-o-o-o-o-o-o-o-o-
THE BULLET OF ELYSIUM
"Baby, I might be everything you ever were afraid of, but so are you."
-o-o-o-o-o-o-o-o-
Pairing : Kaisoo (Jongin/Kyungsoo)
Rating : M (Mature)
Genre : Action, Thriller, Romance
Warning : Violence, Assault, Blood, Mature Content, Bad Plot, Bad Description (and basically any excuse for my lack of skill in writing)
Notes : Special for My Cutie Cindy, this is not so crime and more like Spy!AU. M'sorry, please don't hate me orz orz orz
.
PROLOGUE
CLOSING GAMBITS
.
"You're bloody unbelievable!" Suho menggebrak meja untuk yang kesekian kali.
Pelipisnya berdenyut nyeri akibat banyaknya teriakan yang ia lontarkan dalam lima belas menit terakhir. Ia bahkan mengabaikan beberapa barang yang sudah berantakan di atas meja kerjanya; noda kopi tumpah, telepon yang sedikit miring, alat tulis yang melompat dari tempatnya, serta perkakas lain yang bergeser satu setengah inci.
Biasanya, Suho tidak akan segan untuk merapikan benda-benda itu segera—sebuah kebiasaan yang terbentuk dari pekerjaannya selama bertahun-tahun dikombinasikan dengan sifat perfeksionis yang ia miliki sejak dulu.
Namun tidak untuk saat ini.
Mata Suho menatap lurus tanpa jeda ke seorang lelaki yang duduk di hadapannya. Lelaki itu tampak tidak acuh, seakan setiap kalimat yang Suho tujukan kepadanya hanya keluar-masuk telinga tanpa dicerna.
"Aku sudah perintahkan padamu untuk berhenti membunuh seseorang yang tidak ada kaitannya dengan misi ini!" Lanjut Suho kembali menekankan poin permasalahan yang sedang ia bicarakan.
Lelaki yang dimaksud menghela nafas, tetap memainkan ayunan pendulum di bawah lampu meja sementara Suho mengulang nasihat yang telah ia kemukakan sejak lelaki itu masuk ke ruangannya—juga beberapa minggu ini.
"007!" Suho menggeram, kesabarannya telah mencapai dasar. Ia jarang mengalamatkan anak buahnya dengan kode agen. Tetapi lelaki yang sedang ia hadapi kali ini benar-benar menguras seluruh energinya. "Dengarkan ketika pimpinanmu sedang berbicara."
Mendeteksi nada tegas Suho, lelaki itu akhirnya membalas tatapannya. "Kau tahu jelas apa yang mendorongku berbuat seperti ini."
Suho menegakkan tubuh. Rasa lelah merambati punggung hingga kepalanya. Ia memijat pangkal hidungnya kuat, mengetahui bahwa tidak ada cara lain yang bisa digunakan agar lelaki itu mengurungkan niatnya untuk hengkang dari MI5.
"Oh, baiklah." Desah Suho menyerah kalah.
Perubahan antusiasme tertangkap jelas dari lelaki di depannya. "Kau setuju?"
Suho membalas dengan anggukan lemah, kemudian menyambar cepat sebelum lelaki itu sempat merayakan kemenangannya, "Satu misi terakhir." Tuntut Suho datar. "Aku minta kau menangani satu misi terakhir. Jika kau berhasil menuntaskannya, aku akan mengabulkan permohonanmu."
"Bring it on."
Pandangan Suho beralih ke monitor raksasa yang melekat di dinding kanan ruangan. Suho tidak perlu melakukan perintah apapun untuk membuat lelaki yang sedari tadi tidak menaruh perhatian padanya berjalan mendekat ke layar itu.
"Kau ingin aku menangani hal sepele semacam ini sebagai misi terakhir?"
"Analisa baik-baik." Sahut Suho.
Ia memperhatikan lelaki yang kini tengah memincing, menelusuri layar dengan tampilan peta negara Inggris lebih teliti. Terdapat beberapa titik merah berpendar—mengindikasikan berbagai insiden pada daerah-daerah tertentu. Hyde Park, Chelsea, Westminster, Mayfair, Trafalgar Square, dan British Museum. Di sudut kiri bawah, deskripsi mengenai insiden yang telah terjadi terpapar lengkap beserta dengan foto saat kejadian berlangsung.
Seuntai tawa kecil mendadak terdengar menggema. "Ah, menarik."
Suho melepaskan sengal sarkastik. Ia selalu menyayangkan mengapa intelegensi tinggi serta kemapuan fisik kuat lelaki itu harus diiringi dengan kepribadian menyebalkan. Keduanya kini bertatap muka. Bertukar pendapat dalam bisu karena mereka sama-sama mengerti bahwa misi ini tidak seremeh yang orang biasa duga.
"Aku akan menerima misi ini jika kau mengabulkan dua syarat."
Suho melipat tangan di dada, bersiap untuk mendengarkan sugesti aneh yang akan lelaki itu berikan. Toh, ini bukan pertama kalinya.
"Aku boleh memilih sendiri partner yang kuinginkan dan siapapun itu kau harus menyetujuinya."
Kebimbangan membasuh Suho sejenak sebelum ia akhirnya menyadari bahwa dalam misi ini, setiap resiko memegang beban sepadan. Instingnya mengatakan, ada rencana lebih besar tesembunyi yang sekiranya dapat membahayakan pemerintahan Inggris di balik insiden kecil yang terjadi belakangan ini.
"Lakukan apa yang menurutmu terbaik," Suho menatap tajam ke arah agen yang berdiri tidak jauh darinya, menegaskan otorisasinya sebagai pemimpin sekaligus memperingatkan bahwa ia masih memiliki kuasa atas lelaki itu, "Kai."
Sebagai balasan, lelaki itu tersenyum selagi tangannya melakukan gerakan salut yang mencemooh, "Roger that, K."
TO BE CONTINUED...
.
Author's Note :
HELLO! Berawal dari kebosanan akhirnya FF ini lahir. Mungkin beda banget dari semua FF yang pernah aku bikin, jadi aku minta maaf kalo misal masih banyak kekurangan nantinya. HIHIHIHI.
Prolog singkat ini sedikitnya buat mancing sih, kalian tertarik gak sama genre macem ini. Jadi kalo misal kalian suka, please review! Credits film apa aja yang menginspirasi FF ini bakal dipost di chapter terakhir untuk menghindari spoiler, wuahahahaha. AND I KNOW 007 IS SUPPOSED TO BE AN MI6 SPY, BUT WTH.
OH, QUICK QUESTION! Butuh daftar istilah atau enggak? Kalo misal yang udah akrab sama film Spy sih biasanya udah ngerti. Hehehehehe.
So, what do you guys think?
Review, saran, kritik, serta komentar lain akan sangat teramat diapresiasi :3
KAISOO FTW!
XOXO
Red Sherry
