Di sebuah pagi, seorang namja masih asyik dengan dunia mimpinya. Selimut tebal menutupi seluruh tubuhnya. Sayup ia mendengar teriakan dari kejauhan. Sepertinya ada yang memanggil-manggilnya. Tapi ruhnya masih ada di dunia mimpi. Suara panggilan itu lah yang terdengar seperti dalam alam mimpinya, sedangkan mimpinya dimana ia sedang asyik battle dance dengan Michael Jackson itulah yang nyata.
Lalu pintu menjeblak terbuka. "Hyukkie, sampai kapan kau akan tertidur?"
Hyukkie –namja itu- masih tetap setia di alam mimpinya.
Perempuan lembut itu segera mendekat, sambil berjalan ia memunguti berbagai barang yang bertebaran di lantai. Anak ini memang kelewat Hyperaktif. Setelah sampai di sisi ranjang, ia duduk di pinggirnya. Pelan ia membuka selimut, terpampanglah sosok mungil anaknya, yang sedang memejamkan mata.
Perempuan itu tersenyum, lalu dengan lembut ia mengusap-usap rambut Hyukkie, "Chagi, hari ini bus sekolah datang menjemputmu. Tak mau terlambat dan ditinggal pergi kan?"
Seaat tak ada reaksi, lalu tiba-tiba mata Hyukkie terbuka lebar, ia menatap jam dinding dan Ummanya bergantian lalu... "Kyaaaaaaaa aku terlambat Umma..."
Ummanya hanya bisa menghela nafas, ketika Hyukkie bangkit dan berlari ke arah kamar mandi dengan kecepatan super. Perempuan yang dipanggil Umma itu, berusaha menahan air matanya, mengingat untuk pertama kalinya ia harus melepaskan anaknya sekolah ke tempat yang jauh berasrama pula. Tapi ia tahu sudah saatnya memang, anaknya yang kekanak-kanakan itu harus belajar mandiri.
Matanya tak sengaja tertumbuk pada brosur sekolah anaknya. PARK SCHOOL. Deg. Hatinya seketika kembali merasakan firasat buruk. Tapi ia segera menepis, ia sendiri sudah melihat langsung sekolah itu. Dan itu sekolah berbasis alam yang sangat bagus dan berkelas. Anaknya beruntung bisa diterima di sana, dengan beasiswa pula, karena kemampuannya di bidang olahraga dan seni.
Ya, ia tak boleh bernegatif thinking. Sambil menghela nafas lagi, perempuan setengah baya itu mulai membereskan kamar anaknya. Ia tak sadar kalau tiba-tiba saja tulisan itu berubah, label sekolah yang besar di brosur itu, berganti menjadi DARK SCHOOL.
.
.
.
THE DARK SCHOOL
By : Ciezie Kyuhyunnie AdmrHyukkie
Semua cast milik dirinya sendiri dan keluarganya, tapi cerita ini milik saya.
.
.
.
Ada satu sekolah berasrama yang terkenal di seluruh penjuru Korea, namanya Dark School. Mengapa? Jelas saja terkenal, karena namanya memberi kesan bahwa ini sekolah kegelapan, padahal nama asli sekolahnya bukan lah "DARK", sebenarnya namanya adalah PARK SCHOOL, karena pemilik sekolahnya adalah Tuan PARK.
Mungkin karena letak sekolah yang di dekat perbukitan, sehingga sekolah itu tampak muram dan penuh nuansa kegelapan. Apalagi Plang Sekolah tepat pada tulisan Dark, huruf P nya sedikit luruh, sehingga lebih mirip huruf D dan akhirnya terkenallah sekolah tersebut sebagai The Dark School.
Setiap tahunnya mereka hanya menerima 20 siswa yang beruntung. Bukan hanya karena sekolahnya sama sekali gratis, tapi sekolah ini juga berkualitas. Setiap lulusannya akan diterima di universitas manapun.
Hyukkie kembali tersenyum-senyum membaca artikel di koran itu yang dulu membuatnya menemukan sekolah ini. Sekolah yang sangat cocok untuknya yang memang membutuhkan beasiswa. Bonusnya sekolah ini juga elit. Ia masih tak percaya ia lulus hanya karena kemampuan olahraga dan seninya, padahal akademisnya kan payah.
Meski sejujurnya ia sedikit takut karena kini ia tinggal di tempat asing, sendirian pula tanpa Umma dan Appanya. Tapi ia terus menyemangati dirinya. Kau pasti bisa Hyukkie. Semangat! Ganbatte! Ia berusaha merilekskan dirinya di tempat duduk bus itu. Mungkin tidur sebentar akan membuatnya melupakan rasa sedihnya karena meninggalkan keluarganya.
.
.
.
.
TBC
.
.
.
.
Tahukan kalian saya sangat terobsesi dengan sekolah besar dan berasrama. Tapi saya tak berhasil masuk ke sekolah seperti itu. Meski saya tak menyesali masa-masa sekolah saya yang sebenarnya, sekolah "Laskar Pelangi", tapi saya tetap mempunyai mimpi itu. Maka saya menuangkannya ke dalam cerita ini.
Terimakasih telah meluangkan waktu untuk membaca, berkenan untuk meripiu dan memberi masukan?
