Doesn't simple
Jungkook tahu ini tidak akan berjalan sesederhana itu. Mungkin jalannya akan banyak kerikil, atau justru akan halus tapi licin. Atau mungkin akan benar-benar buntu tidak dapat ia lewati. Vkook. Taekook.
Cast : Jeon Jungkook, Kim Taehyung.
"Tidak Mom, aku tidak mau." Jungkook mengekori Mamanya, menarik belakang baju wanita paruh baya itu, merengek memohon, menolak sesuatu yang sebelumnya di sampaikan wanita itu, hal yang menjadi keinginan Mamanya.
Beliau menabok tangan Jungkook yang tidak berhenti mengganggunya. "Harus mau. Jungkook dengar, kamu sudah dua puluh satu tahun sayang dan belum pernah pacaran sama sekali. Mama tidak tahan." Jungkook mencebik, membuat ekspresi melas dibuat-buat. Berharap Mamanya membatalkan rencana perjodohannya.
Dijodohkan.
Ayolah ini jaman apa, sudah tidak musim.
Kalau teman-teman Jungkook tahu, dia bisa mati di olok-olok. Apalagi dia tidak kenal dengan orang yang akan di jodohkan dengannya. Kalau jelek? Gemuk? Hitam? Tua? Ah tidak mau. Begini-begini Jungkook percaya diri, dirinya cukup tampan untuk mendapat yang sepadan.
"Mom please..." Jungkook merengek lagi.
"Coba mengenal dia dulu Kookie. Kau akan suka atau tidak kita pikirkan nanti. Dia baik, percaya pada Mama." Jungkook diam. Itu berarti mutlak, dan perintah mutlak Mama adalah tidak akan bisa — selamanya— untuk diganggu gugat.
Sumpah Jungkook ingin menangis.
...
"Kenapa? Murung sekali Kook?" Seon gi datang mengusak gemas rambut adiknya yang memasang raut begitu menjijikan. Sang kakak tidak berhenti menertawainya.
"Jangan menggangguku noona." Yang lebih tua berdecih tidak suka. Membuang muka malas memilih tidak lagi menanggapi adiknya. Dirinya duduk tepat di seberang Jungkook dibatasi meja kecil ruang tengah.
Tipe adik Kurang ajar.
"Noona..." Dan rengekan Jungkook yang brisik tidak pernah seimbang dengan kesombongan adiknya. Kadang Seon gi sebal sendiri.
"Apa? Tadi katanya tidak mau diganggu." Seon gi berucap malas. Tidak konsisten benar Jeon Jungkook ini.
"Bantu aku." Mukanya di buat semelas mungkin. "Please..." Seon gi keheranan. Semanja apapun Jungkook bocah itu punya gengsi tinggi jika harus memohon pada kakaknya. Pasti masalah serius.
"Kenapa?"
"Aku dijodohkan dengan orang yang tidak aku kenal." Lepas. Seon gi cengo untuk beberapa saat, wajahnya blank begitu terkejut sebelum tawanya menggelegar begitu puas.
Penderitaan Jungkook adalah yang terbaik.
"Aku serius Jeon Seon gi." Jungkook melotot tidak suka. Ayolah, ini tidak lucu. Untuk Jungkook semua ini adalah mimpi buruk. Dia belum ingin menjalin hubungam serius apalagi dengan orang tidak di kenal. Dengan orang yang tidak di cinta.
Seon gi melempar bantal sofa pada adiknya. "Yang benar kalau bicara padaku. Tidak sopan." Jungkook hanya mendengus.
"Bukannya tidak mau membantu adikku sayang, tapi kamu tahu sendiri Kook, perintah mama adalah..."
"Mutlak"/ "Mutlak" Keduanya saling pandang ketika kata itu terucap bersamaan. Membuat Seon gi meringis iba menatap adiknya.
"Yang kuat dik." Sang Noona bangkit dari duduknya, menepuk bahu Jungkook menenangkan dengan gerakan dan raut wajah begitu dramatis dibuat-buat.
Terkutuklah wanita yang nyatanya pernah hidup dalam rahim yang sama dengannya.
...
"Jungkook bersiap, sebentar lagi dia akan menjemputmu." Teriakan Mama begitu nyaring dari lantai bawah. Jungkook menuruni tangga ogah-ogahan. Sebenarnya tidak perlu teriak Jungkook juga sudah dengar.
"Jungkook!"
Oh Astaga.
"Sudah dengar Mom, sedang jalan, sabaaaaar." Jungkook bisa dengar Mamanya tertawa di bawah. Masa bodoh. Jungkook sedang tidak mood.
"Hair up saja sayang, ini lagi kenapa bajunya lusuh sekali? Tidak pakai parfum? Kok tidak wangi. Jungkook..." Jungkook menyela, mengecup pipi Mamanya kilat.
"Cerewet. Aku mau seperti apa juga tampan." Setelahnya Jungkook berjalan ke arah ruang tengah, menyambar tasnya yang tadi siang hanya ia lempar asal sepulang dari kampus. Gara-gara dengar ucapan Mama soal perjodohan. Jungkook kaget jadi tidak merawati barangnya dengan benar.
Pria itu mengambil kotak pomade, membukanya, mengoleskannya di rambutnya telaten. Menata ulang rambutnya.
Hair up.
Seperti perintah Mama.
"Nah begini kan tampan." Untuk pertama kali Jungkook tidak suka pujian yang Mama berikan padanya.
Annoying sekali.
Ketika Mama sedang membantu Jungkook merapikan diri. Bel rumah berbunyi. Bohong kalau Jungkook bilang tidak grogi.
Grogi sekali, sumpah.
Takut.
Gelisah.
Apa sih namanya?
Salah tingkah?
Entahlah
Ah sudahlah.
Mama tersenyum menepuk bahu Jungkook, mengisyaratkan pemuda itu untuk mengikutinya membuka pintu. Jungkook meneguk ludah resah, mengekor Mamanya yang berjalan santai ke arah pintu.
Ketika dengan cekatan Mama membuka pintu, ketika pintu kayu itu terbuka sempurna. Sosok itu terpatri di netra Jungkook. Tinggi dan tampan. Badannya tidak lebih besar dari Jungkook tapi benar-benar tampak gagah.
"Selamat sore tante." Jungkook mematung.
Tbc...
Hai guys aku bawa cerita baru.
Lihat antusiasmenya dulu sih, kalau memang tidak ada yang minat ya aku cancel. Karena aku masih ada tanggungan Kookie sebenarnya.
Hanya pengen ada suasana baru biar ngga kookie terus yang di garap, biar bisa gantian wkwk.
Tapi ya itu tadi kalo ngga ada yang minat ya ngga jadi. Ndak cuma capek doang. Haha.
Satu lagi, kalian pasti taulah sapa yang bakal dijodohin sama jeykey. Kalau kalian cukup mengenalku pasti tahu. Karena hanya dia yang selalu kupasangkan jengan jeykey wkwk
Sudahlah nyrocos terus diriku ini. Komen dulu lah iya apa engga.
