Maaf, Aku Tidak Bisa

Naruto © Masashi Kishimoto

Chapter 1

Warning : OOC (gak tau deh), Typo (mungkin), EYD gak jelas, Ide gak jelas dan beberapa hal lain.

Don't Like, Don't Read!

I Warn You!

.

.

.

.

.

Action!

-Sasuke POV-

Di siang hari yang cerah, disinilah aku berada. Berjalan di tengah padang pasir yang sangat luas. Peluh membasahi seluruh tubuhku, hari ini lebih panas dari biasanya. Aku mencoba melihat sekitar, seingatku dulu disini ada sebuah desa kecil. Tapi karena debu-debu pasir yang menerpa tubuhku, itu membuat mataku juga perih.

Sial.

Mungkin sudah takdir... ini salahku sendiri yang tenggelam dalam kegelapan, harusnya aku tetap berada di Konoha. Tapi sudah terlambat... toh, waktu juga tidak bisa diputar kembali. Aku sangat menyesali keadaanku sekarang ini.

Beberapa saat kemudian, aku melihat sebuah desa kecil sekitar 200 kaki didepanku. Tidak heran kenapa desa kecil masih bisa bertahan, kudengar karena danau ajaib disinilah yang membuat mereka bertahan. Pasti ajaib sekali sampai bertahun-tahun pun tidak kering.

Syukurlah... aku sudah dekat, aku benar-benar kehausan dan lelah sekarang ini. Sudah 3 hari, aku berusaha mencari desa-desa di padang pasir sialan ini. Dan ini adalah salah satu desa yang pernah kudatangi, sebelum aku berubah menjadi baik.

Ini semua kulakukan untuk menebus kesalahanku, aku bahkan rela hanya mempunyai satu tangan. Anggap saja satu tanganku yang hilang itu, adalah penebusan kesalahanku yang lalu. Ya dulu aku pernah menyerang desa ini, memaksa mereka untuk memberikanku senjata dan melakukan apapun jika mereka tidak mau terbunuh.

Setelah sampai, aku melihat beberapa orang menghindariku. Bahkan ada yang menatapku tidak suka, ada yang takut dan juga beberapa orang berhenti dan berbisik-bisik.

"Hei, kau tahu tidak? Bukannya itu adalah Uchiha Sasuke yang dulu pernah kesini?"

"Aku dengar dia sudah menjadi baik, tapi harusnya dia dipenjara saja."

"Che, dia beruntung karena tidak dipenjara ya?"

Dan beberapa bisikan lainnya, yang membuat telingaku semakin panas saat itu juga. Hebat sekali, bahkan desa kecil seperti ini mengetahuinya. Aku berusaha menenangkan diriku, untuk tidak meledak sekarang juga!

'Tenang Sasuke... jangan terbawa emosi, kendalikan dirimu' batinku.

Aku melanjutkan perjalananku, mencari-cari dimana aku bisa bertemu dengan orang yang bisa membantuku dan tempat untuk menginap. Ck, apakah setelah bertahun-tahun desa ini belum mempunyai penginapan? Bagus sekali.

Aku melihat seorang nenek yang kesulitan membawa tasnya, kelihatannya dia letih sekali. Aku langsung menghampirinya dan menawarkan bantuan. Sekaligus aku ingin bertanya, dimana tempat aku bisa menginap disini. Aku ingin membantu warga-warga didesa ini walaupun hanya sebentar.

"Bisa aku bantu nek? Sepertinya kau lelah sekali." aku bertanya.

"kau..." dia sedikit melangkahkan kakinya mundur untuk menghindar.

"Tak apa nek, aku hanya ingin membantumu." jawabku.

"Aku juga hanya ingin bertanya." lanjutku

"I-iya" ia mengangguk.

Aku membantunya mengangkat barang-barang ini. Ternyata ini berat, wajar saja kalo dia sampai kelelahan membawa ini. Aku prihatin, siapa orang yang tega membiarkan nenek ini berjalan sendiri? Dasar jahat -Heh? Bukannya kau sendiri dulu lebih kejam?-. 'Dasar inner sialan diamkau' aku memarahi innerku sendiri. Gila.

"Kau ingin aku membawa barang ini kemana nek?" tanyaku sekali lagi.

"Sampai disana saja." dia menunjuk rumah yang terbuat dari kayu, sederhana tapi setidaknya bagus untuk berteduh dan tinggal disana.

Aku mengangguk dan menuju kesana. Bahkan sampai sekarang masih ada yang memberikan berbagai tatapan heran, sinis, takut dan sebagainya. Dan juga ada beberapa orang lagi yang berbisik.

"Heh? Baik sekali dia? Pura-pura baik?"

"Ya, lucu sekali bukan?"

"Uchiha terakhir didunia... aku turut prihatin."

Aku ingin menyumpal mulut orang itu, dengan pasir sekarang juga. Berani sekali dia?! Tarik napas... buang... tarik... buang... bagus, aku lebih baik.

"Ini tas mu nek, dan..." aku memberikan tasnya dan berpikir sebentar. Tadi apa yang ingin aku tanyakan? Oh ya! Aku ingat!

"... dimana aku bisa mendapatkan penginapan nek? Apa kau tahu?" tanyaku.

"Terima kasih anak muda kau telah membantuku tapi, sayang sekali nak.. Aku dengar shinobi-shinobi dari Konoha baru saja menyewa 3 penginapan terakhir." dia menatapku prihatin.

Sial.

Tunggu... shinobi Konoha katanya?

Bagus sekali, apa tidak ada yang lebih buruk?

"Dan mungkin kau harus tidur diluar anak muda." lanjutnya.

Oh, sial. Itu buruk.

"Iya sama-sama nek, dan terima kasih kembali." ucapku.

Aku segera menuju tempat utama didesa ini. Dimana tempat utama itu? Ini lebih sulit dari yang kuduga, tidak mungkin aku tidur meringkuk diluar. Itu tidak lucu.

"Teme! Apakah itu kau?" teriak seseorang.

Itu pasti Naruto, ya ampun. Ini sangat buruk, seperti mimpi menjadi kenyataan saja.

"Oh, Teme! Aku merindukanmu!" teriaknya lagi.

M-e-r-i-n-d-u-k-a-n-k-u-? Aku ingin muntah sekarang juga. Bisa-bisa aku dikira gay oleh ibu-ibu di desa ini, bahkan mungkin semua orang akan tau. Bahaya...

"Diamlah, kau membuatku mual." ucapku lalu mengarahkan kusanagiku didepannya.

"Wow... wow... sabar Teme, aku hanya senang bertemu denganmu disini." ujarnya.

"Sasuke...-kun?" suara ini tidak asing.

Oh, leganya. Ternyata itu Sakura, entahlah itu membuatku sedikit tenang.

"Yo Sasuke!" lalu aku melihat seseorang berambut perak, menggunakan topeng dan membawa buku dewasa.

Hatake Kakashi...

Rencanaku yang ingin ke Konoha setelah ini, runtuh seketika. Bagaikan daun dibakar api, api dipadamkan air, dan air dilenyapkan daun. Bisakah ini menjadi lebih baik?

-Sasuke POV End-

-TBC-

Author Time!

1 cerita belum tuntas udah bikin lagi.. yah sekalian mumpung ide masih banyak.. tapi untuk cerita selanjutnya ide saya dah mentok. Dan bentar lagi bakal ada ulangan, saya menyempatkan diri untuk bikin 1 lagilah.. daripada ke pikiran terus? Ok baiklah sampai disini dulu semuanya! Tolong Review! Kritik & Saran! Flame yang bermanfaat juga gak apa-apa.. oke byeeee!