Judul: Bubblegum
Rate: T
Boboiboy © Animonsta Studios
Warnings: beberapa headcanons nyempil, narasi bertele-tele, OOC, crunchy humor
A/N: First of all, thanks to Kuro for publishing this fanfic!
Kuro: Sama sama^^
Dengan ihklas angin musim hujan membawa pekikan riang yang mampu memecah kedamaian di siang hari ke sekitar rumah Tok Aba. Pekikan itu terdiri dari satu nama yang diulang berkali kali. Nama dari sesuatu yang datang dengan cepat ketika hujan turun atau salah satu persona kuasa yang dimiliki bocah lelaki. Namun dalam cerita ini, yang ditujukan adalah yang kedua. Nama itu adalah Halilintar.
"Ada apa sih? Kau ini… berisik" ucap Halilintar dengan nada malas. Terdengar bunyi telapak kakinya melangkahi tiap anak tangga menuju bawah. Lalu dia duduk di sofa ungu empuk si ruang tengah-asal suara cempreng barusan. Raut mukanya menunjukkan bahwa dia sedang melakukan sesuatu yang penting dan terpaksa menghentikan kegiatannya oleh pengganggu kecil tadi.
Di hadapan Halilintar, seorang anak laki-laki dengan topi diarahkan kesamping cengengesan. Dia dikenal sebagi Taufan, persona kuasa Boboiboy yang kedua. Di tangan kanannya ada sekotak permen karet rasa mint.Halilintar langsung paham kenapa dia dipanggil ke bawah. "Aku berhasil melakukannya! Akan kutunjukkan kepadamu, kau pasti bangga." Seru Taufan dengan muka berseri-seri.
'Kita berdua adalah orang yg sama, tapi kenapa dia terlihat paling manis?' ucap Halilintar dalam hati.
"Tidak perlu teriak-teriak. Lekas, lakukan" perintah si jaket hitam-merah dengan datar. Dia merasa tergelitik untuk tersenyum namun menurutnya, waktunya belum sesuai.
Di saat senggang, Halilintar suka menikmati permen karet sebagai camilan. Taufan pernah melihatnya meniup gelembung dari permen karet dan minta diajari.
Tidak sedikit orang langsung menguasai sesuatu pada percobaan pertama, termasuk si pengendali angin. Saking tidak sabarnya seorang Halilintar, Taufan pernah dijitak-untuk memotivasi, mungkin. Sebagai tambahan, si pemilik Pedang Halilintar juga mengutip, "Orang bisa karena biasa" dan rupanya hasilnya ampuh.
Sudah tiga minggu berlalu dan lihatlah sekarang. Dari bibir merah ranum Taufan, terbitlah kumpulan gas dari paru parunya terbalut kulit biru keputihan. Gelembung permen karet mint! Tidak terlalu besar, namun berhasil membuat Halilintar membelalakkan matanya. Pengendara hoverboard menjerit senang.
"Lagi! Lagi!" seharusnya Halilintar yang bilang begitu.
Taufan mengambil satu buah permen karet lagi yang masih tersisa, kemudian dikunyah denagn sepenuh hati. "Kwalih inhi pazti bherasyil!"
"Jangan bicara sambil makan."
Dibalas dengan anggukan
Dua bola mata Taufan seolah-olah bersinar, sepertinya efek dari semangat yang berlebih. Saat itu juga Halilintar berpikir pecahan diri Boboiboy di depannya ini lebih manis daripada permen stroberi favoritnya.
Tiba-tiba Taufan berhenti mengunyah. Disebabkan tindakan semi asusila terjadi berupa bibir segar miliknya direbut oleh Halilintar. Peristiwa itu sangat cepat dan dia sedang lelah, tentu saja di kaget.
Si pelaku, tersenyum jahil tepat dihadapannya, kemudian berdiri tegak. "Kerja bagus" komentarnya dengan santai dan berjalan kembali ke tempat kerjanya semula. Meninggalkan Taufan yang merasa malu sekaligus senang.
A/N: Halo! Salam kenal, saya Shiro. Terima kasih sudah membaca! (owo)/
P.S: saya kurangi kadar manis fuwa fuwa fanfic ini supaya puasa kalian nggak batal /yha. Oh, mohon koreksinya juga yaa
