Tittle: KrisHo And Their Ten Children

Rating: T

Pair: Krisho! Parents. EXO Siblings! Bromance

Cast: Member EXO, member Super Junior, and other.

Diclaimer: Semua cast milik agensi masing-masing, orang tua mereka, dan tuhan yang maha esa. Yifan dan Junmyeon saling memiliki. Tapi ff ini milikku.

Warning: YAOI, BL, Bromance, Gaje, Typo(s), Abal-abal.

a/n: Author baru dan ff baru :D

Salam kenal ya. Pertama-tama, Patricia mau bilang kalau ff ini ku persembahkan spesial buat Vava, (Bunny Twins). Aku ngerti kedaanmu, friend. Turut berduka atas kematian sahabat mu pada Rabu, 30 Maret 2016. Aku sedih kalo kamu bilang sekarang cuma punya temen aku, dan kembaranmu. Belum lagi masalah sekolahan. Aku nggak tau kenapa kamu dan kembaranmu dibenci, tapi aku seneng kamu nyadar kalo fafa bela kamu ke guru-guru karena dia sayang kamu. Aku juga heran masalah tweet mu yang bikin salah paham. Aku nggak nyangka itu bisa jadi artian yang berbeda, orang sekolahan yang baca tweet mu pasti ngerti kamu nyangkut masalah apa, tapi beda juga kalo orang lain baca. Kalo kamu nggak kuat sekolah di sekolahan, kamu mending Homeschooling lagi aja. Aku bakalan jadi temenmu. Aku ngerti kamu pasti depresi, makanya kubuatin ff ini. Kamu suka Suho jadi Mommy kan? Ini buatmu. Semoga kamu mau ngobrol lagi sama aku. Aku sedih udah nggak kontak sama kamu lagi, kenapa kamu nggak bales semua chat ku? Apa saking sedihnya kamu? Aku pengen kamu gembira lagi, friend. Aku yakin kamu baca semua ff KrisHo, dan aku harap kamu juga baca ini. Sengaja aku ungkapin semua nya disini, Va. Karena aku prihatin sama kamu. Denger, gosip itu disebarin orang iri dan didengerin orang bodoh.

Maaf kalau ff ini nggak kerasa feel nya. Aku janji post ff ini setiap hari Sabtu, Terima kasih :)


Wu Yifan, pemuda blasteran China-Kanada yang sangat terkenal di Asia (bahkan ia juga populer di luar benua Asia), menyeret koper nya keluar dari bandara. Ia terlihat kelelahan. Pemuda tinggi berusia tiga puluh tahun itu mengabaikan teriakan-teriakan fans nya.

Yifan masuk kedalam limousine hitam yang ia hafal di luar kepala. Ia menggumamkan kata terima kasih kepada Zhoumi (sopir pribadi nya) yang mengangkat koper-koper besar nya. Punggung lebar Yifan bersandar nyaman di mobil nya. Aktor yang sering membintangi film action itu memejamkan matanya, ia benar-benar ingin cepat bertemu malaikat nya dan sepuluh jagoan-jagoan kecilnya.

"Semua sudah masuk. Kita langsung menuju rumah, Yifan?"

Suara Zhoumi yang berbicara informal dengannya membuat ia membuka mata elangnya perlahan, "Ah, ya. Aku lelah sekali."

Zhoumi melirik sekilas aktor populer itu melalui kaca spion, lalu tersenyum. Sopir tampan itu melajukan mobil mewah nan panjang milik keluarga Wu itu menjauhi bandara, dengan kecepatan cepat mobil itu menuju mansion mewah Yifan dan keluarga nya.

Beberapa puluh menit kemudian, limousine itu terparkir di halaman mansion keluarga Wu. Jungsoo dan Heechul (butler keluarga Wu) yang sedari tadi menunggu di depan pintu, segera beranjak dari tempat nya ketika melihat Yifan keluar dari limousine.

"Hai hyung," Yifan tersenyum melihat kedua butler yang ia anggap hyung nya sendiri, "Bisa tolong bawakan-"

"Koper?" Jungsoo memotong, ia dan Heechul segera sibuk dengan koper-koper Yifan.

"Masuklah kedalam rumah," Heechul melihat Yifan yang terlihat lelah dan kedinginan, "Junmyeon dan anak-anakmu sudah menunggu"

Yifan tersenyum lagi, "Baiklah hyung, gomawo."

Kaki panjang Yifan melangkah menuju pintu besar mansionnya. Ia membuka pintu itu, dan menutup nya dengan cepat. Udara dingin di Korea dan di negara lain masih sama dinginnya.

"Daddy~!"

Teriakan yang sudah Yifan hafal menyeruak di telinganya ketika ia memasuki ruang tamu. Sepuluh bocah kecil memeluk kakinya, dengan berdesak-desakan tentu saja.

"Hey, hey" Yifan tertawa geli melihat mereka. Apalagi setelah melihat kedua anaknya, Kyungsoo dan Baekhyun sedang bertengkar karena mereka berdua saling tidak sengaja bersenggolan, "Tenanglah"

"Daddy, daddy!" Bocah paling tinggi diantara sepuluh bocah kecil itu (walaupun hanya sebatas pinggang Yifan) menarik kemeja nya semangat, "Luhan hari ini mencetak gol tiga kali!"

Kembaran Luhan, Minseok, tidak mau kalah darinya, "Tapi Minseok mencetak gol empat kali!"

"Daddy~" Suara lain memanggil daddy nya, "Kostum rilakkuma milik kita bertiga mana?"

Tiga bocah kecil mendongak, melihat daddy nya.

"Untuk triplet, mereka terakhir saja dad!" Bocah kecil lain berusaha merangsek maju dari si triplet yang masih menempel ke daddy mereka, "Yixing tadi akhirnya ingat bahwa nomor setelah empat itu tujuh, dad!"

Dahi Yifan sedikit mengerut mendengar celotehan bocah kecil yang satu ini, nomor setelah empat itu tujuh? Bukannya lima?

Baru saja Yifan akan membenarkan ucapan Yixing, celotehan kembar paling tua di antara mereka tentang mencetak gol dan celotehan triplet berisik Baekhyun-Jongdae-Chanyeol makin menjadi-jadi. Yifan menghela nafas nya, mereka semua berisik sekali. Namun diam-diam, Yifan merindukan suara mereka yang sudah lama tidak ia dengar selama dua bulan terakhir. Daddy dari sepuluh anak itu melakukan syuting film action di Prancis. Walaupun berat meninggalkan mereka, mau tidak mau Yifan harus pergi melakukan syuting film itu, toh Junmyeon dan para maid menjaga mereka semua dengan baik. Omong-omong, Yifan juga merindukan istri nya.

Bocah kecil bermata seperti panda juga ikut mendekati daddy nya, persis seperti saudara nya yang lain, "Dad! Kemarin Tao melihat orang-orang dewasa berlatih wus.. W-wuh.. W-"

"Wushu" Kembaran non identik nya menyahut dengan permen lollipop di tangannya.

"Ah! Iya itu!"

Yifan tertawa dan mengusap kedua surai anak kembar nya yang benar-benar tidak identik. Warna kulit, tinggi, sifat, dan semua dari diri mereka benar-benar beda jauh. Tetapi semua orang tau, jika mereka saling menyayangi satu sama lain.

"Jongin ingin bik den!"

Teriakan kencang dan sedikit tidak jelas membuat Yifan sedikit terlonjak kaget. Ia menatap anaknya yang berumur tiga tahun itu, dan memiringkan kepalanya heran.

Yifan mengerti, baik Jongin maupun Sehun belum dapat berbicara dengan jelas. Mereka adalah kembar paling muda di keluarga Wu, lebih tepatnya anak paling muda dari Yifan dan Junmyeon.

Ia maklum dengan cara berbicara maknae kembar itu. Saudara-saudara mereka yang lain juga memiliki masalah tentang berbicara sampai kira-kira akhir umur tiga tahun. Tapi Yifan selalu saja berusaha ingin mengerti ucapan semua anaknya, dari masa Minseok dan Luhan kecil hingga Jongin dan Sehun saat ini.

Yifan berjongkok, menatap balita kecilnya yang berusaha mengucapkan sesuatu yang mungkin saja penting, "Jonginnie mengatakan apa?"

"Jongin.." Jongin menunjuk dirinya sendiri dengan jari kecilnya, "Ngin bik den!"

Yifan masih saja gagal paham.

"Jongin ingin belajar break dance, dad." Luhan dengan rela menterjemahkan bahasa alien Jongin, "Kita melihat grup break dance,Dan Jongin suka sekali."

"Oh," Yifan menggaruk rambutnya dan tertawa canggung, merasa menjadi daddy yang buruk karena tidak mengerti perkataan anaknya, "Break dance?"

Jongin mengangguk terlalu semangat.

"Jika Jongin besar, daddy akan membiarkan mu belajar break dance, okay?" Yifan mencubit perut kecilnya, "Makanya Jongin harus cepat besar ya?"

Jongin tertawa dan mengangguk.

"Dad!" Kyungsoo menarik kemeja Yifan seperti Luhan tadi, "Mommy dan aku minggu lalu mencoba membuat souffle."

"Waaahh~" Yifan tertawa, "Enak?"

"Enak dad! Kyungsoo jago masak seperti mommy!"

Saudara-saudara nya yang lain mengangguk-anggukkan kepala nya setuju. Bakat memasak Kyungsoo memang membuat iri mereka semua.

"Hebat!" Yifan tersenyum bangga, "Omong-omong, mommy mana?"

"Di dapur. Mommy sedang semangat membua-"

"Mommy mochi!"

Perkataan Baekhyun terpotong oleh Sehun.

Baekhyun mendengus dan melirik Sehun sengit, "Iya, membuat mochi."

Yifan tidak dapat berhenti tertawa melihat kesepuluh anaknya yang lucu dan menggemaskan. Sampai-sampai, aktor tinggi itu sesekali menghapus air mata di sudut matanya karena terlalu banyak tertawa.

"Daddy rindu sekali dengan mommy," Yifan tersenyum penuh arti dan menatap anak-anaknya, "Bisa antarkan daddy ke mommy?"

"Bisa dad!"

Lihat, siapa yang sedang rindu dan siapa yang sekarang sangat bersemangat. Yifan menggelengkan kepalanya pelan saat Chanyeol dan Tao mendorong punggungnya. Jongdae dan Minseok juga menarik tangannya dengan sangat kasar.

Yifan yang benar-benar merindukan istri imut nya, kenapa yang bersemangat anak-anaknya? Aigoo~

Mereka bersebelas berhenti di sebelah pintu dapur, membuat alis Yifan menyatu heran.

"Kenapa berhenti disini?" Yifan menunduk, menyamakan tinggi nya dengan jagoan-jagoan kecilnya, "Mommy di dapur kan?"

"Ssttt!"

Sepuluh bocah kecil itu meletakkan jari telunjuknya di depan mulut mereka masing-masing dan menengok ke belakang, kearah daddy mereka dan berdesis dengan tidak kalemnya.

Luhan melototkan matanya kearah Yifan, "Daddy ini berisik sekali sih!"

"Apa?" Yifan kembali berdiri dan mengangkat tangannya, "Suara daddy memang dari dulu seperti ini kan?"

"Ssttt!"

Mereka berdesis dengan tidak kalemnya lagi, membuat Yifan cemberut. Suaranya dari dulu memang berat seperti ini, bukan salahnya.

"Mommy belum tau jika daddy pulang," Minseok menjelaskan dengan berbisik, membuat Yifan harus mencondongkan badannya kearah anak pertamanya.

"Lalu?"

"Kenapa daddy selalu gagal paham?"

Celotehan Jongdae langsung diakhiri dengan toyoran dari salah satu kembarannya, Chanyeol

"Hey! Aku lebih tua darimu!"

Chanyeol tidak mau kalah, "Hanya lebih tua beberapa menit saja kan? Kenapa volume suaramu jika sedang mengatakan sesuatu selalu tinggi sih? Kan-hmmfhh!"

Mulut Chanyeol dan Jongdae langsung ditutup dengan telapak tangan Yixing, "Berisik."

Minseok memandang mereka dengan tatapan malas, "Bisa kulanjutkan penjelasanku?"

"Bisa, hehe."

Chanyeol dan Jongdae cengengesan dan berpose 'peace' dengan jarinya.

"Okay," Minseok melihat daddy nya yang masih bengong. Mulutnya bahkan terbuka, membuat Minseok dan yang lain sebenarnya merasa sedikit risih, "Daddy masuk sendirian saja didapur. Jekutan untuk mommy."

"Kejutan," Luhan membenarkan, "Jika kau belum bisa berkata dengan baik, mending tidak us-"

"Luhan!" Minseok menarik kerah baju Luhan, "Kau jahat!"

"Boys," Yifan menarik kembar tertua itu menjauh, "Aku mengerti maksud kalian. Sekarang bisakah kalian tenang dan menunggu disini?"

"Iya daddy!"

Tanpa sadar, mereka semua berteriak.

"Ssstttt!"

Dan berdesis satu sama lain. Lucunya~

Yifan tersenyum melihat kelakuan mereka. Namun Yifan berusaha fokus, ia akan masuk ke dapur dan memberi kejutan akan kedatangannya untuk istri nya yang sangat ia sayangi. Pemuda tinggi itu dengan gugup berdiri di depan pintu dapur, sedikit melirik anak-anaknya yang menyemangati nya tanpa suara.

Pemuda blasteran itu memutar gagang pintu dan memasuki dapur mewah dan luas itu. Bahkan dari dapur pun, kita dapat melihat pemandangan dari sini. Ia menutup kembali pintunya dengan perlahan dan berjalan mengendap-endap kearah pemuda mungil yang sedang memunggunginya.

Yifan memeluk pemuda mungil itu, dan menempelkan kepala di leher istrinya, "Junmyeon, aku pulang."

Junmyeon yang sedikit kaget karena seseorang telah memeluknya tiba-tiba, seketika tersenyum. Ia menyadari bahwa Yifan yang memeluknya, suami nya yang sangat ia sayangi.

Junmyeon membalikkan badannya dan tersenyum manis. Matanya melengkung dengan indah, "Selamat datang, Fan."

"Kau ini imut sekali sih," Yifan mencubit kedua pipi istri nya yang terdapat beberapa taburan tepung, "Kau berantakan sekali jika sedang memasak."

Junmyeon tertawa. Ia mengambil sebuah mochi dan menyodorkannya kedepan mulut Yifan, "Cobalah."

Yifan membuka mulutnya dan mengunyah mochi itu pelan. Enak~

Mochi itu manis, lembut, dan kenyal. Persis seperti pipi chubby Junmyeon.

Yeah, itulah pemikiran Yifan.

"Enak." Yifan mengangguk pelan.

Junmyeon cemberut, "Jangan bohong,"

"Aku tidak berbohong," Yifan melepaskan pelukannya, "Ini enak."

"Tapi reaksi mu itu membuatku sulit percaya."

Yifan menepuk jidatnya.

Pemuda tinggi yang mempunyai sepuluh anak itu menjauhkan badannya dari Junmyeon. Ia meletakkan tangannya disamping pipi dan menggeliat heboh. Mulutnya bahkan membulat lebar, Junmyeon mungkin bisa memasukkan apel fuji kesayangannya di mulut Yifan itu.

"Omayaa~!" Yifan masih bertingkah over, "Ini makanan paling enak yang pernah masuk di mulut ku!"

Junmyeon tertawa tanpa kontrol.

Yifan menggelikan sekali~

Namun, itulah salah satu alasan yang membuat Junmyeon sayang dengannya.

"Daddy?" Kepala Baekhyun menyembul dari pintu, "Kita mau masuk."

Yifan mengembalikan posisi 'normal' nya dan menggaruk rambutnya canggung. Ia mendadak salah tingkah. Apakah anak-anaknya tau, jika ia bertingkah over tadi? Yifan malu sendiri.

"O-oh, Ya."

Sialan, kenapa malah gugup begini.

"Daddy over reaction."

Perkataan Tao sukses menembus hati Yifan benar-benar dalam. Malu~

"Hehe,"

Junmyeon tersenyum geli melihat tingkah mereka. Ia berjongkok di depan Luhan, "Ryeowook hyung dan Sungmin hyung mana?" Pemuda manis itu menanyakan keberadaan chef di rumah ini.

"Menata meja makan, mom."

"Baiklah," Junmyeon berdiri dan menatap Yifan, "Kau sudah makan?"

Yifan menggelengkan kepalanya, "Aku ingin makan malam dengan istri ku yang cantik dan imut ini. Oh, bersama anak-anakku yang tampan dan manis juga"

"Waaaa~"

Anak-anak mereka heboh mendengar kalimat manis dari daddy mereka. Mereka berinisiatif memeluk daddy dan mommy mereka, membuat lingkaran dengan Junmyeon dan Yifan di tengah mereka. Yifan dan Junmyeon balas memeluk mereka dengan satu tangan yang lain, karena tangan Yifan berada di pinggang Junmyeon dan tangan Junmyeon di pundak kokoh Yifan.

"Daddy baaahhh! Uuuuh!"

Celotehan Sehun memecah susana.

Yifan memiringkan kepalanya heran, "Maksudnya?"

"Artinya..." Junmyeon sengaja menggantungkan kalimatnya, lalu menatap anak-anaknya penuh arti.

"DADDY BAU! HAHAHAHA"

Mereka berkata kompak sekali. Yifan otomatis cemberut. Iya sih, dia belum membersihkan badan selama beberapa jam di penerbangan, tapi kenapa perkataan mereka terlalu jujur..

Kokoro Yifan sakit kesekian kalinya.

Junmyeon mencium rahang Yifan, "Sudah, mandi sana." Ia mendorong punggung lebar suaminya keluar.

Selama berjalan menuju kamar mereka berdua, Yifan tersenyum sendiri persis seperti orang idiot.

Junmyeon tadi menciumnya, yuhuuu~


Wu Yifan, pemuda blasteran ini sudah menjadi aktor sejak masa remaja. Wajah nya sangat familiar di film action. Bukan hanya film-film Asia, Yifan yang berumur enam belas tahun saat itu bahkan bisa membintangi film action di benua lain. Bakatnya bermain film sudah terlihat jelas sejak kecil. Ia sering sekali mendapat sorotan dunia karena wajah tampannya dan kemampuannya. Yifan merupakan anak tunggal, yang kadang membuatnya merasa kesepian.

Sedangkan Kim Junmyeon (yang sekarang menjadi Wu Junmyeon), adalah anak dari pengusaha kaya raya di Korea. Keluarga Junmyeon merupakan salah satu deretan keluarga paling kaya di Korea. Junmyeon mempunyai seorang kakak laki-laki dan dua orang kakak perempuan. Kakak laki-laki nya berkecimpung di dunia bisnis bersama appa nya,yang mempunyai berbagai cabang perusahaan. Bahkan, cabang perusahaan milik appa Junmyeon dapat berdiri di luar negeri. Kedua kakak perempuannya berada di dunia entertainment. Kedua kakak perempuan Junmyeon menjadi anggota girlband yang sangat terkenal. Pemuda manis itu mengikuti jejak eomma nya yang mendirikan beberapa restoran berkelas.

Yifan dan Junmyeon bertemu pertama kali saat SMA. Mereka kebetulan sekali tiga tahun berturut-turut selalu saja satu kelas. Junmyeon benar-benar beruntung menjadi cinta pertama, bahkan cinta terakhir Yifan.

Mereka berdua saling melengkapi, baik suka maupun duka. Yifan dan Junmyeon berpacaran selama lima tahun, dan memutuskan menikah di umur Yifan yang saat itu dua puluh dua tahun dan Junmyeon yang berusia dua puluh satu tahun.

Kedua pemuda yang memiliki tinggi yang sangat kontras itu memiliki sepuluh anak. Jujur saja, mereka berdua tidak menyangka akan seperti ini. Mereka membiarkan semua nya, baik nasib ataupun takdir mengalir sebagaimana mestinya.

Wu Minseok dan Wu Luhan merupakan anak pertama. Saat ini, Minseok dan Luhan berumur tujuh tahun dan berada di bangku kelas dua sekolah dasar. Mereka adalah hyung yang benar-benar baik. Minseok dan Luhan selalu menjaga semua adik mereka dengan baik dan selalu bertingkah dewasa. Yah.. Walaupun juga sering terlihat konyol seperti tingkah anak-anak pada umumnya yang seumuran dengan mereka.

Wu Yixing, satu-satunya anak dari Yifan dan Junmyeon yang tidak kembar. Ia berumur enam tahun saat ini. Bocah manis ini kalem sekali. Bahkan sifat pelupa nya saja membuatnya tampak semakin manis dan lucu. Yixing suka sekali melihat Junmyeon memasak, terkadang ia sedikit membantu Junmyeon di dapur. Bocah yang satu ini jika tersenyum akan semakin manis karena dimple andalannya.

Wu Baekhyun, Wu Jongdae, dan Wu Chanyeol adalah kembar paling berisik diantara semua anak Yifan dan Junmyeon. Triplet ini menjadi 'pelawak' di keluarga Wu. Tingkah mereka selalu saja mengundang tawa semua orang. Mereka berumur lima tahun saat ini. Bisa dibilang, mereka bukanlah kembar identik. Lihat saja, wajah Baekhyun yang cenderung manis, wajah Jongdae dan Chanyeol yang cenderung tampan. Chanyeol bahkan jauh lebih tinggi dibandingkan Baekhyun dan Jongdae. Mereka bertiga benar-benar maniak Rilakkuma.

Wu Kyungsoo dan Wu Zitao, kembar yang jauh dari kata identik. Kyungsoo yang pendek dan Tao yang tinggi, Kyungsoo yang penyabar dan Tao yang gampang marah, Kyungsoo yang pintar memasak dan Tao yang pintar bela diri, dan banyak yang lainnya. Tapi, mereka berdua saling menyayangi. Mereka berdua berumur empat tahun saat ini. Bisa dibilang, Kyungsoo dan Tao merupakan 'duplikat' dari Junmyeon dan Yifan.

Dan yang terakhir, Wu Jongin dan Wu Sehun, kembar paling muda. Mereka sekarang berumur tiga tahun. Belum dapat berbicara dengan lancar, dan malah terdengar lucu. Baik Jongin maupun Sehun, mereka berdua suka sekali susu cokelat. Bisa dibilang, Jongin dan Sehun adalah anak terjahil kedua di Wu family setelah si triplet.

Heechul adalah butler keluarga Kim, dan Jungsoo adalah butler keluarga Wu. Kedua orang tua Yifan dan Junmyeon melarang mengambil sembarang pelayan. Alhasil, semua pelayan di mansion Wu adalah pelayan kepercayaan dari dua keluarga tersebut.

Henry dan Zhoumi adalah sopir di keluarga Wu. Hyukjae, Donghae, dan Kyuhyun adalah babysitter yang kadang diperlukan Junmyeon (mengingat banyaknya anak mereka). Siwon, Donghee, dan Youngwoon adalah bodyguard. Sungmin dan Ryeowook adalah chef di keluarga Wu, Junmyeon suka sekali belajar memasak dengan mereka berdua. Junmyeon tetap menyiapkan makanan untuk keluarga nya, namun dibantu oleh Ryeowook dan Sungmin. Jongwoon dan Kibum adalah orang yang membantu Junmyeon membersihkan mansion besar dan mewah keluarga Wu. Sedangkan Hangeng adalah manager Yifan.

Mansion keluarga Wu mempunyai empat lantai. lantai satu adalah ruang tamu, ruang makan, dapur, dan ruang keluarga. Lantai dua terdapat Kamar-kamar untuk para pelayan. Lantai tiga adalah kamar anak-anak keluarga Wu dan ruang bermain mereka. Sedangkan lantai empat adalah kamar Yifan dan Junmyeon. Kamar paling besar diantara semua kamar di mansion ini. Didepan kamar Yifan dan Junmyeon juga terdapat perpustakaan yang lumayan besar.

Samping kanan dan kiri mansion keluarga Wu terdapat garasi besar tempat mereka menyimpan kendaraan mereka. Halaman depan keluarga Wu sangat luas. Terdapat kebun mini untuk menanam bunga di sepanjang kanan dan kiri halaman. Sedangkan halaman belakang terdapat kolam renang yang sangat luas.

Mengingat banyaknya penghuni di mansion Wu, sudah pasti mansion ini sudah jauh dari kata sepi. Hihihi ^^


"Yixing besok masuk sekolah," Junnmyeon menyuapkan makanan ke mulut Jongin, "Dia sudah kelas satu sekolah dasar sekarang."

"Oh ya?" Yifan menatap Yixing yang memakan makanannya dengan tenang, "Salah satu anak daddy sudah besar rupanya."

"Dari dulu Yixing sudah besar, dad."

"Baekkie juga sudah besar, loh!"

"Tao juga tinggi, itu tandanya Tao sudah besar!"

"Apa hubungannya tinggi dengan bes-"

"Jongdae juga besar! Lihat saja, sebentar lagi suara ku akan berubah berat seperti daddy!"

"-ar" Luhan memasang wajah datar setelahnya, "Yah, terpotong cempreng sialan -_-"

Meja makan besar itu riuh seketika. Mereka semua merasa sudah menjadi big boys. Yifan merasa bersalah membawa topik yang jelas-jelas membawa ribut.

"Iya, kalian sudah besar semua."

Junmyeon melirik Yifan, dan berusaha menyembunyikan tawanya. Yifan terlihat lucu sekali saat ini. "Sudah, selesaikan makanan kalian. Berisik di meja makan itu tidak baik."

"Iya, mom."


Yifan melangkahkan kakinya ke ruang keluarga. Para pelayan dan anak-anaknya sedang menonton film animasi. Ia merasa ada yang kurang diantara gerombolan yang sedang melekatkan tatapannya kearah televisi besar keluarga Wu.

'Ah, Yixingie pasti sedang bersiap-siap alat sekolah untuk besok'

Yifan akhirnya meninggalkan ruang keluarga dan menaiki tangga menuju lantai tiga, lebih tepatnya ke kamar milik Yixing.

Tangan lebar Yifan membuka kenop pintu kamar Yixing. Ia menyembulkan kepalanya kedalam kamar Yixing. Seketika gambar unicorn mendominasi mata elangnya.

"Yixing?" Yifan melangkah masuk mendekati anaknya yang terduduk didepan lemari besar nya yang terbuka, "Kau sedang apa?"

"Melihati seragam yang akan ku pakai besok, dad." Yixing menoleh dan tersenyum manis, menunjukkan dimple nya, "Keren ya?"

"Iya, keren." Yifan ikut duduk disamping Yixing, "Lebih keren lagi jika Yixingie yang pakai."

Yixing tambah berseri-seri, "Begitukah?"

"Um." Yifan mengangguk. Sekarang ia ikut memandangi seragam Yixing.

"Kau sudah menyiapkan semua perlengkapanmu?"

Yifan berdiri dan menjelajahi kamar Yixing.

"Sudah,dad."

"Yixing," Yifan merebahkan badannya di ranjang Yixing, "Apa kau tidak merasa kesepian di kamar ini? Kau tidur sendiri kan? Apa waktu itu daddy dan mommy salah membagi kamar?"

Yifan dan Junmyeon memang membagi kamar sesuai umur mereka. Minseok dan Luhan. Yixing sendiri, karena ia satu-satunya anak tunggal. Baekhyun, Jongdae, dan Chanyeol. Kyungsoo dan Tao. Dan Jongin bersama Sehun. Mereka semua mendapat kamar bersama pasangan kembarnya.

"Tidak," Yixing menggeleng polos dan berdiri, ikut merebahkan dirinya disamping daddnya, "Lagipula triplet berisik mendapat kamar tepat di sebelahku."

Yifan tertawa mengingat ributnya si triplet.

Yifan menegakkan tubuhnya, "Daddy pergi ya?"

"Kemana?" Yixing ikut-ikutan menegakkan tubuhnya yang baru sebentar sekali menyentuk ranjangnya, "Daddy pergi kerja lagi?"

"Bukan," Yifan mengelus rambut Yixing, "Hanya mengingatkan adik-adikmu kalau ini sudah waktu untuk tidur."

"Baiklah."

Yifan keluar dari kamar Yixing dan menutup pintunya. Saat Yifan menuruni tangga dan akan menuju ke ruang keluarga, tiba-tiba ada sesuatu yang menabraknya.

Yifan menunduk dan menatap anaknya. "Chanyeol?"

"Daddy jangan menatapku heran seperti itu," Chanyeol mendongak, "Ini sudah malam dan mommy mengingatkan kami untuk pergi tidur."

Dan detik kemudian, suara derap kaki terdengar keras dan sangat jelas.

"Minggir dad!"

Jongdae dengan tidak sopannya mendorong Yifan yang berada di tengah-tengah tangga.

Yifan mencoba menjaga keseimbangannya, "Jongdae!"

"Dad, kita sedang lomba. Siapa yang sampai di kamar lebih duluan, dia yang menang." Chanyeol mencoba menjelaskan, "Aku pergi dulu dad!"

"C-Chanyeollie!"

Sia-sia. Chanyeol sudah terlanjur menyusul saudara-saudara nya, mengabaikan Yifan yang berdiri di tangga dengan mulut terbuka.


"Junmyeon? Kau belum tidur?"

Yifan membuka matanya setelah merasa Junmyeon menempelkan badannya agar lebih dekat dengan badan Yifan.

Junmyeon menatap Yifan dengan bibir yang memaju beberapa senti, "Insomnia."

"Jangan terlalu sering memikirkanku," Yifan tersenyum jahil, "Jika kau memikirkanku, kau bisa terus-terusan mengalami insomnia."

"Kau ini bicara apa sih?"

Yifan cemberut melihat Junmyeon yang sepertinya tidak tertarik dengan leluconnya.

Yifan memeluk Junmyeon, "Kau tidak merindukanku?"

"Rindu." Junmyeon menghirup bau khas Yifan yang menguar, "Benar-benar rindu."

Yifan menyeringai nakal, "Aku juga."

"Fan," Junmyeon menggeram, "Jangan making love hari ini. Bisa jadi salah satu anak kita menyusul kesini."

"Wait," Yifan menjauhkan wajahnya dan tertawa keras, "Siapa yang akan making love hari ini? Aku tidak mengatakan apapun, Myeon."

Wajah Junmyeon memerah. "Yifan, jangan tertawa keras-keras. Ini sudah malam. Kau mau membuat semua orang bangun, huh?"

Yifan tidak mengindahkan perkataan Junmyeon. Ia tetap tertawa keras karena tingkah lucu istri cantiknya itu.

"Jangan berfikiran negatif denganku." Yifan mendekatkan wajahnya lagi kearah Junmyeon, "By the way, kau cantik sekali. Manis."

"Tidak berfikiran negatif?" Junmyeon mengangkat satu alisnya, "Bagaimana ya, tapi wajahmu seperti om-om mesum."

Yifan menunjukkan wajah tersakiti, "Jahat sekali kau ini."

Junmyeon tertawa melihat reaksi Yifan. Sedangkan Yifan sendiri sedang cemberut.

"Rasakan pembalasanku, cantik."

Yifan menggelitik perut Junmyeon, membuat Junmyeon tertawa terbahak-bahak.

"Sudah, Yi-Yifan!" Junmyeon menyingkirkan tangan Yifan yang masih dipinggangnya.

Yifan sekarang berhenti, namun tangannya berada di punggung sempit Junmyeon.

"Hey, Junmyeon," Yifan menempuk keras pantat kenyal Junmyeon, "Pantat mu menggoda sekali. Seperti nya kita akan making love hari ini."

"YA! WU YIFAN!"

Tidak peduli, Yifan tetap menampilkan seringai mesumnya.


TBC/END?