Heroes
Halo, sorry klo misalnya nge-update lama…..Aku lagi bikin cerita baru, nih….tumben-tumben aja bikin supernatural ama fantasy. Ya...nikmati aja ceritanya. Maaf klo ceritanya nggak nyambung, gak seru, n kepanjangan.
SELAMAT MEMBACA!!
Author: Tau kan...
Disclaimer: Heroes punya orang, Naruto punya Masashi Kishimoto, tapi Akatsuki punyaku...
--
Chapter 1
Konoha, 15 Oktober 2005. Terlihat banyak orang yang sedang berkumpul di markas rahasia milik Jiraiya, seorang hero yang dapat membaca pikiran orang lain...
"Bagaimana, Neji?"tanya Naruto.
"Sabarlah, Naruto. Sebentar lagi selesai..."jawab Neji.
"Ih, masa ngelukis doang lama amat?"bentak Naruto.
"Naruto, sabarlah."ujar Sasuke.
Neji pun selesai melukis, di lukisan itu bergambar seorang anak cheerleader sedang dikejar oleh bayangan hitam...
"Siapa dia?"tanya Naruto.
"Dia adalah Hinata, dia adalah seorang hero yang sedang diincar Juugo, sang Sylar."jelas Itachi.
"Darimana kau tahu dia?"tanya Sakura.
"Aku diberi tahu oleh tetangganya, Kiba dan Ryoushin Inuzuka."jawab Itachi.
"Apa kau tahu, dia hero yang bisa mengendalikan apa?"tanya Gaara.
"Dia hero yang tak bisa mati, karena itu Juugo mengincar kekuatannya."jelas Jiraiya.
"Oh..."
"Aku mungkin bisa mengalahkannya sendirian demi melindungi Hinata."ujar Naruto sombong.
"Tunggu dulu! Bukannya Juugo mempunyai teman?"tanya Pein.
"Hah...siapa?"ujar Satoru, anak dari SasuSaku.
"Ino Yamanaka..."jawab Pein.
"I...ino..."kata Saskura.
"Ada apa, Sakura?"tanya Jiraiya.
"Dia...dia adalah...adikku..."jawab Sakura gemetar.
"ADIK SAKURA!!"teriak Naruto.
"Naruto, kamu berisik..."ujar Kankurou sambil menggaruk telinganya.
"Maaf..."
"Ya sudah. Yang penting kita cari Hinata."pinta Neji.
"YAAAAAAAAA!!"teriak semua.
Kampus KoSuTo University, kampus yang terkenal di Konoha...
"Kamu nanti datang ke pertandingan basket, nggak?"tanya Ryoushin.
"Aku...datang kok."jawab Hinata.
"Aku pulang dulu, ya."ujar Ryoushin.
"Ya..."
"HINATA..."teriak Kiba.
"Ah, Kiba-kun. Ada apa?"tanya Hinata.
"Kau melihat Ryoushin tidak?"tanya Kiba.
"Dia...sudah pulang..."jawab Hinata.
"APA!!Ya udah. Makasih, Hinata."kata Kiba sambil meninggalkan Hinata.
"Ya..."
Hinata pun mulai meninggalkan kampusnya, ketika di depan halte bus...
DUK
"Aduh, sakit..."ujar Hinata sambil mengusap kepalanya.
"Ma...maafkan aku."ujar orang itu sambil mengambil buku milik Hinata.
"Tak apa-apa, ngomong-ngomong kau ini siapa?"tanya Hinata.
"Aku Naruto Uzumaki. Dan kau?"ujar Naruto.
"Aku...Hinata..."jawab Hinata sambil blushing.
"Hei, Naruto. Kau dari mana saja? Cepat kembali."teriak Neji.
"Ah...iya.Maaf aku pergi dulu."ujar Naruto.
"I...iya..."jawab Hinata.
"Ya. Aku datang..."teriak Naruto.
"Dia baik sekali."batin Hinata.
Di markas...
"Hei, Naruto.Yang tadi itu siapa?"tanya Neji.
"Tadi itu Hinata. Dia baru pulang kuliah katanya."jawab Naruto.
"Oh...pantas saja wajahnya mirip seperti yang di lukis Neji.Ternyata memang dia."ujar Gaara.
"Memangnya kenapa?"tanya Naruto.
"Dia bilang kamu tuh baik..."jawab Jiraiya.
"Hah...kapan dia bilang gitu?"tanya Naruto.
"Kan aku baca pikirannya."jelas Jiraiya.
Sore Hari...
"Hm...jadi dia disini..."kata Juugo.
"Entahlah, tapi, perasaanku mengatakan bahwa ia berada di sini..."ujar Ino.
"Bagus, kita masuk saja ke dalam."ujr Juugo.
Pertandingan pun selesai, Hinata dan Ryoushin sedang mengambil tas di locker.
"Ryoushin, aku mau ke toilet sebentar."ujar Hinata.
"Ah, ya sudah."kata Ryoushin.
Ryoushin menungggu Hinata...
"Ih, Hinata mana sih? Lama amat."ujar Ryoushin.
KRIET
"Hinata, kamu kok lama...KYAAAAAAAAAAAA!!"teriak Ryoushin.
"Suara itu...RYOUSHIN!!"batin Hinata.
Hinata pun lari ke tempat Ryoushin…..
"RYOUSHIN!!"teriak Hinata.
Ia melihat Ryoushin pingsan di depan lockernya.
"Juugo, itu bukan dia. Tapi yang ada di sana."ujar Ino.
"Jadi kau yang memiliki kekuatan itu!!"ujar Juugo.
"Aku? Bukan..."jawab Hinata.
"Pembohong..."ujar Ino sambil menembak Hinata.
DOR DOR
Hinata yang terluka lalu keluar dari gedung dan lari ke taman.
"Tolong! Jangan bunuh aku."ujar Hinata memohon.
"Tidak, aku akan membunuhmu dan mengambil tubuhmu."teriak Juugo.
Ketika Juugo ingin memukul Hinata, tiba-tiba seseorang menendang Juugo.
"Siapa kau?"tanya Juugo.
"Hai, Hinata. Lama tak bertemu."sapa orang itu.
"Na...naruto-kun..."
"Hinata, kesini."ujar Neji.
"I...iya."jawab Hinata.
"Lukamu cupuk parah. Biar kuobati."ujar Tenten.
"Terima kasih."jawab Hinata.
"Di mana yang satu lagi?"tanya Sakura.
"Di dalam"jawab Hinata.
"Yang lain tunggu di sini, biar aku dan Gaara yang ke dalam."pinta Sasuke.
"Ya..."
"Ayo, Gaara."
'Ng."
Di dalam gedung...
"Wah-wah. Tak kusangka bisa bertemu lagi dengan kalian, wahai tikus-tikus jalanan."ujar Ino.
"Diam kau, Nenek pembawa sial."hina Gaara.
"Berani-beraninya..."Ino melempar meja berat ke arah Sasuke dan Gaara.
"Heh, dasar sekarat."ejek Sasuke.
"Ukh, awas kau nanti."ujar Juugo.
Dia meninggalkan Naruto dan yang lainnya.
"Ryoushin!!Mana Ryoushin?"tanya Hinata.
Dilihatlah Sasuke dan Gaara sedang menggendong Ryoushin.
"Ryoushin!!"
"Tenanglah, dia hanya pingsan."ujar Tenten.
"Huff...Terima kasih, tuhan."jawab Hinata.
"Ayo, bawa dia pulang."
"Ya."
Di markas...
"Hinata, ada yang ingin aku katakan."ujar Naruto.
"Apa?"tanya Hinata.
"Dari data milik markas ini...mengatakan bahwa kamu memiliki kekuatan khusus."jawab Naruto.
"Kekuatan apa?"
"Kau tidak bisa mati."
Hinata pun diam.
"Aku mengerti kalau kau tidak percaya, tapi ini ke..." jelas Naruto.
"Tidak, aku mengerti. Karena itu aku diincar."jawab Hinata.
"Ya, begitulah."
"NEJI...ADA APA??"
Hinata dan Naruto pun lari ke tempat melukis Neji.
"Tenten...dia kenapa?"tanya Hinata.
"Entahlah..."jawabnya.
Tiba-tiba, Neji mengeluarkan Byakugan dan melukis sesuatu.
"Neji..."
"Apa yang sedang kau gambar?"tanya Gaara.
"Aku tak tahu, tapi ini akan terjadi suatu hari."jawab Neji.
Ketika selesai melukis, Neji pun kaget.
"A...apa-apaan ini?"ujar Neji tak percaya.
"Ada apa?"tanya Naruto.
Di lukisan itu, terlihat Hinata bertemu dengan ibunya.
"Siapa perempuan itu?"tanya Jiraiya.
"I...ibu..."jawab Hinata.
"Dia ibumu?"tanya Kankurou.
"Iya. Aku sudah lama tidak bertemu dengannya, gara-gara Juugo memisahkan kami."jelas Hinata.
"Gaara, kau mau apa?"tanya Kankurou.
"Aku mau telepon Sasuke dulu, dia ada di mana?"jawab Gaara.
Di dalam mobil...
RRRR
Ponsel Sasuke berbunyi.
"Papa, ada telepon."ujar Satoru yang sedang bermain Bitch Hunter 2.
"Iya."
"Halo, Gaara. Ada apa?"tanya Sasuke.
"Tolong secepatnya datang ke markas."
"Iya."
TUUT
"Pa...aku lapar."seru Satoru.
"Ya udah.Kita istirahat dulu."ujar Sasuke.
"Kamu tunggu di sini dulu."pinta Sasuke.
"Iya, pa."jawab satoru.
"Anak baik."
Di dalam mobil, Satoru bermain Bitch Hunter, CSI:MIAMi, dan Guitar Hero 3:Legends of Rock di PSP.
Terdengar suara berisik di luar mobil hingga membuat Satoru marah.
"Kok berisik ban...AAAKKKKKHHHHHHHHHHHH!!"
Di mini market...
"Ada keributan apa di luar?"tanya pegawai mini market.
"Ada anak kecil diculik oleh perempuan tinggi."teriak penjaga parkir.
"Anak kecil...Satoru."batin Sasuke.
"Dia berada di mana?"tanya Sasuke.
"Di dalam hutan."
"Ma...mama kenapa?"tanya Satoru.
"Jangan berisik, mama Cuma mau bunuh papa."jawab Sakura.
"Bohong, ini pasti bukan mama."teriak Satoru.
"Satoru, kamu di mana?"teriak Sasuke.
"PAPA!!'teriak Satoru.
"Satoru, kamu kenapa?"tanya Sasuke.
":Mama...aneh...biasanya mama gak kaya begini."
"Satoru, kamu kenapa menangis?"tanya Sakura.
"Kau, ingin membunuhku? Silakan, tapi jangan bunuh Satoru."bentak Sasuke.
'Permintaanmu kuterima."Sakura mengeluarkan pistol dan menembak Sasuke.
"Huh, Sasuke lama banget, sih?"tanya Naruto.
"Ponselnya juga nggak nyala. Kira-kira dia kenapa?"seru Gaara.
RRRR
"Ada telepon."ujar Jiraiya.
PIP
"Paman, paman dengar aku?"tanya Satoru.
"Oh, satoru. Ada apa?"tanya Jiraiya.
"Mama...MAMA KEADAANNYA ANEH! BIASANYA MAMA GAK KAYAK GINI."teriak Satoru.
"Keadaanya aneh? Seperti apa?"tanya Neji.
"Mama...berkepribadian ganda."jawab Satoru.
Naruto dan yang lain terkejut bukan main.
"Berkepribadian ganda?"tanya Gaara.
"Mungkin dengan nuraninya!?"jawab Naruto bangga.
"Tidak, tapi ini berbeda."seru Satoru.
"Tapi..."sambung Kankurou.
"Punya 2 kesadaran."ujar Satoru.
"Kami jemput kalian saja. Kalian di mana?"tanya neji.
"Di hutan Shi no Mori."jelas Satoru.
"Baiklah, kami pergi dulu."
TUUT
"Ma...hentikan dong. Jangan bunuh papa lebih dari ini."seru Satoru.
"Tapi, papa udah bikin mama sakit hati."ujar Sakura.
Sakura mengarahkan pistol ke Sasuke.
"Maaf, Satoru..."seru Sasuke.
"Jangan...JANGAN BUNUH PAPA!!"Satoru lari ke arah Sasuke.
DOR
Pelurunya mengarah ke mereka berdua, tapi, tidak melukai mereka. Sakura terkejut karena pikirannya dan peluru itu dikendalikan oleh pikiran Satoru.
"Hei, peluru tua. Enyahlah kau dari kami."pinta Satoru dan peluru itu menghilang.
"Papa! Sekarang."
"Ok."
Sasuke menonjok sakura hingga mereka berdua menembus rumah tua.
Di mobil milik Gaara...
"Dasar, mereka di mana, sih?"tanya Naruto kesal.
"Sabarlah, Naruto."hibur Hinata.
"Ng? Apa itu?"tanya Itachi.
"Satoru!!"teriak Jiraiya.
"Paman Jiraiya..."teriak Satoru.
"Syukurlah kau baik-baik saja."seru Jiraiya.
"Lho, di mana Sasuke?"tanya Itachi.
"Di dalam sana."ujar Satoru.
"A...apa yang terjadi denganku?"tanya Sakura.
"Kau tak apa-apa. Mungkin cuma kelelahan."jawab Sasuke.
"Ayo, kita pulang.'
"Ya."
GREK GREk
"Sial, pintunya terkunci."ujar Gaara.
"SASUKE! APA KAU ADA DI DALAM?"teriak Naruto.
"Iya, sebentar."teriak Sasuke.
Lalu, Sasuke menembus pintu yang terkunci.
"Kau...kenapa babak belur gitu?"tanya Itachi.
"Yah, ada masalah dikit."jawab Sasuke.
"Wah, jangan-jangan 'itu' ya'?"seru Naruto dengan senyum lebar selebar 45 cm.
"Enak aja."jawab Sakura.
"Ya sudah. Kita pulang saja ke markas sambil makan ke Ichiraku Ramen."ujar Jiraiya.
"Setuju."seru mereka.
TBC
Ya ini chp.1. Chp.2 nanti. Review tak wajib, tapi sunah.
Kritik, saran, review? Silahkan……….tapi jangan pedes kayak si flamers itu. Gw doain biar sekarat.
Good Bye, see you later.
