Judul: Love

Pairing: Rabin / Rabean / Ravi-Hongbin

Disclaimer: VIXX bukan milik saya.

Genre: Humor dan Romance

Rated: T

Warning: Seperti biasa,Ini fanfic gaje dan banya typo bertebaran. EYD tidak sempurna. Ini fanfic yaoi atau Boys Love. Jadi jika tidak bisa/tidak ingin baca/mual untuk membacanya baca,jangan baca,sebelum terlambat. Jika nekat,tanggung sendiri akibatnya. ^_^

DON'T READ IF YOU NOT LIKE THIS STORY!

HAPPY READING GUYS…

Pagi yang cerah ditemani kicauan burung yang begitu merdu. Hiruk pikuk kota Seoul,membuat semua orang sibuk pada urusannya masing-masing. Salah satunya ada seorang pemuda yang masih bergelung di dalam selimutnya.

CKLEK~

"Hongbin-ah,bangunlah."ucap seorang yeoja paruh baya. Memasuki kamar sang anak sambil membuka lebar gorden jendela kamar sang anak.

Sang anak yang masih tidur,terbangun,karena cahaya matahari pagi yang menyengat wajahnya.

"Mmh…5 menit lagi eomma."ucap sang namja.

"Bangunlah,bukankah ini hari pertama masuk tahun ajaran baru?cepat mandilah,sebelum terlambat. Dan bereskan kamarmu ini. Ck,berantakan sekali,anak siapa kau ini."ujar sang eomma,sambil berlalu pergi dari kamar Hongbin.

"Ck. Pagi-pagi sudah mengomel."gumam Hongbin kesal.

"Aku mendengarnya Hongbin."ucap sang eomma sambil memunculkan kepalanya di balik pintu.

Hongbin yang mengetahui tingkah konyol sang eomma hanya mendengus. Segera dia beranjak dari tempat tidurnya,dan menyambar handuk yang digantuk di dinding.

.

.

.

Menyantap sarapannya dalam diam dan ketenangan. Setelah selesai,Hongbin beranjak dari ruang makan,dan berpamitan pada ibunya,yang masih berada di dapur.

Berjalan dengan santai,karena memang,masih terlalu pagi. Sambil melihat-lihat jalanan atau orang berlalu lalang seperti dirinya. Hongbin merenung. Yah,tumben sekali Hongbin anak yang bisa dibilang pendiam dan jarang bersosialisasi itu merenung. Dia merenungkan nasib nilainya. Akhir-akhir ini,nilai mata pelajarannya menurun. Salahkan,ketiga sahabat kejamnya yang selalu mengajaknya bermain di game center. Setiap pulang sekolah,dia beralasan dari ibunya untuk pergi belajar bersama,nyatanya dia pergi bermain dengan sahabat-sahabatnya,yang malah menjerumuskannya. Mengingat hal ini,dia ingin sekali melempar ketiga sahabatnya ke laut. Ingatkan Hongbin untuk menolak ajakan mereka. Ah iya,ketiga sahabat Hongbin,juga sekelas dengannya. Yaitu, Cha Hakyeon,Han Sanghyuk dan Lee Jaehwan.

Dari namanya saja sudah terlihat kalau mereka menjengkelkan. Mengingat sahabat dekatnya itu membuatnya tertawa. Pasalnya,hanya mereka yang ingin berteman dengannya,karena dia selalu berwajah datar dan tanpa ekspresi,kecuali di depan sahabat-sahabatnya. Karena ekspresinya itu,dia dijauhi semua siswa dikelasnya karena takut dengan Hongbin. Alasan konyol. Itulah yang dipikirkan Hongbin.

Tak terasa,Hongbin telah sampai di sekolahnya. Hongbin segera melangkahkan kakinya ke ruang kelasnya.

"Pagi,Hongbin-ah."sapa seseorang bername-tag 'Lee Jaehwan'.

"Hm. Pagi."balas Hongbin yang masih membaca bukunya,tanpa memandang orang yang menyapanya.

"Kau ini,cobalah untuk melihat orang yang menyapamu. Masih pagi,sudah kesal."ujar Jaehwan atau sering dipanggil Ken.

"Berisik. Diamlah."ucap Hongbin sambil memandang sinis Ken.

Ken yang melihat tingkah Hongbin,hanya menggeleng-gelengkan kepalanya,sambil meninggalkan Hongbin. Bagaimana bisa,dia memiliki teman seperti Hongbin.

Sedangkan Hongbin,sebetulnya dia tidak kesal. Hanya moodnya sedang hancur. Pagi ini,dia tidak bisa melihat tetangga samping rumahnya yang tampan,karena terlambat bangun. Yap,Hongbin merasa tertarik dengan tetangga baru di samping rumahnya. Padahal,tetangganya itu laki-laki. Hongbin bukannya gay. Namun,saat melihat tetangganya itu,dia merasa tertarik dan langsung menyukainya. Hongbin sebenarnya,masih menyukai wanita berbadan wow,namun entah kenapa dia malah tertarik dengan pemuda tampan di samping rumahnya.

Kembali sadar dari lamunannya,Hongbin kembali membaca bukunya. Tiba-tiba,ada suara dobrakan pintu yang begitu keras.

"PENGUMUMAN,HARI INI SEKOLAH DIPULANGKAN LEBIH AWAL KARENA ADA RAPAT GURU SE-SEOUL DI SINI."teriak seorang siswa yang merupakan pelaku pendobrakan pintu kelasnya.

Semua siswa yang mendengar pemberitahuan tersebut,langsung berteriak senang. Termasuk Hongbin. Dia senang,agar bisa pulang ke rumahnya lebih awal dan tidur di tempat tidurnya yang empuk.

Membereskan barang-barangnya,dan segera beranjak pergi dari sekolahnya.

.

.

.

"Aku pulang."teriak Hongbin setelah sampai di rumahnya.

Melepas sepatunya dan meletakkannya di atas rak sepatu,dan memakai sandal rumah yang telah disiapkan. Memasuki rumahnya dengan perlahan. Kenapa rumahnya sepi. Biasanya jam-jam seperti ini,ibunya masih sibuk membersihkan rumah. Meletakkan tasnya di ruang tengah,dan pergi menuju dapur.

Mengambil minuman dingin dan beberapa makanan ringan untuk cemilan. Melihat post-it yang menempel di pintu kulkasnya,Hongbin segera mengambilnya.

Dear,Hongbin

Hongbin-ah,ibu dan ayah akan pergi ke pulau Jeju selama seminggu. Jaga rumah,dan bersihkan rumahmu. Jangan lupa makan. Ibu telah menyiapkan beberapa bahan makanan di kulkas. Masaklah untuk sarapan,makan siangmu,dan makan malammu. Ibu telah menyuruh seseorang untuk menemanimu seminggu ini. Jaga dirimu baik-baik.

Ibumu ^.^

Hongbin yang membaca pesan ibunya tersenyum lebar. Akhirnya,Hongbin dapat menguasai rumah ini dengan bebas.' Hahaha'batin Hongbin sambil tertawa lebar. Tapi,tunggu dulu. Di post-it ini tertulis,ibunya telah menyuruh seseorang untuk menemani atau lebih tepatnya mengawasi Hongbin. Hongbin berhenti tertawa,dan berjalan perlahan ke ruang keluarga. Hilang sudah rencana Hongbin untuk menguasai rumah ini.

Melepas jas sekolahnya,dan menyampirkan ke senderan sofa yang di dudukinya. Melonggarkan dasinya,dan menyandarkan punggungnya ke sofa. Menghela nafas pelan,sambil memejamkan matanya.

CKLEK

Suara pintu terbuka,membuat Hongbin waspada dan segera membuka matanya. Melihat bayang-bayang hitam yang sedang meletakkan sepatunya di atas rak sepatu.

"Siapa kau?"tanya Hongbin waspada.

Namun,yang ditanya hanya diam,dan meneruskan langkahnya kearah dapur. Hongbin tidak bisa melihat wajah orang itu,kerena tertutup oleh hodie jaketnya. Hongbin segera berdiri dan mengambil sapu yang berada di dekat sofa ruang tengah. Memegangnya erat,dan berjalan kearah dapur.

Hongbin melihat orang itu sedang memasukkan bahan-bahan makanan ke dalam kulkas. Hongbin yakin orang itu adalah suruhan ibunya. Namun,Hongbin masih takut dan waspada.

"Aku tanya siapa kau?apa kau suruhan ibu?apa kau yang menemaniku seminggu ini?apa kau-"belum selesai Hongbin bertanya,orang itu sudah memotong ucapan Hongbin.

"Jika kau terus berbicara,kapan aku berbicara?"tanya orang itu dengan suaranya yang berat.

Hongbin yang mendengar ucpan orang itu segera diam. Hongbin kagum dengan suar pemuda itu yang begitu berat. Hongbin melihat orang itu dari atas hingga ke bawah. Tinggi orang itu melebihi Hongbin. Memakai hodie abu-abu dan celana Levi's hitam.

"Sampai kapan kau melihatku terus? Cepat,bantu aku."ujar orang itu menyadarkan Hongbin.

Hongbin hanya membalasnya dengan gumaman saja. Membantu orang itu memasukkan bahan-bahan makanan ke dalam kulkas. Saat ini,Hongbin belum tahu siapa orang yang di sampingnya saat ini. Selesai memasukkan bahan makanan tadi,Hongbin segera beranjak dari dapur,namun ada tangan yang memegang pergelangan tangannya. Hongbin menoleh kebelakang. Orang itu membuka hodie yang menutupi wajahnya.

Yang dilihat Hongbin dari wajah orang itu adalah,mata yang tajam bagai elang,rambut hitam legam yang mempesona,hidung yang mancung dan senyum tipis yang menawan.

Hongbin terkejut melihat orang yang ada di hadapannya saat ini. Orang itu adalah tetangga baru Hongbin.

"Perkenalkan,namaku Kim Wonshik kau bisa memanggilku Ravi."ucap orang itu yang diketahui bernama Ravi.

Hongbin yang melihat tangan Ravi terjulur kearahnya,membalas uluran Ravi dengan bersalaman.

"Namaku Lee Hongbin. Kau bisa memanggilku Hongbin."ujar Hongbin yang masih tidak percaya bahwa orang yang dia pandangi setiap pagi ada dihadapannya sekarang.

TBC/END

Haihai,ini ff Rabin pertamaku. Masih belajar dalam merangkai kata-kata. Karena masih pemula. Mohon maklumi jika ada typo bertebaran dan EYD yang tidak sempurna. Jika berkenan,beri saran dan komentar di kolom review. Jika tidak berkenan,tak apalah. Oke,natsu pamit. Bye-bye! (yang mau tolong beri saran ya^^)