Beautiful Voice

Cast: HunHan. Sehun x Luhan

Other Cast(s): EXO Official Pairs

Rated: T

GS; semua uke jadi yeoja. OOC. Akan ada typo yang bertebaran. Tulisan bergaris miring dan bercetak tebal; itu tulisan Luhan di memonya. Tulisan bergaris miring; itu kata hati.


Sehun's POV

"Kamu harus menuruti appamu, Oh Sehun!"

"Maaf, appa. Untuk permintaan appa yang kali ini, aku tidak bisa menurutinya," jawabku berusaha melunakkan appa, yang aku yakin sedang meledak-ledak di seberang sana.

Appa kembali berbicara. Hanya saja kali ini suaranya sedikit melunak. "Appa hanya memintamu bertemu dengan keluarga Byun. Apa itu sulit?"

Permintaan seperti itu tentulah tidak sulit. Tujuan appa memintaku bertemu dengan keluarga Byun lah yang membuatku menolak. Yap, perjodohan. Tentu saja itu. Kalian pikir apalagi?

"Maaf, appa. Aku harus menutup teleponnya. Sebentar lagi muridku akan datang," ujarku kemudian menekan tombol merah pada ponselku.

Aku memijat pelipisku. "Ayolah appa, aku ini sudah besar. Argh si..."

Tok Tok Tok

Umpatanku terhenti. Aku merapikan mejaku dan bergegas membuka pintu. "Kok tidak ada orang, ya?"

Saat aku berbalik, seorang yeoja bertubuh mungil sudah duduk manis di kursi piano di ruanganku. "E-eh, sejak kapan kamu masuk?"

Ia tidak menjawab pertanyaanku. Sepertinya ia sedang melamun. Aku melambaikan satu tanganku tepat di depan wajahnya. Dan, bingo! Ia memang melamun barusan. Yah, mungkin faktor tubuhnya yang terlalu mungil. Makanya aku tidak tahu ia sudah masuk ke ruanganku.

"Kamu murid baruku?" tanyaku setelah ia tersadar dari lamunannya. Aku mengambil kursi lain dan duduk tepat di sebelahnya. Yang ditanya hanya mengangguk.

"Tapi, kata Kyungsoo noona murid baruku 4 tahun lebih tua dariku..." aku mengambil kertas di meja kerjaku. "Namamu Luhan, kan? Lahir di Beijing, 20 April 1990." Lagi-lagi ia hanya mengangguk.

Aku menggaruk kepalaku yang sebenarnya tidak gatal. "Baiklah. Kita mulai saja latihan pianonya. Apa Luhan-ssi sudah pernah berlatih piano sebelumnya?" Ia mengangguk. Mungkin ia memang tidak suka berbicara.

Selama setengah jam aku mengajarinya menekan tuts piano dengan benar dan berlatih menyesuaikan gerak jari-jarinya. Sepertinya ia sudah lama tidak berlatih piano. Kelihatan dari gerak jari-jarinya yang masih sedikit kaku.

"Cukup dulu, ya? Kalau Luhan-ssi mempunyai piano, keyboard, atau organ, gunakan saja untuk berlatih. Keyboard dan organ bisa digunakan untuk latihan awal," jelasku panjang lebar yang untuk kesekian kalinya hanya dibalas anggukan. Aku mengantarkannya keluar dari ruanganku. Ia membungkuk, kemudian memberiku senyuman yang membuatku terdiam untuk beberapa detik. Senyumannya manis sekali! Yeoja ini seperti malaikat. Sayang sekali ia jarang berbicara.

Tepat setelah murid baruku itu pergi, ada telepon masuk yang ternyata dari appa.

"Yeoboseyo. Ada a..."

"Appa minta malam ini kamu datang ke restoran Myeongdong Gyoja. Kita akan bertemu dengan keluarga Byun," kata appa memotong kalimatku. Yak! Apa-apaan ini?

"Aniya. Aku tidak akan datang," jawabku malas. Appa ini... Kenapa masih saja memaksaku bertemu dengan keluarga Byun? Tsk, menyebalkan.

Hening. Aku hampir saja mematikan teleponnya jika appa tidak lanjut berbicara. "Tidak apa-apa kalau kamu tidak mau. Tapi, bagaimana jika appa bermain sedikit dengan kegemaran musikmu?"

Oh Tuhan! Tidak dengan yang satu ini. "Argh, kenapa appa selalu saja memaksaku menuruti permintaan appa? Terserah appa saja!" geramku kemudian memutuskan sambungan telepon.

Luhan's POV

Aku menjatuhkan diriku di kasur dengan sprei tokoh kartun Bambi. Hhh, melelahkan juga latihan piano tadi. Mungkin karena jari-jariku masih kaku, makanya tanganku sedikit sakit sekarang. Ah, aku teringat dengan namja yang mengajariku piano tadi. Sehun tampan sekali. Sebenarnya tadi aku ingin berbicara dengannya. Andai saja tadi aku tidak terlalu kaget dengan sikapnya. Ia benar-benar berbeda dari yang diceritakan orang-orang, khususnya Kyungsoo.

Flashback On

"Sehun itu orangnya dingin. Aku tidak yakin eonnie akan tahan diajari sama dia," kata Kyungsoo terlihat cemas. Aku mengeluarkan memoku dan menulis sesuatu pada Kyungsoo.

Tidak apa-apa. Yang penting aku bisa belajar piano.

"Kenapa tidak di tempat lain saja?" tanya Kyungsoo lagi. Aku terkekeh.

Entahlah. Aku merasa ingin sekali diajari piano oleh Sehun.

Kyungsoo menghela nafas pasrah. "Baiklah. Semoga eonnie baik-baik saja diajari oleh namja es itu. Sebentar, aku carikan jam kosong." Kulihat Kyungsoo sibuk membalik lembaran agenda, yang sepertinya berisi jadwal kegiatan Sehun. Memikirkan nama Sehun membuatku tidak sabar bertemu dengannya.

"Sehun ada jam kosong hari Selasa, Kamis, dan Sabtu. Selebihnya, terserah eonnie ingin mulai jam berapa. Ia selalu ada di ruangannya 3 hari itu," jelas Kyungsoo. Aku mengangguk tanda paham.

Sehun itu bukan dongsaeng kandungmu, ya?

"Bukan. Aku noona angkatnya. Tapi aku sangat menyayanginya. Meskipun ia dingin, sebenarnya ia sangat hangat dan perhatian."

Aah, begitu. Baiklah. Aku pergi dulu, Kyung. Gomawo. Annyeong.

"Annyeong. Take care, eon!"

Flashback Off

Tadi saja Sehun banyak berbicara. Bagaimana bisa ia disebut namja es? Bahkan sepertinya aku akan betah diajari olehnya. Tapi, aku masih belum berani sih berbicara dengannya. Bagaimana kalau ternyata Sehun tidak menerima murid bisu sepertiku? Hhh, mengingat keterbatasanku yang satu ini membuatku ingin menangis. Tapi, aku tidak akan pernah membenci, apalagi dendam pada orang yang telah membuatku menjadi seperti ini. Karena aku sangat menyayanginya.

Drrt... Drrt... Drrt...

Aku tak bisa menyembunyikan senyumku saat melihat nama pengirim pesan yang tertera pada ponselku. Rasa sedihku beberapa menit lalu langsung tergantikan dengan senyum lima jari yang kini menghiasi wajahku.

From: Xiumin Eonnie

Deer, malam ini Myeongdong Gyoja, yuk! Jam 7 ya.

To: Xiumin Eonnie

Eonnie! Kenapa baru menghubungiku sekarang? Aku mengkhawatirkanmu, tau! Baiklah, jam 7 ya. Nanti ceritakan semuanya tentang Jeju!

From: Xiumin Eonnie

Hahaha, mianhae. Kemarin aku masih sibuk mengurusi barang-barangku. Ne rusa bawel. Sampai ketemu nanti!

Aku meletakkan ponselku dan menatap jam bergambar tokoh kartun Bambi yang menggantung cantik di dinding kamarku. Lebih baik aku bersiap sekarang.

Baru saja akan memilih baju, terdengar pintu apartmentku diketuk. Aku buru-buru membuka pintu. Deg! Kenapa ia bisa ada di sini?

"Luhan-ssi, aku butuh bantuanmu."

Se-Sehun!

.

.

.

T B C

Annyeong readers! beobeulhan writter baru di sini. Pertama kalinya buat fanfic HunHan! Gomawo buat yang udah baca fanfic ini ^^ Gimana chapter pertamanya? Mianhae kalau ceritanya awalnya membosankan ._. Di chapter pertama, HunHan memang belum tampak. Tapi tenang aja, di chapter selanjutnya uda mulai-mulai kok xD Jangan lupa review ya? Masukkan dari para readers sangat dibutuhkan :D