Aku terbangun dalam tidurku, saat seseorang memencet bell apartemenku. Damn siapa yang berkunjung dipagi hari seperti ini.
Aku turun dan hanya memakai kemeja kebesaran kekasihku yang tertinggal didalam lemariku dan memakainya dengan cepat. Sungguh aku masih mengantuk, ini masih sangat pagi kurasa.
Ting Tong...
"Iya sebentar". Jawabku, sambil mengucek kedua mata puppyku.
"Hai baekhyun". Saat aku membuka pintu, terpampanglah sosok jangkung, yang berdiri dengan celana ripped jeans dan sebuah hodie hitam kebanggannya.
Sungguh sangat tampan. "Oh, hai chanyeol, ada apa kau ke apartemen ku sepagi ini?". Tanyaku padanya, aku sedikit melihat tatapan matanya yang tertuju pada paha telanjangku.
"Hanya ingin main saja, kau tidak mau mempersilahkan tamu tampan mu untuk masuk?". Sungguh dia itu terkadang menyebalkan, tidak seperti biasanya dia bersikap sopan padaku, terkadang dia itu serampangan dan langsung masuk kedalam apartemenku.
Ya park chanyeol adalah adik kandung, kekasihku-park changmin. Chanyeol selalu mengunjungiku diam-diam dan menghabiskan waktu bersamaku ketika changmin pergi ke luar negri untuk melakukan perjalanan bisnis.
Chanyeol dengan begitu kurang ajarnya dia langsung duduk disofa. Aku menggeleng melihat tingkahnya yang terkadang kekanakan.
"chanyeol, ku tebak kau tidak mengganti hoddiemu itu sejak dua minggu yang lalu kan?". Chanyeol menyengir padaku, dia itu sangat jorok jika sudah menyukai satu baju, maka dia akan terus-terus menggunakannya.
"Kau ini jorok sekali, chanyeol!". Kataku sambil memicingkan mata, aku pergi kedapur untuk mengambil minuman untuknya.
"Bergantilah pakaian chan, kau tidak malu dengan rolex di pergelanganmu itu hah?!". Pagi-pagi tapi sudah mengomel huft, apa boleh buat chanyeol itu hanya menurut padaku.
"Kau ingin memecahkan rekor? Atau bagimana hah!". Aku memasukan sedikit gula, pada kopinya dia bilang dia tidak suka manis, tapi jika manis pada bibirku dia sangat menyukainya.
"Aku belum gajian sayang". Katanya sambil setengah bercanda.
"Belum gajian? Bukankah kau seorang ceo Loey entertaiment itu, yang sangat kaya huh!". Aku menyindirnya, dengan sebal. Terkadang suka melupakan dirinya sendirinya itu siapa, jika sudah bersamaku..
"Changmin hyung, tidak kesini baek?". Tanyanya, chanyeol mulai menyalakan televisi dan bermain psp disana. Sudah kubilang dia sangat kekanakan, tapi terlihat berwibawa ketika sedang duduk disinggahsananya sebagai seorang ceo Loey entertaiment.
"Tadi malam dia kesini". Jawabku dengan lesu, aku menangis tadi malam saat selesai sesi bercinta kami, changmin mengatakan jika dia ingin meneruskan kuliahnya, aku pikir bukankah changmin sudah memegang perusahaan ayahnya, kenapa dia harus kuliah lagi! Huh menyebalkan.
"Kekasih satu mu pergi, tapi masih ada kekasih satu mu disini sayang, kau tidak perlu khawatir". Ucap chanyeol berusaha menenangkanku.
Ya benar aku adalah kekasih park bersaudara. Aku jatuh cinta pandangan pertama pada changmin saat aku bertemu dia dikampusnya dan aku juga jatuh kepesona chanyeol yang tak berenti mengejarku dan menyatakan cinta kepadaku berulang kali.
Aku menikmati setiap sentuhan changmin dan chanyeol yang sangat lembut, jika changmin bersikap lembut padaku dan jika chanyeol selalu memanjakanku.
Aku akan berubah menjadi pribadi yang sangat manja ketika bersama chanyeol, dan aku akan berubah menjadi sosok dewasa yang penuh pengertian jika bersama changmin.
Aku tidak pernah membeda-bedakan mereka berdua. Mereka memiliki ruang dihatiku masing-masing. Sama besarnya aku mencintai keduanya dengan tulus. Aku sadar aku telah menghianati changmin, tapi apa boleh buat nasi sudah menjadi bubur dan aku hanya menikmatinya sebelum waktunya tiba...
Aku menyerahkan segelas kopi panas pada chanyeol dan langsung di terima olehnya. "Terimaksih, kopi ini menjadi manis karena kau membuatnya dengan senyuman manismu". Begitu park chessy chanyeol, sangat suka menggombal padaku. Aku berdecih kepadanya, dan menarik hidung bangirnya. "Duh! Sakit sayang". Lebay sekali, hanya tercubit tapi reaksinya sangat berlebihan.
Aku duduk dipangkuan chanyeol, sesekali tangan besarnya akan mengusap pahaku yang terekspos dengan apik.
"Chanyeol, tanganmu!". Kataku berusaha menyingkirkan tangan nakalnya dari pahaku.
"Tidak mau!". Jawabnya dengan suara beratnya.
"Tapi aku belum mandi, minggir aku ingin mandi dulu". Aku bangkit dari pangkuan chanyeol, tetapi dengan cepat chanyeol membuatku menungging.
Dan melepaskan celana dalamku hingga setengah paha, lalu tanga besarnya meremas bokong gemuk ku, chanyeol mendekatkan wajahnya pada belahan bokongku dan menjulurkan lidahnya disana.
"Ahh...". Aku mendesah, karena rangsangan lidah sialannya itu. Lalu aku menekan bokongku pada wajah chanyeol, agar dia lebih dalam memainkan bokongku.
"Nghhh... sudahh chan aku ingin mandi". Chanyeol menurut dan dia melepaskan bokongku dengan sedikit tidak ikhlas diraut wajahnya.
"Nanti malam oke". Kataku, mengusap rahang tegasnya, lalu dia menggeleng.
"Tidak! Changmin hyung selalu memonopolimu saat malam dan menyetubuhi mu untuknya sendiri". Katanya memelas, duh kenapa menggemaskan sekali sih. Matanya yang besar melotot dan bibir seksinya mencebik. Itu bukan chanyeol sekali kan.
"Kupastikan, changmin tidak datang nanti malam oke". Kataku membujuk, dan chanyeol mengangguk.
"Sudah aku ingin mandi".
e)(o
Chanyeol sudah pulang, aku berpikir untuk pergi kesalon untuk merawat kekencangan tubuh dan lubangku agar mereka tidak lari dariku.
"Hai baekhyunie". Itu sapaan aunty jessica, aku memang pergi ke butik aunty jes~ hehe aku memanggilnya seperti itu.
"Hai juga, aunty jes apa kabar". Aku menyapa balik, dengan senyuman manisku.
"Kabar aunty tentu saja baik, bagaimana kabarmu hm?".
"Baik aunty, sangatttt baik". Jawabku dengan menggemaskan.
"Aunty aku ingin melakan perawatan pada tubuhku". Kataku, aunty langsung mempersilahkanku untuk masuk keruangan khusus untuk perawatan.
Sekitar 3 jam lebih, aku melakukan perawatan pada seluruh tubuhku dan aku memutuskan untuk pulang saja. Lagian changmin sudah merengek jika dia sudah berada di apartemenku..
"Terimaksih aunty". Kataku dengan membungkuk pada auntyku-jessica.
"Ya, sama-sama baek. Jika ada waktu mainlah kerumahku oke". Aku mengangguk dan berjalan kemobil mewah ku. Itu hadiah ulang tahun yang ke 23 tahun dari chanyeol ngomong-ngomong.
"Sampai jumpa aunty". Aku melambaikan tanganku, dan memasuki mobil.
Setelah itu aku langsung ke Apartemenku, dan aku melihat changmin dengan setelah jasnya. Kenapa begitu seksi dipandangku.
Ouh aku sangat menyukai pria-pria jantan dengan perut brotot, bisep yang kekar dan penis yang besar. Dan itu semua sudah ada pada diri changmin maupun chanyeol. Aku tidak kekurangan apapun, biaya hidupku juga ditanggung oleh changmin dan chanyeol. Ya meskipun aku juga terlahir dari keluarga yang berada, tapi mereka mengatakan jika itu adalah tanggung jawab mereka.
Bukankah aku beruntung?...
Hubunganku dengan changmin memang, sudah direstua oleh kedua orang tuaku, maupun kedua orang tua changmin. Aku bersyukur untuk itu, keluarga park juga sangat menyayangiku seperti anak kandung mereka.
"Merindukan ku hm?". Godaku pada changmin, lalu changmin mengeluarkan smrik andalannya yang begitu seksi. "Ya, aku selalu merindukanmu! Setiap detik, jam, dan menit". Jawabnya dengan suara huskynya, dan membuatku hampir meleleh.
Seseorang tolong aku, kenapa park bersaudara dengan mudah mempora-porandakan ku.
"Sudah makan?". Tanya changmin, merengkuh pinggang kecilku, aku mengangguk sebagai jawab.
"Maukah, kau membuatkan makanan untuku? Aku lapar sekali baby". Aku mengangguk, dan changmin melepas rengkuhannya pada tubuhku.
Aku pergi ke dapur, untuk memulai memasak. Namun ketika aku sedang memotong sosis dengan tiba-tiba sebuah tangan kekar melingkar pada pinggangku. Tentu dia itu changmin siapa lagi, kecuali jika chanyeol kesini.
"Aku hanya ingin menghabiskan dua hari ini dengan kekasihku, sebelum aku berangkat ke Amerika". Katanya, dia mencium tenguk leherku, dan menjilatinya membuat sekujur tubuhku meremang.
Aku sedih, ketika mengingat fakta bahwa changmin aku pergi kurang lebih selama 3 tahun. Aku tau changmin seorang yang cerdas dan selalu menomor satukan pendidikannya.
"Bolehkah aku mendapatkan, kehangat seperti malam sebelumnya?". Changmin memang seseorang yang begitu jantan, aku meleleh atas perlakuannya.
"Miliki aku sayang". Pada detik itu juga changmin, membalik tubuhku dan melumat dengan lembut bibirku.
"Heumptttt... cpkcpkcpk". Aku melenguh saat changmin memasukan lidahnya lebih dalam dimulutku, membuatku kewalahan.
Lalu changmin menggendongku dan membaringkan tubuhku di ranjang.
"Kau cantik sayang". Puji changmin, sambil membelai setiap inci wajahku, aku tersipu malu karenanya.
"Apa kau hanya ingin memandangiku begitu saja? Tidak ingin menyetubuhiku hm?".tanyaku menggoda, aku membalikan tubuh kami berdua. Sehingga aku berada di posisi atas.
Aku melepas kemeja putih changmin dan terpampanglah tubuhnya yang begitu atletis.
Lalu aku melepaskan baju sendiri dengan begitu sensual, changmin memandangiku saat aku menyentuh tubuhku sendiri.
Aku memelintir putting kemerahanku, dan jari kiriku kumasukan kedalam mulutku dan memaju-mundurkan jariku seolah-olah itu adalah penis besar changmin.
"Uhhh... nghhh... anhhh.."
Aku mendesah akibat rasangakanku sendiri, lalu aku mencoba menggoda penisnya sampai berdiri, aku terus menubrukan bokong kenyalku pada penis changmin yang masih teebungkus oleh celana kainnya.
Lalu tanganku turun, dan mensejajarkan wajahku tepat berada didepan selangkangan changmin. "Apa kau hanya diam saja? Manjakan dia sayang, kulum, dan jilat dia". Dirty talk yang membuatku terangsang hebat.
Aku melepaskan celana changmin dengan sensual dan mengeluarkan penisnya yang sudah menegang. Aku mengurut penis itu dengan tanganku, mengocoknya sehingga changmin menggeram..
"Arghh...". Geraman seksi changmin terdengar, saat aku memasukan penis besarnya kedalam mulutku, menjilatinya layaknya menjikat es cream kesukaanku...
"Kau nakal baby!". Changmin membalikan posisi kami, dan sekarang changmin sedang mempersiapkan lubangku...
"Aku masukan, jika sakit gigit pungguku mengerti baby". Aku mengangguk mengerti, changmin menggoda lubangku dengan penisnya sebelum dia akhirnya memasukan batang penisnya ke lubang berkedutku.
Jlbeh!
"Anghhhh sakit". Aku merintih antara sakit dan nikmat.
"Bergerakalah sayang". Changmin menurut dan dia menggerkan pinggulnya dengan perlahan.
Plok plok plok plok.
"Anghhh anhh unhhhhh...". Suara kulit saling beradu, dengan desahan menggema didalam kamarku. Dan aku melupakan chanyeol begitu saja.
Changmin menumbuk keras prostatku, hingga aku melenguh hebat. Kami bedua sampai lupa waktu menghabiskan sore hingga pagi dengan changmin yang menyetubuhiku.
e)(o
Saat pagi hari tiba, aku tidak melihat changmin lagi disebelahku. Aku bangkit dari tempat tidurku walaupun bagian selatan tubuhku terasa sakit.
Aku memutuskan untuk mandi, dan pergi ke rumah keluarga park , karena hari ini changmin akan pergi ke Amerika.
Aku pergi kekediaman keluarga park, disana aku melihat chanyeol yang berdiri tanpa minat di sebelah mobil mewahnya. Aku lihat dia sudah mengganti style pakaiannya sangat tampan.
"Baekhyunie, calon menantu ibu kenapa melamun hm?". Aku tersadar dari lamunan ku saat ibu park menariku dan membawaku berdiri disamping changmin.
"Pagi semua", kataku canggung.
"Pagi juga baekhyunie". Mereka memang sangat ramah padaku, dan menyayangiku. Aku terasa terlindungi jika berada didekat mereka.
Aku melepas changmin dengan berat hati, setelah ucapan perpisahan di bandara membuatku menangis dengan kencang. Untung ada ibu park disampingku dan terus menguatkanku.
"Jangan menangis! Kau jelek sekali". Suara berat itu, chanyeol kekasihku oh tuhan aku ingin minta maaf pada chanyeol. Karena semalam aku mengabaikan pesan dan panggilan telfonnya diponselku.
Aku dan chanyeol berada didekat sungai han dengan segelas Americano ditangan masing-masing.
Suasana canggung menyelimuti kami, aku mencoba untuk memulai membuka pembicaraan terlebib dahulu.
"Chanyeol maafkan aku". Cicitku pelan.
"Aku tak bermaksud untuk tidak mengabaikanmu, sungguh chan maafkan aku". Chanyeol belum menjawabnya juga.
"Kau tau baekhyun". Aku menoleh padanya. "Jangan membuat janji jika kau tidak bisa menepatinya-
Dia menjeda ucapannya, Chanyeol membalik tubuhku hingga kami sekarang berhadapan..
"Kau tau sebuah janji akan teringkari, secepat mereka buat". Lalu chanyeol mengusap belah bibirku dengan lembut.
"Maafkan aku chan". Kataku hampir menangis...
Chanyeol membawaku pada pelukan hangatnya.
"Mungkin ini sulit untuku, aku mendekapmu dengan bebas, karena kau tau aku siapa". Kuremas baju chanyeol dengan kuat.
"Aku hampir menyerah dengan hubungin kita yang rumit, tapi saat berjalannya waktu aku menikmatinya". Perlahan aku melepas pelukan chanyeol, lalu aku mencium bibir tebalnya.
"Ayo kita lalui ini bersama chanyeol".
.
.
.
akhirnya selesai satu chap, jadi gaes aku gk bermaksud apa-apa buat ngehapus cerita karena aku bener-bener lupa plotnya wkkwk. juga aku mau ganti ke bahasa baku gitu aja deh. kalo soal orang yg gk suka sama ceritaku sih aku bodo amat wkwkwk. yokkk mending suujonin si bapak negara kenawhy pake baju kuning cerah di bawah teriknya matahari saat pacarnya ulang tahun duhhh jadi suujon kan :((((
