ketanah kelahiran Mom, berjumpa dengan seseorang yang sangat mirip dengan Mom dan mendapat Teman yang tak pernah kudapatkan sebelumnya dalam hidupku, tak terasa aku menyunggingkan sebuah senyum kecil, walaupu rasanya aku hampir lupa bagaimana caranya untuk tersenyum.
aku menatap Pintu apartement milik seseorang yang kusebut Tunanganku, aku tak tau berapa lama aku berdiri disini, rasa ragu, takut dan khawatir memenuhi hatiku, hari ini aku harus pindah kesini karena selama seminggu aku hanya menginap di hotel dan sekarang aku harus tinggal dengan seseorang yang bahkan tak kutau wajahnya.
"apa kau patung..?" aku tersentak dan secepatnya menoleh keasal suara yang menegurku, mataku membulat saat aku mengenali orang yang sekarang balas menatapku.
"K-kau kan..!?" seruku tertahan, laki - laki itu hanya tersenyum sinis.
"ya kenapa, apa kau tak memperhatikan aku" tanyanya dengan nada kesal, aku semakin tak percaya dengan pandanganku, bukannya dia Jung Jaehyun, teman sebangkuku hari ini.
"kenapa..kenapa kau disini?" aku balas bertanya heran, Jaehyun mengerutkan kening heran dengan pertanyaanku.
"ini apartemenku" dia menatapku tajam "kau ini benar - benar tak peduli ya, mengapa kau begitu sombong" ucapnya kesal, aku menatapnya tak mengerti perlahan aku mulai menyadari maksud ucapannya dan tersentak kaget, bila dia yang mempunyai apartemen ini berarti dia..
"Ya" ucapnya tiba - tiba seperti tau apa yang sedang kupikirkan "aku tunanganmu, apakah Appa'mu lupa memberikan fotoku kepadamu" lanjutnya galak, aku mengigit bibir mulai takut padanya, secepatnya tanganku membuka dompet dan mengeluarkan selembar foto yang langsung kutunjukan kepadanya, Mata Jaehyun membesar saat melihat foto itu.
"Appa.. benar- benar.." desisnya kesal " kenapa Appa memberikan fotoku saat aku masih berusia 2 tahun sih" Jaehyun kemudian menatapku "sorry Appa memang suka melakukan hal - hal aneh tapi aku tak menyangka dia akan memberikan foto waktu aku masih kecil pada Appamu" aku hanya mengangguk menjawab ucapannya.
"kau melakukannya lagi" ucapnya tiba - tiba, aku menatapnya bingung, Jaehyun mendesah "jangan terlalu sering menganggukan kepalamu, ikut aku" ucapnya malas sambil membuka pintu apartemennya, aku dengan ragu mengikutinya masuk, aku terkagum - kagum saat melihat dalam Apartemen Jaehyun, bagi seorang laki - laki yang hidup sendiri, Jaehyun sangatlah rapi.
"kamarmu disini" aku mengikutinya memasuki sebuah kamar dan mengerutkan keningku heran saat aku sudah berada didalam kamar itu.
"ahh.. Appa menyuruh orang mendesain kamar ini seperti kamarmu di New York, dia hanya ingin membuatmu nyaman" aku kembali mengangguk
"terima kasih, Jaehyun-ssi" Ucapku sambil membungkuk, Jaehyun tertawa.
"kau tak perlu seformal itu padaku, lagipula aku tak sebaik yang kau pikirkan sekarang" aku hanya diam saja mendengar kata - katanya.
"J-jaehyun-ssi, apa kau tak apa dengan pertunangan kita" tanyaku hati - hati, Jaehyun menatapku sejenak lalu menghembuskan nafas berat, dan aku sudah tau jawabannya.
"tentu saja aku keberatan, jujur saja aku punya orang yang kusayangi dan balas menyayangiku, aku tak terima begitu saja saat kita akan dijodohkan, tapi Appa sakit - sakitan, aku tak mungkin menolaknya" aku menatapnya iba, Jaehyun menunduk
"jadi.." dia berhenti dan mengangkat wajahnya, matanya tertuju kepadaku "kita akan bercerai bila Appa sudah sembuh, benar - benar sembuh" lanjutnya, aku tertegun saat mendengarnya
"a-apa..?" tanyaku heran, Jaehyun hanya mengangguk
"Ya, aku sangat mencintai kekasihku Doyoung-ssi, apabila Appa positif sembuh aku akan bercerai darimu dan memperkenalkan Kekasihku pada Appa, sementara ini biarlah begini dulu kau harus setuju dengan semua itu, bukankah kau juga terpaksa menikah denganku" tanyanya pelan, aku menunduk mendengar itu dan hanya menganggukkan kepalaku sebagai jawabannya.
"baiklah kalau begitu bersiaplah kita akan bertemu Appa malam ini, dia mengajak kita makan malam bersama" Jaehyun berucap sembil berjalan keluar tapi dia berhenti dan kembali melihat kearahku.
"aku hampir lupa, disekolah bertindaklah sewajarnya orang - orang tak tau akan pertunangan kita, dan aku tak mau mereka tau soal itu aku tak ingin membuat kekasihku merasa sedih dan tertekan karena hal itu, tak usah khwatir, Dia tau kalau kau tunanganku" aku menatap wajah Jaehyun yang terlihat sangat serius saat ini, aku mengangguk kecil dan dia tersenyum puas lalu berjalan keluar, aku menatap punggungnya dengan sedih.
"Mom tak cukupkah aku mendapat kenyataan kalau aku akan menikah dengan orang yang tak kusukai dan sekarang akupun harus mempersiapkan diriku dengan kenyataan bahwa dia akan menceraikanku dan menikah dengan orang lain..." desahku pedih
"apa yang harus kulakukan Mom"
TBC
ini First Chapternya, semoga ga mengecewakan. Please do reviews..bakal di update kalo sudah dapat target review..
