High School Star Musical © C-Station & NBCUniversal

.

STARMYU DRABBLE DUMPS

By Kuriitama

Chapter 01:

Cinta RomJul Kita Ini

[TenGami]

.

.

"Aku tak akan melepaskanmu, apapun yang terjadi."

Kata-kata itu beralun lembut ditemani oleh semilir angin malam. Nada bicara kalemnya sungguh berlawanan dengan tatapan kuat yang ia berikan. Bila untaian kata tadi serupa bisik lembut yang ingin menangkan, mungkin tatapnya adalah bilah pedang yang seolah berkata: ia siap melakukan apapun untuk melindungi apa yang ia sayangi.

"Jangan keras kepala! Kau tahu apa akibatnya bila kita memaksakan hubungan ini, bukan?" Gadis itu setengah membentak, gaun merahnya sedikit tersingkap dimainkan angin. Ia tak sanggup, sedikit lagi… kalau ini semua tak kunjung usai—

"Persetan dengan pertentangan di antara keluarga kita."

Nada bicara pemuda itu terdengar dingin, seolah bercampur benci. Namun dekapan erat yang setelahnya ia berikan itu terasa begitu hangat—begitu penuh akan rasa kasih sayang. Hati gadis itu pun luluh juga. Bagaimanapun, ia tak bisa melepas pemuda biru di hadapannya ini.

"Aku mencintaimu, Tengenji. Aku tak bisa hidup tanpamu."

"Tsukigami… aku pun mencintaimu. Aku telah memutuskannya. Akan kubuang segalanya demi bisa bersamamu."

"Oh, Tengenji…."

"Tsukigami…."

Merah melebur dengan biru. Dua insan tersebut bersatu pada malam purnama itu.

.

.

.

"Pfffft—"

Tsukigami Kaito, terkulai di ruang latihan sambil memegangi perutnya yang sudah nyaris meledak—mendesak rasa ingin tertawa. Di tangannya ada sebuah naskah drama amatir yang ditulis oleh rekan timnya sendiri. Adaptasi Romeo dan Juliet versi tim Otori, katanya.

"Uh… naskahnya jelek ya, Tsukigami-kun?"

Di sebelah Nayuki, Kuga hanya mengangkat alis. Bukan jelek lagi ini mah.

Tengenji—yang sedari tadi hanya diam sambil menelaah naskah drama ambigu tersebut, kini angkat bicara. "MANA BISA GUE MAIN DI DRAMA GINIAN WOI!? NAJIS LAH KENAPA KAMU BENERAN BIKIN AKU JADI PROTAG CEWEKNYA HAH!?"

—tepatnya beteriak.

"Tapi kemarin kan Tsukigami-kun bilang kalau Tengenji-kun bisa memainkan peran wanita." Dan tumben-tumbennya seorang Nayuki Tooru bisa membalas hardikan Tengenji dengan teguh hati. Mungkin ia lelah. Terang saja, sudah seminggu lebih mereka belum mendapat ide untuk penampilan mereka. Terpaksa Nayuki membuat satu naskah drama awur-awuran untuk jaga-jaga.

Dikiranya Nayuki juga senang apa disuruh menulis naskah dadakan.

"Yaelah Tengenji ini naskahnya kece kali! Aduh jadi nggak sabar mau lihat Tengenji pake rok berkibar-kibar~!"

"Ke laut sana kamu, Hoshitani!" Tengenji yang sedari tadi emosi, langsung lelah ketika Hoshitani mulai ikut berkomentar.

"Pfft—haaah… tapi serius pasti cocok kok, Tengenji." Tsukigami, yang berhasil mereda ledakan tawanya pun ikut berkomentar. "Kurasa aku tak masalah dengan naskah ini."

Tengenji melotot. Ia tidak mengerti dengan jalan pikiran Tsukigami yang entah ingin melihatnya sengsara atau segitu ngebetnya ingin jadi lawan mainnya itu. Mungkin lebih ke opsi pertama—atau bisa jadi memang modus opsi kedua.

"Ogah! Aku tidak akan memerankan peran itu, titik!" Mana ada orang yang mau menonton drama yang isinya bencong.

"Lagipula yang lebih cocok dikasih wig sama rok itu kamu, Tsukigami."

Tengenji memicing sinis sambil menuding Tsukigami. Yang lain hanya bolak-balik menatap pada telunjuk Tengenji dan wajah (sok) inosen Tsukigami.

"Ini bukan masalah cocok atau tidak cocok, Tengenji. Kau kan yang paling berpengalaman di bidang teatrikal."

"Tapi kalau dengan fisik begini mah jijik lihatnya woi!" Akhirnya Tengenji mengakui keburukan dirinya juga.

"Maksudku—sini, deh! Wajahmu tidak buruk. Ah—ukuran tubuhmu pun boleh juga. Intinya kau cantik, lebih cocok bila mendapatkan peran wanitanya."

Kemudian sunyi.

Kuga melotot lebar melihat pemandangan di hadapannya. Mungkin saja Tengenji yang kurang peka itu sungguh tak sengaja ketika ia menarik Tsukigami lalu menyentuh dagu pemuda kecil itu dalam jarak dekat. Mungkin saja Tengenji pun tak bermaksud ketika tangannya melingkar pada pinggang Tsukigami untuk mengecek ukuran tubuhnya. Mungkin Tengenji Kakeru yang polos ini sungguh tak ada maksud buruk.

Namun, entah kenapa ia merasa bahwa pemandangan di hadapannya adalah pemandangan terhomo yang pernah ia saksikan.

"Tengenji, kalau mau homoan jangan di sini."

Adalah rahasia umum bahwa ketika Kuga mulai berbicara, itu artinya suasana sudah terlalu keruh—terlalu edan.

.

.

FIN

.

.

A/N: Berapa tahun berlalu sejak saya terakhir nulis fanfic… #alaykamu #kemarinbikinffbookapaandong Intinya sih SAYA BENERAN GAK NYANGKA KALO ADA FENDEMNYA STARMYU DI FFN IYA SUMPIL KOK BISA ADA SIH #plak

Intinya ini bakal jadi drabble dumps dengan pairing gado-gado sih. Mungkin bakal menerima request tapi nanti dulu lah ;w;

Dan maaf nggak bisa panjang-panjang amat soalnya saya pingin ngebut ngerjain ffbooknya AU starmyu. Siahkan cek hastag #DistrikAyanagi di facebook bila penasaran sama teasernya 8DDD #najis

Yaa, sekian dulu dari saya~ #bows

PS: Judul dikutip dari salah satu translasi lirik ciptaan sendiri. (kalau mungkin ada yang menyadari, di salah satu akun SC saya sumpil ada.)