Seperti biasa, keputusan membaca ada ditangan Anda -evil laugh-

WARNING!! (untuk mengetahui apa saja yang tersaji didalam fict ini):

AU (jalan cerita dihancurkan oleh author), OOC (perubahan sifat chara), Typo/s (kesalahan pengetikan), masih banyak lagi yang lainnya…

Summary:

"Aku berani bersumpah, aku tak mengenal gadis ini…

Siapa dia? Darimana asalnya?"

Disclaimer:

Bleach © Tite Kubo

Unknown © Ryu Kirei no Joozu

Unknown, Chapter 1: Prologue

-Langit Karakura-

Langit Karakura siang hari ini sangat teramat panas. Penjaja makanan dingin mulai berkeliaran mencoba menarik hati pejalan kaki yang tengah berlalu-lalang melintasi pinggir jalan hari ini. Anak-anak kecil masih saja bermain ditaman kota sejak mereka pulang sekolah. Seakan-akan panas hari ini bagaikan salju yang turun dengan sempurna. Tapi hanya ada satu hal yang tidak mereka sadari…yaitu langit kota mereka yang tampak menyeruak kedalam. Kemudian terbuka dan mengeluarkan sesosok berlumur darah yang keluar sekaligus jatuh dari dalam lubang aneh itu. Kurang lebih berfisik seperti manusia normal pada umumnya, eh? Tunggu dulu…ada sebuah topeng putih berbentuk rentetan gigi di pipi kanannya, rambut dan matanya berwarna biru cerah, secerah langit Karakura hari ini. Sosok ini berbalut baju putih dengan bagian dalam berwarna hitam disertai hakama putih panjang tak lupa sebilah katana menggantung dengan indah dipinggang bagian kirinya. Siapa…siapa orang itu?

-Toko Urahara-

Seorang gadis kecil berkuncir dua dengan poni menjuntai ditengah dahinya sibuk menyapu halaman toko yang terkenal penuh dengan segala rahasia tersebut. Bahkan terdengar pula alunan-alunan nada yang keluar dari mulutnya. Keringat pun turut menemaninya menyapu hari ini.

"Hari ini panas." Gumamnya sambil menatap langit.

"Ururu!!"

"Eh?"

Tak lama keluarlah bocah berambut merah mengacung keatas dengan panik. Ururu bertanya kenapa tapi dijawab dengan teriakan oleh bocah tersebut.

"Gi-Ginta? Jangan berteriak…" Ucapnya halus.

"Aku tidak berteriak!" balas Ginta dengan berteriak?

"La-lalu ada apa?"

"Tessai bilang orang biru itu sudah membuka matanya, maka dari itu aku memanggilmu untuk melihat keadaannya juga!" ketus Ginta.

"Jadi orang itu telah sadar?" Tanya Ururu dengan nada halus seperti biasanya.

"Ya sudah! Ayo!" seru Ginta seraya menarik tangan mungil Ururu hingga gadis kecil itu terbang saking ringannya.

Sesampainya didalam kamar tempat orang yang disebut-sebut tadi, mereka segera mengambil posisi duduk bersebelahan dengan Tessai sambil menatap pria itu. Mata biru terangnya menerawang jauh keatas sambil menyorotkan rasa penasaran dan kebingungan. Tak lama pria itu membuka bibirnya. Tessai, Ginta dan Ururu memajukan duduk mereka agar dapat mendengar jelas apa yang akan dikatakan oleh orang biru tersebut.

"Di-dimana aku?"

"Kau ada di Toko Urahara tau!" jawab Ginta.

"U-Urahara? Dimana?"

"Di Karakura! Masa kau tak ingat? Kau pernah kesini beberapa kali dan bertarung dengan Ichigo!" Jelas Ginta dengan nada mengajak berkelahi seperti biasa. Tessai hanya mendengus saja kalau melihat Ginta seperti itu.

"Aku tidak ingat…"

"Hah ya ampun. Kau bercanda ya-"

"Ginta, sudah. Kalau tidak ingat berarti tidak." Cegah Tessai sebelum Ginta melakukan tindakan yang lebih berbahaya.

"Ugh…"

"Hmm…Tuan…Siapa namamu?" Kali ini Ururu-lah yang mencoba untuk mengajaknya berbicara. Tapi pria itu hanya menggeleng saja pertanda kalau ia tidak ingat.

"Sepertinya dia hilang ingatan."

"Maaf, sudah berapa lama aku disini?"

"Dua jam. Aku dan Ururu menemukanmu tergeletak bersimbah darah ditengah jalan raya. Untung tidak ada yang bisa melihatmu."

"Huh? Tidak bisa? Buktinya kalian bisa…" Kata pria itu sembari mencoba untuk bangun, tetapi karena masih terluka akhirnya ia kembali berbaring.

"Tentu! Kau ini kan Arrancar-emm…apa ya sebutan untuk yang elit?"

"Espada," sambung Ururu.

"Ya Espada! Apa kau lupa dengan semua itu?"

"Kuberitahu ya, aku sama sekali tidak ingat. Lagipula Espada itu apa? Arrancar? Apa itu semua?"

"…"

"…"

'Akan sulit sepertinya…'

"Kami sulit untuk menjelaskan itu semua. Lebih baik kita tunggu Urahara saja."

"…"

"Lalu Urahara itu dimana?"

"Dia sedang membantu Komunitas Roh untuk menghadapi pemimpinmu." Jelas Ginta disertai anggukan dari Ururu.

"Aku akan sediakan makanan kecil." Pamit Tessai keluar dari kamar itu.

"Pemimpin?"

"I-iya. Na-namanya Aizen…" Jawab Ururu.

"Aku tidak kenal orang itu."

"Terserahlah Tuan! Kau menyebalkan!"

Ginta yang penuh emosi keluar dengan membanting pintu kamar diikuti Ururu yang sebelum keluar terlebih dahulu bungkuk hormat pada pria biru tersebut. Setelah 2 anak kecil itu keluar, pria tersebut berusaha mengorek memorinya yang dahulu. Tapi karena suatu tekanan membuat ia berhenti memikirkan hal tersebut. Dan kembali menutup matanya.

'Siapa aku?'

'Grimmjow?'

'Siapa itu?'

'Kau tidak ingat masa lalumu?'

'Iya. Kau bisa menceritakannya padaku?'

'Tidak. Yang bisa hanya dirimu sendiri'

'Apa maksudmu?'

'Sayonara…Grimmjow…'

Pria itu bangkit secara mendadak. Keringat dingin mengalir dari kepala sampai kedagunya. Ia menyeka keringat tersebut, nafasnya juga tersengal-sengal. Pikirannya entah melayang kemana, mungkin ke mimpi aneh tadi atau ucapan Ginta beberapa saat yang lalu. Baginya semua ini sangat membingunkan.

"Grimmjow? Namaku?"

-Komunitas Roh, beberapa hari kemudian…-

"Hmmm…Jadi begitu. Ada beberapa espada yang membantu juga ada yang masih hidup." Seorang kakek tua membaca laporan yang diberikan wakilnya pagi ini. Laporan tentang hasil penyerbuan Hueco Mundo sekaligus untuk menyelamatkan Orihime Inoue.

"Iya! Ada 3 orang. Yaitu Ulquiorra Schiffer, Neliel Tu Oderscvank dan satu lagi tapi masih tidak diketahui lokasinya…Grimmjow Jeagerjacques."

Angin semilir menembus seragam shinigami Rukia. Shinigami bermata violet itu tengah berjalan menuju Divisi 4, tempat dimana hampir seluruh shinigami penghuni Komunitas Roh terbaring disana, tidak terkecuali kakaknya. Sesampainya disana, pertama-tama Rukia menengok keadaan kakak angkatnya. Keadaannya membaik tetapi belum diijinkan keluar oleh Unohana-taichou. Setelah selesai dia kembali berpindah keruangan sebelahnya, dimana Ichigo, Ulquiorra dan renji dirawat bersama.

"Bagaimana keadaan kalian?" tanyanya sambil masuk.

"Baik." Jawab Renji dan Ichigo kompak, sedangkan Ulquiorra hanya mengangguk saja.

"Apa Inoue sudah kemari?"

"Belum. Unohana-taichou bilang dia masih diperlukan oleh Soutaichou untuk keperluan informasi."

"Begitu…"

Rukia melirik Ulquiorra yang sedang menunduk. Sedih? Atau kesepian? Memang kalau bukan Inoue yang mati-matian bertekad untuk menariknya kembali kedalam cahaya pastinya lelaki berkulit putih pucat itu tidak akan ada disini. Dipikiran Rukia saat ini semuanya adalah serba kebetulan. Rukia tak tau apa maksud pikirannya itu, yang jelas saat ini keadaan telah kembali normal. Setidaknya untuk sementara waktu.

-Toko Urahara-

'Jadi…kau masih penasaran tentang masa lalumu?'

'Tentu! Bisakah kau cerita kali ini?'

'…'

'Hei?'

'Maafkan aku…Aku tidak bisa. Maaf Grimm…'

Lagi-lagi Grimmjow terbangun dengan cara seperti beberapa hari yang lalu. Mimpi itu terus membayanginya beberapa hari ini. Cukup ampuh untuk membuat pria berambut biru itu sedikit takut. Berulangkali dihadapan Ginta dan Ururu dia berbicara sendiri bahkan pernah berteriak frustasi, hingga cukup bagi Ginta untuk membuat Grimmjow masuk kerumah sakit jiwa.

"Aku berani bersumpah aku tidak mengenal gadis ini…Siapa dia? Darimana asalnya?"

Grimmjow memutuskan untuk bangun dan keluar sekedar untuk menghilangkan kepenatannya. Karena toko sepi, dia memutuskan untuk keluar. Berjalan-jalan sendirian ditengah keramaian kota Karakura. Ia berjalan sambil menunduk, untung saja tak ada satu orangpun yang ia tabrak. Sesaat langkahnya terhenti didepan sebuah toko. Sebuah toko aksesoris khusus untuk anak perempuan. Dia sempat berpikir sejenak. Awalnya tak ada satu perempuan manapun yang terlintas diotaknya, tetapi saat wajah Ururu terbayang ia segera memutuskan untuk masuk kedalam dan membawakan gadis kecil itu hadiah sebagai ucapan terima kasih. Mungkin nanti ia berhenti di toko mainan untuk menghadiahkan Ginta sesuatu.

Selepas keluar dari toko, Grimmjow kembali kebingungan untuk menentukan arah selanjutnya. Saat dia hendak berjalan, seseorang menabraknya cukup keras hingga membuat belanjaannya terjatuh juga orang yang menabraknya itu.

"Aduduh!"

"Ma-maaf…Apa kau baik-baik saja?"

Sosok yang ternyata perempuan itu berdiri dan merapihkan pakaiannya sejenak sebelum tatapannya beralih pada Grimmjow.

"Ah ya! Aku tidak apa-apa! Kau sendiri? Maaf telah membuat belanjaanmu jatuh." Ucap gadis itu sambil membungkukkan badannya.

"Tak apa."

Akhirnya grimmjow memutuskan untuk pergi. Gadis itu hanya menatapi punggung Grimmjow yang perlahan semakin menjauh. Gadis itu tersenyum misterius.

"Terima kasih, Grimmjow!"

Sontak Grimmjow menoleh kebelakang. Dia terkejut setengah mati saat gadis itu meneriakkan namanya. Bahkan mereka tidak sempat berkenalankan? Bagaimana gadis itu tau? Itulah pertanyaan yang terus berputar dibenaknya. Apalagi saat dia menoleh gadis itu tidak ada dimana-mana. Benar-benar membuat keringat dingin kembali mengalir.

-ToBeCo…-

Nah… akhirnya kesampean juga bikin fict yang pake Grimmjow di Fandom Bleach. Buat author yang ada disini, salam kenal ya! :D

Enngg…tidak tau mau ngetik apalagi, kritik/saran/hadiah-?-diterima. Pair-pair yang lain akan menyusul.

Sankyuu~