"Fuaaah~"
"Kau juga, cepat makan! Mulai hari ini, ayahmu juga harus menjalankan misi! Tidak ada waktu untuk latihan pagi selama itu!"
"Ya, ya…"
"IYA-NYA SEKALI SAJA!"
. . .
crossmaster proudly presents
"Hidup itu Merepotkan"
Naruto © Masashi Kishimoto
Dedicated to mysticahime,
who requested this story
. . .
Shikamaru mendesah berat. 'Pagi-pagi saja sudah galak begitu… Merepotkan," batinnya.
Ia melanjutkan sarapannya dengan khidmat. Namun, keheningan yang baru saja dinikmatinya tersebut dibuyarkan oleh suara bel rumahnya.
"Siapa ya, pagi-pagi begini?" Yoshino – ibu Shikamaru – beranjak dari tempatnya berdiri menuju ke pintu.
"Hei, Ayah," bisik Shikamaru pelan, "Kenapa menikah dengan ibu yang galak begitu, sih?"
Shikaku mengunyah sarapannya sambil berpikir.
"Benar juga… Istri yang seperti itu juga punya saat-saat di mana dia tersenyum lembut… Mungkin karena itu…"
". . . Cuma itu?"
"Shikamaru! Ada utusan Hokage kelima!" Suara Yoshino memotong pembicaraan ayah dan anak tersebut.
. . .troublesome life. . .
Kantor Hokage, 07:00 AM
"Tadi malam, Sasuke pergi meninggalkan desa… Lalu, kemungkinan besar ia menuju Otougakure."
"Pergi dari desa? Kenapa…?"
Tsunade menunduk, tidak menjawab.
"Hokage?"
"Ia…"
Suasana tegang meliputi mereka. Terlebih Shikamaru – yang tidak mengetahui seluk-beluk masalah Sasuke.
". . .Ingin mencari…"
Ketegangan berlipat ganda.
". . .Obat panu untuk kakinya."
Ahem.
"Eum, Hokage? Kau bercanda 'kan?"
Tsunade menggelengkan kepalanya. "Kau tahu? Ia tergoda oleh tawaran Orochimaru si pedofil itu – kalau Sasuke mau jadi pengikutnya, maka ia akan meminta Kabuto untuk membuatkan obat panu."
Shikamaru merasa dibodohi.
"Kenapa ia tidak meminta padamu saja?"
"Harga diri Uchiha terlalu tinggi, jadi kurasa ia tidak ingin aku mengetahui kalau kakinya berpanu."
Pemuda Nara itu bingung. Apa yang seharusnya ia lakukan? Memaki Sasuke yang dengan bodohnya terjebak oleh rayuan pedofil? Atau tertawa karena kaki Sasuke – si tampan yang dipuja sejuta umat itu – ternyata berpanu?
"Shikamaru."
Mata obsidian sang Chuunin beradu dengan mata coklat berkilau Hokage kelima.
"Aku tahu ini memang merepotkan, tapi kumohon…"
Tsunade merogoh laci meja kerjanya, mengambil sebuah botol, dan menyerahkannya pada Shikamaru.
"Serahkan ini padanya dan buatlah ia kembali!"
"Apa ini?"
". . .Tentu saja obat panu."
Hening.
"Kau bisa membawa lima orang Genin bersamamu jika kau merasa sulit meringkusnya sendirian."
"Kenapa bukan Jounin saja?"
"Mereka sibuk. Bahkan Jounin yang punya banyak waktu luang seperti ayahmu saja harus pergi ke tiga lokasi sekaligus hari ini."
"Baiklah." Shikamaru berjalan menuju ke arah pintu.
". . .Oh ya, Hokage."
"Hm?"
"Dari mana Anda tahu soal panu di kaki Sasuke?"
"Kakashi. Ia tanpa sengaja melihat panu tersebut dengan sharingan-nya."
". . ."
. . .
to . be. continued
. . .
A/N: Oke, gue balik lagi. Dengan uname baru dan penampilan baru, gue harap gue bisa membuat cerita yang lebih kreatif pula. Tapi, wew, cerita apaan ini! *garuk tembok* Sasuke panuan! *sigh* Ya sudahlah… Biarkan yang sudah terjadi tetap terjadi :p
By the way, karena gue lagi dalam masa ulangan umum… Update-an selanjutnya paling cepat keluar minggu depan. Untuk yang merequest – mysticahime – tungguin ya, darling :* #slapped Oke, sampai jumpa lagi di chapter berikutnya!
