No Title

Pair : SasuSaku

Rate : T

Don't like Don't read

BY

Normal pov

Jam menunjukkan pukul dua malam saat seorang gadis mengendap-endap masuk ke dalam rumahnya. Tiba-tiba lampu di dalam rumah menyala.

.

.

.

"Haruno Sakura"

.

.

.

Nama gadis itu ia sangat terkejut malihat lampu yang menyala tiba-tiba dan mendapati seseorang yang berdiri tak jauh darinya. Seorang pria tua yang sedang menatapnya dengan penuh amarah. Di belakang pria itu ada seorang wanita tua yang sedang menatap sakura dengan penuh kekecewaan. Ya.. mereka adalah ayah dan ibu sakura.

.

.

.

Sakura pov

Aku baru saja pulang dari diskotik ketika aku menyadari bahwa ternyata sekarang sudah pukul dua malam. Segera saja aku mulai melangkahkan kakiku ke dalam rumah. Dengan perlahan tapi pasti, aku pergi menuju kamarku. Aku sangat terkejut ketika menyadari suasana disekitarku yang gelap dan sunyi kini berubah menjadi terang.

Apakah ini sudah pagi? Tidak mungkin. Ini kan baru jam dua malam, matahari belum terbit di jam segini.

Hah.. pengaruh alcohol ini membuatku gila, ini kan cahaya lampu. Kuedarkan pandanganku ke sekelilingku. Mata emeraldku membulat ketika mendapati seorang pria yang menatapku dengan penuh amarah dan seorang wanita yang menatapku dengan penuh kekecewaan.

Mereka adalah ayah dan ibuku " Ck. Aku ketahuan.. LAGI "

.

.

.

Normal pov

Ayah sakura "Haruno Kizashi" kini mulai melangkahkan kakinya mendekati sakura. Semakin dekat.. makin dekat dan

.

.

.

PLAK!

.

.

.

"Ah.. " tamparan keras mengenai pipi kiri sakura.

"Darimana saja kau sakura? Kau tau ini sudah jam berapa? Gadis macam apa yang pulang sampai selarut ini? kau gunakan untuk apa uang tousan dan kasanmu ini? Dan bau apa ini? " sambil berusaha mencium aroma yang terkuak dari tubuh sakura.

"Ini adalah bau alkohol. Oh.. jadi kau habis dari diskotik lagi dan sekarang sudah mulai berani minum minuman keras hah..'' bentak Kizashi.

''Sakura jawab tousanmu ! jadi kau menggunakan uang kami hanya untuk hal-hal seperti ini. kasan kecewa padamu, kau tidak bisa menjaga uang kami dengan baik. '' tanggas ibu sakura Haruno Mebuki.

Sakura yang masih setia mematung di tempatnya, akhirnya angkat bicara. Sambil masih terus memegang pipi kirinya, dia berkata ''Apakah aku anak kalian ?" tanya sakura.

''apa maksudmu sakura ? '' jawab mebuki sambil mengernyit heran.

''Apakah kalian menyayangiku ? sebesar apa rasa cinta kalian terhadapku ? hhh… rasanya kalau boleh memilih, aku tidak ingin terlahir di keluarga ini. ''jawab sakura.

'' hentikan omonganmu itu sakura ! kau anak kami, dan kami tentu sangat menyayangimu. '' jawab Kizashi, '' benar sakura, hentikan omonganmu itu ! ''tambah mebuki.

''kenapa harus berhenti kasan ? aku baru mau mulai bicara. Kalian menanyakan banyak hal padaku. . aku tau ini sudah jam berapa, aku sampai di rumah pukul dua dan sekarang sudah pukul 2.15. ya benar aku habis dari diskotik lagi, disana aku minum-minuman keras, hm.. dapat dilihat dari aroma yang menguar dari tubuhku ini kan. Dan mengenai uang kalian, maaf aku belum memberitahukannya. Diskotik yang sering aku kunjungi itu adalah milik temanku. Temanku sangat baik padaku, dia memberikan pelayanan gratis terhadapku di diskotik itu. Jadi, saat disana, aku tidak mengeluarkan uang kalian sama sekali." Ujar sakura sambil menyunggingkan sebuah senyuman kecil di wajahnya. Senyuman yang dipaksa.

''syukurlah kalau begitu. Uang kami masih aman dari perbuatanmu itu '' jawab Kizashi. Kini tangan sakura yang tadi memegang pipinya beralih memegang dadanya yang terasa sakit. Sambil berusaha untuk tetap tenang dan berusaha tegar di depan kedua orang tuanya, dia pun mengangkat kepalanya, menatap kedua orang tuanya dan akhirnya berkata

''Apa aku berarti untuk kalian ? kalian berkata bahwa kalian sangat menyayangiku, tapi mana buktinya.. kalian tidak pernah ada disaat aku membutuhkan kalian. Kalian lebih memedulikan uang kalian daripada aku.

Bahkan tadi saat aku pulang, kalian terlihat lebih mengkhawatirkan keadaan uang ini daripada keadaanku.'' Ujar sakura sambil melemparkan semua uang yang ada di dompetnya ke lantai.

''disekolah, teman-temanku berkata bahwa aku adalah gadis yang paling beruntung di dunia, aku cantik, baik, cerdas, dan terlebih lagi aku memiliki kedua orang tua yang sangat kaya raya, yang dapat membelikanku apa saja yang aku inginkan, benar-benar hidup yang sangat sempurna. Ck. Tapi mereka tidak tahu saja, aku tidak sebahagia yang mereka kira, tidak terlalu beruntung, tidak sempurna sama sekali.

Teman-temanku mungkin ekonominya lemah, tapi keluarga mereka penuh cinta dan kasih sayang yang tulus. Sementara aku, orang tuaku lebih mencintai uang mereka daripada anak kandung mereka sendiri.'' Ujar sakura.

Dan tanpa diduga air matanya keluar begitu saja tanpa izin darinya. "Berhenti sakura!Hentikan!" ujar Kizashi. Setelah menghapus air matanya, sakura pun kembali menatap kedua orang tuanya dengan tatapan tajam dan akhirnya berteriak

"APAKAH KALIAN PANTAS DIPANGGIL SEBAGAI KASAN DAN TOUSAN? AKU BERHARAP BISA JAUH DARI KALIAN BERDUA." Ujar sakura yang langsung pergi berlari menaiki tangga ke lantai dua dan menuju kamarnya.

.

.

.

Sakura pov

Aku segera merebahkan diriku di atas kasurku yang terasa sangat nyaman saat ini. Kepalaku benar-benar pusing dang terasa sangat sakit sekarang. Ada tiga alasan yang mendasari sakit kepalaku ini.

Pertama, karena aku sekarang benar-benar sangat ngantuk.

Kedua, berterimakasihlah pada Shion temanku, yang telah menukar jus ku dengan sake. Yah.. aku memang sering pergi ke diskotik, tapi aku tidak pernah sekalipun berniat mencoba minuman berbau alkohol itu. Tetapi tadi, karena saking hausnya, aku langsung meminum minuman itu dalam skali teguk tanpa mengeceknya terlebih dahulu, hmm.. kukira itu jusku.

Ketiga, yang menyebabkan kepalaku menjadi sakit seperti ini, adalah hadiah lima jari dari tousanku atau harus kupanggil ojisan ? Entahlah.

Demi menghilangkan sakit ini, aku pun mulai menutup mataku, berusaha untuk segera tertidur saja. Dan berharap besok semuanya akan jauh lebih baik.

Keesokan harinya

Aku sangat bersemangat pagi ini. Walaupun hanya tidur kurang lebih dua jam, hampir mungkin. Aku sangat senang jika mengingat akan ke sekolah. Karena di sekolah aku memiliki banyak teman yang sangat baik padaku.

Mungkin melihatku yang sebahagia ini sebagian orang akan merasa aneh. Karena, baru tadi malamaku meluapkan seluruh amarahku kepada orang tuaku. yah.. bagiku, yang lalu biarlah berlalu. Hm.. Bomat. ( bodo amat )

Aku pun segera melangkahkan kakiku menuruni tangga menuju ruang makan. Disana aku melihat ayah dan ibu yang menatapku dengan tatapan yang….. mmmm … tidak dapat ditebak. Aku pun segera menyambar sebuah roti dan segera berjalan menuju pintu.

Baru mau mulai membuka pintu, tiba-tiba ''sakura berhenti ! mulai sekarang kau tidak perlu masuk sekolah itu lagi. '' kata ibuku.

''kami sudah mendaftarkanmu disebuah sekolah jauh dari sini, disekolah itu terdapat sebuah asrama untuk para muridnya yang rumahnya jauh. Kau akan tinggal di sana. Kami akan mengantarmu hari ini. Dan mulai besok kau bisa masuk ke sekolah itu. Ini juga keinginanmu kan, keinginanmu untuk jauh dari kami. ''

Yah… tentu saja aku sangat kaget dengan pernyataan ibuku tersebut. Dan hanya satu kata yang dapat terucap dari bibirku.

.

.

.

'' APA ! ''…

.

.

.

===*TBC*===