Naruto © Masashi Kishimoto, 1999

Story inspired from 'Misteri Buku Harian Johanna', novel Teenlit. Hehe xD

.

"Villa Kakek Nagato"

(by:Matsumori)

Main Characters: Naruto and Sasuke

.

.

.

Part 1: Liburan yang Asyik

.

Pagi ini, tampak beberapa anak remaja sedang berkumpul di ruang tengah. Masing masing dari mereka membawa perlengkapan masing masing, lalu memasukannya pada kedua mobil yang berada di depan rumah. Rencananya, liburan kali ini mereka akan pergi ke villa milik Kakek Nagato.

"Hari ini cerahnyaaaa..." seruan terdengar dari seorang remaja cowok berambut pirang jabrik yang sedang menguap lebar. Ia mengenakan jaket jeans berwarna abu- abu dengan bagian lengan yang ditarik sampai siku. Senyuman lebar menghiasi wajahnya dan tampak sangat bersemangat. Namanya Uzumaki Naruto. Tampangnya benar benar seperti seorang backpacker yang akan menjelajah. Nyatanya, mereka cuma akan pergi liburan ke villa keluarganya.

Seorang gadis dengan pakaian serba biru aquamarine hanya menanggapi sambil mendengus pelan. Rambutnya yang dikuncir ekor kuda, melambai lambaikan surai pirang pucatnya. Ia mengenakan celana panjang dan sepatu olahraga. Wajahnya imut, tapi sedikit ketus. "Ya, kurasa liburan kali ini tak bermasalah seperti tahun lalu."

Ia masih betul mengingat, ketika mereka akan jalan jalan ke situs kuno Kuil Nakano, mereka lupa jalan yang akan mereka tuju. Moga moga saja yang menyetir nanti mengingat jalan ke tempat tujuan mereka.

Kakek Nagato membelinya saat 19 tahun yang lalu, ketika Naruto dan Sasuke belum lahir pastinya.

Sasuke Uzumaki adalah saudara angkat Naruto. Umur mereka sebanding. Cowok bermata oniks hitam itu memakai jaket biru tua, dengan dalaman kaus putih dan celana jeans berwarna cokelat tua mejunjukkan kalau ia adalah pemuda yang cuek dan cool. Ia memanasi mobil sedan Mercedes Benz E250 hitam kesayangannya, sambil menunggu yang lain.

"Bener tuh, Ino. Aduhh aku jadi mau cepat sampai nih!" timpal seorang teman ceweknya, Sakura. Rambut merah mudanya tergerai indah dihiasi topi berwarna cokelat muda mencerminkan imagenya yang tomboy. Tak lupa dengan sepatu boot hitam yang ia kenakan, mempertegas penampilannya. Sakura dan Ino selalu berdua, kedua sahabat itu benar benar bagaikan lem.

"Tante, om, kami berangkat dulu ya..." pamit seorang gadis cantik bernama Hinata dengan sopan. Seperti biasa ia mengenakan setelan jaket ungu bersyal putih. Gadis berambut keunguan itu membungkuk hormat pada sang tuan rumah. Lalu juga diikuti oleh yang lain.

"Ma, pa, kita berangkat ya..." Sasuke dan Naruto bergantian memeluk kedua insan yang tengah berdiri di depan pintu rumah. Uzumaki Kushina dan Namikaze Minato memeluk mereka bergantian, walau mereka sudah menginjak umur 18 tahun.

"Naruto, Sasuke, kalian semua, berhati-hati di jalan ya?"

"Baik, ma. Pa!" seusai herpamitan, mereka mulai masuk ke mobil masing masing, diiringi tatapan kedua tuan nyonya rumah. Mereka melambaikan tangan.

.

"Ada 2 mobil, punyaku dan Sasuke. Terserah mau naik yang mana, hemm…mengingat barang perlengkapan kita yang segede gunung, yah terpaksa deh pake 2 mobil." Naruto memberi penjelasan sebagai ketua leader liburan mereka pekan ini.

"Lo bawa apa aja, Kib? Gile banyak banget…" cerocos Ino yang sedang memasukkan tas- tas bawaannya ke bagasi mobil Pajero. "Mau ngeledakin villa yah? Haha.." sindirnya tajem—plus ngeledek. Kiba cemberut.

"Lho, kan lupa tuh perjanjian kemarin. Kan si Naruto nyuruh gue bawa makanan. Apa mau kita nanti disana berburu kayak jaman purba? Iya'kan Akamaru?" sembari memasukkan tas koper yang langsung membuat penuh bagasi itu, Kiba melirik Akamaru yang sedang digendong oleh Hinata. Anjing kecil itu seolah mengerti dengan majikannya hanya menyalak kecil.

"Hinata-chan, tolong temani Kiba menyetir yah? Soalnya mobil dia khusus buat ngangkut barang bawaan kita. Sakura-chan, Ino-chan, teme, sama aku di mobil teme. Gimana? Siap?"

"Oke deh! Ayo!" seru Sakura semangat langsung menarik tangan Ino untuk masuk ke mobil. Sasuke langsung masuk ke mobil sedan itu, diikuti oleh Naruto.

Sedan Mercedes- Benz itu mulai melaju pelan. Sasuke bukanlah tipikal cowok penggila ngebut, malah sebaliknya. Ia mengendarai mobil dengan kecepatan yang biasa saja. Disampingnya, Naruto sengaja menyetel musik sekeras- kerasnya.

"Yak! Buat meriahkan, ayo semuanya menyanyi!" serunya keras.

"Oh tidak…" Sasuke langsung menggelengkan kepalanya. Telinganya mulai berdenging. Sakura dan Ino bernyanyi mengikuti alunan lagu 'Immortals-Fall Out Boys' dengan semangat. Begitu juga dengan Naruto. Sambil menyetir, Sasuke berulang- ulang dalam hatinya 'malu-maluin' atau 'dasar masa kecil kurang bahagia' dan menolak untuk ikut menyanyi walau cuma sepetik kalimat. Sasuke menyesal, seharusnya Naruto yang menyetir mobilnya sendiri. Bukan Kiba.

.

"Kiba-kun, apa…makanan Akamaru juga ada?" suasana di mobil Pajero itu begitu hening, hanya terdengar lantunan radio yang memutarkan musik instrument lembut yang menenangkan.

"Yah, tentu saja. Mustahil aku tidak membawa makanan Akamaru kan? Mau makan apa dia disana?" Kiba masih fokus pada jalan tol—dengan mobil Sasuke didepannya. Hinata mengelus bulu Akamaru yang begitu lembut di pangkuannya. Seketika, anjing kecil itu terlelap.

.

Waktu beralih, kini menunjukan pukul 11 pagi. Dua setengah jam mereka tempuh demi menginap di villa, menghabiskan liburan yang akan mengasyikan dan juga empat jam 'malapetaka' bagi Sasuke. Untungnya, sinar matahari siang ini tidak terlalu panas. Kedua mobil itu melewati hutan cemara, lalu berjalan maju hingga pemandangan pegunungan yang spektakuler menyapu pandang. Berarti mereka hampir sampai.

Sasuke sengaja memelankan mobilnya, memberi kesempatan pada saudara dan teman temannya untuk menikmati hawa pegunungan yang sejuk dan juga hamparan pohon teh yang terbaris rapi. Mereka dapat melihat langsung para petani teh yang sedang memetik daun.

"Woww! Indahnya!" Naruto dengan heboh melongokkan kepala melalui jendela mobil. Ia berani bertaruh jika pemandangan akan lebih indah jika sudah sampai ditujuan. Yah, baru pertama kalinya Sasuke dan Naruto mengajak teman temannya. Ia mengambil handycam dan mulai merekam video. Iseng iseng, ia mengambil kegiatan Sasuke yang menyetir sambil cekikikan.

"Ya ampun! Keren banget!" Ino menjulurkan kepalanya dari dalam mobil, menikmati sapuan angin yang lembut dan sejuk. Beherapa helai rambutnya tertiup angin sehingga menimbulkan sensasi menggelitik pada bahunya yang hanya mengenakan atasan tank top.

"Sugoii! Aku suka sekali!" Sakura tampak memotret beberapa gambar yang sangat indah baginya. Ia berbalik memandang temannya itu. "Ino, selfie yuk!" Mereka asyik berfoto dalam mobil, membuat sang empu yang sedang menyetir sedikit terganggu akibat gelak tawa para gadis itu dan juga Naruto yang ikut meramaikan.

'Dasar...cewek emang aneh...' batin pemuda kece bergaya emo tersebut, tak melepas pandang dari jalan. 'Nggak cewek nggak Naruto, sama aja gilanya!' namun, Sasuke sedikit tersenyum. Ia tahu betul bagaimana sikap rempong mereka. Sejak SD, ia sudah berteman dengan mereka. Dan sudah 4 tahun ia dan Naruto tak kesana lagi.

.

.

Setelah sekian lama, mereka diperlihatkan sebuah rumah bergaya jepang kuno yang sangat luas sekali. Rumah itu bertingkat dua, dengan ujung atap yang berbentuk burung kinnara. Letaknya sedikit berada di atas bukit, menampakkan keanggunan bangunan itu walau sudah lama. Sasuke dan juga Kiba, membelokkan mobil keduanya ke dalam halaman vila itu. Luas dan banyak pepohonan cemara disekelilingnya.

"Yup! Kita udah sampai guys,!" ucap Naruto lantang, lalu bersiap- siap untuk turun.

"Haa?! Ini?" kedua gadis itu terperangah. "Gak salah?" Sasuke malas meladeni mereka.

"Ayo!" Naruto langsung turun dari mobil, dan mengarahkan camcorder Sony miliknya kearah bangunan, lalu menyorot teman-teman mereka. Tidak mungkin jika mereka tidak tersenyum. Bisa gawat nanti, soalnya cowok jabrik pirang bermuka sumringah itu berkata kalo video mereka akan diputar ulang saat masuk sekolah nanti.

Kiba cengengesan sambil menurunkan tas-tas dari mobilnya. Sasuke tersenyum tipis seprti biasa, dan ia tampaknya yang paling lelah disbanding lainnya. Sakura, Ino, maupun Hinata(yang sempat malu) melambaikan tangan mereka kearah kamera. Ia menyorot wajahnya sendiri yang tersenyum lebar dan juga Akamaru, yang sedang mengendus aroma bumi vila ini.

Ke-6 sahabat itu memperhatikan vila penuh antusias dan senang. Posisi vila yang berada di atas bukit membuat pemandangan bawah yang luar biasa—terlihat jelas oleh masing- masing mata mereka. Akamaru menggoyangkan ekornya, terlihat senang berada di tempat baru dan asing.

Kedua Uzumaki itu tersenyum memandang vila bergaya Jepang itu, liburan menyenangkan akan dimulai di villa kakeknya.

.

.

Continue to…Next Chapter!