~ When Playboy Meets Innocent Girl ~
"My Girlfriend's Brother"
Oh Sehun and Xi Luhan (GS)
with Wu Yifan as Xi Yifan
AU and Romance
2015©Summerlight92
.
.
.
Jam menunjukkan pukul 9 malam.
Sehun masih berada di rumah Luhan, duduk di ruang tengah bersama gadis itu sambil menonton televisi. Dua jam yang lalu, Luhan menelepon dan minta ditemani karena sendirian di rumah. Orang tua Luhan sedang menghadiri acara makan malam bersama rekan bisnis perusahaan. Sementara Yifan—kakak sulung Luhan, tengah sibuk berkencan dengan kekasihnya—Zitao.
Tahu tidak bagaimana reaksi Sehun saat mendengar permintaan Luhan melalui telepon? Hanya dalam waktu kurang 30 menit, Sehun sudah sampai di rumah gadisnya itu. Sepertinya Sehun sangat merindukan Luhan sampai tak sabar ingin bertemu. Atau ...
Dia tidak sabar ingin segera menghabiskan waktunya berdua saja dengan Luhan.
"Sehuun ..."
"Hm?" Sehun menoleh ke arah Luhan. Beberapa kali gadis itu mengerjap, sambil menutup mulutnya yang menguap lebar. Sepertinya Luhan sudah mengantuk.
"Aku mengantuk," jawab Luhan sambil mengucek matanya. Bibir mungilnya mengerucut, membuatnya terlihat menggemaskan. Sehun harus bersusah payah meneguk ludahnya karena tingkah polos kekasihnya itu.
"Tidurlah di kamar. Aku akan menunggu di sini sampai kakak atau orang tuamu pulang."
Luhan menggeleng-gelengkan kepala sambil mencebik, "Tidak mau. Aku mau tidur di atas pahamu."
PRAT!
Minuman soda yang tengah diteguk Sehun langsung tersembur keluar. Sedangkan Luhan hanya mengerjap lucu melihat reaksi kekasihnya itu, kemudian dengan seenaknya meletakkan kepalanya di atas paha Sehun.
Sehun nyaris melompat karena tidak siap dengan aksi Luhan. Jantungnya berpacu sangat cepat kala matanya disuguhkan wajah mengantuk Luhan yang berbaring di atas pahanya. Ya Tuhan, wajahnya benar-benar menggemaskan.
Mendadak jakun Sehun naik turun. Kali ini atensinya lebih tertuju pada bibir mungil Luhan yang terbuka selebar jari kelingking. Ugh, sial! Bibirnya sangat menggoda.
Tubuh Sehun menegang ketika Luhan bergerak gelisah, masih berusaha mencari posisi yang nyaman di atas pahanya.
"Eungh ... Sehuun ..."
"Iya?" Sehun terkesiap mendengar suara Luhan. Setelahnya ia menatap heran pada mata Luhan yang masih terpejam. Gadis itu mengigau.
"Sehuun ..."
"..."
"Ci ...cium aku ..."
What?! Sehun membeliak. Tangannya melambai di atas wajah Luhan, memastikan gadis itu apakah benar-benar tertidur, atau hanya berpura-pura?
Dan dengkuran halus dari Luhan menjawab pertanyaan Sehun. Laki-laki itu memandangi sekeliling. Belum ada tanda-tanda kedatangan orang tua maupun kakak Luhan. Aman.
Tangan Sehun bergerak mengusap wajah Luhan, seiring bibirnya yang melengkung sempurna. Sehun menunduk, lalu dalam sepersekian detik, ia mempertemukan bibirnya dengan bibir Luhan. Menyatukannya dalam ciuman lembut yang memabukkan.
Sehun tak kunjung mengakhiri ciuman mereka meski Luhan sudah mencengkeram kaosnya. Baru setelah mendapat pukulan ringan di perutnya, Sehun melepas ciumannya. Luhan sepertinya terbangun karena aksi nekat Sehun yang mencium bibir gadis itu.
Hei, ini bukan salah Sehun sepenuhnya. Luhan yang memintanya, meskipun itu dalam kondisi mengigau.
"Hhhh ... hhhh ..." Luhan mulai membuka matanya. Ia mendapati Sehun yang tersenyum nakal ke arahnya, namun sesuatu yang lain lebih menarik perhatian Luhan. Sesuatu yang berada di belakang Sehun dengan aura kemarahan yang mulai terpancar dari sosok bertubuh tinggi itu.
"Gege ..."
DEG!
Tubuh Sehun seketika membeku. Entah kenapa ia ingin sekali menulikan pendengarannya, tetapi arah pandangan Luhan membuat Sehun yakin bahwa ada bahaya yang sedang mengancam. Sehun bisa merasakan hawa dingin dipenuhi kemarahan di belakang punggungnya.
Dengan gerakan seperti robot, Sehun menengok ke belakang. Ia membelalakkan matanya kala mendapati sosok laki-laki berperawakan tinggi, berdiri di belakang sofa yang ia tempati bersama Luhan, dengan sorot mata seperti pembunuh berdarah dingin.
"Ha-Hai, Yifan. Ka-Kau ss-su-sudah pulang?" Sehun merutuk dalam hati karena justru tergagap saat menyapa Yifan, kakak Luhan yang dikenal kelewat overprotective terhadap adik perempuan kesayangannya itu.
Sehun sudah tahu apa yang membuat teman semasa kuliahnya itu tampak murka.
Yifan mendapati Sehun berdua saja dengan Luhan di rumahnya.
Yifan melihat Luhan tertidur di atas paha Sehun.
Yifan melihat Sehun mencium Luhan saat adik kesayangannya itu tengah tertidur.
"Yi-Yifan ... a-aku bisa jelaskan ..."
"..."
"A-Aku datang ke sini karena permintaan Luhan. Dia sendirian di rumah."
"..."
"A-Aku sudah menyuruh Luhan tidur di kamar, ta-tapi dia minta berbaring di atas pahaku ..."
"..."
"D-Dan yang barusan ..." Sehun tidak tahu lagi harus berkata apa. Temannya itu sungguh menakutkan. "Lu-Luhan mengigau dan minta dici—"
"Oh Sehun ..." Suara Yifan jauh lebih menakutkan dari geraman binatang buas. "Jangan harap kau bisa keluar dari rumah ini dengan selamat."
Mati kau, Oh Sehun.
.
.
.
-END-
A/N : Maaf ya kalau gaje gini (^_^)v
Salahkan otak saya yang tiba-tiba pengen buat story beginian *nyengir*
Ini nanti konsepnya series dengan judul yang berbeda-beda untuk tiap cerita, dan satu cerita langsung tamat. Semacam kumpulan cerita lepas, tapi nanti masih saling berkaitan satu sama lain. Panjangnya variasi (tergantung mood), bisa drabble atau ficlet hehe.
