Title: Complications
Disclamer: 2PM sepenuhnya milik JYP dan HOTTEST, dan para membernya hanya milik Tuhan. Benar kan?
Author: ooarekusuoo
Translator & Beta Readers: Sayaka Dini.
Pairing: Khunwoo (NichkhunxWooyoung, ninja Taecjay)
Rating: PG-13 (Language?)
Genre: Fluff, romance, a bit of comedy?
A/N [ooarekusuoo] : Well, setting di fic ini ditulis setelah drama parody 2PM "You're Beatiful". Kalau reader belum menontonnya, kusarankan untuk menontonnya, itu sangat lucu. I hope you enjoy this and my failed attempt at humour. Comments are loved.
"Taecyeon-hyung, Kenapa Nichkhun-hyung melotot padaku? Aku tidak melakukan sesuatu yang salah tapi dia terlihat sangat marah," bisik Junho pelan pada si namja kekar yang terlentang di atas sofa. Awalnya Taecyeon tidak menanggapinya, sehingga Junho berinisiatif untuk menusuk rusuknya, membangunkan Taecyeon yang nyaris terlelap.
"Menurutnya kau sudah cukup~" gumam Taecyeon mengantuk dan tidak nyambung, sambil menepuk lengan Junho.
Junho cemberut dan hendak bertanya lagi namun pendengarannya terlebih dahulu menangkap dengkuran lembut dari bibir Taecyeon. "Idiot," gumam Junho kesal dan berjalan pergi.
Tidak sulit untuk menemukan Chansung. Dari semua waktu yang dimilikinya, 90% dia gunakan di dalam dapur, menghirup semua makanan mereka seolah-olah itu udara dalam kehidupannya. Junho lebih berhati-hati saat memasuki dapur, karena dia tahu apa resiko yang dia terima jika ia mengejutkan binatang buas yang sedang menyantap makanannya.
"Chansung?" sapa Junho pelan. "Bisakah aku bertanya sesuatu padamu?"
Tampak Chansung mengangkat kepalanya dari atas makanan, sendok mencuat keluar dari mulutnya. "Tentu," gumamnya, atau setidaknya itulah yang Junho dengar, meski agak sulit dimengerti karena Chansung berbicara dengan mulut penuh. Junho sudah terbiasa dengan tingkah maknae mereka itu.
"Apa kau tahu, kenapa Nichkhun-hyung marah?" Junho bertanya sambil menyilangkan jari di belakang punggungnya.
Chansung tampak tercengang. "Kau tidak sedang bercanda kan? Masa begitu saja kau tidak tahu?"
Junho tampak gelisah. "Uhh, menurutmu seharusnya aku tahu? Tapi aku tidak tahu. Aku tidak melakukan sesuatu yang salah, jadi aku tidak mengerti, kenapa dia seolah mencoba membunuhku hanya dengan tatapan matanya?" ekspresi bingung tampak di wajah Junho.
"Aku bersumpah akan pergi ke pengadilan jika ini terus berlanjut, aku takut dia akan membunuhku saat aku tidur," katanya, lalu mendesah.
Chansung menarik sendok keluar dari mulutnya dan meletakkannya di atas meja. Berbeda dengan Junho yang tampak gelisah, Chansung malah menanggapinya dengan santai. "Hyung, kau mencium Wooyoung."
"EH? Huh?" Junho bengong untuk sesaat. "Yang benar saja. Dia marah hanya karena alasan konyol itu. Oh, ayolah. Itu hanya acting untuk parody drama dan kami sebenarnya tidak ingin hal itu terjadi!" seru Junho.
Chansung mengangkat alis, memberikan tatapan pensaran pada Junho. "Eh, itu hanya akting atau bukan, intinya kau sudah menciumnya. Kau tahu, Nichkhun-hyung tidak ingin berbagi," kata Chansung sambil menepuk perutnya yang mulai terasa kenyang.
Junho lagi-lagi mendesah. Nichkhun, hyung mereka yang dari Thailand itu memang tampak seperti malaikat kalau sedang tenang. Tapi begitu dia marah, Junho yakin iblis yang bersemayam dalam tubuh malaikat itu lebih menakutkan dari
Tidak ada pilihan lain bagi Junho. "Bisa kau berbicara dengannya? Demi aku, please?" Junho memohon pada namja yang lebih muda (dan lebih besar) darinya. Ia mencoba untuk mengeluarkan puppy eyes ala anjing, sayangnya itu tidak pernah berhasil buat Junho, karena mata sipitnya itu bahkan tidak bisa melakukan wink.
Chansung sungguh ingin tertawa ketika melihat Junho berjuang menampilkan wajah cute yang dibuat-buat itu [sejujurnya Junho bisa menjadi lebih imut jika dia tersenyum bebas], Chansung merasa tidak enak juga dengan hyung-nya itu. "Arraso," katanya, "Tapi kau juga harus menemaniku."
*KhunWoo*
^o^
*KhunYoung*
"Khunnie-hyung, jangan marah padaku, itu bukan salahku!" rengek Wooyoung, menempatkan tangannya di bahu Nichkhun yang membelakanginya. Tempat tidur itu berderit ketika Nichkhun menurunkan tangan Wooyoung dan berpindah ke sisi ranjang yang lain. "Jangan sentuh aku," katanya tajam.
"Tapi Khunnie-hyung, kau tidak adil! Bukan aku yang menulis naskah, bukan aku juga yang memilih peranku sendiri, dan sumpah, aku tidak pernah rela untuk mencium Junho!" seru Wooyoung, jelas terluka dalam nada suaranya.
Nichkhun berubah menjadi bodoh dan memperlakukannya tidak adil, dan itu membuat Wooyoung nyaris menangis.
Nichkhun berbalik dengan kasar. "Arasso. Jadi kau tidak memilih peranmu dan tidak menulis naskahnya. Aku bisa menerima hal itu. Lalu, mungkin kau sendiri juga tidak rela untuk mencium Junho, aku juga bisa menerima hal itu. Tapi kau melakukan kesalahan. Kau tidak menciumnya sekali, kau melakukannya delapan kali! Sialan!" geram Nichkhun, dan untuk kedua kalinya Wooyoung merasa takut.
"Bagaimana bisa itu menjadi salahku? Kami berdua tidak nyaman dan itu benar-benar terasa canggung. Makanya sutrada meminta kami melakukannya beberapa kali!" seru Wooyoung menumpahkan emosi yang ia tahan, dan ekspresi wajah Nichkhun mulai melembut. "Selain itu. Kau tidak seharusnya melihat…..adegan itu," katanya pelan, menatap ke lantai.
"Adegan itu? Khun, aku tidak menikmatinya, kau tidak mempercayaiku? Satu-satunya hal yang menghentikanku untuk tidak melarikan diri dan berteriak seperti gadis kecil, adalah membayangkan bahwa aku menciummu, bukan Junho. Tidak bisakah kau mengerti, kau yang kucintai?" tanya Wooyoung lembut, menampilkan wajah memohonnya pada Nichkhun.
Khun menataonya, dan mendesah. Dia ingin marah, ia ingin pergi memukul Junho tepat di wajahnya dan membantingnya di lantai, tetapi ekspresi maaf Wooyoung mencairkan segala kemarahannya.
"Arraso, aku mengerti," kata Khun. Mendadak mendorong Wooyoung dan menjepitnya ke tempat tidur. "Tapi kau tahu, aku tidak suka kalau orang mengambil punyaku tanpa seizinku," geramnya.
Wooyoung agak gugup. Ia bergeser sedikit di bawah berat badan Nichkhun yang menimpanya, tetapi dia juga senang karena sudah dimaafkan. Siapa tahu, mungkin ia bahkan sudah menyelamatkan kehidupan orang lain. Nichkhun bisa saja membunuh Junho saat tidur jika Wooyoung tidak segera menyelesaikan masalah mereka.
Nichkhun menurunkan wajahnya, mendekatkan dan tinggal beberapa inci lagi, sampai matanya menangkap sesuatu di dekat pintu.
Dua wajah penasaran itu mengintip ke dalam kamar, melalui celah antara dinding dan pintu yang hampir terbuka. Nichkhun mengeluarkan dengusan kecil jengkel dan melemparkan sepatu ke pintu, menyebabkan pintu terbanting di depan wajah mereka. Kemudian, perhatiannya kembali pada namja chubby yang ada di bawahnya.
"Sekarang, sampai mana kita tadi?"
*KhunWoo*
^o^
*KhunYoung*
"Untungnya aku mundur tepat waktu, kalau tidak, hidungku yang mancung ini pasti rusak," keluh Chansung setelah menyeret Junho dari 'acara' menguping mereka. "Tapi sisi positifnya, setidaknya aku tidak perlu menghadapi hyung marah untuk menyelamatkan hidupmu," tambah Chansung, mengubah wajah cerianya dan menatap Junho. Hyung-nya itu membalas dengan senyuman kecil.
"Ya, untungnya kita berdua bisa lolos dengan mudah. Ingatkan aku untuk berterima kasih pada Wooyoung. Aku sangat berharap aku tidak perlu menciumnya. Tapi…." Junho tampak berpikir sesaat. "Tapi kalau sekali lagi, rasanya tidak buruk juga," tambah Junho.
"Maaf, apa?" terdengar suara berat dari belakangnya, dan hati Junho langsung mencelos, mengira itu adalah Nichkhun. Dia bersumpah, dia mungkin pipis di celana sendiri meski hanya sedikit. Dia dan Chansung berbalik perlahan, takut siapa yang akan mereka lihat, dan mental Junho sudah mempersiapkan diri untuk merasakan rasa sakit setelah ini. Untungnya bagi mereka, itu hanya Taecyeon.
"Taecyeon-hyung! Babo! Besar, jahat, bertelinga besar, bergigi besar, kuno, Jaebeom mencintai orang tolol!" rancau Junho kesal dan memukul lengan Taecyeon. Kemudian dia terkekeh, jelas geli pada kenyataan bahwa ketakutannya tadi sangat konyol.
"Aku lapar," kata Chansung, lalu berjalan ke arah dapur.
"Aku heran, apa anak itu pernah berhenti makan?" Tanya Junsu saat dia berjalan keluar dari kamar mandi.
"Dia masih mending. Daripada seperti Taecyeon yang berubah menjadi besar dan pabo," kata Junho, masih kesal pada Taecyeon yang sudah mengagetkannya tadi.
Taecyeon kembali dengan seringai konyol yang besar itu, lalu berjalan pergi untuk memposisikan dirinya di sofa lagi.
"Aku penasaran, jika Wooyoung tidak segera menyelesaikan masalahnya dengan Nichkhun, apa yang akan terjadi padamu?" tanya Junsu, mengeluarkan sedikit rasa pensarannya.
"Yah, dia mungkin akan menaruh racun dalam minumanku atau menggorok leherku ketika aku sedang tidur," jawab Junho dengan desahan kecil, sekali lagi dia berpikir harus berterima kasih banyak pada Wooyoung.
"Hmm… Jika Jaebeom masih ada di sini, apa yang akan dia lakukan dalam situasi seperti ini?" tanya Junsu lagi, tapi kali ini pertanyaan itu tidak tertuju pada siapa pun secara spesifik. Heck, mungkin juga telah retoris.
"Dia mungkin akan asal menuduh tiap orang telah berkonspirasi melawan kepimpinannya," datang jawaban kasar dari sofa. Kedua Jun Brothers itu tidak bisa menahan senyumnya melihat ekspresi rindu yang dilanda Taecyeon saat menyebutkan pacarnya.
~EnD~
A/N [Aya]: Jujur, aku sedikit frustasi. Bagaimana tidak? Review yang kudapat di cerita Khunwoo sebelumnya hanya ada tiga? T-tiga? #Shock. Hanya segitu kah Hottset penggemar Khunwoo di ffn? =.='
Aku sempat malas untuk ngepublish Khunwoo…. Tapi ku rasa ini sedikit pelajaran buatku. Ternyata roda dunia memang berputar yah? Bukan hanya di kehidupan nyata, di dunia maya juga. Padahal dulu di fandom kelahiranku, review paling sedikit yang kudapatkan itu tiga belas. Tapi setelah mencoba di sini? T-tiga? #Shock-Again.
O-oke, abaikan curcolku diatas jika itu menganggu Anda. Sebelum penutup, izinkan aku untuk membalas para reader yang sudah murah hati untuk nge-review fic Khunwoo kami sebelumnya.
loppyloppy: Ukenya siapa? Jelas Wooyoung, chingu…. Nichkhun mungkin wajahnya imut dan bisa dibilang cantik seperti malaikat, tapi tubuh (kekar dan tinggi), umur dan sifat jauh lebih dewasa dari Wooyoung. Selain itu, Wooyoung sangat chubby dan bahkan tampak seperti maknae di 2PM meski dia bukan maknae.
Park Hyo Ra: Lanjutannya sih ada, tapi rated M. mau? *ngedip-ngedip jahil
Cloudcindy: Annyeon… Aya Imnida, a.k.a Sayaka Dini… hehehe…. Yah, aku aja agak bingung pas baca ulang,, [=,=] gamshahamnida ^,^
Sekali lagi, gamshahamnida yang udah mau ngereview kemarin ^,^
dan salam kenal dengan Aya….^o^
Oke, sekian dari saya. Bersediakah Oppa-oppa, Unnie-unnie, dongsae-dongsae sekalian untuk meninggalkan review-nya. Pantaskah diri saya diberi semangat kembali melalui review? Dan ngepublish fic Khunwoo koleksiku yang lainnya? Hanya Anda yang tahu... *ngedipin mata#Plaak!*
~Dini~
a.k.a
~Aya~
